Makalah Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Anak dan Remaja (original) (raw)

Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Remaja

2020

Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa, masa yang sangat rentan karena masa penyesuain terhadap perubahan-perubahan baik secara fisik, psikis dan emosi yang terjadi pada diri remaja. Masa remaja di bagi menjadi tiga fase, yaitu fase remaja awal dalam rentang usia 12 sampai 15 tahun, fase remaja madya rentang usia 15 sampai 18 tahun, dan fase remaja akhir dalam rentan usia 18 sampai 21 tahun. Perkembangan agama pada remaja seiring dengan perkembangan fisik dan psiskis remaja, terdapat beberapa aspek yaitu pertumbuhan pikiran dan mental hal ini ditandai dengan adanya sifat kritis pada diri remaja terhadap ajaran agama. Perkembangan perasaan ditandai dengan perasaan sosial, etis dan estetis mendorong remaja untuk menghayati kehidupan agama yang terbiasa di lingkungannya. Pertimbangan sosial, ditandi remaja lebih memilih kehidupan dunia daripada akhirat, namun di saat tertentu remaja mencari kebahagiaan jiwa dengan menggantungkan diri kepada Tuhan. Perkemba...

Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Anak dan Remaja

Kiki Eka Rasanti, 2019

Hampir seluruh ahli ilmu jiwa sependapat, bahwa sesungguhnya yang menjadi keinginan dan kebutuhan manusia bukan hanya sebatas makan, minum, pakaian maupun kenikmatan-kenikmatan lainnya. Berdasarkan hasil riset dan observasi, mereka mengambil kesimpulan bahwa terdapat semacam keninginan dan kebutuhan yang bersfat universal. Keinginan akan kebutuhan tersebut merupan kebutuhan kodrati, berupa keinginan untuk mncintai dan dicinta tuhan. Berdasarkan hal diatas, manusia ingin mengabdikan dirinya kepada tuhan atau sesuatu yang dianggapnya sebagai zat mempunyai kekuasaan tertinggi. Keinginanan itu terdapat pada setiap kelompok, golongan atau masyarakat manusia dari yang paling primitif hingga yang paling modern. 1. Teori Monistik (Mono = Satu) Dimana yang menjadi sumber kejiwaan agama itu adalah satu sumber kejiwaan. Selanjutnya sumber tunggal yang dimaksud yang paling dominan sebagai sumber kejiwaan itu, timbul beberapa pendapat yang dikemukakan oleh: a. Thomas Van Aquino, bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama itu ialah berfikir. b. Fredrik Hegel, bahwa agama adalah salah satu pengetahuan yang sungguh-sungguh benar dan tempat kebenaran abadi. c. Frekdrick Schleimacher, bahwa yang menjadi sumber keagamaan itu adalah rasa ketergantungan yang mutlak (sence of depend).Dengan adanya rasa ketergantungan yang mutlak ini manusia merasakan dirinya lemah. d. Rudolf Otto, bahwa sumber kejiwaan adalah rasa kagum yang berada dari the wholly other (yang sama sekali lain). Jika seseorang dipengaruhi rasa kagum terhadap sesuatu yang dianggapnya lain dari yang lain di istilahkan R. Otto "Numinous" sebagai sumber yang essesial. e. Sigmund Frend

Memahami Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Anak Dan Remaja

2016

The main issues discussed in this study was to understand the development of religious life in children and adolescents, according to Zakiyah Darajat that religious life in children and adolescents had been developed in line with the development of their physical and psychological. While in the context of the education of children and adolescents, parents and educators must understand and recognize how well the religious development in children and adolescents. The purpose of this research was to find scientific theories which are concrete and valid related to religion on mental development in children and adolescents. This research is a libarary research with descriptive qualitative using the Analysis Contain Approach, which analyzes the theories from the up to date and authentic sources. The research result found that: the stage of religious development in children through three stages, namely; (1) The Fairly Tale Stage (Fables Level); (2) The Realistic Stage (Confidence); and (3)...

Prilaku Menyimpang Remaja terhadap Perkembangan Jiwa Keagamaan

2018

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian dari pada makhluk sosial. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Orang Dewasa Dan Usia Lanjut

Kiki Eka Rasanti, 2019

Manusia adalah makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia disebut sebagai makhluk potensial, karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan. Selanjutnya manusia juga disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya, karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal manusia memrlukan bantuan dari luar dirinya. Perkembangan yang negatif akan terlihat dalam berbagai sikap dan tingkah laku yang menyimpang. Bentuk tingkah laku menyimpang ini terlihat dalam kaitanya dengan kegagalan manusia untuk memenuhi kebutuhan, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Para ahli psikologi perkembangan membagi perkembangan manusia berdasarkan usia menjadi beberapa tahapan atau periode perkembangan. Secara garis besarnya priode perkembangan ituterbagi menjadi: 1) Masa prenatal; 2) Masa bayi; 3) Masa kanak-kanak; 4) Masa prapubertas; 5) Masa pubertas (remaja); 6) Masa dewasa; 7) Masa usia lanjut. Setiap masa perkembangan neniliki ciri-ciri tersendiri, termasuk perkembangan jiwa keagamaan. A. Macam-macam Kebutuhan Dalam bukunya Pengantar Psikologi Kriminil Drs. Gerson W. Bawengan, S.H mengemukakan pembagian kebutuhan manusia berdasarkan pembagian yang dikemukakan oleh J.P Guilford sebagai berikut: 1. Kebutuhan Individual Terdiri Dari: a. Homeostatis, yaitu kebutuhan yang dituntut tubuh dalam proses penyesuain diri dengan lingkungan. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan tubuh akan zat, protein, air, garam, mineral, vitamin, oksigen dan lainya. b. Regulasi temperatur adalah penyesuaian tubuh dalam usaha mengatasi kebutuhan akan perubahan terhadap temperatur badan. c. Tidur merupakan kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi agar terhindar dari gejala halusinasi. d. Lapar adalah kebutuhan biologis yang harus dipenuhi untuk membangkitkan energi secara organis.

Perkembangan Jiwa Keberagamaan Anak Usia 4-6 Tahun

PERKEMBANGAN JIWA BERAGAMA ANAK USIA 4-6 TAHUN, 2023

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui perkembangan Jiwa Keberagamaan Anak usia 5 tahun di dalam proyek mini riset. Metode yang digunakan dalam

Makalah Psikologi Agama- Jiwa keagamaan pada anak

Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion), dan kehendak (conasi). Gejala tersebut secara umum memiliki ciri-ciri hampir sama pada diri manusia dewasa, normal dan beradab. 1 Harun Nasution menurut pengertian agama berdasarkan asal kata yaitu: al-Din, religi (relegere, religare), dan agama. Al-Din (Semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) atau relegere berarti mengumpukan dan membaca.

Perkembangan Jiwa Agama Pada Masa Remaja (Al-Murahiqah)

PIONIR: Jurnal Pendidikan, 2016

Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion), dan kehendak (conasi). Psikologi atau ilmu jiwa sebagai salah satu disiplin ilmu yang otonom, memiliki keterkaitan dengan masalahmasalah yang menyangkut kehidupan batin manusia yang paling dalam, yaitu agama. Maka dari psikologi ini pula kemudian lahir cabang ilmu yaitu tentang psikologi agama. 1 Psikologi agama merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan psikologi. Penelaahan tersebut merupakan kajian empiris. Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa (fase) remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.