Konflik Agraria DI Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat 1979–2019 (original) (raw)

Konflik Agraria DI Desa Watmuri Kecamatan Nirunmas Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan, 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya konflik, dampak yang ditimbulkan akibat adanya konfik agraria serta resolusi konflik yang ditawarkan. Metodologi wawancara dan observasi digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah informan sebanyak 14 orang. Sampel dipilih dengan menggunakan Snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab konflik agraria yang terjadi di desa Watmuri adalah faktor ekonomi dan sosial. Dampak yang ditimbulkan yaitu berhubungan dengan ladang berpindah. Resolusi konflik yang ditawarkan adalah bersama-sama mencari dan mengupayakan solusi yang baik. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah konflik agraria yang terjadi di desa Watmuri merupakan konflik yang bersifat horizontal dan perlu mediasi kembali untuk tercapainya kesepakatan untuk menghindari terjadinya konflik dari kedua belah pihak.

Konflik Agraria Antara Pemerintah Dengan Masyarakat Dusun Bondu Desa Arabika Kabupaten Sinjai

PREDESTINATION: Journal of Society and Culture, 2020

It aims to determine the factors behind the agrarian conflict between the Government and the Community in Bondu Hamlet, Arabica Village and the government's efforts to resolve Agrarian Conflict in Bondu Hamlet, Arabica Village. The results of this study indicate that the agrarian conflict that occurs between the government and the community in Bondu Hamlet, Arabika Village, West Sinjai District, Sinjai Regency is motivated by several factors, namely land ownership, economic factors, legal factors, socialization factors, educational factors, coercive action factors. , policy factor. As for the efforts made by the government to resolve agrarian conflicts, namely conciliation by bringing together the two parties in conflict to achieve common goals, Mediation of dismissal of both parties in conflict but not given a binding decision and Arbitration of a decision taken by issuing a decision letter that must be issued. be obeyed by both parties to the conflict.

Arahan Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Komoditas Hortikultura di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur

2012

Kecamatan Sembalun yang terletak Kabupaten Lombok Timur termasuk dalam subsistem wilayah pengembangan utara (SSWP Utara) merupakan kawasan strategis kabupaten dengan rencana pengembangan menjadi kawasan agropolitan Sembalun (RTRW Kabupaten Lombok Timur 2010-2030). Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan acuan arahan pengembangan Kecamatan Sembalun sebagai kawasan agropolitan yang berbasis komoditas hortikultura. Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah untuk mengetahui karakteristik Kecamatan Sembalun, mengetahui potensi dan masalah untuk pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Sembalun serta untuk memberikan arahan pengembangan kawasan agropolitan berbasis komoditi hortikultura yang terdapat di Kecamatan Sembalun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, analisis potensi ekonomi, analisis kelembagaan, analisis kemampuan dan kesesuaian lahan, analisis subsistem agropolitan, analisis linkage sistem, Analisis STR, Analisis AHP, anali...

Konflik Perebutan Lahan Perkebunan PTPN IV dengan Masyarakat Desa Silampuyang Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial

Penelitian ini dilakukan Desa Silampuyang Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun yaitu konflik perebutan lahan tanah cadangan perluasan perkampungan dan pertanian Huta Bagasan dengan pihak PTPN IV Marihat. Terjadinya aksi saling klaim antara masyarakat Desa perkebunan kelapa sawit antara masyarakat desa yang diwakili oleh Lembaga Panitia Pengembalian Silampuyang dengan PTPN IV yang beroperasi di desa tersebut, banyak dari masyarakat yang mengeluhkan bahwa perusahaan telah mengambil lahan mereka, serta yang disebutkan oleh Koordinator Aksi Masyarakat Silampuyang, mereka menginkan agar pihak perusahaan memberikan ganti rugi sesuai yang telah dijanjikan dulu sesaat sebelum perusahaan melakukan aktivitas perkebunan di Desa Silampuyang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah awal mula konflik dan bentuk konflik yang terjadi pada sengketa lahan tersebut serta peran-peran dari aktor konflik yang terlibat. Teori yang digunakan adalah teori konflik Karl Marx, pengertian konflik, faktor ...

KONFLIK AGRARIA (Studi Kasus Pada Lokasi Lahan Tambang Desa Tanjung Labu Kecamatan Lepar Pongok Kabupaten Bangka Selatan)

JURNAL POLINTER : KAJIAN POLITIK DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

Konflik agraria di Indonesia salah satunya terdapat pada Desa Tanjung Labu, Kecamatan Lepar Pongok. Konflik tersebut dikarenakan terdapatnya pertambangan darat oleh CV SR Bintang Babel di Desa Tanjung Labu yang dikategorikan sebagai pulau kecil. Akibat adanya kegiatan pertambangan tanpa adanya sosialisasi dari pihak CV SR Bintang Babel menjadikan masyarakat merasa terdiskriminasi dan menimbulkan tindakan represif pada CV SR Bintang Babel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk memetakan konflik pertambangan di Desa Tanjung Labu. Konflik pertambangan ini melibatkan CV SR Bintang, masyarakat, pemerintah dan Walhi.

Dinamika Konflik Agraria Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Sendangayu Dan Surabaya Kecamatan Padangratu

Jurnal Studi Sosial Program Pascasarjana P Ips, 2015

This study aims to determine how the dynamics of agrarian conflict in the social life of the community at Sendang Ayu and Surabaya village, district of Padang Ratu Lampung Tengah. This study used a qualitative approach with case study methods, the method of collecting data is using interviews. The results of this study indicate that the dynamics of agrarian conflict in the social life of the community at Sendang Ayu and Surabaya village: The dynamics of the conflict occurred since 1970, the conflict led to conflict of open and closed. The cause of the conflict is not in accordance with the land lease agreement early. The companies, commit violence againt the citizens to control the land. The companies, resident of three villages and local government have been several times to negotiate. As a result of the long time conflict that give birth to three effects of social, economic, and environmental impacts. Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui bagaimana dinamika konflik agraria dalam kehidupan sosial masyarakat desa Sendang Ayu dan Surabaya Kecamatan Padang Ratu Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode case study. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dinamika konflik agraria dalam kehidupan sosial masyarakat desa Sendang Ayu dan Surabaya yaitu: Dinamika konflik terjadi sejak tahun 1970, konflik melahirkan konflik terbuka dan tertutup. Penyebab konflik yaitu sewa tanah tidak sesuai perjanjian awal. Pemicu terjadinya konflik yaitu perusahaan melakukan cara-cara kekerasan terhadap warga untuk menguasai tanah. Penyelesaian konflik dilakukan antara perusahaan, warga tiga desa dan pemerintah daerah melalui perundingan. Dampak konflik yang berkepanjangan, melahirkan tiga dampak, yaitu dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Konflik Agraria Yang Tak Pernah Reda

Jurnal Ilmiah Hukum LEGALITY

The ideal goal to be achieved by this country when it declared Law Number 5 of 1960 on the Basic Regulation of Agrarian is the prosperity of society, especially farmers and there is no more conflict. Conflicts before the law is one of them for their legal dualism governing agrarian question. Unification law which regulates the keagrarian expected to answer and give a solution to the conflict over the years. It turns out that the opposite is true, more and more regulations issued with respect to agrarian, it further adds new problems. Changes in the pattern and kareteristik conflict evolves with people's lives, mindset and outlook changed to agrarian particularly land, requires also look for a pattern resolution of the conflict. This paper attempts to it.

Pergolakan Agraria di Kediri Tahun 60-an

Pergolakan Agraria di Indonesia dari Masa ke Masa, 2001

Pergolakan agraria di daerah Kediri pada tahun 60-an memiliki akar-akarnya hingga jauh ke belakang, semenjak awal abad XIX. Tulisan ini berusaha untuk menelusuri akar-akar pergolakan ini dari berbagai aspek, yaitu dari segi transformasi agraria, struktur sosial di pedesaan, dan lingkungan sosial dan politik pada waktu itu. Transformasi agraria mengarah pada proses stratifikasi daripada polarisasi berdasarkan penguasaan tanah. Namun, terbentuknya kantong kaum buruh tak bertanah dari luar daerah di lingkungan pabrik gula telah menimbulkan pembelahan ekonomi dalam struktur sosial pedesaan. Ditambah dengan adanya ikatan pada orientasi kultural yang berbeda di kalangan masyarakat tersebut, pembelahan ekonomi ini akhirnya menciptakan empat bentuk komunitas, yaitu komunitas kelompok atas di loji (para manajer dan Pegawai Satu pabrik gula), komunitas para buruh dan Pegawai Dua, komunitas pesantren, dan komunitas petani pedesaan. Sementara itu, masuknya iklim politik di tingkat nasional yang diwarnai dengan ekstremitas retorika dan pertentangan tajam telah memungkinkan terjadinya politisasi atas persengketaan dan ketegangan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Hal ini akhirnya menimbulkan konflik di daerah Kediri selama pelaksanaan program land reform yang disertai aksi-aksi sepihak atas dorongan PKI. Namun konflik ini ternyata tidak mengikuti garis pembelahan atas dasar kelas sosial, melainkan merupakan tumpang tindih di antara berbagai ikatan primordial, solidaritas kelompok maupun orientasi kultural.