PEMBIASAAN AKHLAK MULIA UNTUK MENGURANGI TAWURAN ( P@men 001 ) (original) (raw)

REVITALISASI TEMBANG DOLANAN JAWA UNTUK MEMPERKUAT PENDIDIKAN KARAKTER

NIM 1302534 ABSTRAK Revitalisasi Tembang Dolanan Jawa untuk Memperkuat Pendidikan Karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) makna sebagian tembang dolanan Jawa; (2) nilai-nilai didaktis kearifan lokal (local wisdom) dalam tembang tersebut sebagai pembentuk karakter bangsa; dan (3) pentingnya revitalisasi tembang tersebut dalam rangka memperkuat pendidikan karakter. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif noninteraktif. Data dikumpulkan melalui kajian pustaka dari berbagai sumber, terutama dari internet. Analisis data secara induktif dilakukan dengan model noninteraktif. Untuk pemaknaan tembang dolanan Jawa digunakan metode pembacaan model semiotik yang terdiri atas pembacaan heuristik dan hermeneutik, yaitu menemukan dan menafsirkan makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tembang dolanan Jawa memiliki makna yang sarat dengan pesan moral yang penting bagi pembentukan karakter bangsa; (2) Nilai didaktis kearifan lokal dalam tembang dolanan merupakan nilai luhur universal sebagaimana terjabar dalam sembilan pilar karakter; (3) Nilai kearifan lokal dalam tembang dolanan Jawa patut direvitalisasikan dalam rangka peningkatan pendidikan karakter, yang sesuai dengan akar budaya bangsa.

Perkembangan Islam Di Indonesia

Kata animisme berasal dari bahasa latin, yaitu anima yang berarti 'roh'. Kepercayaan animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh. Keyakinan ini banyak dianut oleh bangsa-bangsa yang belum bersentuhan dengan agama wahyu. Paham animisme mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini (seperti laut, gunung, hutan, gua, atau tempat-tempat tertentu), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar jiwa tersebut tidak mengganggu manusia, atau bahkan membantu mereka dalam kehidupan ini. Banyak kepercayaan animisme yang berkembang di masyarakat. Seperti, kepercayaan masyarakat Nias yang meyakini bahwa tikus yang sering keluar masuk rumah adalah jelmaan dari roh wanita yang meninggal dalam keadaan melahirkan. Atau, keyakinan bahwa roh orang yang sudah meninggal bisa masuk kedalam jasad binatang lain, seperti babi hutan dan harimau. Biasanya, roh tersebut akan membalas dendam terhadap orang yang pernah menyakitinya ketika hidup. Kepercayaan semacam ini hampir sama dengan keyakinan reinkarnasi. Reinkarnasi sendiri tidak lain adalah pemahaman masyarakat Hindu dan Budha yang percaya bahwa manusia yang sudah mati bisa kembali lagi ke alam dunia dalam wujud yang lain. Jika orang tersebut baik selama hidupnya, biasanya ia akan ber-reinkarnasi dalam wujud merpati. Namun, jika dikenal dengan perangainya yang buruk, maka ia akan kembali hidup dalam wujud seekor babi. Sebagai contoh, ketika manusia mendapatkan bahwa api memiliki daya panas, maka ia akan menduga bahwa apilah yang paling berhak ia sembah karena api telah memberikan pertolongan kepada mereka ketika mereka merasa dingin. Ia mengira bahwa api memiliki kekuatan misteri yang tidak mungkin dimiliki oleh manusia sehingga ia akan menyembahnya. Atau contoh lainnya, seperti penyembahan masyarakat Jepang terhadap matahari. Mereka sangat mengagungkan dan menghormati matahari karena mereka percaya bahwa matahari-lah yang pantas disembah disebabkan kekuatan sinarnya yang memancar ke seluruh dunia. Karena sebab itulah, mereka menyembah sesuatu selain Allah. Mereka menyembah Allah karena mereka bodoh dan jahil dalam mengenal Tuhan. Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme Keberadaan paham atau aliran animisme dan dinamisme ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Hindu dan Budha telah hadir lebih awal dalam peradaban nusantara. Masyarakat kita telah mengenal kedua agama budaya daripada agama Islam. Namun, sebelumnya ada periode khusus yang berbeda dengan zaman Hindu-Budha. Masa itu adalah masa pra-sejarah. Zaman ini disebut sebagai zaman yang belum mengenal tulisan. Pada saat itu, masyarakat sekitar hanya menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi. Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan, daya, atau kekuasaan. Definisi dari dinamisme memiliki arti tentang kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan ghaib. Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan primitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia. Dinamisme disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan.

Sunan Kalijaga makalah 14

Kisah wali songo dari dulu hingga sekarang masih tetap memikat banyak orang. Terutama salah satu kisah wali dari Tuban yaitu Sunan Kalijaga. Kisah penyebaran agama islam di Tanah Jawa secara besar-besaran ini mengundang rasa kekaguman semua pihak, baik dari kalangan islam sendiri maupun dari kalangan pemeluk agama lain. Sebagai contoh, misionaris kristen telah berjuang selama ratusan tahun untuk mengkristenkan penduduk Jawa dan indonesia pada umumnya namun mereka tak bisa mencapai kebehasilan gemilang sebagaimana telah dicapai oleh wali songo. Salah satu wali songo yaitu Sunan Kalijaga mencapai kebehasilan dakwah dari Jawa Tengah hingga Jawa Barat. Sunan Kalijaga sangat arif dan bijaksana dalam berdakwah sehingga dapat diterima dan diaanggap sebagai guru suci setanah Jawa. Apa rahasia Keberhasilan dakwah Sunan Kalijaga? Anda dapat mengetahui setelah membaca makalah ini. DAFTAR ISI

Ajaran Praksis Sunan Kalijaga dalam Tembang "Ilir-Ilir"

Sunan Kalijaga adalah salah satu dari walisanga (sembilan wali) yang menyebarkan agama islam di pulau Jawa. Gaya penyebaran islam Sunan Kalijaga berbeda dengan beberapa Sunan yang termasuk dalam walisanga. Sunan Kalijaga melakukan akulturasi antara ajaran Islam dengan budaya Jawa serta beberapa ajaran agama yang sudah mapan di Jawa (Hindu-Budha). Hal yang ditekankan oleh Sunan Kalijaga dalam mengajarkan agama Islam adalah pada pengalaman praktis kehidupan sehari-hari orang Jawa dalam memahami “sangkan paraning dumadi". Salah satu media yang digunakan oleh Sunan Kalijaga adalah tembang “Ilir-Ilir”. Tembang tersebut adalah tembang dolanan yang banyak diketahui dan ditembangkan oleh anak-anak kecil. Di balik kesederhanaan bentuk luar tembang tersebut, ada ajaran yang sangat dalam yang disampaikan oleh Sunan Kalijaga, yaitu mengenai gambaran pergantian kekuasaan, perbaikan akhlak para pemimpin, dan nilai Pancasila-Buddhid (ajaran moral).

MENYONGSONG KURIKUKULUM 2013 EMAS AMT (ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING) BERBASIS KEARIFAN LOKAL JAWA.pdf

Pergantian kurikulum menjadi topik utama pembicaraan masyarakat Indonesia. Pemerintah berusaha memajukan pendidikan di tanah air salah satunya dengan cara mengimplementasikan kurikulum 2013. Kebijakan kurikulum baru berlaku untuk semua tingkatan pendidikan, termasuk pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Perubahan kurikulum tersebut masih terdapat permasalahan mengenai isi ataupun tujuan yang akan dicapai dari pembelajaran menggunakan kurikulum 2013. Kewajiban untuk membentuk suatu moral baik dan intelektual tinggi yang harus ada dalam pengimplementasian kurikulum 2013. Terdapat sebuah solusi cerdas dari persoalan untuk menyongsong kurikulum baru 2013 demi membentuk siswa pada tingkat dasar dapat berupa AMT (Achievement Motivation Training) berbasis kearifan lokal Jawa sebagai upaya menanamkan kecerdasan IQ, EQ, dan SQ. Sebuah gagasan yang sangat realistis dan elegan untuk diimplementasikan demi terwujudnya pondasi kuat dalam moral dan intelektualitas. Kearifan lokal yang mulai ditinggalkan, akan munculkan kembali sebagai peran utama dalam menyongsong kurikulum 2013 emas. Key Words: kurikulum 2013, kearifan lokal, AMT (Achievement Motivation Training), kecerdasan IQ, EQ, dan SQ.

Fenomena Gamelan Kiai Kanjeng dalam Tinjauan Hadis

Sebagai penelitian living hadis, tulisan ini merupakan sebuah upaya dalam mengungkap nilai-nilai hadis yang hidup, diterima, dan dimaknai di tengah dakwah dan shalawat Kiai Kanjeng. Secara lebih jauh, penelitian ini yang mengandung nilai fenomenologis juga akan mencoba menelusuri gejala dan mengetahui makna dari shalawat dan dakwah kolaboratif Kiai Kanjeng yang memadukan elemen antar budaya yakni Islam, Jawa, dan unsur Modern dalam satuan musik allground Kiai Kanjeng. Sisi kebenaran emik penelitian ini akan dijadikan dasar dalam mendeskripsikan dakwah dan Shalawat Kiai kanjeng baik sejarah, proses, dan bagaimana fenomena tersebut dimaknai. Sehubungan dengan teori makna, menurut Karl Mannheim ada tiga makna yang akan sangat berpengaruh dalam sebuah fenomena. Untuk itu, ketiganya akan dijadikan acuan dalam memahami fenomena dakwah dan shalawat Kiai Kanjeng. Ketiga makna tersebut adalah makna objekti, ekspresif, dan dokumenter.

Revitalisasi Tembang Dolanan Jawa Sebagai Sarana Pendidikan Karakter Bagi Anak

ABSTRAK Dewasa ini, arus globalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menggeser tatanan kebudayaan Indonesia. Akibatnya dengan mudah anak-anak akan mengalami peristiwa hilangnya jati diri bangsa dan budaya dalam dirinya serta akan menciptakan kebudayaan sendiri. Tembang dolanan sebagai salah satu wujud kesenian dan kebudayaan Indonesia, telah mengalami pergeseran dan kemunduran akibat adanya arus globalisasi. Saat ini tembang dolanan tersebut sudah jarang dinyanyikan oleh anak-anak. Keadaan seperti inilah yang mengakibatkan punahnya tembang dolanan tersebut. Padahal tembang-tembang dolanan seperti Ilir-ilir, Jaranan, Menthok-Menthok, Gundhul Pacul, dan sebagainya sarat dengan pesan moral dan nilai-nilai karakter yang penting bagi perkembangan watak anak-anak. Pesan moral dan nilai-nilai karakter tersebut bisa berupa nilai relugius, hormat kepada guru, cinta tanah air, belajar gotong royong dan berbagai nilai positif lainnya. Dengan demikian nilai yang ditanamkan lewat tembang dolanan tersebut dapat dibawa oleh anak-anak hingga dewasa. Mengingat pentingnya tembang dolanan sebagai sarana pendidikan karakter dan semakin punahnya tembang dolanan tersebut di era sekarang maka perlu adanya revitalisasi terhadap tembang dolanan tersebut sebagai sarana pendidikan karakter bagi anak-anak. Kata Kunci: Revitalisasi, Tembang Dolanan, Pendidikan Karkter

PUNAKAWAN SEMAR

Mungkin hanya sedikit dari orang pribumi yang tidak mengenal tokoh Semar. Namun, di zaman era globalisasi yang serba modern ini, sulit bagi kita untuk menemukan kembali tokoh tersebut. Terlepas dari orang-orang yang peduli dengan kebudayaannya sendiri. Semar merupakan tokok asli Nusantara yang di ciptakan oleh Pujangga Jawa meskipun tak jelas siapa. Maka daripada itu, tokoh semar tidak akan di temukan dalam naskah asli Mahabharata ataupun Ramayana yang berbahasa asli Sansakerta. Dalam pewayangan semar selalu di tempatkan sebagai Punakawan paling utama dalam cerita wayang baik di jawa ataupun sunda. Tokok ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasehat para kesatria. Dibalik popularitas semar sosok semar, sayangnya belum banyak yang tahu sejarah, seluk-beluk, perkembangan, hingga pengaruh tokoh ini dalam mengembangkan peradaban tanah air.