Partisipasi Politik pada Pemilih Pemula (original) (raw)

Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pesta Demokrasi

Politica: Jurnal Hukum Tata Negara dan Politik Islam, 2019

Beginner voters have different characteristics with older people in general. Beginner voters tend to be critical, self-contained, independent and are not satisfied with the establishment, pro-change and so on. The characteristics condusive to building a community of intelligent voters in the general election voters have rational consideration in determining his choice. For example, because the integrity of the political party leaders nominated, track record or work programs are offered. Because it has not had experience in presidential elections, beginner voters need to know and understand the various matters related to the election is held, what are the stages of the election, anyone who is eligible to participate in the elections, how the procedures for exercising the right to vote in elections and so on. The beginner voters expexted that still can maintain their political participation, so that when the quota rights of beginner voters can be run by continuing to participate at th...

Partisipasi Politik Pemilih Pemula pada Pemilu 2024

Triana, 2024

First-time voters play a crucial role in the electoral process. This year, Indonesia conducted elections to choose members of the DPR, DPRD, President, Vice President, and DPD. In this election, particular attention is given to the participation of first-time voters, with an estimated 52% of young voters predicted to participate. However, the lack of awareness about democracy and low political education among first-time voters could potentially decrease voter turnout in the upcoming 2024 elections. Recognizing the importance of the participation of first-time voters, especially in the forthcoming elections, there is a need for community outreach and education on political participation, particularly targeting Sekaran Village in Wonosari Sub-District, Klaten Regency, which has a total of 64,760 registered voters. This community service initiative aims to enhance the awareness of first-time voters about the significance of political participation. The results of this initiative show an increase in awareness among young people, particularly first-time voters, as evidenced by their enthusiasm for fulfilling their electoral duties.

Kepercayaan Politik dan Partispasi Politik Pemilih Pemula

Mediapsi, 2018

This research aimed to examine the relationship between political trust and political participations among young voters. One hundred and five young voters participated in this quantitative study, sampled by using non-probability sampling (purposive sampling). Data were collected by using Political Trust Scale and Political Participation Scale, both developed by Akhrani (2016). Data obtained from this study were then analysed by using Pearson's Product Moment technique. The result showed that significant correlation between political trust and political participation do exist (r=0.296, n=105, p=0.002). This result implies that the higher the political trust is, the higher the political participation will be. This study have practical implication that votes from young voters matter significantly for political party as they constitute 20% of overall voters. Therefore, in order to win young voters' vote, government and political parties should improve their political performance.

Pemilih Pemula "Cerdas Pemilu

J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2020

ABSTRAKFokus utama pengabdian ini adalah mencerdaskan pemilih pemula dengan memberikan pengayaan materi pendidikan politik dikalangan siswa-siswi Madarasah Aliyah Muallimin dan Muallimat Yogyakarta sebagai kelompok sasaran dalam mengikuti pemilihan Presiden/Wakil dan para wakil rakyat di tahun 2019. Indikator bagi pemilih cerdas diasumsikan paling tidak : 1. Memahami jejak rekam para kontestan secara baik. 2. memahami visi-misi calon Presiden/Wakil, dan wakil rakyat dengan baik. 3. Memahami komitmen keberpihakan kontestan terhadap isu-isu kepentingan rakyat, isu anti korupsi dan non diskriminasi terhadap semua orang. 4. Mampu mengatasi isu/berita kampanye negatif (negative campaign ) dan isu/berita hoax terhadap para kontestan. 5. Terinternalisasi sikap anti money politics, kesediaan untuk turut mengawasi terselanggaranya Pemilu yang jurdil dan luber. Metode pendekatan berbasis partisipatif aktif dan interaktif dengan model ceramah, pelatihan, dan participatory learning/role playing...

Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014 diKota Surabaya

Pemilih pemula adalah warga negara yang baru pertama kali memperoleh hak suara pada saat pemilihan umum (pemilu). Jumlah pemilih pemula begitu besar, di Kota Surabaya ada sekitar 500 ribu jiwa atau 28% dari total DPT Kota Surabaya pada saat Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014. Dengan jumlah yang besar dan belum mempunyai pengalaman dalam memberikan hak suara saat pemilu membuat pemilih pemula menjadi bagian penting dalam setiap pemilu dan dapat mempengaruhi tingkat partisipasi politik disuatu daerah. Penelitian ini menjelasakan tentang partisipasi pemilih pemula kota Surabaya pada Pileg 2014 dengan menggunakan metode kuantitatif eksplanatif. Pemilih pemula dalam penelitian ini dibatasi pada kalangan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Surabaya. Penyebaran sampel menggunakan teknik cluster random sampling dilakukan di 7 (tujuh) SMAN Surabaya dengan jumlah responden sebanyak 369 siswa kelas XI dan XII yang terdaftar di DPT sebagai pemilih pemula. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu teori perilaku memilih dengan 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan sosiologis, psikologis, dan rasional. Hipotesis diuji dengan menggunakan bantuan SPSS 16 dengan teknik analisa data menggunakan frekuensi dan tabulasi silang (cross tabulation) sehingga dapat membuktikan hipotesis penelitian ini bahwa H a diterima dan H o ditolak. Karena sebagian besar pemilih pemula Kota Surabaya turut berpartisipasi pada Pileg 2014.

Media Sosial, Trust, dan Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PSIKOLOGI UNISSULA, 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan penggunaan media sosial (Social media used) terhadap kepercayaan (trust) dan partisipasi politik (political participation) pada pemilih pemula. Luaran dari penelitian ini adalah sebuah model yang mengasosiasikan variabel-variabel penggunaan media sosial, kepercayaan dan partisipasi politik pada pemilih pemula. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa model yang diajukan mendapat dukungan data empirik dari lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Jumlah responden penelitian sebanyak 150 mahasiswa yang berdomisili di Yogyakarta. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini : skala penggunaan media sosial, skala kepercayaan, dan skala partisipasi politik. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tehnik analisis model persamaan struktural (Structural Equation Model-SEM). Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis terbukti.

Rasionalitas Politik Pemilih Pemula DI Tegalsari Surabaya

2016

Abstrak Pemilihan umum merupakan salah satu realisasi dari sistem demokrasi berfungsi menampung aspirasi masyarakat yang pluralistik, dalam menentukan calon pemimpin rakyat. Demokrasi bermakna “rakyat berkuasa” atau government or rule by the people”. Pendidikan politik yang masih cenderung rendah berdampak pemilih pemula menjadi sasaran praktik money politic. Selain itu, sikap apatis dan terdapat golput dalam pemilihan umum merupakan efek nyata dari rendahnya pendidikan politik. Mendasar pada persoalan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengkaji rasionalitas politik pemilih pemula pada pemilihan umum presiden tahun 2014. Penelitian ini menggunakan teori tindakan rasionalitas Weber dan motif tindakan Alfred Schutz untuk membongkar motif sebab (because of motive) dan motif tujuan (in order to motive) rasionalitas politik pemilih pemula. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Penelitian kualitatif dengan pen...

Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Bingkai Jejaring Sosial DI Media Sosial

Jurnal ASPIKOM, 2018

The purpose of this research to identify the social networking of early voters in the social media and its influence toward political participation. Using qualitative approach, the data is primarily collected through focus group discussion and in-depth interview with 63 college students chosen purposively in 3 big cities; Bandung, Jakarta, and Surabaya. Research results show that social media is massively used by the early voters for interacting and communicating because it needs no physical preparation and revelation of their original personality. The network is easily accessed, both on campus and at home, which sustains higher intensity in using social media. While networking socially, the early voters only interact and communicate with old acquaints, thus the networking does not aim for developing a new network. Their participation in politics is considered low, have less understanding about politics, and have not participated yet, both online and offline. Social media has become their primary source of political news and information for discussing with family and peers face-to-face. Discussion result becomes a consideration for their political decision making. The contribution of this research is to give perspectives on political participation of novice voters in social media in order to motivate social media users to become politically literate.

Tingkat Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 DPRD Sampang

Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat partisipasi politik pemilih pemula di desa Ketapang Timur dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 DPRD Sampang dan faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 DPRD Sampang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan variabel tingkat partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014. Populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 582 pemilih pemula. Sedangkan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yaitu di ambil 20% dari populasi yang ada atau sebanyak 116 responden. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari penelitian di lapangan maka dapat di temukan tingkat partisipasi politik pemilih pemula di desa Ketapang Timur dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 DPRD Sampang di kategorikan sebagai partisipasi politik aktif, sebab dilihat dari jumlah responden sebanyak 86,21% pemilih pemula yang ikut berpatisipasi pada saat pemungutan suara secara langsung untuk mencoblos dengan total skor sebanyak 93,11% yang dikategorikan sangat berperan atau partisipasinya dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan dari prosentase sebanyak 13,79% pemilih pemula tidak ikut mencoblos. Faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 di desa Ketapang Timur karena ada kesadaran, kepercayaan dan keyakinan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 DPRD Sampang. Pemilih pemula ingin mencari sosok wakil rakyat yang bisa membawa perubahan-perubahan yang ada di daerah tersebut. Kata kunci: partisipasi politik, pemilih pemula, pemilihan umum legislatif Abstract This study aimed to describe the level of political participation of voters in Ketapang Timur village with the implementation of the legislative elections Parliament Sampang in 2014 and factors that influence political participation voters in legislative elections Parliament Sampang in 2014. The method used in this research is quantitative descriptive with variable levels of political participation of voters legislative elections in 2014. Existing population in this study amounted to 582 voters. While the sample is selected in this study were part of the population that is taken 20% of the population, or as many as 116 respondents. Based on data obtained from research in the field, it can be found levels of political participation voters in Ketapang Timur village with implementation of the legislative elections Parliament Sampang in 2014 with categorized as active political participation, as seen from the number of respondents is 86.21% voters who participate at the time of voting directly for voting with a total score of 93.11% were categorized as very instrumental or participation in the very high category. While the total percentage of 13.79% of voters do not come to vote. Factors affecting voters political participation in the implementation of the legislative elections in 2014 in the village of Ketapang Timur because there is awareness, trust and confidence to participate in the implementation of the legislative elections in 2014 Parliament Sampang. Voters want to find a figure representative of the people who can bring changes in the area.

Partisipasi Politik Pemilih Pemula Etnis Minoritas Pasca Reformasi

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora

Muda-Mudi Budhayana Surabaya merupakan pemilih pemula yang mempunyai perhatian dan berpartisipasi terhadap Pemilu, biasanya kelompok minoritas tidak mempunyai kepedulian terhadap agenda politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap partisipasi kelompok minoritas dalam agenda pemilu paska era reformasi, ini juga untuk membuktikan bahwa mereka tidak hanya peduli terhadap dunia bisnis dan ekonomi, namun juga mempunyai perhatian dan berpartisipasi terhadap pemilu. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode campuran antara kuantitaf dan kualitatif, supaya lebih menghasilkan penelitian yang mendalam. Peneliti menggunakan teori voting behavior untuk menganalisis perilaku pemilih Muda-Mudi Budhayana, yaitu seperti apa saja perilaku mereka dalam dunia politik. Hasil penelitian menggambarkan bahwa perilaku politik mereka berpartisipasi aktif dalam pemilu dengan wawasan politik terbuka setelah dicabutnya Instruksi Presiden No. 14 tahun 1967. Implikasi penelitian ini dalam dunia...