Faktor yang Mempengaruhi Kriteria Lokasi Berdagang Pedagang Kaki Lima Berdasarkan Preferensi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Baru Gresik (original) (raw)

Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Lokasi Relokasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Pagi, Kota Samarinda

Ruang, 2021

Sesuai dengan program prioritas RPJMD Kota Samarinda tahun 2016-2021 dalam penataan Pedagang Kaki Lima di kawasan perdagangan dan jasa, bentuk usaha yang sudah diterpakan dalam upaya penataan Pedagang Kaki Lima di kawasan Pasar Pagi dengan melakukan penertiban dan penggusuran. Namun yang menjadi permasalahan adalah karena Pedagang Kaki Lima yang telah digusur terus kembali pada lokasi yang sama untuk berdagang. Sehingga sebagai salah satu langkah awal dalam penataan maka perlu adanya identifikasi karakteristik PKL serta analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi untuk relokasi bagi Pedagang Kaki Lima di kawasan Pasar Pagi. Metode yang digunakan adalah statistik deskrptif dan analisis Delphi. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik PKL di Pasar Pagi teridentifikasi dalam tiga kelompok yang dibagi berdasarkan jenis dagangan yaitu Kelompok I, Makanan/Minuman Siap Saji; Kelompok II : Non-Makanan, Kelompok III : Jasa dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam penataan ped...

Pengaruh Lokasi Terhadap Kelayakan Usaha Bagi Pedagang Kaki Lima (PKL): Studi Kota Mataram

Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan

Keberadaan PKL di satu sisi memberi manfaat bagi daerah dengan terciptanya lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Konsumen juga terbantu dengan adanya PKL. Di sisi lain, PKL dinilai mengganggu kenyamanan, terutama bagi pengguna jalan. Penelitian ini bertujuan menemukan karakteristik penentu keputusan memilih lokasi PKL, sehingga memudahkan pengambil kebijakan menentukan lokasi PKL. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan mengamati dan mewawancarai beberapa PKL di Kota Mataram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan lokasi PKL menentukan layak tidaknya usaha PKL. Lokasi ditentukan oleh keramaian yaitu sebagai pusat pengunjung dan jalur masyarakat, dekat dengan fasilitas umum seperti kampus, rumah sakit, dan pantai. Jarak rumah pedagang kaki lima dan lokasinya juga penting. Jika relokasi dilakukan, disarankan untuk tetap menggunakan pola pengelompokan usaha sejenis dan memperhatikan karakteristik kawasan usaha yang dibangun.

Pengaruh Pemilihan Lokasi Dagang Terhadap Visibilitas Pedagang Kaki Lima

LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR, 2020

Trotoar adalah salah satu bentuk ruang terbuka yang menunjang segala kegiatan pada skala kawasan. Berfungsi sebagai elemen transportasi perkotaan yakni wadah bagi pejalan kaki dengan tidak melupakan pendukung aktivitas yang memanfaatkan keberadaan pejalan kaki di trotoar. Keberadaan pendukung aktivitas yang salah satunya adalah pedagang kaki lima (PKL) memiliki hubungan timbal balik dengan pejalan kaki. Interaksi jual beli yang terjadi antara PKL dan pejalan kaki terkadang menimbulkan masalah, salah satunya adalah tuntutan kebutuhan ruang. Banyaknya PKL yang menuntut kebutuhan ruang berbanding terbalik dengan dimensi ruang yang ada, sehingga menyebabkan kesesakan (crowding) antar pengguna trotoar. Melupakan fungsi utamanya, trotoar didominasi dan dipersepsikan menjadi area komersial oleh PKL. Penelitian ini bertujuan untuk mencari keterkaitan antara persepsi atribut visibilitas yang ditunjukkan dengan bagaimana mereka berperilaku saat menata lapak pada latar seting trotoar koridor P...

Sebaran Pedagang Kaki Lima Dalam Perspektif Rencana Detail Tata Ruang Di Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo

Geosfera: Jurnal Penelitian Geografi

Abstrak Sebaran Pengembangan Kaki Lima Dalam Perspektif Rencana Detail Tata Ruang Di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Tujuan untuk mengetahui persebaran lokasi pedang kaki lima dan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang. Metode yang digunakan yaitu metode survey, variabel yang digunakan pola ruang, jenis kegiatan, lokasi usaha, jenis bangunan, lebar jalan, drainase, trotoar, tempat penampungan sampah, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang dan tata bangunan. Hasil penelitian dari aspek pola ruang bahwa kegiatan pedagang kaki lima pada Zona Perdagangan Dan Jasa Skla Wilayah Perencanaan sesuai dengan peruntukannya sedangkan ketentuan tata bangunan pedagang kaki lima tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan berdasarkan Rencana Detai Tata Ruang Kota Gorontalo.Kata kunci: Sebaran, Kesesuaian pemanfaatan ruang, Pedagang kaki lima. Distribution of Street Vendors in Perspective of Detailed Spatial Planning in Dungingi Subdistrict, Gorontalo City. The research aims to determine the Distri...

Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki Lima di Ruang Kota (Studi Kasus: Kawasan Pendidikan Tembalang, Kota Semarang)

JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA, 2012

Tulisan ini mengkaji karakteristik aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di ruang kota dengan studikasus kawasan pendidikan Tembalang, Kota Semarang. Studi ini menggunakan metode kuantitatifdengan paradigma positivistik dalam penarikan kesimpulannya. Dewasa ini kegiatan di kota‐kota diIndonesia cenderung dualistik, yaitu formal dan informal; baik dari penampilan fisik maupun secarasosial‐ekonomi dan sosial‐budaya. Tembalang sebagai salah satu kawasan cepat berkembang di KotaSemarang akibat aktivitas pendidikan juga mengalami kecenderungan tersebut, ditandai denganmeningkatnya aktivitas perdagangan dan jasa sektor formal berupa pertokoan, bersamaan dengansektor informal berupa pedagang kaki lima (PKL). Di satu sisi perkembangan ini terjadi dengan pesatdi kawasan fungsional yang belum mengakomodasi kegiatan PKL dalam perencanaanya. Akibatnya,pertumbuhan yang cenderung spontan dan tidak terencana ini berpotensi menimbulkan berbagaipermasalahan di masa depan. Di sisi lain, keberadaan PKL d...

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pedagang Pasar dan Kaki Lima Menabung di BPRS Mitra Mentari Sejahtera Ponorogo

SAUJANA : Jurnal Perbankan Syariah dan Ekonomi Syariah

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan pedagang pasar dan kaki lima menabung di BPRS Mitra Mentari Sejahtera Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Analisis datanya menggunakan regresi linier berganda. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling incidental. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Responden pada penelitian ini adalah pedagang pasar dan kaki lima. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: faktor budaya berpengaruh signifikan terhadap keputusan pedagang pasar dan kaki lima menabung di BPRS Mitra Mentari Sejahtera Ponorogo dengan tingkat signifikansi 0,001 < 0,05. Faktor sosial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pedagang pasar dan kaki lima menabung di BPRS Mitra Mentari Sejahtera Ponorogo dengan tingkat signifikansi 0,034 <0,05. Faktor pribadi tidak berpen...

Dampak Relokasi Pedagang Kaki Lima Ke Teras Malioboro Yogyakarta

SOSEBI: Jurnal Penelitian Mahasiswa Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Bisnis Islam

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak sosial ekonomi relokasi pedagang kaki lima di Pedestrian Malioboro ke Teras Malioboro Yogyakarta. Relokasi pedagang tersebut dilakukan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu strategi penataan Kawasan Malioboro, atau lebih dikenal dengan sumbu filosofis Yogyakarta. Pemindahan pedagang kaki lima ke kawasan terpadu ini diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan keteraturan bagi pengunjung Kawasan Malioboro, sekaligus meningkatkan pendapatan bagi pedagang dan pemerintah Yogyakarta. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menyelidiki dampak relokasi bagi pedagang kaki lima (PKL) dengan melakukan wawancara dan observasi. Data dikumpulkan pada periode November 2022 untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tematik. Penelitian ini menemukan dampak positif dari relokasi PKL dari Pedestrian Malioboro ke Teras Malioboro yaitu tersedianya fasilitas umum yang memadai, keamanan yang terja...

Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima DI Pusat Kuliner Pratistha Harsa Purwokerto

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi

This study aimed to analyze aspects of the social environment of street vendors between before and after relocating to Pratistha Harsa. Collecting data using the techniques of interview, observation and literature. The respondents were selected is Pratistha Harsa Chief Manager, Chairman of the Society Pratistha Harsha, traders culinary Pratistha Harsa. The population of merchants who relocated to Pratistha Harsa number of 65 traders and a sample of 40 traders. Selection of the sample using simple random sampling. This study uses Wilxocon analysis test. The results showed that an increase in the average of the perception of traders about the safety, cleanliness, lighting and ease of relocation time before and after the relocation.

Persepsi Keuntungan Menurut Pedagang Kakilima DI Jalan Baru Ponorogo

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi, 2016

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguraikan makna keuntungan menurut pedagang kaki lima di "Jalan baru" kota Ponorogo. Hasil penelitian diperoleh empat persepsi "keuntungan" yaitu: 1) "Keuntungan materi" dalam bentuk simpanan atau tabungan 2) "Keuntungan spiritual" terlihat yaitu tetap memperhatikan perintah Tuhan atas semua perintah-Nya. 3) "Keuntungan kepuasan batin" bisa membuat orang lain senang, meskipun sebagai pedagang kaki lima tetap mendapatkan kesempatan untuk berbagi. 4) Keuntungan berupa tabungan akherat yaitu degan mampu mencukupi kebutuhan keluarganya, menyekolahkan anak-anak agar sukses didunia maupun di akherat. Keempat pemaknaan "Keuntungan" ini dari sudut pandang pedagang kaki lima yang memiliki tuntutan dan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda.

Fenomena Informalitas dan Kebutuhan Ruang Studi Relasi Tempat Pedagang Kaki Lima dengan Tingkat Kepuasan Konsumen

Jurnal Koridor

Sebagai salah satu kegiatan di bidang sektor informal pedagang kaki lima atau yang selanjutnya disingkat PKL memiliki karakteristik tidak terikat dan non permanen. Mengingat maraknya minat konsumen berbelanja di tempat PKL, maka dalam perencanaan penataan kawasan PKL selain pada aspek kepentingan pedagang perlu juga melihat dari perspektif pembeli atau konsumen terkait tempat PKL seperti apa yang diminati sehingga dapat diketahui kebutuhan ruang yang perlu disiasati dalam penataan kawasan PKL. Penelitian ini menggunakan metode preferensi terungkap atau revealed preferences melalui dua tahapan penelitian yaitu tahap kualitatif dan tahap kuantitatif yang bersifat eksploratif dan pendekatan grounded theory. Dari hasil analisis ditemukan 5 faktor dimensi motivasi yang mempengaruhi minat konsumen dalam berbelanja di tempat PKL, diantaranya ialah faktor barang dan proses dagang kenyamanan dan keamanan interaksi sosial dan keterbiasaan lokasi tempat dan bisa menawar. Dimensi ini memiliki k...