PRODUKSI DALAM ISLAM SOSIOLOGI AGAMA SEM. 4.docx (original) (raw)
Related papers
SOSIOLOGI AGAMA , 2021
Produksi dalam konvensional sebagai sebuah proses penambahan nilai guna atau manfaat suatu barang dengan tujuan kesejahteraan. Walaupun memiliki esensi yang sama dengan konvensional, tetapi ekonomi Islam memiliki perbedaan dalam mencapai kesejahteraan itu, karena dalam Islam ada tujuan lain tidak hanya kesejahteraan individu namun juga maslahah bagi masyarakat dan tidak hanya memikirkan keuntungan. Sehingga dalam Islam juga terdapat prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah dalam berproduksi yaitu harus sesuai dengan syariat Islam. Dalam penggunaan factor-faktor produksi (tanah/alam, tenaga kerja, modal, dan organisasi) juga dilakukan sesuai ketentuan syariat Islam dan tidak merusak lingkungan. Optimalisasi resourcesseperti yang dikehendaki oleh ekonomi Islam belum dapat tercapai apabila produsen berproduksi pada saat tingkat marginal product mencapai puncaknya. Namun titik optimum produksi yang dilakukan oleh suatu industri adalah pada saat penggunaan sumber daya sudah mencapai titik optimal https://uia.e-journal.id/alarbah/article/view/1055
Kegiatan produksi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Bahkan, produksi digunakan sebagai salah satu indikator terhadap tingkat kesejahteraan suatu negara lewat perhitungan GDP (Gross Domestic Product). GDP merupakan nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode (kurun waktu) dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berada (berlokasi) dalam perekonomian tersebut.
WAKAF PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
This article is aimed to oversee the rule and significance of cash waqf in Indonesia as a new social tool to alleviate poverty. Library research is employed to analyze the development of cash waqf in Indonesia. Cash waqf is introduced as a new concept of waqf to solve many social problems in society. In Indonesia it has been legalized by both Islamic scholar and national law so that Muslims have a chance to maximize its utilization. To improve and extend cash waqf functions for social purposes it is important to every waqf organization to develop its human resources capacity, mainly in its professionalism, commitment, and understanding of cash waqf importance for development.
PRINSIP PRODUKSI DAN PERILAKU PRODUSEN DALAM EKONOMI ISLAM
Produksi adalah proses yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian didistribusikan sehingga dapat dikonsumsi oleh para konsumen. Produksi termasuk salah satu kegiatan ekonomi, yang merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Oleh karena itu, ekonomi islam telah mengatur segala bentuk kegitaan ekonomi yang salah satunya adalah kegiatan produksi agar sesuai dengan tuntutan dan syariat islam. Dalam ekonomi islam telah digariskan beberapa prinsip produksi. Pertama, motivasi berdasarkan keimanan, hal ini menunjukkan bahwa tujuan seorang pengusaha muslim tidak semata-mata mencari keuntungan maksimum, tetapi puas terhadap pencapaian tingkat keuntungan yang wajar (layak). Kedua, berproduksi berdasarkan azas manfaat dan maslahat. Ketiga, mengoptimalkan kemampuan akalnya. Keempat, adanya sikap tawazun (keberimbangan). Kelima, harus optimis. Keenam, menghindari praktik produksi yang haram. Dalam aktivitas produksinya, produsen mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang/jasa. Ghazali menyebutkan bahwa beberapa faktor produksi antara lain: pertama, tanah dengan segala potensinya, sebagai barang yang tidak akan pernah bisa dipisahkan dari bahasan tentang produksi; kedua, kualitas dan kuantitas produksi sangat ditentukan oleh tenaga kerja; ketiga, modal/capital, objek material yang digunakan untuk memproduksi suatu kekayaan ataupun jasa ekonomi; keempat, manajemen produksi, untuk mendapatkan kualitas produksi yang baik diperlukan manajemen yang baik juga; kelima, teknolog, alat-alat produksi baik berupa mesin, pabrik maupun yang lainnya; keenam, bahan baku ataupun material yang berupa pertambagan, pertanian, dan hewan.
MAKALAH KONSEP MUSLIM PRODUKTIF
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam ini dengan judul "Sumber Ajaran Agama Islam" Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
fikri asholahudin, 2021
Manusia sebagai khalifah dimuka bumi, penciptaan manusia adalah penciptaan yang sempurna. Selain manusia diberikan akal dan daya, Allah memberikan fasilitas yang dibutuhkan manusia dan semuanya berada di bumi yang diciptakannya. Tujuan manusia dalam memakmurkan bumi adalah agar manusia dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkannnya selama di bumi, oleh karenanya manusia wajib bekerja dan berusaha. Produksi adalah kegiatan awal dalam aktivitas ekonomi, produksi pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa atau menghasilkan dan menambah nilai guna barang dan jasa. Produksi bukan hanya sebagai aktivitas dalam memenuhi kebutuhan pribadi tapi juga untuk mendapatkan keuntungan. Produksi tidak hanya bertujuan menciptakan yang tidak ada menjadi ada, melainkan juga menghasilkan kegiatan produksi yang berdaya guna. Produksi dilandasi nilai-nilai islam dengan prinsip maqasid al-syari’ah. Produksi tidak bisa lepas dari faktor sebagai alat produksi berupa faktor alam/tanah, faktor tenaga kerja, faktor modal dan faktor manajemen/organisasi Prinsip-prinsip Produksi Dalam Ekonomi Islam Al-Quran dan Hadits memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi yaitu: 1. Tugas manusia sebagai khalifah dibumi harus memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalannya. 2. Islam selalu mendorong kemajuan dibidang produksi. menurut Yusuf Qardhawi, Islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan pada penelitian, eksperimen dan perhitungan. 3. Teknik berproduksi diserahkan kepada keahlian manusia karena rasulullah penah bersabda bahwa “kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”. 4. Dalam bereksperiman dan berinovasi pada prinsipnya Islam menyukai kemudahan, menjauhi mudharat dan memaksimakan manfaat. Adapun kaidah-kaidah dalam memproduksi adalah: 1. Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi. 2. Mencegah kerusakan di muka bumi. 3. Produksi dimaksudnkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran. 4. Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuam kemandirian umat. 5. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik.