Tingkat Tutur dalam Bahasa Sasak dan Bahasa Jawa (original) (raw)
Related papers
Sudirman Wilian - Tingkat Tutur dalam Bahasa Sasak dan Bahasa Jawa
2006
This paper discusses about speech levels in Sasak, the language of the indigenious people of the island of Lombok, examining the style, meaning and some historical background of the speech levels. Based on the data, it shows that Sasak, like Javanese and Balinese, also contains low, mid, high and few honorific vocabularies which are assumed to have been borrowed from Javanese (Steven, 1975; Nothofer, 1975). However, the use of the high and honorific variations are scarecly heard in the everyday common Sasaks conversation. In most occurrences, the high speech level is pronounced only among the so called menak Sasaks and its surrounding. Therefore, it rejects the idea that Sasak speech levels is as elaborate and complex as Javanese due to the fact that Sasak has only a few high and honorific vocabularies known by the Sasak aristocracy.
Tingkat Tutur pada Cerkak di Web Page Jawasastra
Sutasoma : Jurnal Sastra Jawa
Javanese is one of the unique regional languages because it has speech levels which are shown through spoken language in daily life conversations, while forms of written language are usually applied through Javanese literary works. This article aims to analyze the form and factors that cause the occurrence of speech levels used by the characters in cêrkak that represent people's lives. This study was studied using a qualitative descriptive method and analyzed using a sociolinguistic approach in the speech level study. The research data is sourced from documents of speech level that originating from dialogues between characters in five cêrkak on the Jawasastra web page. Research subjects were selected through purposive sampling, while data was collected through document analysis. The data were analyzed with an interactive analysis model through data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. In this study, four variations of speech levels were found...
Pergeseran Pemakaian Tingkat Tutur (Basa Alus) Bahasa Sasak DI Lombok
Linguistik Indonesia
This study is aimed at finding out the factors influencing the decreasing use of Base Sasak Alus (honorific Sasak language) among the youths in Sasak, Lombok. Based on the quantitative and qualitative data gained through survey, interview and participant observation over several villages near and out of the three regency-city cetnters of Lombok, it was found out that the average youth mastery of the Sasak honorific vocabularies is far from adequate, and for the other their competence in using and constructing Sasak speech level is also ‘poor’, their score being respectively 56,58 and 51,55. There are some factors that are addressed to have triggered the decreasing use of the high language variety. First and for most important, the inadequate transfer of Base Alus from parents and elder family members to children in the home domain causes the lack of exposure of the high language variety and lead to the minimum opportunity for teenagers to listen and practice the honorific vocabula...
Tingkat Tutur Pengisi Fungsi Subjek Bahasa Korea dan Bahasa Jawa
2020
The aim of this study is to explain Korean and Javanese subject honorific and identify its similarities and differences. To accomplish it, this research was conducted using literature review method. Data related to the Javanese language were taken from two Javanese drama scripts, namely Mak Ana Asu Mlebu Ngomah and Bantul Sangsaya Pinunjul , and Javanese drama titled Sri Ngilang by George Quinn. Korean language data was taken from television drama, Misaeng and Fight for My Way . Based on the analysis that has been carried out, despite the difference of the honorific system of Korean dan Javanese, Javanese has subject honorific as described in the Korean honorific system. Both languages use words that have honorific meaning to honor the subject and use words that are usually used for the animal to dishonor the subject of the sentence. The difference between both languages on subject honorific is Korean subject honorific is mainly realized grammatically, whereas in Javanese is re...
Alus Enduk dalam Sistem Tutur Masyarakat Sasak
MABASAN
Stratifikasi bahasa Sasak tidak hanya terdiri atas tingkatan kasar, biase, alus biase, dan alus utame tapi juga alus enduk. Tingkatan terakhir terbilang baru karena penamaan baru diberikan pada tahun 2007 dan belum jelas posisinya dalam tingkata tutur Bahasa Sasak. Untuk itu, tiga desa (Bayan, Gerung, dan Tiwugalih) diambil sebagai sampel mewakili masing-masing variasi dialektal bahasa Alus bahasa Sasak. Tingkatan ini tidak memiliki kosakata sendiri seperti yang lain. Kosakata yang digunakan lebih banyak mengambil dari tingkagtan kasar dan biase dibandingkan dengan dua tingkatan yang lain. Posisi tingkatan ini berada setelah alus utame.
Tingkat Tutur Bahasa Jepang Dan Bahasa Jawa: Analisis Kontrastif
2012
In Japanese speech levels, a polite form is known as Keego, which consists of Sonkeego, Kenjoogo, and Teeneego. In Javanese, such a form is called Unda-Usuk. It consists of Ngoko (divided into Ngoko Lugu, Antya Basa, and Basa Antya), Madya (divided into Madya Ngoko, Madyantara, and Madya Krama), and Krama (divided into Mudha Krama, Kramantara, and Wreda Krama). Based on the results of the contrastive analysis used in this paper, it was found out that there are similararities as well as differences between Keego and Unda-Usuk. Both of them have honorific forms as well as humble forms. The difference is that in Japanese there are two concepts known as Uchi and Soto. This means that Japanese pay attention to who a speaker is talking to and who is being discussed. Another difference is that Ngoko can not be contrasted with Keego. Krama Inggil and Krama Andhap do not belong to speech levels. Both are lexicons giving varieties to the existing speech levels, whereas Sonkeego and Kenjoogo a...
2020
Tulisan ini memaparkan tentang aspek leksikal bahasa Sasak dan perilaku sintaksisnya yang unik dan berbeda dengan bahasa lainnya. Tulisan ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan di delapan wilayah pengguna bahasa Sasak. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam, teknik simak catat, dan teknik kerja sama dengan informan, kemudian data dianalisis dengan metode distribusional dan metode padan, yang direalisasikan dengan teknik perluasan, teknik pelesapan, teknik pembalikan urutan, dan teknik referensial. Dalam penelitian ini ditemukan 28 wujud aspek bahasa Sasak yang dikelompokkan menjadi 11 kategori. Setiap aspek leksikal bahasa Sasak tersebut memiliki berbagai keunikan dalam perilaku sintaksisnya. Biasanya, aspek leksikal bahasa berdistribusi dengan verba membentuk frase verbal namun aspek bahasa Sasak diikuti oleh enklitik, contoh dalam kalimat jekanku mangan ‘sedangku makan’ dalam bahasa Indonesia tidak berterima, namun dalam ba...
Relasi Kekerabatan Bahasa Sasak dan Bahasa Banjar
Deiksis
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi relasi kekerabatan BS dan BB. Ada empat isu yang dibahas, yakni leksikostatistik, glotokronologi, korespondensi bunyi, dan perubahan bunyi berdasarkan kosakata PAN. Data berbentuk kosakata dasar Swadesh dalam BS, BB, dan PAN. Data dalam BS diperoleh dengan metode introspektif. Sementara itu, data dalam BB dan PAN diperoleh dari sumber tertulis. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, data dianalisis dengan teknik leksikostatistik dan glotokronologi untuk menentukan persentase kekerabatan, waktu pisah, dan tingkat kekerabatan kedua bahasa tersebut. Secara kualitatif, analisis dilakukan untuk mengidentifikasi korespondensi bunyi dan perubahan bunyi berdasarkan kosakata PAN. Hasil analisis data menunjukkan bahwa BS dan BB memiliki hubungan kekerabatan di tingkat keluarga bahasa dengan persentase kekerabatan sebesar 57% dan waktu pisah sekitar 1.192-1.488 tahun yang lalu atau 533-829 M jika dihitung dari tahun penelitian (2021). Adapun korespondensi bunyi ditemukan sejumlah dua belas perangkat, yakni korespondensi bunyi /ǝ-a
Bahasa Sasak Halus Dan Prilaku Sosial Masyarakat Dan Penuturannya
2013
ABSTRAK Konflik-konflik horizontal yang sering terjadi antarmasyarakat Sasak dewasa ini terbukti tidak dapat diselesaikan secara permanen melalui pendekatan-pendekatan konvensional. Fenomena ini menjadi indikasi bahwa prinsip-prinsip kerukunan yang tercermin dalam penghargaan, penghormatan, dan prasangka baik tidak tersentuh dengan pendekatan- pendekatan konvensional tersebut, sehingga konflik-konflik tersebut terus berulang, tanpa henti. Prinsip-prinsip kerukunan di atas ternyata sepenuhnya ada pada prinsip-prinsip yang dianut dalam bahasa halus, tidak terkecuali bahasa Sasak Halus. Dengan demikian, mengabaikan penggunaan bahasa halus baik antaranggota keluarga maupun antaranggota masyarakat merupakan salah satu cara meninggalkan prinsip-prinsip kerukunan tersebut. Akibatnya hubungan sosial antaranggota keluarga atau masyarakat menjadi mudah retak dan hancur, sehingga konflik-konflik antarmereka menjadi mudah tersulut. Revitalisasi penggunaan bahasa Sasak Halus yang saat ini mulai ...
Tingkatan bahasa Jepang dan Undak-usuk bahasa Jawa
2012
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -http://www.simpopdf.com PERSEMBAHAN Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT semata dan shalawat serta salam selalu tercurahkan untuk baginda Rasulullah SAW. Semoga yang menjadi kaum beliau semua mendapatkan syafa'atnya di yaumul akhir nanti, Amin. Akhirnya karya yang terinspirasi dari almarhum ayahanda tercinta yang sudah ditunggu-tunggu ini dapat terselesaikan sesuai dengan penuh harapan. Karya yang sederhana ini saya persembahkan kepada: Ø Ibu dan Bapak (alm) tercinta yang sudah membesarkanku, merawat, mendidikku dan senantiasa mendoakanku; Ø Istriku yang selalu setia menemaniku, terima kasih buat semuanya; Ø Semua kakakku tercinta, Mas Topo, Mas Har, Mas Ko, Mbak Sri, Mbak Mi, Mbak Ning, Mas Eka, dan lainnya, terima kasih atas doa dan bantuannya; Ø Kagem pak lik lan bulik kula sedoyo, lan kagem moro sepuh kula, Kula ngaturaken matur suwun ingkang kathah, amargi pandonganipun panjenengan sedoyo, Skripsi kula menika alhamdulillah dumugi paripurna; Ø Buat Om Rauf & Tante Yoyok sekeluarga yang selalu mendukungku, selalu memberi bantuannya saya ucapkan banyak terima kasih, semoga Allah SWT melipatgandakan pahala kalian semua, amin;