Sosialisasi Pemilu 2019 Untuk Pemilih Pemula Kota Depok (original) (raw)

Sosialisasi Pendidikan Demokrasi pada Pemilih Pemula

Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat

Tahun 2024, Indonesia akan memasuki tahun pesta demokrasi sebagai sumber kekuatan politik yang mengakomodir kedaulatan rakyat demi keterwakilan yang adil. Pemilih pemula merupakan “hal yang seksi” yang diperebutkan oleh partai politik. Oleh karena itu, sasaran pengabdian masyarakat ini adalah siswa kelas XII SMA yang baru akan memiliki pengalaman pertama dalam memilih. Metode yang digunakan adalah sosialisasi langsung ke sekolah sasaran yakni SMAN 13 Konawe Selatan. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait pemilu baik syarat maupun implikasi pelaksaan pemilihan umum bagi para siswa yang memiliki hak suara.Sosialisasi ini merupakan ajang untuk menambah pengetahuan para siswa dalam menghadapi demokrasi di Indonesia utamanya pada pemilihan umum yang akan mereka hadapi untuk pertama kalinya.

Pemilih Pemula "Cerdas Pemilu

J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2020

ABSTRAKFokus utama pengabdian ini adalah mencerdaskan pemilih pemula dengan memberikan pengayaan materi pendidikan politik dikalangan siswa-siswi Madarasah Aliyah Muallimin dan Muallimat Yogyakarta sebagai kelompok sasaran dalam mengikuti pemilihan Presiden/Wakil dan para wakil rakyat di tahun 2019. Indikator bagi pemilih cerdas diasumsikan paling tidak : 1. Memahami jejak rekam para kontestan secara baik. 2. memahami visi-misi calon Presiden/Wakil, dan wakil rakyat dengan baik. 3. Memahami komitmen keberpihakan kontestan terhadap isu-isu kepentingan rakyat, isu anti korupsi dan non diskriminasi terhadap semua orang. 4. Mampu mengatasi isu/berita kampanye negatif (negative campaign ) dan isu/berita hoax terhadap para kontestan. 5. Terinternalisasi sikap anti money politics, kesediaan untuk turut mengawasi terselanggaranya Pemilu yang jurdil dan luber. Metode pendekatan berbasis partisipatif aktif dan interaktif dengan model ceramah, pelatihan, dan participatory learning/role playing...

Partisipasi Politik Pemilih Pemula pada Pemilu 2024

Triana, 2024

First-time voters play a crucial role in the electoral process. This year, Indonesia conducted elections to choose members of the DPR, DPRD, President, Vice President, and DPD. In this election, particular attention is given to the participation of first-time voters, with an estimated 52% of young voters predicted to participate. However, the lack of awareness about democracy and low political education among first-time voters could potentially decrease voter turnout in the upcoming 2024 elections. Recognizing the importance of the participation of first-time voters, especially in the forthcoming elections, there is a need for community outreach and education on political participation, particularly targeting Sekaran Village in Wonosari Sub-District, Klaten Regency, which has a total of 64,760 registered voters. This community service initiative aims to enhance the awareness of first-time voters about the significance of political participation. The results of this initiative show an increase in awareness among young people, particularly first-time voters, as evidenced by their enthusiasm for fulfilling their electoral duties.

Efektivitas Sosialisasi Komisi Pemilihan Umum Daerah pada Pemilih Pemula dalam Pemilu Kepala Daerah di Masa Pandemi Covid 19

Kaganga, 2022

The purpose of the study was to find out the effectiveness of the socialization carried out by the Regional General Election Commission (KPUD) of Bulungan Regency for the beginner voter group in the implementation of the Regional Head Election during the COVID-19 pandemic. The research method uses a qualitative descriptive approach using primary and secondary data types. Methods of collecting data by means of interviews and secondary data documentation. The results showed the effectiveness of the socialization in the form of: Procedures and selection of objectives, utilization of resources, budget, facilities, infrastructure, integration and achievement of objectives, all of which had been carried out well by the Bulungan Regency KPUD during the covid-19 pandemic. The conclusion of the research is that the KPUD in disseminating the general election to young voters has been quite effective, both procedurally, technically and innovatively.

Pelatihan Pemilih Pemula dalam Rangka Memberikan Pendidikan Politik dan Sosialisasi Pemilu Untuk Peningkatan Partisipasi Mahasiswa pada Gelaran Pemilu Serentak Tahun 2024 di Kota Pontianak

Jurnal Pengabdian Dharma Laksana

Para pemilih pemula tentang politik serta minimnya pemahaman pemuda tentang fungsi pemilu yang berdampak rendahnya partisipasi pemilih pemula di kota Pontianak pada pemilu 2019 sehingga ini perlu respon cepat dan solusi yang tepat, maka hal yang menjadi prioritas dalam program kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan berbasis pendidikan politik yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengertian yang lebih tepat kepada kalangan pemilih pemula mengenai pentingnya mereka untuk melek politik dan berperan aktif di dalamnya. Kegiatan ini diselenggarakan dengan bekerjasama dengan KPUD Pontianak pada tanggal 29 Juni 2022 yang diikuti oleh 30 peserta calon pemilu pemula dikota Pontianak . Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan PKM disimpulkan bahwa adanya peningkatan partisipasi, pengetahuan, pemahaman dan kesadaran berpolitik yang signifikan pada calon pemilih pemula dikota Pontianak sesuai hasil pengamatan dan survey terakhir setel...

Persepsi Pemilih Milenial Dalam Pemilu Serentak 2019 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Jurnal Adhyasta Pemilu, 2021

The 2019 General Elections are legislative elections and presidential elections that are held simultaneously on the same day. This is done by the Constitutional Court Decision Number 14/PUU-X/2013 on the implementation of the elections, which aims for budget efficiency, influencing commitment to strengthen political parties in permanent coalition to strengthen their power base in state institutions, and also strengthen the presidential system. This research examines the issue of millennial voter generation in the 2019 simultaneous general election. This research use qualitative research methods. The findings of this research are: (1) Millennial generation in the Special Region of Yogyakarta said that most of them get electoral information through social media, (2) The underlying factor for millennial voters came to the polls, which was to realize the election as an important means for democracy, (3) Millennial voters said they have problems, namely confusion in determine their choic...

Urgensi Pendidikan Politik Dan Pemilu Terhadap Pemilih Pemula

Community Development Journal, 2022

Rendahnya pemahaman terhadap pentingnya pemilu yang dihadapi pemuda Desa Gadingsari sebagai pemilih pemula dan untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula melatarbelakangi Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini. Untuk memecahkan persoalan tersebut perlu dilakukan Pendidikan Politik dan penyuluhan pemilu dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, wawasan, dan kesadaran serta minat menggunakan hak pilih dalam pemilu yang akan datang. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, pemdampingan dan pembelajaran bagi Pemuda Desa Gadingsari Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso. Pada program penyuluhan ini kami ingin memberikan materi yang meliputi Undang-undang Pemilu No 7 Tahun 2017, Bonus Demografi, Demokrasi dan Partai politik, Pemilu sebagai dan Kekuasaan, dan Peran Partisipasi Pemilih Pemula dalam pemilu. Target dari Penyuluhan ini pertama diharapkan dapat meningkatkan partisipasi Pemilih pemula, kedua Pemuda dapat memiliki tambahan pengetahuan, pemahaman, wawasan, dan kesadaran tentang Demokrasi dan berpartisipasi aktif memberikan hak pilihnya pada pemilu. Kesimpulan, Urgensi penyuluhan Pemilu sebagai Upaya Meningkatkan Partisipasi Bagi Pemilih Pemula serta dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang pentingnya pembelajaran pemilu bagi pemuda desa Gadingsari.

Partisipasi Politik pada Pemilih Pemula

2021

Tujuan dibuatnya artikel ini guna memberi informasi bagi pembacanya agar mengetahui mengenai pemilu, serta apa itu pemilih pemula dan siapa saja pemilih pemula. Artikel ini juga bertujuan memberikan informasi kepada pembaca mengenai apa yang dilakukan oleh pemilih pemula dalam berpartisipasi dalam politik di Indonesia. Penulisan ini didukung oleh data serta informasi yang sudah dikumpulkan dengan penelusuran pustaka serta pemcarian sumber yang relevan dan data dicari melalui internet. Informasi dan datanya dipakai dalam artikel ini yaitu data oleh skripsis serta jural-jurnal yang relevan. Menurut Ramlan Surbakti (dalam García Reyes, 2013) partisipasi politik ialah wujud ikut sertanya warga Negara untuk penentuan seluruh keputusan dimana mempengaruhi dan bersangkutan dengan hidup mereka. Menurut (Papamarcos, 1977) pemilihan umum ialah menjadi sarananya guna menyampaikan sejumlah hak demokrasinya rakyat, kemudian eksistensi kelembagaaan pemilu memang telah diakuinya dari Negara dimana memiliki asas kedaulatan rakyatnya. Generasi muda atau pemilih pemula merupakan pemilih yang terdiri dari pelajar ataupun mahasiswa, yang berusia 17 hingga 21 tahun dan dianggap memiliki segmen uniknya, karena biasanya menimbulkan kejutan yang tentunya dari segi kuantitasnya menjanjikan, unik memiliki artian bahwa pemilih pemula biasanya memiliki antusiasmenya yang besar, serta relative rasional, memiliki kadar paragmatisme yang tipis dan haus dengan perubahanPartisipasi politik yakni sebuah kegiatan dimana dikerjakan perseorangan atau kelompok untuk ikut kedalam kehidupan berpolitik, biasanya dengan memilih presiden atau pemimpin Negara, baik dengan langsung ataupun tidak langsung. Sedangkan pemilu yakni pesta demokrasi yang tujuannya memilih pemimpin daerah ataupun pemimpin Negara. Pemilu juga menjadi wadah untuk menyampaikan hak suaranya untuk memilih pemimpin yang mereka dukung. Pada pemilu sendiri warga diminta bahkan diwajibkan memberi hak suarnya untuk memilih, pada masalah ini, pemilih pemula memiliki peran yang besar, suara mereka tiap pemilu dibutuhkan oleh calon pemimpin, karena dinilai lebih realistis, meskipun ada yang terpengaruh oleh orang tuanya.

Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014 diKota Surabaya

Pemilih pemula adalah warga negara yang baru pertama kali memperoleh hak suara pada saat pemilihan umum (pemilu). Jumlah pemilih pemula begitu besar, di Kota Surabaya ada sekitar 500 ribu jiwa atau 28% dari total DPT Kota Surabaya pada saat Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014. Dengan jumlah yang besar dan belum mempunyai pengalaman dalam memberikan hak suara saat pemilu membuat pemilih pemula menjadi bagian penting dalam setiap pemilu dan dapat mempengaruhi tingkat partisipasi politik disuatu daerah. Penelitian ini menjelasakan tentang partisipasi pemilih pemula kota Surabaya pada Pileg 2014 dengan menggunakan metode kuantitatif eksplanatif. Pemilih pemula dalam penelitian ini dibatasi pada kalangan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Surabaya. Penyebaran sampel menggunakan teknik cluster random sampling dilakukan di 7 (tujuh) SMAN Surabaya dengan jumlah responden sebanyak 369 siswa kelas XI dan XII yang terdaftar di DPT sebagai pemilih pemula. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu teori perilaku memilih dengan 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan sosiologis, psikologis, dan rasional. Hipotesis diuji dengan menggunakan bantuan SPSS 16 dengan teknik analisa data menggunakan frekuensi dan tabulasi silang (cross tabulation) sehingga dapat membuktikan hipotesis penelitian ini bahwa H a diterima dan H o ditolak. Karena sebagian besar pemilih pemula Kota Surabaya turut berpartisipasi pada Pileg 2014.

Sosialisasi Politik PKS terhadap Pemilih Pemula Siswa SMA di Kelurahan Balang Toa Kabupaten Jeneponto

2013

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berusaha mendeskripsikan pola kegiaatan/gerakan sosialisasi politik PKS Kab. Jeneponto dalam interpretatif peneliti. Untuk mendapatkan analisis yang akurat maka peneliti melakukan studi wawancara, mengumpulkan data-data yang bersumber dari buku-buku partai politik Indonesia, data data dari PKS dan internet. Kemudian hasil data tersebut dianalisis dengan bantuan kerangka pikir dari teori yang dipakai seperti teori komunikasi politik, teori sosialisasi politik, teori rational choice, dan konsep partai politik. Dari penelitian ini peneliti menemukan bahwa pola atau cara sosialisasi politik PKS utama yaitu Tarbiyah yang mana dipengaruhi oleh nilai-nilai keislaman selain itu PKS mengunakan media lain seperti pengunaan alat-alat peraga kampanye (baliho, spanduk DLL) dan juga PKS memanfaatkan media sosial dunia maya sebagai sarana sosialisasi politik terhadap kaum muda.