Pembacaan Lintas Tekstual: Tantangan Ber-Hermeneutik Alkitab Asia (2) (original) (raw)
Related papers
Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat
On November 7, 2017, the Constitutional Court of the Republic of Indonesia, decision number 97/PUU-XIV/2016, finally granted an accusation against several points of the Demography Administration Law. If not properly addressed, the decision will erode the number of members of the ethnic churches in Indonesia. The decision will be a driving force for them to reformulate their identities as believers and not Christians. Two historical backgrounds that made excesses of the decision namely the excesses of the G30S/PKI 1965 events that caused a large number of local believers to become Christians and the European nation's missionary legacy that was less friendly to Indonesian local cultures. To address this, I propose an alternative reading of the Bible that is friendlier to local beliefs - namely Cross-textual Hermeneutics. I will use the Protestant Batak Karo Church (GBKP) as a case study. Keywords: Hermeneutics, mission, identity, Karo, cultural-belief, Cross-textual Hermeneutics.
Membaca Teks dalam Pandangan Poskolonial: Catatan Kritis atas Bacaan Terhadap Teks Kitab Suci
Superior and inferior are two confronted words which are in postcolonial to build an awareness of "oppression". Oppression is not only in physical form, but more concerning is oppression in the mind. Postcolonial is a way of thinking to build an awareness of oppression. It did not merely show the residues of the Colonial mind, but at the same time gave a new postcolonial interpretation and tried to form a postcolonial identity. Postcolonial will always come into contact with two things namely text and context. Text and context are two things which always dialogue by interpreters. Thus talking about postcolonial means being unable to escape from context, text and interpreters. This paper will describe how the text deals with the context and how the interpreter treats the text. Interpreters may be wrong in treating the text (according to their interests), thus making others become subalterns. This means that the process of interpreting is also political action.
Menalar Hermeneutika Kitab Suci (tugas Mata kuliah Hermeneutika)
Istilah Kitab Suci dan Alkitab sering kita dengan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi apakah kitab Suci dan Alkitab sama? Kata Alkitab berasal dari bahasa Semit -ketib‖ yang artinya menulis. Alkitab sering dipakai oleh orang-orang kristen Protestan. Kita pun demikian biasa memakai kata itu. Tapi orang Katolik lebih senang memakai nama Kitab Suci. Sebab di dalamnya mengandung ajaran-ajaran dari Tuhan. Dengan demikian ajaran itu disebut suci. Kitab Suci mempunyai dua bagian yakni Perjajian Lama dan Perjajian Baru. Keduanya berbicara tentang perjanjian antara Allah dan manusia. Tetapi dalam Perjanjian Lama lebih mengungkapkan perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. Di mana Allah menjanjikan keturunan kepada Abraham, terlebih Allah menjanjikan Tanah Kanaan yang kata dan subur untuk bangsa Israel. Untuk memenuhi janji itu, Allah menuntun bangsa Israel dalam perjalanan menuju ke tempat itu. Meskipun demikian, ada saja bangsa Israel yang selalu memberontak terhadap Allah. Tapi Allah selalu setia kepada bangsa itu karena Dia adalah Allah Yang Maha Pengasih. Perjanjian Baru juga berbicara tentang perjanjian Antara Allah dan Manusia lewat Yesus Kristus, Allah yang turun ke dunia. Dalam hal ini, Allah menjanjikan datangnya penyelamat dunia. Itulah yang dipenuhi dalam Perjanjian Baru. Di mana Yesus Kristus Putera Allah turun ke dunia untuk menebus dosa manusia dan menyelamatkan mannusia. Hal itu terjadi melalaui kelahiran, karya, sengsara, wafat, dan berpuncak pada kebangkitan Kristus Putera Allah. Dengan demikian Yesus lahir, berkarya, sengsara, dan bangkit untuk mannusia. Karena itu Ia membuka jalan menuju pada Kanaan atau Yerusalem Baru yakni kerajaan Surga. Selain itu, ketika Yesus naik ke surga Ia menjanjikan kepada para rasul bahwa Roh Kudus akan datang menaungi mereka. Jadi Perjanjian Lama memiliki kaitan erat dengan Perjajian Baru. Di mana dalam Perjanjian Lama, Allah menjanjikan Juru Selamat yang akan datang ke dunia. Hal itulah yang dinubuatkan oleh para nabi dalam perjanjian Lama. Perjanjian Baru yang memenuhi hal itu dan memang terjadi bahwa Yesus Kristus yang adalah Allah turun ke dunia untuk hidup bersama dengan manusia. Yang pada akhirnya Yesus bangkit dan menyelamatkan mannusia. Dengan demikian, hal-hal itulah yang akan diterangkan dalah karya ilmiah ini. Selain itu, dalam karya ini, terdapat beberapa pemahaman tentang hermeneutika. dalam hal ini, dijelaskan tentang arti hermeneutika, metode dalam penafsiran Kitab Suci dn lain-lain. 2 intinya bahwa dalam karya ini ilmiah ini mengulas secara umum tentang seluk beluk yang dipelajari dalam Kitab Suci. Catatan singkat kitab-kitab dari Kitab Kejadian sampai Wahyu dicantumkan juga dalam karya ini. Semoga karya ini membantu pembaca untuk lebih memahami seluk beluk yang termuat dalam Kitab Suci. 3 BAB I MEMAHAMI HERMENEUTIKA 1.1.Pengertian Hermeneutika Hermeneutika Alkitab adalah suatu usaha untuk menjelaskan, menginterpretasi dan menerjemahkan teks-teks Alkitab. 1 Dalam hal ini Kitab Suci perlu diterjemahkan dan diartikan serta dijelaskan agar isinya dapat dipahami oleh umat. Lewat penafsiran itu, umat dapat memahami pesan yang disampaikan dari teks Kitab Suci itu. Dengan kata lain Hermeneutika adalah suatu bentuk enafsiran Kitab Suci. Secara Etimologis, hermeneutika berasal dari bahasa Yunani -ερμηνευτική" yang diambil dari nama dewa Hermes. 2 Kata Yunani ερμηνευτική" (hermeneuin) memiliki arti menafsirkan, mewartakan sesuai dengan nama dewa Hermes dalam mitologi Yunani. Dengan demikian hermeneutika secara etimologis berarti suatu bentuk penafsiran atas sesuatu yang belum diketahui makna sesungguhnya. Dalam artian, penafsiran itu mengarah pada pencarian arti dan pesan pada apa yang hendak ditafsirkan. 1.1.1. Hermeneutika dalam Perspektif Islam Secara harafia, hermeneutika berarti tafsir. Secara etimologis, hermeneutika berasal dari bahasa Yunani hermeneuin yang berarti menafsirkan. Istilah itu menunjuk kepada seorang tokoh mitologis dalam mitologi Yunani yang bernama Kermes (Mercurius). Bagi para pakar hermeneutika, Hermes dihubungkan dengan Nabi Idris. Dimana dalam mitologi Yunani, Hermes dikenal sebagai dewa yang bertugas menyampaikan pesan-pesan Dewa kepada manusia. Dari tradisi itu, hermeneutika kemudian berkembang sebagai penafsiran Kitab Suci dan kemudian dipakai sebagai penafsiran secara umum dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora. 3 Hermeneutika bukan sekedar tafsir saja, tetapi satu metode tafsir atau dalam filsafat dikatakan sebagai filsafat penafsiran. Dalam hal ini, penafsiran digunakan dalam menafsirkan Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kitab tanzil, lafzhan wa ma'nan (lafal dan 1 Lih. http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika\_Alkitab. diunduh tangga l 3 Mei 2014 2 Dewa Hermes dikenal didalam metodologi Yunani sebagai dewa yang bertugas mewartakan berita dari para dewa kepada manusia. Ia menjadi jembatan antara para dewa dan mannusia. 3 Adian Husani dkk., Hermeneutika dan Tafsir Al-Quran, Depok, 2006. Hal. 7-8 4 maknanya) dari Allah. 4 Berbeda dengan Kitab Suci dalam gereja Katolik yang merupakan tulisan dari para Murid yang diinspirasikan dari Roh Kudus. Al-Qur'an adalah Kitab yang diturunkan langsung dari Allah melalui Muhamad. Penafsiran digunakan dalam Aal-Qur'an dengan tujuan agar orang mampu memahami apa yang dikatakan dalam Al-Quran itu. Dengan memahami apa yang dikatakan dalam Al-Qur'an, orang akan lebih memiliki iman kepada Allah dan mampu membagikan pemahaman dan pengetahuan itu kepada jemaat lain. 1.1.2. Hermeneutika dalam perspektif Katolik Hermeneutika dalam perspektif Katolik deartikan juga sebagai penafsiran. Penafsiran itu ditujukan pada penafsiran Kitab Suci. Sumber utama hermeneutika adalah Kitab Suci. 5 Penafsiran Kitab Suci menjadi suatu bentuk pencarian arti dan pesan dalam suatu teks dalam Kitab Suci. Dengan penafsiran kita dapat dibantu untuk mencari pesan utama apa yang terkandung di dalam teksi. Dengan demikian kita tidak mudah keliruh dan bahkan salah dalam menafsirkan teks. Meskipun demikian, hermeneutika dapat membantu umat untuk mengetahui pesan utamanya, -namun hermeneutika menjadi juga masalah dalam studi Alkitab masa kini. Dimana hermeneutika tidak hanya menyita perhatian para ahli saja, melainkan juga menimbulkansangat banyak kebingungan bagi publik pada umumnya. Dalam hal ini dipaparkan contoh pertanyaan seperti, apa makna sesungguhnya Alkitab? Diantara begitu banyak penafsiran yang saling bertentangan, mana yang benar? Jika dipandang secara seksama, masalah yang paling kompleks dan kontrovesial ini, meskipun jelas tidak akan menjawab semua pertanyaan secara memuaskan, mudah-mudahan dapat 4 Ibid. Hal.9 5 Ungkapan Kitab Suci sering disamakan dengan istilah Alkitab (Bdk. LAI. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Yayasan Komunikasi Bina Kasih 2008. Hal. 567). Jadi -Alkitab adalah kumpulan semua kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang ditulisa atas ilha Roh Kudus. Isi Akitab diyakini oleh kaum berman sebagai sabda Allah. Alkitab adalah buku yang berisi wahyu Allah yang memuat kesaksian iman umat Allah. Alkitab memuat sejarah keselamatan yang memuncak pada diri Yesus Kristus‖ (Ernest Mariyanto. Kamus Liturgi Sederhana. Kanisius 2004. Hal.12 (Alkitab)). Dalam Liturgi Alkitab memiliki tempat sentaral karena merupakan pusat dari seluruh ajaran Gereja. 5 memberikan sedikit kejelasan pada sumber-sumber dari beberapa kebingungan mengenai makna dari teks Alkittab‖ 6 1.2.Sejarah Hermeneutika Pada tahun 1893 tepat pada tanggal 18 Novermber, dalam Ensiklik Providentissimus Deus, Paus Leo XIII mengkritik secara keras liberanisme. 50 tahun kemudian Paus Pius XII dalam ensiklik Divino Afflante Spiritu, tanggal 30 September 1943 memberi dukungan positif bagi metode-metode modern untuk memahami Kitab Suci. Penghargaan positif memberikan hadiah bagi Konsili Vatikan II khususnya dalam Dei Verbum tanggal 18 November 1965 sebagai sintesis ditegaskan kembali pokok-pokok pemikiran yang disampaikan Paus Pius XII juga wawasan abadi dari para teolog. Patristik memberikan sumbangan bagi pemakai Firaman Allah yang tertulis dalam bahasa manusia dan diwariskan bagi generasi zaman-kezaman. Seratus tahun sesudah Providentisimus Deus dan 50 tahun Divino Afflantes Spiritu dalam bentuknya yang baru sesudah Konsili Vatikan II, Komisi Kitab Suci kepausan menerbitkan buku Penafsiran Alkitab dalam Gereja yaitu pada tahun 1993, sebagai bentuk penghargaan dari berbagai metode penafsiran. 1.3.Tujuan Hermeneutika Hermeneutika atau penafsiran Alkitab tentunya memiliki tujuan yang harus dicapai. Adapun tujuan utama dari penafsiran ini adalah agar Sabda Allah bisa semakin menjadi santapan rohani bagi segenap anggota Umat Allah untuk tersu-menerus menjadikan sumber kehiduan iman, harap dan kasih. Dengan demikian menjadi terang bagi seluruh imat manusia. Dengan hermeneutika memberikan deskripsi singkat atas berbagai metode dan pendekatan sambil menunjukan berbagai kemungkinan yang ditawarkan keterbatasannya. Artinya bahwa, seringkali banyak orang untuk mengartikan atau menafsirkan keliru tentang ungkapan yang tertulis dalam Kitab. Dengan penafsiran ini, kita dapat dibantu untuk melihat arti sesungguhnya dalam menafsirkan teks Kitab Suci. 6 LBI. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: kanisius 2006. Hal. 21 6 1.4. Metode Hermeneutika Metode hermeneutika merupakan suatu bentuk pendekatan untuk mencari tahu arti dan meksud dari isi kitab itu. Dengan metode yang dipakai dalam menafsirkan Kitab Suci membantu kita untuk mampu menemukan pesan yang sesungguhnya dari isi kitab itu. Adapun pada bagian ini terdapat beberapapa metode kritik dalam hermeneutika, yakni sebagai berikut: 1.4.1. Kritik Teks 7 Kiritik teks adalah sebuah upaya menelusuri susunan naskah Alkitab dengan cara membaca, mengamati bahasa asinya,membandingkan dengan bagian-bagian ayat dalam Alkitab sendiri agar memperoleh kejelasan tentang teks itu sendiri. 8 Dengan kritk teks, isi Kitab Suci yang ditafsirkan bisa lebih dipahami pesan apa yang terkandung dalam isi teks itu. Dalam kritik teks ini juga...
HERMENEUTIKA SEBAGAI METODA INTERPRETASI TEKS AL-QUR'AN
Hermeneutics is part of the study of philosophy that aims to understand and interpret texts (including religious texts) elusive becomes easy, and explain the meaning of the text as objectively as possible. In the process of understanding and interpretation of the text, will always appear the assumption that there are three entities involved, namely the world author, the world of the text, and world readers. If any of the three subjects that far from each other, either because of time, place and culture, the text becomes a thing alien to readers. In such circumstances, the text easily misunderstood. For this reason, the theory of text interpretation, which is commonly known as hermeneutics, is indispensable. Areas of arable hermeneutics is covering text, context and contextual.
Alam Tarlam, 2022
ABSTRACT The Bible is one of the oldest holy books in the world used by both Jews and Christians. The Bible is the beginning of hermeneutic studies to understand a text. The demands of the reality of reading texts in the present era necessitate methodological enrichment, especially in sacred texts such as religious scriptures. In this context, Islamic thinkers in the field of Tafsir al-Qur'an try to study hermeneutics. A branch of science interpreting texts that are no longer possible to confirm with the author/author. As the relative truth contained by ta'wil (allegic) which is known in the classical interpretation of the Qur'an, Hermeneutics also presents an analysis product that contains relative truth. That is why, Hermeneutics requires "rukun" or requirements so that the analysis product is as close as possible to the intent of the creator of the text. Through an analysis of the philosophy of language, this paper attempts to provide an overview of how hermeneutics works as an approach to Bible study. Based on this analysis, it was found that Hermeneutics and the Bible are a very related unit of discussion, because the giron or the study of hermeneutics is studying the understanding of texts including the Bible. Keywords : hermenetik, interpretasi, interpretasi. ABSTRAK Bible merupakan salah satu kitab suci tertua di dunia digunakan oleh Yahudi dan Kristen. Bibel sebagai awal mula kajian hermeneutik untuk memahami sebuah teks. Tuntutan realitas pembacaan teks era sekarang meniscayakan pengayaan metodologis, terutama pada teks-teks sakral semisal kitab suci keagamaan. Dalam konteks ini, para pemikir Islam di bidang Tafsir al-Qur’an mencoba mengkaji hermeneutika. Suatu cabang ilmu menafsirkan teks yang tidak lagi memungkinkan dikonfirmasi kepada pencipta/penulisnya. Sebagaimana kebenaran relatif yang dikandung oleh ta’wil (alegoric) yang dikenal dalam tafsir al-Qur’an klasik, Hermeneutika juga menyuguhkan produk analisis yang mengandung kebenaran relatif. Itulah sebabnya, Hermeneutika membutuhkan “rukun” atau persyaratan agar produk analisisnya sedekat mungkin kepada maksud pencipta teks. Melalui analisis filsafat bahasa, makalah ini mencoba memberikan gambaran umum bagaimana hermeneutika bekerja sebagai suatu pendekatan dalam pengkajian Bible. Berdasarkan analisis tersebut ditemukan bahwa Hermeneutik dan Bibel adalah satu kesatuan bahasan yang sangat berhubungan, karena giron atau kajian hermeneutika yaitu mengkaji pemahaman teks temasuk Bible. Kata kunci: hermenetik, interpretasi, bibel.
Membangun Teologi Pertanian Melalui Pembacaan Lintas Tekstual Injil Matius Dan Kosmologi Jawa
BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Dewasa ini pertanian yang dijalankan seringkali mengandalkan pestisida yang mengakibatkan kerusakan tanah dan ketidakseimbangan ekosistem. Ini disebabkan manusia tidak merasa sebagai bagian dari alam. Artikel ini bertujuan menggali keteladanan Yesus Kristus sebagai seorang petani seperti yang dituliskan dalam Injil Matius dan menghubungkannya dengan kearifan kosmologis budaya Jawa. Harapannya akan membangun sebuah teologi pertanian kontekstual yang menghargai dan menjaga keharmonisan hidup alam. Metode yang digunakan adalah pembacaan lintas tekstual, yaitu mengambil pesan positif dari dua teks/konteks yang disandingkan untuk membangun sebuah bentuk teologi yang kontekstual. Hasilnya, teologi pertanian kontekstual menekankan bahwa bertani adalah sebuah ibadah yang mendorong manusia untuk menjaga kelestarian alam semesta dengan kesadaran bahwa manusia dan alam adalah sesama saudara diciptakan oleh Tuhan. Keduanya harus saling menjaga dan melindungi. Di dalam kesatuan tersebut mereka m...
Memahami Teks Suci Secara Kontekstual dengan Hermeneutika
2020
This paper aims to understand the sacred text contextually with hermeneutics. Hermeneutics is a bundles of theories, philosophical methods that focus on the problem of understanding texts. Sacred texts becomes difficult to understand and complicated, therefore, it is necessary to have an explanation, translation, and interpretation in order to be easily understood. Textual understanding of the sacred text must be change to be contextual because textual methods of teaching can risk creating intolerant and exclusive religious attitudes. We know that all religions teach goodness and peace on earth, but, there are often erroneous overly literal interpretations supported by fanatical attitudes towards religion that make them consider their actions always right in the name of religion. An interpreter in this case, needs to pay attention to the context of the sacred text when it is revealed, not just to focus on text analysis. The sacred texts which served as guidelines for religious people naturally make the sacred texts as a guide to solve their problems. However, in this life, we find many problems that haven't actually happened in the past. Therefore, contextual adjusments to the sacred texts are needed in order to make the interpretation of the sacred texts relevant to current conditions.
JURNAL At-Tibyan Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir, 2017
In this paper, some methodologies were identified that have traditionally been used by the Muslims to read the Al-Qur'an. Then, it is shown how the methodology that led to mix between the Koran and secondary religious texts, as well as resulting in the marginalization of the Koran in Muslim religious discourse, whereas the Al-Qur'an itself has a unique status as the holy book of Islam. In analyzing about textuality, studied two conceptualizations of the relationship, ie, between the word of God and the times, and the conservative approach and progressive approach, the following impact on the interpretation of the Koran. Finally, we review some of the historical trend in the formation of knowledge, methods, and religious significance, to highlight the role of the state and the entire community in the process of interpretation.