Karakterisasi Label Kolorimetrik Dari Karagenan/Nanofiber Selulosa Dan Ekstrak Ubi Ungu Untuk Indikator Kerusakan Pangan (original) (raw)
Related papers
Preparasi Indikator Label Berbasis Ekstrak Ubi Ungu Untuk Pemantauan Kesegaran Udang
2021
Udang merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan di Indonesia produksinya terus meningkat setiap tahunya. Namun, umumnya udang mudah mengalami penurunan kualitas kesegaran akibat pembusakan oleh mikroorganisme Masyarakat umunya menentukan kesegeran udang melalui pengamatan indra pengelihatan, penciuman ataupun perasa. Namun, cara tersebut kurang efektif jika dilakukan pada udang yang sudah dikemas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat indikator label dari ubi ungu untuk mendeteksi kesegaran udang pada wadah tertutup. Pembuatan indikator label dilakukan dengan merendam kertas whatman no 41 ukuran 6x1 kedalam ekstrak ubi ungu. Lalu dilakukan pengujian sensitivitas dan stabilitas indikator label pada variasi kondisi temperatur, keberadaan amonia dan udang selama 24 jam. Hasil uji stabilitas indikatator label dari ubi ungu pada suhu ruang dan dingin menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan warna pada indikator label sehingga te...
KERTAS LABEL KOLORIMETRIK DENGAN EKSTRAK UBI UNGU SEBAGAI INDIKATOR PADA KEMASAN PINTAR UNTUK MENDETEKSI KESEGARAN SUSU. Produk susu sangat rentan terhadap penurunan kualitas yang dapat disebabkan karena faktor penyimpanan, padahal kualitas susu sangat penting untuk diperhatikan sebelum dikonsumsi. Pada penelitian ini dikembangkan label kolorimetrik sebagai indikator pada kemasan pintar yang dapat mendeteksi kualitas susu secara sederhana dan murah. Label kolorimetrik dibuat dari kertas selulosa dan ekstrak Ipomoea batatas sebagai zat warna alami untuk mendeteksi kualitas susu. Label dibuat dengan variasi pH ekstrak pH 2, pH 7, dan pH 11. Pengujian label dilakukan untuk kondisi penyimpanan suhu pada temperatur 4 o C, 23 o C dan 40 o C selama waktu 48 jam. Perubahan warna label difoto digital dan kemudian dihitung dengan analisis warna RGB. Hasil eksperimen menunjukkan label kolorimetrik dengan ekstrak zat warna pH 2 mengalami perubahan warna dari merah muda ke merah keunguan, pH 7 berubah warna dari ungu ke ungu terang agak kemerahan, dan pH 11 berubah warna dari biru keabuan menjadi terang kekuningan setelah 48 jam. Dengan demikian label kolorimetrik dengan ekstrak zat warna pH 11 paling baik untuk mendeteksi kesegaran susu, karena mengalami perubahan warna yang paling kontras. Penelitian ini menunjukkan bahwa label kolorimerik berbahan dasar ekstrak Ipomoea batatas baik untuk digunakan sebagai indikator pada kemasan pintar untuk mendeteksi kesegaran susu secara visual dan sederhana. Kata kunci : label kolorimetrik, kemasan pintar, kesegaran susu ABSTRACT PAPER-BASED COLORIMETERIC LABEL USING SWEET POTATO EXTRACT AS MILK FRESHNESS INDICATOR IN SMART PACKAGING. Dairy products are particularly susceptible to quality degradation because of storage factors, yet the milk quality is very important to be considered before being consumed. This research has been developed to utilize colorimetric label as an indicator in smart packaging that can detect milk quality with the simple and cheap method. Colorimetric labels are made from cellulose paper and Ipomoea batatas extract as natural dyes to detect milk quality. Labels with pH variations of extracts 2, 7, and 11 were tested for milk conditions stored at 4 °C, 23 °C, and 40 °C for 48 hours. The label color change was photographed digitally and then was calculated using RGB color analysis. The results showed that colorimetric labels with p H 2 dye extracts had a discoloration from pink to purplish red, pH 7 changed color from purple to bright purple instead of reddish, and pH 11 changed color from grayish blue to light yellow after 48 hours of detecting milk. Thus, in this work, the colorimetric label with pH 11 dye extract is the best for detecting the freshness of milk, as it undergoes the most contrasting color changes. This research also revealed that colorimetric label based on Ipomoea batatas extract is good to be used as an indicator to detect milk freshness visually and simply in smart packaging.
JOURNAL ONLINE OF PHYSICS, 2021
The main weakness in shrimp marketing is the perishable food nature of shrimp. Generally, people identify the freshness of shrimp by direct observation. However, it will be difficult to detect the freshness of shrimp if it is marketed in a closed container. In this study, a label indicator of purple sweet potato will be made to detect the freshness of shrimp. The increase in the efficiency of indicator readings is carried out using a neural network algorithm. The results of the sensitivity test showed that the label indicator of purple sweet potato extract was sensitive to the presence of ammonia.Through a comparison between the storage time of shrimp and the organoleptic quality of shrimp, it is known that the quality of shrimp is divided into four classes, namely: (i) "Very fresh" marked with a solid red color (ii) "Fresh marked with a deep blue color (iii) "not fresh marked with a dark red color. gray and (iv) “very unrefreshing marked with a faded brown color...
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia, 2021
Tanaman perkebunan yang juga menjadi sumber devisa negara Indonesia adalah kopi. Hanya dua jenis kopi yang bernilai ekonomis untuk dibudidayakan yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Bondowoso merupakan kabupaten di Jawa Timur yang mengembangkan kopi arabika. Permasalahannya adalah petani masih menggunakan pengamatan langsung (manual) pada masing-masing biji kopi untuk menentukan kualitas biji kopi sehingga penelitian ini diharapkan mampu membantu petani dalam sortasi kerusakan mutu biji kopi berdasarkan warna dan teksturnya. Fitur yang digunakan yaitu fitur warna dan fitur tekstur GLCM pada sudut 0̊ dan 45̊. Jumlah data keseluruhan adalah 198. Metode Backpropagasi mampu mengklasifikasi kerusakan mutu pada biji kopi arabika dengan tingkat akurasi training sebesar 100% dan tingkat akurasi testing sebesar 97.5% pada variasi learning rate yaitu 0.5.
Pengaruh Jumlah Gula Dan Ubi Jalar Ungu Terhadap Hasil Jadipermen Leather Sirsak
Jurnal Tata Boga, 2015
Permen leather merupakan permen berbentuk lembaran yang menyerupai kulit dengan bahan dasar buah yang mengandung serat dan pektin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi penggunaan gula dan ubi jalar ungu, terhadap hasil jadi permen leather sirsak (warna, aroma, tekstur, permukaan, rasa, dan tingkat kesukaan) serta mengetahui kandungan air, antioksidan, dan serat permen leather sirsak terbaik. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan pola faktorial 2x3 yaitu jumlah gula (25%, 40%) dan jumlah ubi jalar ungu terdiri dari (10%, 20%, 30%). Pengumpulan data uji organoleptik permen leather sirsak dilakukan dengan observasi kepada 15 panelis terlatih dan 20 panelis semi terlatih. Analisis data uji organoleptik menggunakan metode anava ganda (two way anova) dan uji lanjut Duncan. Produk terbaik dilakukan uji Laboratorium kandungan air, antioksidan, dan serat dilakukan di BPKI Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan interaksi jumlah gula dan ubi jalar ungu berpengaruh pada permen leather sirsak yaitu warna, namun tidak berpengaruh pada rasa, aroma, tekstur, permukaan dan tingkat kesukaan. Hasil uji kimia produk terbaik permen leather sirsak perlakuan gula 40% dan ubi ungu 30% memiliki kandungan air 22,76%, antioksidan 236,5mg/kg, dan serat 2,08%.
Mencermati Label dan Iklan Pangan
Hanya dengan menonton televisi atau membaca surat kabar kita bisa merasakan adanya perubahan arah yang terjadi pada industri pangan. Perubahan itu ditandai dengan tumbuhnya industri pangan fungsional dan pangan suplemen. Pangan fungsional adalah pangan yang tidak hanya memberikan zat-zat gizi esensial pada tubuh, tetapi juga memberikan efek perlindungan tubuh (atau bahkan penyembuhan) terhadap beberapa gangguan penyakit.
Pustaka Kesehatan, 2020
Vegetable products are foods that are popular with many people. One vegetable product such as green chili is a vegetable commodity that cannot be abandoned by society in daily life. This was followed by demands for quality of green chili products. so that an analytical tool is needed that can analyze the freshness of green chili easily and practically. This study aims to develop an edible freshness sensor based on anthocyanin indicators from purple sweet potato extract (Ipomoea batatas L.) with a membrane mixture of cassava starch and chitosan. The edible freshness sensor can be applied as a freshness sensor and know the freshness level of green chili with various parameters. Tests for green chili freshness test included pH test, weight loss, texture value, and sensory evaluation test. The color change of the edible freshness sensor was observed visually and tested using the ImageJ program to determine the mean green value. The results show the color change of the freshness sensor is dark purple when the green chili is fresh, the light purple is still fresh and the light green is no longer fresh or rotten. The mean value of the green sensor for edible freshness increased along with the decline in the quality of green chili in the packaging.
2019
Karagenan adalah polisakarida yang diekstraksi dari biomassa rumput laut ganggang merah. Karagenan merupakan senyawa polisakarida galaktosa. Rumput laut yang digunakan adalah kelompok rumput laut merah (Rhodophyta) dan rumput laut cokelat (Phaeophyta). Struktur karagenan dibagi menjadi 3 fraksi berdasarkan unit penyusunnya yaitu kappa, iota dan lambda karagenan dengan jumlah sulfatnya berturut-turut 20%, 33% dan 42%. Penyusun utama karagenan adalah galaktan (polisakarida sulfat) yang merupakan polimer dari gula galaktosa. Edible film merupakan salah satu alternatif kemasan yang dapat diaplikasikan pada bahan pangan karena sifatnya yang dapat terurai secara alami (biodegradable) sehingga ramah lingkungan, terbuat dari bahan yang aman bagi kesehatan sehingga dapat dikonsumsi bersama dengan bahan pangan yang dilapisinya. Edible film dibuat dari bahan alami misalnya polisakarida, protein, lemak atau kombinasi dari beberapa bahan (komposit), dengan atau tanpa penambahan pemlastis Tujuan ...