Pemberantasan Buta Aksara Berbasis Tutorial Terpadu Bagi Masyarakat (original) (raw)
Related papers
Pembelajaran Buta Aksara Berbasis Inovasi DI Desa Air Hitam
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal
Literacy education is education for anyone who is illiterate, whether children or parents or even the elderly. What must be considered in this matter is that literacy education is a very sensitive education, an attitude that seems to be patronizing tends to be responded negatively. They tend to avoid, reject and feel offended when treated like children. They will reject learning situations that conflict with their self-concept as independent individuals. the method is carried out after observation and study of the material, the results achieved after the presentation of the material read, write, count are quantitative results. The ability of citizens to learn after functional literacy learning in the advanced literacy sector was assessed in the good category. This can be seen from the results that show that the results obtained by residents from those who are not yet fluent in reading, writing, and arithmetic, are now fluent in reading, writing, and arithmetic.
Reduksi Buta Aksara melalui aplikasi Magguru Mabbaca pada kelompok remaja masjid di Desa Pationgi
ABSYARA, 2022
Buta aksara menjadi isu krusial di Indonesia yang mencapai 3,56%. Secara spesifik, angka buta aksara yang tinggi juga masih terjadi di Desa Pationgi Kecamatan Patimpeng pada kalangan remaja tidak sekolah. Salah satu penyebabnya yaitu kultur masyarakat dengan sebagian besar orang tua yang tidak pernah mengenyam pendidikan sehingga berlanjut ke anaknya. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk mereduksi buta aksara pada kalangan remaja masjid Desa Pationgi melalui bantuan aplikasi Magguru Mabbaca. Magguru Mabbaca merupakan gabungan data, video, audio, teks dan bunyi-bunyian yang ditampilkan. Metode Pelaksanaan meliputi penyuluhan yang dilakukan di lokasi mitra, pelatihan dengan dua tahap pelatihan mulai pengenalan dan pengoperasian aplikasi serta pendampingan guna melihat peningkatan pengetahuan dan pemahaman mitra akan membaca serta berhitung. Hasil dari pelaksanaan pengabdian ini yaitu mitra mengalami peningkatan signifikan pada komponen pengetahuan dan penerapan teknologi dengan masing-masing peningkatan sebesar 85% dan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa mitra mengalami peningkatan signifikan dalam membaca dan berhitung melalui penerapan aplikasi Magguru Mabbaca. Oleh karena itu, Magguru Mabbaca dapat menjadi solusi kepada masyarakat di Sulawesi Selatan yang masih memiliki kuantitas penyandang buta aksara yang tinggi untuk direduksi melalui introduksi aplikasi secara holistik.
2015
Kegiatan pendampingan masyarakat ini berjudul “Program Percepatan Penuntasan Buta Aksara terhadap 100 Warga Belajar pada Masyarakat Pesisir Malangke Kab. Luwu Utara Sulawesi Selatan”. Secara umum, kegiatan ini bertujuan mengakselerasi penuntasan buta aksara melalui pengembangan kemampuan baca, tulis, dan berhitung warga masyarakat buta aksara sehingga mampu mengakses informasi yang sangat diperlukan bagi peningkatan kualitas hidupnya. Persentase rata-rata nasional ketunaksaraan usia 15-59 tahun secara nasional berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 mencapai 5,02 persen dari jumlah penduduk di Indonesia yakni sebanyak 7,5 juta jiwa. Khusus untuk di Kabupaten Luwu Utara, warga yang buta huruf masih tergolong tinggi. Berdasarkan perhitungan badan pusat statistik (BPS) yakni mencapai 92,99 persen untuk usia 15-50 tahun dari total penduduk yang ada yakni 292.765 jiwa. Sasaran intervensi kegiatan ini adalah warga masyarakat baik usia sekolah maupun lanjut yang belum bisa membaca, men...
Pelatihan Membaca Untuk Pengentasan Buta Aksara DI Wilayah Kota Langsa
Jurnal Vokasi - Politeknik Negeri Lhokseumawe, 2018
Pemberantasan buta aksara merupakan salah satu program pendidikan non formal yang menjadi upaya pemerintah untuk mengentaskan masyarakat dari kebodohan dan kemiskinan. Buta aksara adalah ketidakmampuan seseorang untuk membaca dan menulis. Hal ini menjadi masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kota Langsa. Adapun beberapa faktor penyebab buta aksara dapat diidentifikasi dari kemiskinan penduduk, putus sekolah dasar (SD), dan kondisi lingkungan sosial masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimanakah metode/teknik pelatihan membaca yang efektif untukpengentasan buta aksara di wilayah kota langsa. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Langsa yang mengalami buta aksara. Potensi yang dimiliki adalah memberikan pengetahuan kepada warga yang mengalami buta aksara tentang pentingnya pendidikan. Kemudian, mengurangi jumlah warga yang mengalami buta aksara di wilayah Kota Langsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cer...
Strategi Pemberantasan Buta Huruf Melalui Spas Pada Masyarakat Tombolo Kabupaten Gowa
PAMBUDI
The aim of this community services was conducted to sharpen of respondents’ sensitivity and the ability to identify, understand, interpreter, make, communicate, and count. In the end of this program, to involve the learning continuously in which individuals probably got their goals, to develop their knowledge and capacity, and full participation of their community and in whole community. Method was applied in this program namely method that emphasized the respondents’ participation. There were three steps in implementing the programs namely: (1) planning, (2) action, (3) evaluation stages. There were 40 respondents from their ages beginning from 12 to 55 years old and they had productive age. The results of this community services, there were increasing respondents’ literacy each kinds of community services more than 70%. Based on post test results showed that there were 90% (36 respondents) had to be able to read, 92% (37 respondents) had to be able to write, and 85% (34 respond...
Pengentasan buta aksara berbasis pendekatan “semua anak cerdas” untuk guru SD
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
This service activity aims to improve the literacy and numeracy skills of elementary school (SD) children in Karang Sidemen Village, North Batukliang District, Central Lombok Regency through the "All Smart Children" Program which trains teachers regarding the urgency of learning basic literacy and numeracy for children. , and how to teach basic literacy and numeracy using the TaRL (Teaching at the Right Level) method. The activity is carried out in stages, namely 1) Coordination meeting, 2) Simulation of material presentation, 3) Preparation of activity logistics, 4) Implementation of workshop activities consisting of 2 waves, and 5) Evaluation of success indicators seen from the increase in scores on pretest-posttest which are grouped into 4 levels. There are differences in the characteristics of low-grade teachers and high-grade teachers during the training activities. Based on the results of the pretest and posttest, it is known that there are 24 out of 31 participants who experienced an increase in level. Workshop activities can be considered quite successful with the percentage of success of training activities in general is 77.41%.
Seminar Nasional Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M), 2020
Program ini mengusung Desa Lembang Lohe menuju Desa Literasi dengan menciptakan kultur budaya baca melalui peningkatan minat baca masyarakat Lembang Lohe. Metode yang digunakan adalah: pelatihan recruitment dan upgreading relawan literasi, pengajaran kepada semua warga desa Lembang Lohe sebanyak 60 orang usia 20-59 tahun yang terdiri Dari Dusun Usa, Dusun Tanatea dan Dusun Arajang, Pembentukan Rumah Belajar Masyarakat. Hasil yang dicapai adalah (1) Masyarakat memiliki pengetahuan baca tulis hitung meningkat 85% dari sebelumnya hal ini karena kendala yang dihadapi warga belajar karena keterbatasan penglihatan, lupa sehingga butuh pengulangan lebih, (2) Setelah proses pendampingan 100% warga belajar merasakan manfaatnya sebagai orangtua berjanji bahwa pendidikan sangat penting sehingga anak cucu mereka diprioritaskan bersekolah daripada bekerja, (3) Terbentuk 12 orang relawan Literasi di Desa Lembang Lohe sebagai pendamping Masyarakat dalam menciptakan kultur baca masyarakat, (4) Tercipta 3 tempat rumah Belajar di masing masing dusun.
Abdi Psikonomi, 2021
Komunitas NGADEM Merupakan salah satu tempat bagi pemuda Sukoharjo dan sekitarnya, yang memiliki semangat belajar atau meningkatkan kemampuan belajar al-Qur'an. komunitas NGADEM melakukan pembinaan intensif belajar al-Qur'an bagi para anggotanya diwujudkan pada kegiatan yang mereka lakukan. terbatasnya jumlah ustadz pendamping membuat anggotanya sigap dalam membantu terlaksannya kegiatan mengaji ini. banyak dari anggota ini masih belajar membaca al-Qur;an dnegan baik dan benar. hal tersebut membuat kegiatan ini patut untuk terus dilaksnakan oleh pengurus dan ustadz komunitas NGADEM. kata Kunci: pendampingan, buta aksara Al-Qur'an, Komunitas NGADEM
Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2021
Buta aksara (kemampuan membaca dan menulis) merupakan salah satu faktor yang menghambat kualitas sumber daya manusia. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat berdampak pada sikap masyarakat terhadap pentingnya pengetahuan dan pendidikan itu sendiri. Adanya keterbatasan sarana belajar yang tersedia di Kelurahan Penatoi, terbatasnya sumber daya manusia yang tersedia, terbatasnya dana pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di masyarakat atau faktor keengganan masyarakat memperparah keadaan yang membuat masyarakat tetap buta huruf. Salah satu hal mendasar yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pemberantasan buta huruf (tidak pandai membaca dan menulis) di kalangan masyarakat. Tujuan dari kegiatan pengabdiaan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan aksara (membaca dan menulis) masyarakat Kelurahan Penatoi dengan cara memberikan pengetahuan dasar baca tulis kepada masyarakat, keterampilan dalam tulis-menulis, dan kemampuan membaca. Dal...
Peran Unesco Dalam Pemberantasan Buta Aksara DI Indonesia Tahun 2007-2012
2014
This research describes the role of UNESCO in eradication of illiteracy in Indonesia, 2007-2012 (Case Study: Papua) Illiteracy is a problem that occurs in almost every country in the world. Illiteracy is also strongly related to poverty, backwardness and helplessness. In 2005, the illiterate population in Indonesia is still around 18.4 million people, which means a state with the 8th largest illiterate population in the world. The high level of illiteracy in Indonesia are caused by five main causes, namely the elementary school dropout , weighing geographical condition of Indonesia, the emergence of new illiterate, the influence of sociological factors, as well as the return of a person becoming illiterate sufferers. The research method used is a descriptive of qualitative research method about the facts. This research is an explanatory that describe about problem, indication, policies, and actions. In writing techniques, the author’s collect and collate data through library researc...