Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Negeri 1 Jogoroto Berdasarkan Langkah-langkah Polya Ditinjau dari Adversity Quotient (original) (raw)

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient

Alifmatika: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika

One of the studen learning goals mathematics is mathematical reasoning for outcomes training student to solve the problems. One of the problems faced by students is word questions. There are several students responses in dealing with word question which is known as Adversity Quotient. This research aims to describe the students' problem solving skills in system of three-variable linear equations subject based on Polya's theory in terms of Adversity Quotient. This is a qualitative descriptive research with three subjects of students class X IPA 1 SMAN Arjasa Jember, there are one climber student, one camper student and one quitter student. These subjects took purposive sampling with consideration according to the results of questionnaire scores that meet each of the criteria of Adversity Quotient. Data collection techniques used were questionnaires, tests, interviews and observations. The validity test used is technical triangulation. Data analyzed through data condensation, ...

Hubungan Adversity Quotient Dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Pada Pembelajaran Matematika

AXIOM : Jurnal Pendidikan dan Matematika, 2018

Problem solving must be developed and internalized in mathematicslearning, so students have problem solving skills that students cantransfer to their daily lives when facing problems or difficulties.There is a mental attitude that affects a person's success to become asuccessful problem solver, namely adversity quotient. This mentalattitude affects the mindset and emotions so it is not easy to give upin solving problems. This study aims to measure the relationshipbetween adversity quotient and problem solving abilities of juniorhigh school students in mathematics learning. This research is acorrelation study. The population was students of SMPN 1 PadangPanjang 2014/2015 academic year, while 32 samples were selectedby purposive sampling. The data was collected using an adversityquotient scale and a mathematical problem solving ability test. Datawere analyzed by regression correlation techniques. The results ofdata analysis showed a correlation coefficient between adversityquotien...

Analisis Profil Kemampuan Representasi Matematika Siswa SMA pada Pemecahan Masalah Ditinjau dari Tahapan Polya

Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 2020

Siswa cenderung masih kesulitan merepresentasikan mata pelajaran matematika kedalam bentuk grafik, gambar, ataupun diagram. Salah satu kemampuan berpikir yang mendukung siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran matematika adalah kemampuan representasi. Representasi diperlukan pada pemecahan masalah untuk mengkomunikasikan ide pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana profil kemampuan representasi matematika siswa berdasarkan pemecahan masalah ditinjau dari tahapan polya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian ini adalah 8 siswa kelas XI MIPA 2 SMA N 1 Gebog, terbagi atas siswa dengan kemampuan memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana serta memeriksa kembali dengan kategori tinggi dan rendah. Teknik pengumpulan data berupa tes tertulis, observasi, dan wawancara. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi metode.Hasil peneli...

Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa smp berdasarkan tahapan polya ditinjau dari adversity quotient

2018

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP berdasarkan tahapan polya ditinjau dari adversity quotient. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga siswa kelas VIIIB di SMP Kristen Satya Wacana tahun ajaran 2018/2019, yaitu satu siswa climber (AQ tinggi), camper (AQ sedang), dan quitter (AQ rendah). Hasil penelitian menunjukkan kemampuan siswa climber dalam memahami masalah, mampu menyebutkan seluruh informasi dan menjelaskan kembali masalah menggunakan bahasanya sendiri, kemudian merencanakan langkah pemecahan masalah, membuat alternatif rencana penyelesaian, menuliskan langkah penyelesaian secara runtut dan jelas, dan melakukan pemeriksaan kembali. kemampuan siswa camper dalam memahami masalah adalah tidak menyebutkan seluruh informasi dan menjelaskan kembali masalah menggunakan bahasanya sendiri, kemudian merencanakan langkah pemecahan masalah, tidak menuliskan langkah penyelesaian secara rinci, dan tidak melakukan pemeriksaan kembali. Kemampuan siswa quitter dalam memahami masalah adalah tidak menuliskan informasi secara lengkap dan menjelaskan kembali masalah menggunakan bahasanya sendiri, kemudian mengalami kesulitan dalam merencanakan langkah penyelesaian dan kesulitan menuliskan langkah penyelesaian, serta tidak melakukan pemeriksaan kembali. Abstract: This study aimed to describe the skill of junior high school student's mathematical problem solving based on the type of AQ.

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Dalam Memecahkan Masalah Aritmatika Sosial Ditinjau Dari Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Polya

2019

Matematika merupakan ilmu pasti yang harus dipelajari oleh siswa mulai dari pendidikan paling dasar sampai ke Perguruan Tinggi. Matematika sangat berperan penting dalam memecahkan suatu masalah dikehidupan sehari-hari, sehingga kita perlu mempelajari, memahami, dan menguasai ilmu matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP dalam memecahkan masalah aritmatika sosial. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII SMP. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan wawancara. Tes berupa 1 soal uraian yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan wawancara yang digunakan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang langkah-langkah siswa dalam memecahkan masalah. Polya mengungkapkan 4 langkah pemecahan masalah, yaitu menganalisa masalah, merencanakan strategi, melaksanakan strategi, dan mengevaluasi hasil jawaban. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 pengklasifikasian kemampuan siswa, yaitu kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dan kemampuan tinggi. Siswa dengan pengklasifikasian kemampuan tinggi dalam memecahkan masalahnya minimal memenuhi 3 indikator, yaitu menganalisa masalah, merencanakan strategi dan melaksanakan strategi. Siswa dengan pengklasifikasian kemampuan sedang dalam memecahkan masalahnya minimal memenuhi 2 indikator, yaitu memahami masalah dan merencanakan strategi. Siswa dengan pengklasifikasian kemampuan rendah dalam memecahkan masalahnya minimal memenuhi 1 indikator, yaitu memahami masalah.

Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Pertama Dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah-Langkah Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient

Jurnal Pendidikan Matematika, 2016

This research is conducted to describe the process of thinking and to analyze students' difficulties in solving mathematical problems based on Polya measures in terms of adversity quotient. This research is a descriptive qualitative research. The subjects are three students of class IX SMPN 1 Banda Aceh consisting. The selection of subjects using purposive sampling and based on the level of AQ (climber, camper, and quitter) and smooth communication (oral and written) students. Data collected by using task-based interviews, then triangulation to check the validity of the data. Data were analyzed using the concept of Miles and Huberman: data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that (1) subject climber thinking process of assimilation to understand, plan completion, and recheck problem solving; (2) the subject camper also think assimilation process in understanding, plan completion, and recheck problem solving; (3) the subject quitter think assimilation process once accommodation in understanding and implementing the plan troubleshooting.

Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi Lingkaran Ditinjau Dari Adversity Quotient (Aq)

J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi lingkaran ditinjau dari Adversity Quotient. Penelitian ini meggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Ciamis sebanyak 6 orang siswa yang terdiri dari 2 siswa yang memiliki tipe climbers, 2 siswa yang memiliki tipe campers dan 2 siswa yang memiliki tipe quitters yang diambil berdasarkan hasil angket Adversity Quotient. Pengambilan data meliputi angket, tes tulis dan wawancara. Analisis data yang dilakukan adalah Reduksi Data, Penyajian data, dan Penarikan Kesimpulan . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP berdasarkan langkah-langkah Polya ditinjau dari Adversity Quetient adalah Siswa Quitters dapat melaksanakan dua langkah pemecahan masalah Polya yaitu memahami masalah dan menyusunrencana penyelesaiannya. Siswa Campers dapat melaksanakan tiga langkah pemecaha...

Profil Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau dari Kemampuan Matematika Siswa

Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika

Kemampuan dalam memecahkan masalah perlu dimiliki seluruh siswa. Selama ini yang menjadi masalah ialah bagaimana kemampuan memecahkan masalah dikembangkan pada proses belajar mengajar terutama matematika. Terdapat kesulitan siswa memecahkan masalah perlu mendapatkan perhatian dan di identifikasi secara lanjut. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan profil pemecahan masalah matematika berdasarkan teori Polya dengan tinjauan kemampuan matematika siswa. Metode penelitian yang dipergunakan yaitu kualitatif, sedangkan jenisnya deskriptif. Subjek penelitian ini terdiri atas subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu teknik tes dan wawancara. Analisis data yang digunakan yakni hasil tes kemampuan matematika, hasil tes pemecahan masalah dan dikuatkan dengan hasil wawancara. Hasil penelitian menerangkan siswa dengan kemampuan matematika tingkat tinggi bisa mengatasi permasalahan, dan mengumpulkan informasi untuk mengatasi permasa...

Kompetensi Matematika: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Menurut Polya

Journal of Research in Science and Mathematics Education (J-RSME)

Pemecahan masalah (Problem solving) merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif, kreatif dan mampu berfikir logis, kritis dan mampu berfikir tingkat tinggi dalam menyampaikan gagasannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan tahap pokok atau penting dalam memecahkan masalah yang sudah diterima luas, dan ini bersumber dari buku George Polya tahun 1945 berjudul How to Solve It. Penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif untuk mengungkapkan pemecahan masalah Polya. Penelitian ini diawali dengan melakukan kajian terhadap sejumlah literatur yang dapat mendukung pendekatan analisis, meliputi: kajian tentang regulasi, dan prosedur, metode pemodelan dan pemograman kajian adalah berupa buku referensi, jurnal ilmiah yang dipublikasikan. Menurut polya dalam pemecahan masalah. Ada empat langkah yang harus dilakukan. Keempat tahapan ini lebih dikenal dengan See (memahami problem), Plan (menyusun rencana), Do (melaksanakan ren...

Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Materi Aritmatika Sosial Berdasarkan Teori Polya Ditinjau dari Self-Confidence Siswa SMP

Logaritma : Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sains

This study aims to describe mathematical problem solving abilities in terms of students' self-confidence. This is motivated by the number of students who have low self-confidence in solving mathematical problem solving problems. The research used a qualitative approach to the case study method with the subject as many as 3 students of class VII of one of the state junior high schools in Karawang district, using tests in the form of questions to describe their problem-solving abilities, self-confidence questionnaires and interviews. The data analysis technique used data reduction, display data, and conclusion drawing or verification. Based on the results of data analysis, it was showed that self-confidence are high and solving problems, it is be able to meet the stages of understanding problems, compiling plans, and implementing plans. Students with low self-confidence show that they do not meet any of the problem solving stages. So, it can be concluded that the ability to solve ...