Pembelajaran Buta Aksara Berbasis Inovasi DI Desa Air Hitam (original) (raw)
Related papers
Pemberantasan Buta Aksara Berbasis Tutorial Terpadu Bagi Masyarakat
QARDHUL HASAN: MEDIA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Desa Pasir Angin Kec. Megamendung Kab. Bogor merupakan salah satu desa yang menjadi sasaran pemberantasan buta aksara untuk meningkatkan Angka Melek Huruf (AMH) Kab. Bogor. Beberapa hal yang menjadi penyebab tingginya angka buta huruf di desa Pasir Angin yaitu karena layanan pendidikan yang sulit dijangkau, biaya yang mahal, serta tingkat kesadaran dan motivasi belajar warga yang masih rendah. Program peberantasan buta aksara berbasis tutorial terpadu menjadi salah satu solusi alternatif untuk menangani warga buta aksara di Desa Pasir Angin. Model pelaksanaan pemberantasan buta aksara berbasis tutorial terpadu merupakan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan keterpaduan antara pendidikan keaksaraan fungsional dan pendampingan oleh keluarga. Artinya setelah warga belajar mengikuti pembelajaran bersama tutor maka ketika warga belajar pulang ke rumah maka keluarga ikut berkontribusi melakukan pendampingan belajar. Program pemberantasan buta aksara di Desa Pasir Angin dilaksanakan selama ...
Jurnal PKM Setiadharma
Dusun Bavuaya merupakan salahsatu dusun di Desa Karuvia di Donggal Sulawesi Tengah. Keberadaan masyarakat yang masih tradisional membuat masyarakat menjadi wilayah yang tertinggal dalam berbagai hal. Selain masalah jarak yang jauh dari pusat desa karena hidup ditengah pegunungan. Masalah utama lain masyarakat di pegunungan Kecamatan Pinembani yang masih buta huruf 99%. Dalam rangka ikut serta program pemerintah dan bersama menjalankan sebuah pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut. Artikel ini menunjukkan bahwa sekalipun tantangan dalam pelayanan misi daerah pedalaman sangat sulit namun dengan melalukan Misi Kemitraan beberapa kendala utama dapat teratasi dan menunjukkan hasil positif. Program ini bertujuan juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tertinggal secara sosial.
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021
Pengembangan inovasi mengajar merupakan hal yang harus dilakukan untuk di era new normal ini, sebagai sarana membantu pendidikan yang ada di masyarakat, yang selama pandemi mengalami kendala dalam segala hal.Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan mutu dan kualitas belajar walaupun dalam masa transisi era new normal, dengan menerapkan inovasi mengajar literasi dan numerasi yang diharapkan dapat membangkitkan semangat belajar di era new normal, serta mampu memperluas pengetahuan masyarakat di Kelurahan Panji Sari, dan membawa dampak positif dalam dunia pendidikan.Program ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan kualitatif deskriptif karena mampu menyajikan gambaran secara detail tentang suatu situasi. Pengambilan data pada program ini dilakukan dengan teknik observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi.Hasil dari program mengajar di desa ini adalah terbentuknya masyarakat berkualitasyang mampu meningkatkan mutu pendidikannya walau terhalang pandemi covid-19, dan sadar a...
Sebuah pembelajaran kepada masyarakat buta aksara ternyata sangat bermanfaat. Banyak masyarakat di tengah dunia modern yang masih belum lancar baca-tulis. Siapa yang bertanggungjawab? Melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan beberapa trik yang cukup menyenangkan bagi mereka. Hasilnya 80 % dari mereka dapat membaca dan menulis lancar. Merekapun belajar sangat bermakna, sesuai kebutuhan mereka. Hal ini yang membuat mereka senang dan merindukan kegiatan ini.
Seminar Nasional Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M), 2020
Program ini mengusung Desa Lembang Lohe menuju Desa Literasi dengan menciptakan kultur budaya baca melalui peningkatan minat baca masyarakat Lembang Lohe. Metode yang digunakan adalah: pelatihan recruitment dan upgreading relawan literasi, pengajaran kepada semua warga desa Lembang Lohe sebanyak 60 orang usia 20-59 tahun yang terdiri Dari Dusun Usa, Dusun Tanatea dan Dusun Arajang, Pembentukan Rumah Belajar Masyarakat. Hasil yang dicapai adalah (1) Masyarakat memiliki pengetahuan baca tulis hitung meningkat 85% dari sebelumnya hal ini karena kendala yang dihadapi warga belajar karena keterbatasan penglihatan, lupa sehingga butuh pengulangan lebih, (2) Setelah proses pendampingan 100% warga belajar merasakan manfaatnya sebagai orangtua berjanji bahwa pendidikan sangat penting sehingga anak cucu mereka diprioritaskan bersekolah daripada bekerja, (3) Terbentuk 12 orang relawan Literasi di Desa Lembang Lohe sebagai pendamping Masyarakat dalam menciptakan kultur baca masyarakat, (4) Tercipta 3 tempat rumah Belajar di masing masing dusun.
Pelatihan Membaca Untuk Pengentasan Buta Aksara DI Wilayah Kota Langsa
Jurnal Vokasi - Politeknik Negeri Lhokseumawe, 2018
Pemberantasan buta aksara merupakan salah satu program pendidikan non formal yang menjadi upaya pemerintah untuk mengentaskan masyarakat dari kebodohan dan kemiskinan. Buta aksara adalah ketidakmampuan seseorang untuk membaca dan menulis. Hal ini menjadi masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kota Langsa. Adapun beberapa faktor penyebab buta aksara dapat diidentifikasi dari kemiskinan penduduk, putus sekolah dasar (SD), dan kondisi lingkungan sosial masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimanakah metode/teknik pelatihan membaca yang efektif untukpengentasan buta aksara di wilayah kota langsa. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Langsa yang mengalami buta aksara. Potensi yang dimiliki adalah memberikan pengetahuan kepada warga yang mengalami buta aksara tentang pentingnya pendidikan. Kemudian, mengurangi jumlah warga yang mengalami buta aksara di wilayah Kota Langsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cer...
Reduksi Buta Aksara melalui aplikasi Magguru Mabbaca pada kelompok remaja masjid di Desa Pationgi
ABSYARA, 2022
Buta aksara menjadi isu krusial di Indonesia yang mencapai 3,56%. Secara spesifik, angka buta aksara yang tinggi juga masih terjadi di Desa Pationgi Kecamatan Patimpeng pada kalangan remaja tidak sekolah. Salah satu penyebabnya yaitu kultur masyarakat dengan sebagian besar orang tua yang tidak pernah mengenyam pendidikan sehingga berlanjut ke anaknya. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk mereduksi buta aksara pada kalangan remaja masjid Desa Pationgi melalui bantuan aplikasi Magguru Mabbaca. Magguru Mabbaca merupakan gabungan data, video, audio, teks dan bunyi-bunyian yang ditampilkan. Metode Pelaksanaan meliputi penyuluhan yang dilakukan di lokasi mitra, pelatihan dengan dua tahap pelatihan mulai pengenalan dan pengoperasian aplikasi serta pendampingan guna melihat peningkatan pengetahuan dan pemahaman mitra akan membaca serta berhitung. Hasil dari pelaksanaan pengabdian ini yaitu mitra mengalami peningkatan signifikan pada komponen pengetahuan dan penerapan teknologi dengan masing-masing peningkatan sebesar 85% dan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa mitra mengalami peningkatan signifikan dalam membaca dan berhitung melalui penerapan aplikasi Magguru Mabbaca. Oleh karena itu, Magguru Mabbaca dapat menjadi solusi kepada masyarakat di Sulawesi Selatan yang masih memiliki kuantitas penyandang buta aksara yang tinggi untuk direduksi melalui introduksi aplikasi secara holistik.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Yang Buta Huruf
ABSTRAK Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif kualitatif dan teknik Purposive Sampling.ditunjang pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, teknik dokumentasi dari hasil foto dan arsip yang dimiliki pemerintah setempat. Dalam penelitian ini Pemerintah setempat, pengelolah, tutor atau pengajar, dan masyarakat yang buta huruf di desa Bontomarannu yang dianggap bisa memberikan informasi atau data yang sesuai dengan penelitian.Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan diselenggarakannya program Pemberdayaan masyarakat desa yang buta huruf telah tercapai, yaitu adanya kemajuan warga belajar dalam bidang sosial maupun ekonomi. Secara sosial, masyarakat yang dulunya buta huruf sekarang mampu membaca, menulis, dan berhitung. Sedangkan secara ekonomi, masyarakat mampu berwirausaha secara mandiri dengan menerapkan materi keterampilan fungsional yang telah diberikan pada waktu proses pembelajaran program pengentasan buta huruf yang dilaksanakan oleh PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Satria Galesong. Kata Kunci : Pemberdayaan, Masyarakat, Buta Huruf. PENDAHULUAN Pendidikan adalah hal yang utama didalam kehidupan era sekarang ini.Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal dan pendidikan non formal.Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecekatan seseorang berpikir tentang dirinya dan lingkungannya.Melihat kondisi pendidikan di Indonesia, masih perlu dilakukan pembenahan diberbagai bidang pendidikan.Dilihat dari ruang lingkup di Indonesia yang sempit ini, masih saja ada masyarakat yang terbelakang yaitu masih banyak masyarakat yang menyandang status buta huruf.Dalam kurun waktu beberapa tahun, nampak bahwa usaha pemerintah daerah untuk menurunkan angka buta huruf tidak selalu berhasil di semua daerah.Secara nasional, Sulawesi Selatan bahkan masuk dalam kategori daerah dengan angka buta huruf yang masih tinggi.Yang terjadi malah sebaliknya; angka buta huruf mengalami kelonjakan. Tentunya kelonjakan itu disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya
KKN Unej 15 Revolusikan Belajar 4.0 IKAI (Inovatif, Kreatif, Aktif, dan Kreatif) di Desa Kalibaru Wetan, 2020
Abstrac : The covid-19 outbreak has affected several areas. One of them is the field of education. To prevent the chain of transmission from expanding, the government through the Ministry of Education and Culture issued a study from home policy. At the time of this policy, some groups complained about the lack of learning facilities and the lack of time to supervise the children's learning process. Some of them also complained that during the online learning process parents had to spend quite a lot of money to buy internet quota so that their children could continue to study at home. To answer this question, the authors provide learning innovations in the form of using the Quipper School platform, Loose Parts Materials, and Exploring Nature. The results obtained from several implementation of learning media are that children are more active in learning outside the home by complying with health protocols, parents can monitor children's learning outcomes easily, but on the other hand some still have difficulty using the Quipper School platform because the time tends to be short. Keyword : Covid-19, study from home, Loose Parts Materials, Exploring Nature Abstrak : Adanya wabah covid-19 membuat beberapa bidang ikut terdampak. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Untuk mencegah rantai penularan semakin meluas pemerintah melalui kemendikbud mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah. Di saat adanya kebijakan ini beberapa kalangan mengeluhkan kurangnya fasilitas belajar dan kurangnya waktu pengawasan terhadap proses belajar anak. Beberapa diantaranya juga mengeluhkan selama proses belajar online para orang tua harus mengeluarkan cukup banyak biaya untuk membeli kuota internet agar sang anak dapat tetap belajar di rumah. Untuk menjawab pertanyaan ini penulis memberikan inovasi pembelajaran berupa penggunaan platform Quipper School, Bahan Loose Parts, dan Jelajah Alam. Hasil yang didapatkan dari beberapa pengimplementasian media pembelajaran adalah anak-anak lebih aktif belajar di luar rumah dengan mematuhi protokol kesehatan, orang tua dapat memantau hasil belajar anak dengan mudah, namun di lain sisi beberapa masih kesulitan dalam penggunaan platform Quipper School karena waktu yang cenderung singkat. Kata Kunci : Covid-19, belajar di rumah, Quipper School, Bahan Loose Parts, Jelajah Alam
2015
Kegiatan pendampingan masyarakat ini berjudul “Program Percepatan Penuntasan Buta Aksara terhadap 100 Warga Belajar pada Masyarakat Pesisir Malangke Kab. Luwu Utara Sulawesi Selatan”. Secara umum, kegiatan ini bertujuan mengakselerasi penuntasan buta aksara melalui pengembangan kemampuan baca, tulis, dan berhitung warga masyarakat buta aksara sehingga mampu mengakses informasi yang sangat diperlukan bagi peningkatan kualitas hidupnya. Persentase rata-rata nasional ketunaksaraan usia 15-59 tahun secara nasional berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 mencapai 5,02 persen dari jumlah penduduk di Indonesia yakni sebanyak 7,5 juta jiwa. Khusus untuk di Kabupaten Luwu Utara, warga yang buta huruf masih tergolong tinggi. Berdasarkan perhitungan badan pusat statistik (BPS) yakni mencapai 92,99 persen untuk usia 15-50 tahun dari total penduduk yang ada yakni 292.765 jiwa. Sasaran intervensi kegiatan ini adalah warga masyarakat baik usia sekolah maupun lanjut yang belum bisa membaca, men...