SEJARAH DAN AJARANNYA TENTANG ALIRAN MURJI'AH (original) (raw)

AL MATURIDIYAH (SEJARAH DAN AJARANNYA

Indo Santalia, Haeril Haris , 2023

The tahkim incident is an event that witnesses the history of the birth of sects in Islam. According to political perspectives, there are 3 groups that were born from this event, namely Khawarij, Shia, and Murjiah. The emergence of these theological schools was initially driven by heated political factors. However, gradually there was a shift that previously focused on power, moving further into the area of aqidah, principles and beliefs. This leads to the level of the nature of Muslims and infidels as well as accusing certain groups of having deviated from or still adhere to Islamic values. One of the theological schools that emerged as a reaction to the tahkim incident was Maturidiyah. This school was pioneered by Abu Mansur al-Maturidi, who was born in Samarkand in the second half of the 9th century AD. This school believes that reason can be used to understand religion, but it must not conflict with revelation.

MURJI'AH-SEKTE DAN AJARAN-AJARANNYA

Satu persatu aliran beserta pemikirannya mulai muncul pasca wafatnya Rasulullah saw. Aliran-aliran ini muncul dengan berbagai latar belakang, tujuan serta dengan ragam konteks-sosial saat itu. Setiap satu aliran muncul dan mendeklarasikan dirinya, maka aliran tandingannya pun muncul dengan pemikiran yang bertolak belakang. Seperti halnya kemunculan Murji'ah, Murji'ah muncul sebagai anti-tesis dari aliran Khawarij. Dua aliran ini sangat bertolak belakang. Khawarij begitu aktif dalam ranah politik, sedangkan Murji'ah memilih pasif dari segala hal berbau politik.

SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH DI

A. SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH DI INDONESIA Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan . Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang. Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air. Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa. KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan. B. PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH DI INDONESIA Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut

SEJARAH PEMIKIRAN JABARIYAH

Sejarah Pemikiran Jabariyah Serta Dampaknya Terhadap Pendidikan, 2024

Makalah ini menjelaskan sejarah pemikiran Jabariyah dalam konteks teologi Islam. Pemikiran Jabariyah adalah aliran teologis yang berpendapat bahwa manusia tidak memiliki kebebasan mutlak dalam tindakan dan pilihan mereka, melainkan segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah dengan kehendak-Nya yang mutlak. Pemikiran ini muncul dalam konteks sejarah Islam yang penuh dengan perdebatan teologis, pengaruh dari filsafat Yunani, perselisihan politik dan sosial, dan peran tokoh-tokoh individu seperti Jahm ibn Safwan. Pemikiran Jabariyah, yang menganggap bahwa manusia adalah seperti "boneka" yang sepenuhnya dikendalikan oleh Allah, telah menjadi sumber kontroversi dan perdebatan dalam sejarah Islam, karena dianggap bertentangan dengan konsep kebebasan manusia yang diberikan dalam Al-Quran dan ajaran Islam yang lebih umum. Meskipun pemikiran Jabariyah masih ada dalam beberapa kelompok dalam Islam, mayoritas tradisi Islam lebih memilih untuk menggabungkan konsep takdir dengan kebebasan manusia dalam kerangka teologi yang lebih seimbang.

SEJARAH DAN PEMBAGIAN QAWA'ID AL-LUGHAWIYAH

Qa'idah fiqhiyyah merupakan kaedah-kaedah yang bersifat umum, meliputi sejumlah masalah fiqh, dan melaluinya dapat diketahui sejumlah masalah yang berada dalam cakupannya. Sebagai landasan aktivitas umat Islam sehari-hari dalam memahami maksud-maksud ajaran Islam (maqasidusy syar'iyah) secara lebih menyeluruh, keberadaan qawa'id fiqhiyyah menjadi sesuatu yang amat penting. Baik di mata para ahli ushul (ushuliyyun) maupun fuqaha, pemahaman terhadap qawa'id fiqhiyyah adalah mutlak diperlukan untuk melakukan suatu "ijtihad" atau pembaharuan pemikiran dalam permasalahan-permasalahan kehidupan manusia. 1 Melihat betapa pentingnya qa'idah fiqhiyyah dalam kehidupan manusia, yaitu untuk menyediakan panduan yang lebih praktis yang diuturunkan dari nash asalnya (al-Qur'an dan al-Hadits) kepada manusia. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai sejarah qa'idah fiqhiyyah, sumber-sumber qa'idah fiqhiyyah, dan pembagian qa'idah fiqhiyyah.