Poskolonialisme: Akar Sejarah, Tujuan, Proposisi, Kritik, dan Relevansinya dalam Kajian Budaya di Indonesia (original) (raw)

Poskolonialitas Musik-Islam Nusantara

__ Nasida Ria [Asyik Santai, 1983] Muqaddimah Mengapa Nasida Ria? ada beberapa alasan yang mendasari untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertama, Nasida Ria merupakan salah satu grup musik paling kosmopolit di Indonesia. Kosmopolitanisme Nasida Ria bisa dilihat dari fakta bahwa lagulagunya menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Tidak percaya? Silahkan tanya ibu-bapak anda, apakah kenal dengan nama Nasida Ria? Atau ingat-ingat lagi masa kecil anda! Musik apakah yang mewarnai masa kecil anda dan membekas hingga kini? Kedua, Nasida Ria merupakan medan pertempuran antar kebudayaan. Hal ini terjadi baik dari sisi alat musik yang digunakan, konstelasi nada yang dibuat hingga konten lagu yang dipilih. Ketiga, semua anggota Nasida Ria adalah perempuan. Untuk konteks tahun 70-an, permasalahan perempuan masih menjadi permasalahan yang kompleks. Kemunculan perempuan di ruang terbuka masih dianggap hal yang tabu, apalagi bagi perempuan-perempuan Nasida Ria yang berkecimpung dalam sebuah dunia bernama pesantren. Keempat, lagu-lagu yang disuguhkan Nasida Ria merupakan lagulagu yang beruhkan agama; Islam. Tapi, yang penting menjadi catatan, ruh keagamaan tersebut tidak menjadikan Nasida Ria tuli terhadap problematika yang terjadi di zamannya. Secara aktif, dengan sarana musik dan kesenian yang menjadi ciri khasnya, Nasida Ria mampu terlibat aktif dalam membentuk pewacanaan masyarakat awan konsumennya terhadap permasalahanpermasalahan yang bukan hanya terkait dengan masalah agama, tapi juga masalah politik, sosial-kebudayaan hingga ekonomi, dalam jangkauan baik dalam ataupun luar negeri.

Bentuk-Bentuk Poskolonialitas DI Indonesia Mutakhir Pada Majalah Tempo

LITERA

This article presents two points, i.e. postcolonial forms and patterns in Tempo, especially those in the section of literary book reviews. The study focused on the literary book reviews in Tempo published in 2000 – 2007. The data were collected through document analysis and were analyzed using the content analysis and qualitative descriptive technique. The findings are as follows. First, postcolonial themes in some literary book reviews in Tempo talk about: (1) stories of the Orient, (2) colonialism, (3) reviews of Western literature (including works translated into Indonesian), and (4) literary works talking about postcolonial matters. Besides, some reviews are related to: (5) Indonesian literature translated into English, (6) the encounter of the West and the East in several stories, and (7) Islam in the West. Second, the reviewers are aware of postcolonial patterns in the form of literary book reviews.

Fenomena Ajang Pencarian Bakat di Indonesia Ditinjau dari Perspektif Poskolonial

Indonesian Journal Of Performing Arts Education, 2021

This article aims to examine the phenomenon of Indonesia's talent search arena using a postcolonial perspective. Various talent search programs in Indonesia are imported products, which can be interpreted as an effort to globalize Indonesia. This has indirectly changed the Indonesian people's mindset and culture, one of which is the taste of music, which prefers westernized songs. Postcolonial can be interpreted as a form of analysis unit that can be used to study the form of the new cultural colonial phenomenon, primarily carried out by the west towards nations in the developing (eastern) category of regions. The form of colonialism that occurred was no longer physical colonialism. However, colonization was carried out through language texts, culture, and the development of a negative image of the east by the west, hegemony as a form of power practice. The postcolonial approach in looking at the phenomenon of the talent search arena in Indonesia can provide an overview of h...

Posmodernisme Dan Poskolonialisme Dalam Karya Sastra

Pujangga, 2019

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan posmodernisme dan poskolonialisme dalam karya sastra. posmodernisme dan poskolonialisme bertujuan untuk menghasilkan sebuah penelaahan dan pemahaman dari karya sastra yang lebih utuh, dan tidak terikat lagi oleh struktur teks.metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis isi. Dengan asumsi yang demikian itu, maka baik posmodernisme maupun poskolonialisme lebih berusaha untuk melihat sebuah karya sastra dari berbagai sisi yang ada. Hasilnya; Posmodernisme dengan keras menolak segala penjelasan apa pun yang harmonis, universal dan konsisten, sebagaimana yang menjadi semangat kabur dalam semangat modernitas. Adapun simpulannya kajian dalam bidang kolonialisme mencakup seluruh khazanah tekstual nasional, khususnya karya sastra yang pernah mengalami kekuasaan imperial sejak awal kolonisasi hingga sekarang.Kata Kunci: sastra, posmodernisme, poskolonialisme

Melihat Islam vs Barat dalam film Indonesia: Sebuah kajian poskolonial

Bricolage, 2022

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh booming film-film religi Islami di akhir tahun 2000an yang disebut oleh produser dan didukung banyak figur penting di Indonesia membawa misi untuk memperbaiki citra Islam yang memburuk pasca tragedi 9/11. Di mata dunia Barat, Islam identik dengan terorisme, juga sikap dan perilaku intoleransi lewat kekerasan. Untuk itu, film-film Islam yang diproduksi dan berhasil menjadi box office menjadi sarana melawan stigma tersebut, dengan memberikan wajah Islam yang berbeda dengan narasi global yang didominasi oleh Barat. Dengan melakukan analisis pada empat film Indonesia yang mengklaim membawa misi tersebut, yaitu 99 Cahaya Di Langit Eropa 1&2 dan Bulan Terbelah di Langit Amerika 1&2, tulisan ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana strategi keempat film tersebut dalam melakukan counter atas narasi Barat tentang Islam. Lewat pendekatan poskolonial, penulis menemukan bahwa film-film yang menjadi objek analisis, dalam menjalankan misinya justru terjebak dalam oposisi biner antara Islam dan Barat. Jika Barat selama ini mendominasi narasi tentang Islam, maka keempat film berupaya membalik oposisi biner tersebut. Namun, alih-alih memberikan narasi alternatif, keempat film tersebut justru melanggengkan dominasi dan superioritas Barat.

Wacana Postkolonial: Dalam Sejarah dan Karya Sastra Indonesia

Postkolonialisme, dari akar kata post + kolonial + isme, yang secara harfiah berarti paham mengenai teori yang lahir sesudah zaman kolonial. Istilah postkolonial ini tak jarang juga digunakan untuk membedakan masa sebelum dan sesudah kemerdekaan. Namun postkolonial tidak semata-mata mengacu pada makna "sesudah" kolonial atau juga tidak berarti "anti" kolonial. Sesuai dengan pendapat Keith Foulcher dan Tony Day postkolonial mengacu pada kehidupan masyarakat pascakolonial tetapi dalam pengertian lebih luas. Sasaran postkolonialisme adalah masyarakat yang dibayang-bayangi oleh pengalaman kolonialisme.

Kajian Postkolonialisme Dalam Teks Drama “Jangan Menangis Indonesia” Karya Putu Wijaya

JURNAL RISET RUMPUN ILMU PENDIDIKAN

Drama Jangan Menangis Indonesia ini banyak membicarakan tentang penjajahan atau Kolonialisme, dimana-mana tidak ada ketidakadilan, penguasa sudah merajalela yang membuat rakyat ditindas semena-mena, negara bekas jajahan, apakah Indonesia telah benar-benar merdeka? Dengan masih banyaknya kesewenang-wenangan dan penindasan?. Maka peneliti mengambil teori kajian postkolonialisme untuk dijadikan titik tumpu dalam penelitian ini. Dari kata postkolonialisme ini kita bisa menebak bahwa teori ini membahas tentang bagaimana keadaan Indonesia sesudah masa penjajahan.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis lebih jelas lagi keadaan masyarakat Indonesia pada teks drama Jangan Menangis Indonesia dengan menggunakan pendekatan postkolonialism, metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dan hasil penelitian dalam drama yang berjudul Jangan Menangis Indonesia yaitu, Pertama bagaimana hegemoni penjajahan yang dilakukan oleh para aparat pemerintahan, Kedua Hegemoni gender meru...

PERJUANGAN WAHABI DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME DI INDONESIA TESIS Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar magister dalam bidang Sejarah dan Peradaban Islam pada program Pascasarjana

Perjuangan Kaum Wahabi Dalam Menghadapi Kolonialisme di Indonesia, 2022

Penelitian ini membahas tentang perjuangan kaum Wahabi dalam menghadapi kolonialisme di Indonesia dan bertujuan untuk mengetahui latar belakang masuk dan berkembangnya Wahabi di Indonesia, kemudian bagaimana latar belakang kaum Wahabi sehingga melakukan perlawanan terhadap kolonialisme, serta untuk mengetahui bentuk perjuangan Wahabi dalam menghadapi kolonialisme di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian sejarah, menggunakan pendekatan yakni pendekatan historis, politik, sosiologis dan teologi. Serta langkah-langkah pengumpulan data yang digunakan yakni Heuristik atau proses pengumpulan data, setelah itu dilakukan kritik sumber, setelah dikrtik, dilakukan interpretasi. Setelah itu historiografi atau penulisan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa: Pertama, Wahabi masuk ke Indonesia pada tahun 1803 yang dibawah oleh ketiga orang yang telah melakukan haji, yakni Haji Miskin, Haji Muhammad Sumanik dan Haji Piobang, mereka inilah yang membawah Wahabi masuk ke Indonesia. Kedua, yang melatarbelakangi kaum Wahabi melakukan perlawan adalah karena colonial ini ingin berkuasa ditanah air serta memperlakukan rakyat dengan tidak manusiawi. Ketiga, bentuk perjuangan Wahabi dalam menghadapi kolonialisme di Indonesia diawali dengan perjuangan melawan Belanda di Minangkabau, akan tetapi Wahabi kalah 1838, dilanjut pada tahun 1905 kembali bangkit namun tetap kalah hingga pada akhirnya penjajah Jerpang masuk dan menggantikan Belanda, Wahabi kembali berjuang akan tetapi belum berhasil pula, menjelang revolusi Wahabi kembali bangkit dan berhasil menaklukkan penjajah. Implikasi dari penelitian ini adalah diawal kedatangan Wahabi 1803 mereka memiliki perjuangan dalam menghadapi Kolonilisme, namun setelah Indonesia merdeka 1945 Wahabi ingin membentuk pemerintahan sendiri sehingga terjadi kekacauan. Olehnya itu pada masa sekarang diharapkan Wahabi kembali ikut berkontribusi dan bersinergi secara kolektif demi kekokohan NKRI. Kata kunci: Tujuan penelitian, Metodologi Penelitian, Hasil penelitian dan Implikasi penelitian