Pelayanan Istri Terhadap Kebutuhan Suami Dan Pengurusan Rumah Tangga Dalam Perspektif Ulama (original) (raw)
Related papers
Mengatasi Kejenuhan Suami-Istri Perspektif Ulama Mazhab
Mazahibuna
Making family in harmony is not as easy as we say. There are many obstacles faced by members of the family that sometimes make them bored. Those obstacles can be such as; business, different opinion, the presence of "third persons", misunderstanding, arrogance, jealousy and infertility. Besides that, economy and education obstacles can be also the cause of disharmony. Based on Islamic teaching, the strategic way to solve this problem is to refresh the hamony by appeciating and builiding mutual understanding among members of the family.
Peranan Istri Dalam Rumah Tangga Perspektif Al-Qur’an Dan Tinjauannya Dalam Fikih Munakahat
Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Pasangan suami-istri yang ideal adalah hubungan yang didasari dengan kebersamaan untu saling melengkapi kekurangan masing-masing. Hubungan yang tercipta dengan saling berbagai akan menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Dalama proses hubungan berumah tangga tidak menutupkemungkinan terjadi masalah di antaranya persoalan peran istri dalam beruma tangga. Penelitian ingin mengkaji bagaimana perspektif al-Qur’an tentang peran istri dalam rumah tangga dan tinjauannya dalam fikih munakahat. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan studi kepustakaan yang meliputi data primer separti al-Qur’an dan pendapat para ulama, adapaun data sekundernya adalah berbagai kitab tafsir dan jurnal ilmiah. Hasil penelitiannya bahwa al-Qur’an memberikan keleluasaan dalam pembagian peran antara suami-istri sesuai dengan kadar kemampuannya tanpa melampaui batas norma-norma agama dan kepatutan, sedangkan dalam tinjaun fikih munakahat ada sebagain ulama yang...
PERANAN SUAMI ISTRI UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Dalam ajaran Islam tidak mengenal diskriminatif antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan di hadapan Tuhan sama, yang berbeda adalah seberapa patuhnya dia dengan Tuhan. Berdasarkan ini, maka kualitas kepatuhannya kepada Tuhanlah yang membedakannya antara satu dengan lainnya. Dalam Islam semua orang dapat berperan dan berkarier sesuai dengan kualitas yang dimilikinya, tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Dalam hal karier dan kepemimpinan, misalnya, siapapun yang memiliki kualitas sesuai dengan standar yang diakui, maka dia dibenarkan untuk memasukinya. Jika ditelaah, maka dalam kehidupan keluarga peranan suami istri memiliki andil yang sama untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Dengan catatan mereka harus saling bekerjasama, saling memahami dan saling mendukung amanah yang diemban.
Kedudukan Isteri Bekerja Dalam Mengurus Keluarga Perspektif Hukum Islam
Mutawasith: Jurnal Hukum Islam
The role of women in the family has a very complex dimension. In different times and conditions, women are more of a major breadwinner. The research aims to analyse the effects of family problems on women who work, analyzing the influence of women working on family harmony and analyzing the pattern of liability and rights in the family. This research is conducted using normative juridical methods. The approach used is sociological which focuses on change and social structure. From the data on the analysis of researchers showed that the influence of family problems in women who work is, 1). Feeling depressed 2). Exhausted, tired 3). Stress. While the influence of women working towards the harmony of family, among others, the occurrence of divorce, the neglect of the rights of husbands and children, as for the pattern of the rights and obligations in families in women who work among others (1). Meeting daily needs: preparing food needs such as eating, drinking, and cleaning the house....
Perspektif Maslahah Tentang Peran Istri Sebagai Pencari Nafkah Utama Dalam Keluarga
Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Dalam penelitian ini, pokok permasalahan yang difokuskan adalah faktor-faktor yang menyebabkan seorang istri menjadi pencari nafkah utama, dampak yang ditimbulkan pada keluarga yang istrinya menjadi pencari nafkah utama serta peran istri sebagai pencari nafkah utama dalam perspektif maslahah. Penelitian ini merupakan field Research atau penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang di lakukan . Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang mana penulis mendeskripsikan/menceritakan realita kasus keluarga yang istrinya sebagai pencari nafkah utama kemudian menganalisa pengaruhnya terhadap kehidupan rumah tangga dalam perspektif maslahah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi dan wawancara. Subjek penelitian adalah lima keluarga yang istrinya berperan sebagai pencari nafkah utama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa istri sebagai pencari nafkah utama adalah sebagai wujud menolak kemudaratan yang ...
Nilai Nafkah Istri Dalam Pandangan Ulama Klasik Dan Kontemporer
TERAJU
Penelitian ini berjudul “Nilai Nafkah Istri Menurut Ulama Klasik Dan Kontemporer”. Pembahasan yang menjadi fokus penelitian ini adalah tentang pendapat ulama klasik dan kontemporer tentang nilai nafkah istri. Berbagai masalah yang timbul tentang nilai nafkah dalam kehidupan sehari-hari ini sering menimbulkan pertanyaan seperti apa sebenarnya nilai nafkah tersebut. Berikut berbagai permasalahan yang penulis dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni adanya perbedaan kemampuan pemberi nafkah; adanya kasus dimana seorang suami merasa telah mencukupi nafkah, namun istri merasa kurang dan menuntut lebih; adanya kasus dimana sang istri membandingkan nafkah yang diterimanya dengan nafkah yang diterima oleh tetangganya, teman-temannya, atau orang lain; adanya kasus dimana perempuan juga ikut bekerja; adanya adat atau kebiasaan yang berbeda-beda di setiap tempat; adanya perbedaan strata (kaya/miskin) antara suami sang pemberi nafkah dengan istri yang menerima nafkah; terdapat seorang suami...
Peran Istri Ayub Dalam Pendampingan Bagi Penderitaan Suaminya
Forum Biblika, 2007
Peran istri Ayub di dalam kitab Ayub sangat sedikit dibicarakan, dan sepertinya agak negatif: Berita mengenai istri Ayub dapat dijumpai pertama kali pada Ayub 2:9 "Maka berkatalah isterinya kepadanya: Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? 1 Kutukilah Allahmu dan matilah!" (LAI). Ayat ini ditempatkan pada bagian kedua penderitaan Ayub: Bagian pertama penderitaan Ayub terletak pada Ayub 1:6-22 yang diawali dengan kalimat "Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis." pada Ayub 1:6; dan bagian kedua penderitaan Ayub terletak pada Ayub 2:1-13 yang juga diawali dengan kalimat "Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN." pada Ayub 2:1. Jika pada penderitaan pertama Ayub telah kehilangan seluruh harta-benda serta anak-anaknya, pada penderitaan kedua, Ayub menderita penyakit kulit yang sangat ganas. Hal ini menandakan kelengkapan penderitaan Ayub. Dan pada bagian kedua dari penderitaannya ini diberitakan, bahwa "Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu." Di tengah-tengah suasana berkabung yang mengerikan dan memilukan ini, istri Ayub datang di hadapan suaminya, mengajak untuk mengutuki TUHAN-nya, karena penderitaan yang dialaminya tersebut, dan bahkan mengajak Ayub untuk membunuh dirinya sendiri ("matilah"). Berita mengenai istri Ayub dapat dibaca pada Ayub 19:17 "Nafasku menimbulkan rasa jijik kepada isteriku, …" Ketika pada akhirnya, pada bagian pemulihan, Ayub mendapatkan anak-anak lagi (Ayub 42:13), di sini tidak diberitakan peran istri Ayub. Hal ini menyebabkan munculnya tradisi, bahwa istri Ayub mendapatkan hukuman dari Tuhan dan dimusnahkan untuk selama-lamanya. Sedangkan anak-anak Ayub yang didapatkan dari Tuhan (Ayub 42:9st), merupakan anak-anak yang dilahirkan dari istri yang lain (istri kedua).
Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman, 2020
Functions and Responsibilities of Husband Educating Families in Islam, are: 1). The husband's obligation to be a leader for his wife and children in the household and family by protecting them and providing education to family members. 2). The obligation to teach the science of fardhu "ain (personal obligation) to his wife and children is the science of monotheism (science of the Qur'an), fiqh (prayer, fasting etc.) and Sufism (morals). The knowledge of monotheism is taught so that the aqeedah is in accordance with the aqeedah of the sunnah wal jama'ah. The science of jurisprudence is taught so that all its worship is in accordance with the will of religion. Sufism is taught so that they are sincere in charity and can keep all their practices rather than being damaged by riya '(showing off), proud, pointing at other people and others. 3). The obligation to avoid wrongdoing to his wife and children in educating them is by: a). Providing perfect religious education, if the knowledge of the religion of children and wives is incomplete, then this includes tyranny. b). Providing sufficient physical and mental income. c). Give advice and reprimand and give guidance / instructions if committing immoral or error. d). When hitting, don't hurt (exceed the limit).