Menjadi Pustakawan Yang Terampil Dan Beretika (original) (raw)

Membaca dan Menulis Membentuk Pustakawan Profesional dan Berkarakter

2018

Tidak ada sekolah berhasil melahirkan lulusan yang hebat tanpa membaca, baik informasi dari buku tercetak, e-book maupun bacaan yang dapat ditelusuri melalui internet. Untuk itu hampir semua di lingkungan pendidikan dihadirkan perpustakaan dengan harapan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Aktivitas membaca sangat erat dengan menulis, keduanya tidak dapat dipisahkan dan memiliki keterkaitan dalam sebuah pembelajaran seseorang untuk mencapai kompetensi pada dirinya bahkan menemukan karakter pada dirinya. Membaca sebenarnya akan memberikan banyak inspirasi bagi kita. Namun, akhir-akhir ini aktivitas membaca telah banyak diabaikan berbagai kalangan dengan alasan sibuk, ataupun adanya media yang lebih praktis untuk mendapatkan informasi seperti televisi, radio, maupun media internet. Bahkan terkadang waktu kita tersita hanya untuk membaca dan menulis pesan di media sosial seperti WA (whatsappl), BBM (BlackBerry Messeger), dan sejenisnya.

Kompetensi Pustakawan Dan Kepuasan Pemustaka

Jurnal Insan Cendekia, 2017

Latar belakang Kualitas pelayanan di perpustakaan dapat menciptakan kepuasan pemustaka dalam mengakses informasi yang tersedia di perpustakaan. Dibutuhkan pustakawan yang kompeten baik secara profesional maupun personal dan berpengalaman dalam memberikan ilmu pengetahuan . kualitas pustakawan dapat mempengaruhi kepuasan pemustaka dalam mengakses informasi di perpustakaan. Harapan pustakawan profesional adalah dengan adanya layanan terbaik dapat diberikan kepada pemustaka akan memberi dampak positif terhadap kemajuan dan perkembangan Perpustakaan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Bahan dan Metode Penelitian: Metode yang digunakan adalah Diskriptif kuantitatif, disain penelitian. ini menggunakan populasi pengunjung perpustakaan denga kriteria minimal 3 kali sudah pernah berkunjung ke perpustakaan. menggunakan teknik purposif sampling, instrument penelitian dengan memberikan kuisioner kepada pemustaka yang sedang berkunjung di perpustakaan stikes insan Cendekia Medika Jombang. ...

Menjadi Pustakawan Produktif di Era Disrupsi

Perpustakaan Universitas Surabaya, 2018

Berpuas diri terlalu dini memang kerap jadi si terdakwa. Celakanya kian mengakar di keseharian pustakawan dan kecenderungan itu masih menguat. Jika hal demikian adalah kenyataan, pustakawan bakal punah bisa saja terjadi. Kiranya, isu punahnya pustakawan masih jauh panggang dari api. Profesi pustakawan tidak akan tergerus, jika dan hanya jika menjadi pustakawan produktif di era disrupsi ini. Kajian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner terbuka ini menjelaskan berbagai contoh praktik pustakawan produktif di era disrupsi. Informan adalah anggota grup Pustakawan-Blogger Indonesia di aplikasi Whatssapp. Pemilihan informan menggunakan teknik sampel bertujuan, dengan kriteria sebagai berikut (1) berprofesi pustakawan, (2) bersedia menjadi informan, dan (3) memahami era disrupsi. Contoh praktik pustakawan produktif antara lain: menulis, menggeluti penerbitan, membaca, kreatif mengadakan kegiatan, bersikap fleksibel pada birokrasi (lobbying), memahami karakteristik pemustaka, belajar tentang IT atau bahasa pemrograman (coding), dan melakukan pendampingan masyarakat. Keywords: productive librarian, era of disruption, creative librarian. Dipresentasikan pada acar SEMINAR DAN CALL FOR PAPERS Perpustakaan Universitas Surabaya 20-21 Maret 2018. DISRUPTIVE TECHNOLOGY : Opportunities and Challenges for Libraries dan Librarians. Keywords: productive librarian, era of disruption, creative librarian.

Membangun Profesionalisme Pustakawan Melalui Citra Diri Pustakawan Masa Depan

2017

Pustakawan merupakan profesi seseorang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan pengelolaan serta pelayanan perpustakaan, kompetensi tersebut diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan. Namun seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, pustakawan pada saat ini seharusnya tidak lagi hanya lihai mengusulkan atau mengadakan bahan pustaka, mengkatalog, mengindeks, dan pekerjaan rutinitas setiap hariny, tetapi di era global ini pustakawan harus mempunyai nilai lebih. Kajian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan metode pengumpulan data melalui library research. Dari penelitian ini dihasilkan bahwa profesionalitas pustakawan tergantung dengan kemauan diri pribadi dalam membangun citra diri (image branding) dan mengembangkan diri yang pada saat ini sudah menjadi keharusan bagi pustakawan sehingga pengakuan status profesi kepustakawanannya yang dinilai oleh pemustaka. Dengan kata lain, citra diri pustakawan sangat ditentukan oleh kinerja ...

Meningkatkan Profesionalisme Sebagai Langkah Awal Peningkatan Citra Positif Pustakawan

2020

Kepuasan pemustaka merupakan cikal bakal dalam membentuk citra positif pustakawan dan perpustakaan. Membangun citra positif pustakawan mustahil tanpa adanya profesionalisme dalam diri pustakawan. Citra positif terbangun seiring dengan sikap profesional yang ditunjukkan ketika memberikan pelayanan kepada pemustaka. Pustakawan adalah sebuah profesi. Untuk meningkatkan profesionalisme pustakawan hal penting yang harus diperhatikan adalah pustakawan harus bekerja berdasarkan ilmu dan terus mengembangkan kemampuannya, memiliki kemampuan intrapersonal sehingga memiliki kepribadian yang kuat, mampu mensikapi berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat, memiliki kemampuan interpersonal yaitu kemampuan seseorang berinteraksi dengan orang lain, dan membangun hubungan baik dengan individu lain. Pandangan masyarakat tentang profesi pustakawan akan tergantung bagaimana pustakawan dapat menanggapi dan mampu memberikan perubahan yang lebih berkualitas.

Kompetensi Pustakawan Perspektif Islam

Islam is a religion which has comprehensive teachings, including how a Moslem works in libraries. The final goal of works is the same, which is to give the best service to their costumers. To give the best service, librarian should master some competencies. US Special Library Associations has formulated ten individual competencies for librarian. Having analyzed the holy quran, hadits, sahabat and Islamic scholar's idea, it is found that Islam has appropriate teachings to fulfill or to compare with those individual competencies. So that, a good and smart Moslem should be a professional and skillful librarian. Abstrak Islam adalah agama yang memiliki ajaran menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk pekerjaan manusia di perpustakaan. Semua tujuan pekerjaan pada dasarnya sama yaitu memberikan layanan terbaik kepada seluruh penggunanya. Untuk memberikan layanan informasi yang baik, pustakawan harus memiliki berbagai kompetensi individu. US Special Libraries telah merumuskan sepuluh kompetensi individu yang harus dikuasai pustakawan. Setelah dilakukan penelusuran dalam al-quran, hadits, pendapat para sahabat dan ulama, ternyata islam memiliki dasar dan dalil yang jelas terhadap kompetensi-kompetensi tersebut. Sehingga seharusnya seorang muslim yang baik dan cerdik ia juga bisa menjadi seorang pustakawan yang professional dan memiliki kompetensi. Kata Kunci: Pustakawan, Kompetensi Pustakawan, Ajaran Islam tentang kompetensi Pendahuluan

Membangun Profesionalisme Pustakawan Abad KE-21

Jurnal Perpustakaan Pertanian, 2017

Perpustakaan digital berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Perkembangan tersebut menuntut pustakawan untuk meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengikuti perkembangan yang ada. Pengembangan profesonalisme pustakawan meliputi peningkatan atribut pribadi dan kompetensi yang terkait dengan dasar-dasar pengetahuan tentang profesi, operasi komputer, sistem perpustakaan terintegrasi, pengorganisasian, alat klasifikasi, sumber-sumber informasi, manajemen informasi dan ilmu pengetahuan, pengkajian, dan desain web. Strategi membangun profesionalisme pustakawan dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan nonformal, pertemuan ilmiah, pertemuan teknis, magang, forum komunikasi, dan jejaring perpustakaan.

Pustakawan dan Kepustakawanan

Jurnal Dini, 2023

Keberadaan pustakawan di Indonesia sebagai profesi masih belum sejajar diakui oleh masyarakat dengan profesi lain. Bahkan instansi lain masih menganggap pustakawan sebagai tenaga administratif. Di sisi lain ada juga pertanyaan apakah pustakawan itu hanya bagi Pegawai Negeri Sipil saja? Pertanyaan tersebut wajar muncul jika mengacu pada batasan pustakawan yang ada dalam Menpan tentang jabatan fungsional pustakawan. Menpan Nomor 9 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 2 tentang pustakawan bahwa pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan.1 Sedangkan menurut Undang-undang No. 43 Tahun 2007 Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan Dalam makalah ini penulis mengambil referensi terkait pustakawan dan kepustakawanan, maka akan dibahas makna tentang pustakawan dan kepustakawan.