Pengembangan Modul Ajar Mata Kuliah Pertumbuhan Dan Perkembangan Motorik Berbasis Pembelajaran Inklusi (original) (raw)

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Articulate STUDIO’13 Mata Kuliah Perkembangan Motorik

2018

Tujuan dari pembelajaran ini adalah mengembangkan model Articulate Studio 13 . Media pembelajaran melalui para ahli dan menguji keefektifan hasil pembelajaran mahasiswa. Para mahasiswa termaksud 48 mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Universitas PGRI Banyuwangi dengan desain penelitian one-shot-case . Data yang dianalisis berupa deskriptif kuantitatif. Hasil dari validasi tergolong memungkinkan, aktifitas pembelajaran baik, tanggapan mahasiswa tergolong baik dan hasil pembelajaran sempurna. Kesimpulannya dalam pembelajaran menggunakan Articulate Studio 13 sebagai media pembelajaran dapat membangun motivasi siswa dan hasil pembelajaran

Pengembangan Pembelajaran Mata Kuliah Perkembangan Motorik dengan E-book dan Google Classroom untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PJKR di IKIP Budi Utomo Malang

2020

The objective of this study was to develop learning of the Motor Development Course during the Covid-19 Pandemic. The development of this study was to improve learning outcomes of PJKR students at IKIP Budi Utomo Malang. This learning uses e-books and Google Classroom so that students are more interested and enthusiastic in the learning process. The method used is the development (R & D) of Borg & Gall. Based on the results of evaluations by learning experts, material experts and media experts, as well as small group trials, it can be concluded that the development of learning motor development courses with E-Books and Google Classroom is effective and can be used and fulfills the principles of feasibility of a learning model.   &nbsp

Penerapan Media Lectora Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Perkembangan Motorik

Jurnal Porkes, 2021

The background of the research is the lack of understanding of students in learning motor development courses. The occurrence of boredom in the Motor development course, monotonous learning and learning activities and because students have difficulty in motor development courses. And the need for innovation and the use of science and technology in terms of learning. Due to Less creative and innovative learning. For this reason, the aim of research is that learning motoric subjects is interesting, practical to use and the learning process goes well. This research uses the Class Action Research (CAR) method by going through 4 stages of research, namely in short by the name (4 D) planning, action, observation and reflection. There are two cycles. This research proves an increase by using the Lectora application for students in the 2019/2020 school year. It can be seen that the validation of material experts is 90,75%., Media experts with a total score of 84.03%, small group trials. The...

Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Berbasis Pendekatan Tematik

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

Pada riset awal ada beberapa hal yang peneliti temui yang melatar belakangi adanya penelitian ini. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan, Peneliti melihat penggunaan Bahan Ajar Motorik Halus Berbasis Pendekatan Tematik masih rendah dikalangan PAUD. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar motorik halus berbasis pendekatan tematik. Melalui penelitian dengan metode R D (Research and Development) model ADDIE, yakni dengan analysis, design, development, implementation dan evaluation peneliti perlu memecahkan masalah yang terjadi pada pengembangan motorik halus yang Subjek penelitian ini yaitu anak di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan Tanjung Baru. Dengan menggunakan angket sebagai pengumpulan datanya. Pengembangan bahan ajar ini mempunyai hasil validasi media dan materi dengan kriteria sangat valid. Validasi praktikalitas dengan kriteria sangat praktis. Pengembangan bahan ajar motorik halus berbasis pendekatan tematik dinyatakan efektif sebagai media...

Pengembangan Modul Pembelajaran Mandiri Berbasiskan Perubahan Konseptual Radikal

JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, , 2011

This articles is intended to discuss the research results on the module of the self-learning (MPM) based on the radical conceptual change. Developing and validating the module has been supervised by two professors from Education Faculty, National University of Malaysia, Malaysia. The developed model of module are based on three module theories, namely Donnelly, Mager, and Moon. The content and form of the developed module was validated by physicists and the education physicists from Syiah Kuala University, Indonesia. The pilot test for the readable level and the effectiveness of the developed module contents were conducted on university students. The results shows that 83% of the experts stated that the developed module contents are in a good agreement with the curriculum and the description of quantum physics course. The results of descriptive analysis figure out that about 91% of the students understand the developed module contents and 81% of the experimental group students underwent change in theirs perception on quantum concepts. While inference analysis exhibit that there is significant difference in the test results between the control group and the experimental group students (t = 6.219; p = 0.05). Abstrak: Artikel ini membahas hasil penelitian pengembangan modul pembelajaran mandiri (MPM) yang didasarkan pada perubahan konsep secara radikal (the radical conceptual change). Pengembangan dan validitasi modul dibimbing oleh dua professor dari fakultas pendidikan, Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Model modul yang dikembangkan didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Donnelly, Mager, dan Moon. Isi dan bentuk modul yang telah dikembangkan divaliditasikan oleh pakar fisika dan pakar pendidikan fisika dari Universitas Syiah Kuala. Ujicoba tingkat keterbacaan dan keefektifan isi modul dilakukan pada mahasiswa program studi fisika dan pendidikan fisika, Universitas Syiah Kuala. Hasil validitasi menunjukkan bahwa 83% pakar mengatakan isi modul sudah sesuai dengan kurikulum dan deskripsi mata kuliah Fisika Kuantum. Hasil analisis secara deskriptif menunjukkan 91% mahasiswa memahami isi modul dan sekitar 81% mahasiswa kelompok eksperimen mengalami perubahan persepsi tentang konsep-konsep kuantum. Di samping itu, hasil analisis statistik inferensi menunjukkan adanya perbedaan hasil tes yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (t = 6.219; p = 0.05). Kata kunci: modul pembelajaran mandiri, perubahan konseptual radikal Miskonsepsi merupakan satu permasalahan atau gap yang sangat menghambat dalam pelaksanaan proses pengajaran dan pembelajaran. Dalam bidang sains, studi miskonsepsi, telah dilakukan sejak tahun 80-an. Berbagai istilah telah digunakan oleh pakar terkait dengan pengertian miskonsepsi, di antaranya disebut dengan "pemahaman konsep awal" (preconceived notions), "kenyakinan tidak saintifik" (nonscientific beliefs), "salah pemahaman konseptual" (conceptual misunderstandings), "salah konsep bahasa daerah",

Pengembangan Modul dan Bahan Ajar.doc

Berlakunya kurikulum baru, yaitu KTSP memberikan nuansa baru dalam dunia pendidik-an, terutama nuansa aktivitas pembelajaran yang diselenggarakan di kelas oleh guru. Guru-guru diharapkan semaksimal mungkin memberikan sentuhan pembelajaran yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dengan membuat inovasi dan penciptaan kreativitas yang dapat memuncul-kan sesuatu yang baru, baik dalam hal metode, media, maupun sumber belajar yang lebih memadai dan bermakna.

" IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KREATIVITAS DALAM BIDANG MOTORIK ANAK USIA DINI" Dosen pengampu

RESUME 3, 2024

Kreativitas merupakan bagian penting dalam pembangunan manusia, begitu pula dalam lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan tempat yang tepat untuk mengembangkan kemampuan kreatif dan berpikir kreatif peserta didik. Di lembaga pendidikan, tantangan nyata terkait kreativitas adalah tingkat pengetahuan guru tentang metode pengajaran kreatif, strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas siswa, dan konsep kreativitas itu sendiri. antara lain: Pertama, kreativitas memberikan kesempatan kepada individu untuk mewujudkan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan manusia menemukan berbagai cara untuk memecahkan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan dalam hidupnya, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Pengembangan Modul Guru Pada Pembelajaran Materi Gerak Dasar Lokomotor Kelas II SDLB Autis

Jurnal Patriot

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran gerak lokomotor yang ditujukan kepada guru SDLB autis kelas II. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan perkembangan (R&D). Sedangkan model penelitian mengunakan model ADDIE. Metode penelitian dan pengembangan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket analisis kebutuhan, dan angket. Subjek penelitian yakni 3 siswa dan 3 guru SLB Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang kemudian 6 siswa dan 6 guru SLB C Autis Tuban. Hasil validasi modul pembelajaran oleh validator ahli media, ahli materi dan ahli karakteristik anak autis mendapatkan hasil yang sangat valid yaitu dengan skor 98%, 100%, dan 87%. Hasil uji coba pada kelompok besar mendapatkan skor 96% dengan keterangan sangat valid. Berdasarkan data tesebut, dapat disimpulkan bahwa modul guru pada pembelajaran materi gerak lokomotor untuk kelas II SDLB autis sangat valid untuk digunakan dalam p...

Pengembangan Bahan Ajar Modul Matematika

Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan, 2015

Module Development of Mathematics for Class VIII Of Junior High School in Bandar Lampung. This research aimed to: (1) describe the learning condition and analyze the potential to develop mathematics module of Pythagoras theorem, (2) develop learning sources product in the form of mathematics of Pythagoras theorem module of SMP class VIII, (3) test the effectiveness the use of Pythagoras theorem module, (4) test the efficiency the use of Pythagoras theorem module, (5) test the attractiveness of Pythagoras theorem module.This research was research and development, conducted in SMPN 4 Bandar Lampung, SMPN 28 Bandar Lampung and SMPN 5 Bandar Lampung. The steps of research referred to R&D Borg and Gall. The data collecting used questionnaire and test instruments. The data analysis were through quantitative and qualitative ways.The conclusion of the research were: (1) the Junior High Schools in Bandar Lampung had potential opportunity for module development, because there were no student's learning sources and the books used so far did not support to achieve learning goals, (2) the development of products were validated by design expert, (3) the module was effective enough viewed from normalized score gain namely 0,48. (4) module efficiency viewed from the time used in learning with efficiency scores 1,86. (5) module was attractive for the students with average percentage 88,44%.

Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Yang Inovatif, Adaptif, Dan Kolaboratif

Journal of Empowerment

Istilah Modul Ajar yang digulirkan Sekolah Penggerak memunculkan permasalahan di sekolah. Perbedaan pengertian dan acuan Modul Ajar Baru (MAB) versi Sekolah Penggerak dengan makna Modul Ajar Lama (MAL) pada kurikulum sebelumnya, perlu diatasi. Tulisan ini bertujuan menyamakan persepsi melalui pelatihan di SMP dan SMK Al-Medina Cianjur. Kesamaan persepsi dianggap penting sebagai landasan bagi kegiatan berikutnya. Dengan metode kolaborasi antara dosen dengan mahasiswa serta guru, pelatihan dilakukan luring dan daring. Pemberian materi dan diskusi dilakukan secara tatap muka sedangkan kegiatan pembimbingan serta evaluasi kegiatan dilakukan secara daring. Hasil kegiatan ini berupa dua versi Modul Ajar, yakni (1) modul ajar transformasi (karya inovatif) yang mengacu Kurikulum 2013, dan (2) Modul Ajar yang adaptif mengacu Kurikulum Sekolah Penggerak. Selain itu, diperoleh tingkat keberterimaan kegiatan pelatihan yang dominan berada pada kategori "Baik" dan "Sangat Baik". Para guru dan mahasiswa merasakan peningkatan soft skill-nya setelah mengikuti pelatihan.