Mengelola Stress di Sekolah (original) (raw)

Pengelolaan Stres Pada Siswa Sekolah Menengah DI Jakarta

2019

Community service activities is intended to apply relaxation techniques to reduce stress on students in the middle school. The event was held at the students of SMP Muhammadiyah 33, Tomang, West Jakarta. This event is based on a complaint from the principal that values need to be briefed for the students in the school associated with the need to reduce the stress students in learning. Strategies to reduce stress provided through implementation of relaxation techniques, so that the students were able to perform stress coping presented in an interactive, exposure to the material of speakers also use educational games and video content. PKM activity was held on March 2, 2017 and engage learners and teachers. Based on the analysis, it is concluded that relaxation techniques are effective in lowering the stress levels of students. Mechanical belly breathing (abdominal breathing), deep muscle relaxation and meditation (simple meditation) was able to make students become more relaxed and c...

Strategi Menangani Tekanan Di kalangan Guru-guru Sekolah

Kajian ini merupakan satu tinjauan tentang strategi menangani tekanan di kalangan guru-guru sekolah menengah Zon A di Bahagian Kuching/ Samarahan. Secara khususnya, kajian ini bertujuan untuk mengenalpasti pengetahuan, pandangan dan cara-cara para guru memperolehi pengetahuan tentang strategi-strategi menangani tekanan semasa waktu persekolahan. Sampel kajian ini terdiri daripada 209 orang guru terlatih. Data dikumpul menggunakan soal selidik yang dialih bahasa dan diubahsuaikan daripada Cockburn (1996). Analisis data telah dilakukan secara deskriptif dan inferensi. Secara keseluruhannya, dapatan kajian menunjukkan 70.3% responden merasakan profesion guru adalah sekurang-kurangnya sederhana tertekan. Kebanyakan responden mengetahui 36 daripada 45 strategi yang dikemukakan. Strategi memastikan diri faham apa yang akan diajar merupakan strategi yang paling diketahui guru dan paling kerap dicuba serta berkesan. Strategi melepaskan kemarahan kepada rakan sejawat merupakan strategi yang paling tidak pernah terfikir dan tidak akan dicuba oleh responden. Strategi yang ingin dicuba pula ialah membincangkan urusan-urusan dengan staf kanan, membaca buku-buku tentang tekanan dan menghadiri tentang seminar tentang tekanan. Dapatan juga menunjukkan tiada perbezaan yang signifikan pandangan umum guru tentang strategi menangani tekanan antara kategori guru mengikut ciri-ciri demografi terpilih. Selain itu, kebanyakan responden berpandangan pernah menggunakan strategi yang berlandaskan agama. Sejumlah 62.9% daripada responden menamakan sekolah atau pentadbir sekolah, Jabatan Pendidikan dan Kementerian Pendidikan sebagai pihak yang bertanggungjawab ke atas tekanan mereka. Semua pihak termasuk guru perlu melihat persoalan pengurusan tekanan guru dengan lebih serius bagi memastikan tekanan guru berada tahap optimum dan guru berkhidmat dengan cemerlang

MANAJEMEN STRESS AKADEMIK DI MASA PANDEMI

Selama pandemi Covid-19, pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka diganti dengan pembelajaran secara daring. Hal ini membawa berbagai dampak, salah satunya adalah stress akademik bagi para pelajar..Stress akademik adalah persepsi subjektif terhadap suatu kondisi akademik atau respon pelajar baik respon fisik, perilaku, pikiran, dan emosi yang muncul akibat tuntutan akademik. Untuk itu perlu upaya untuk meningkatkan potensi pelajar dalam mengantisipasi munculnya stress akademik selama pandemi ini. Artikel ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai stress akademik pelajar selama pandemi Covid-19 meliputi; konsep stress, konsep stress akademik, faktor penyebab stress dan manajemen stress selama pandemi covid.

Stress dalam kalangan pelajar

Abstrak -Lampiran -2 ABSTRAK Kajian ini dijalankan untuk mengenal pasti hubungan emosi dan pengurusan kewangan pelajar dengan tahap stres pelajar tahun dua serta perbezaan tahap stres pelajar mengikut major dalam jurusan Sains Kemasyarakatan di Pusat Pengajian Sains Kemasyarakatan. Kajian ini menggunakan kaedah kuantitatif dalam menentukan perhubungan antara kesemua pemboleh ubah bersandar (tahap stres) dengan pemboleh ubah tidak bersandar (emosi dan pengurusan kewangan). Sampel kajian ini telah diperoleh daripada pelajar-pelajar tahun dua Pusat Pengajian Sains Kemasyarakatan (PPSK) di Universiti Sains Malaysia (USM). Sebanyak 40 sampel telah diperoleh oleh penyelidik untuk diuji dalam kajian ini. Setiap hipotesis telah diuji dengan menggunakan perisian Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 22.0. Dapatan kajian mendapati terdapat hubungan yang signifikan pada tahap sederhana, iaitu r = 0.607** di antara pemboleh ubah emosi dengan tahap stres pelajar, hubungan yang signifikan pada tahap sederhana r = 0.228 di antara pemboleh ubah pengurusan kewangan dan tahap stres pelajar. Hasil kajian juga mendapati bahawa terdapat hubungan antara punca stres emosi dengan tahap stres dan perbezaan major tidak memberi kesan kepada tahap stres pelajar tahun dua Sains Kemasyarakatan. Kata kunci: tahap stres, emosi, pengurusan kewangan, tahun dua 1.0 PENGENALAN Stres atau tekanan adalah tindak balas fizikal, emosi dan mental seseorang terhadap perubahan atau tuntutan. Sebagai manusia biasa, pastinya setiap daripada kita pernah merasai pengalaman tertekan atau stres dalam kehidupan seharian. Pendek kata, dalam kehidupan moden yang serba mencabar ini, stres menjadi makanan dan pakaian kita. Sama ada kita suka atau tidak, hampir setiap hari yang dilalui kita perlu berhadapan dengan situasi tertentu yang boleh mencetuskan stres. Menurut Robbins (1993), menjelaskan definisi stres dalam bukunya sebagai suatu keadaan yang dinamik yang menyebabkan individu berdepan dengan peluang, kekangan atau desakan terhadap apa yang dihasratkan. Pada masa yang sama wujud ketidakpastian akan hasilnya dan hasil tersebut adalah penting kepada individu tersebut. Stres menurut Kamus Dewan Edisi Ketiga (2002) terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka bermaksud keadaan resah, cemas, dan tegang akibat tekanan mental dan fizikal. Oleh itu, golongan yang banyak menghadapi perasaan resah dan cemas adalah mangsa stres. Pelajar universiti pada awal tahun pengajian, amat mudah terdedah

Coping Stress Pada Mahasiswa Yang Bekerja

2015

This study aimed to describe the coping strategies by working students. Respondents are 5 working students. Data collected by interview and observation methods. The results showed that of the five respondents note that the source of stress is difficult to manage time on doing their tasks, workloads and schedules collide, and not easy to get permission to attend the classes. At respondents 2 and 5, less family support while respondents 4, co-workers who do not support. Respondents 5, there are transportation constraints. The coping strategies that do fifth respondent is to be open to the closest associates and families, assertive to the boss, and try to look at the issues more positively. In the second respondent also doing hobbies with friends and did not procrastinate. On 3 respondents anticipated by ditching college and make it a priority. In the fourth respondent, trying to avoid problems with sleep, surrender to God, and to receive advice from others. While the respondent 5, gra...

Manajemen Stres Pada Guru Yang Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus DI Masa Pandemi COVID-19

Prosiding SENAPENMAS

The COVID-19 pandemic has brought many changes to the world of education, including among teachers of Children with Special Needs (ABK). In addition to the fear of the spread of COVID-19 which is increasing every day, ABK teachers are faced with conditions that force them to make difficult adjustments. Most teachers with special needs complain that there are many challenges, namely the lack of training and application of online learning, especially during teaching where the teacher communicates with hand and mouth movements, often the movements are late in the video so that the special needs children often misunderstand which can lead to difficulties in teaching. In addition, the daily activities of teachers also face a big challenge in doing work from home with limited or inadequate facilities and distractions of family members who are around them. This creates potential stress for ABK teachers. For this reason, stress management and time management are an effort of the Tarumanagar...

Pola Coping Stress Guru Inklusi di Sekolah Dasar.rtf

Pola Coping Stress Guru Inklusi di Sekolah Dasar.rtf, 2018

Abstrak - Menurut UU No. 20 th. 2003, mengharuskan sekolah menyelenggarakan program inklusi. Artinya, guru harus siap menerima siswa berkebutuhan khusus. Guru mendapatkan banyak tekanan dalam mengajar siswa tersebut. Pola coping stress menjadi penting agar guru dapat mengatur kelas lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk a) mendeskripsikan pola coping stress guru inklusi di sekolah dasar b) mendeskripsikan penyebab guru melakukan coping stress c) menjelaskan dampak dari coping stress. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif fenomenologis. Partisipan adalah guru inklusi di sekolah dasar di surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah guru melakukan coping yang berfokus pada penyelesaian masalah yaitu dengan berkonsultasi dengan orang yang berhubungan dengan permasalahan siswa berkebutuhan khusus, mengevaluasi metode sebelumnya, serta melakukan aktivitas untuk meredakan emosi. Guru melakukan coping stress dikarenakan siswa berkebutuhan khusus perlu penanganan yang berbeda beda sesuai dengan kebutuhannya. Hasil dari penggunaan strategi coping stress oleh guru yaitu guru mampu mengatur kelas lebih baik. Guru juga menjadi lega dan puas atas strategi coping stress yang dilakukan karena siswa berkebutuhan khusus bisa mendapatkan pelajaran yang sesuai. Saran bagi guru duharapkan mempelajari lebih lanjut gangguan siswa, untuk penelitian selanjutnya dapat membahas metode yang tepat untuk siswa berkebutuhan khusus

Pola Coping Stress pada Pengajar di Panti Asuhan

— This study aims to a) describe the pattern of stress coping in orphanage teachers b) identify the cause of the stress-coping c) explain the impact of stress coping strategies. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods and data obtained through interviews. Data analysis is done with stories. Participants were teachers at an orphanage in Surabaya. The conclusion of this study is the factor that causes the teacher to do the coping strategy is the behavior of students during the learning process, making students understand the topic, no separation in school grade and too many student activities. This also causes sadness, confusion dan anxiety to the teacher, so that the teacher copes with adaptive stress coping, by focusing on emotions and solving problems namely changing the learning method to be more interactive and also regulating emotions when teaching. The results that arise with this strategy are that there is good progress in the learning process and student learning outcomes, in addition, it can reduce the workload and the emotional burden of the teacher. Suggestions for further research are to link stress coping with other variables and use various methods to get a more real and more complete picture of the stress-coping patterns of teachers in the orphanage. Suggestions for teachers are teachers should make learning methods more centered on students to reduce unexpected behavior and so that students focus attention and to understand the material presented. Abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk a) mendeskripsikan pola coping stress pada pengajar di panti asuhan b) mengidentifikasi faktor yang menyebabkan pengajar melakukan coping stress c) menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari strategi coping stress. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma fenomenologi dan data diperoleh melalui wawancara. Analisis data dilakukan dengan cerita. Partisipan adalah guru anak yatim piatu di panti asuhan di Surabaya. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan guru melakukan strategi coping adalah perilaku siswa saat proses pembelajaran, membuat siswa menjadi paham, tidak adanya pemisah jenjang sekolah pada siswa dan banyaknya kegiatan siswa. Hal ini juga menyebabkan perasaan sedih, bingung, cemas pada guru, sehingga guru melakukan coping stress dengan adaptif, dengan berfokus pada emosi dan penyelesaian masalah, yaitu mengubah metode pembelajaran menjadi lebih interaktif dan juga mengatur emosi saat mengajar. Hasil yang timbul dengan strategi tersebut adalah ada kemajuan yang baik pada proses belajar dan hasil belajar siswa, selain itu, dapat mengurangi beban kerja dan beban emosional guru. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengaitkan coping stress dengan variabel lain dan menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata dan lebih lengkap mengenai pola coping stress pengajar di panti asuhan. Saran untuk guru adalah guru sebaiknya membuat metode belajar