Etnokoreologi Tari Topeng Banjar pada Upacara Manuping Desa Banyiur Luar Banjarmasin (original) (raw)

Fisiognomi Topeng pada Tari Topeng Panji dalam Upacara Manuping di Banyiur Luar Banjarmasin

Pelataran Seni, 2022

Tari Topeng Panji adalah salah satu jenis tari klasik tunggal Topeng Banjar yang menggunakan benda pusaka berusia ratusan tahun dan menjadi bagian dari upacara daur hidup yang rutin diadakan di Banyiur Luar Banjarmasin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Fisiognomi Topeng Panji yang ada di Banyiur Luar Banjarmasin dengan mempelajari disiplin Ilmu Fisiognomi dan Ilmu Semiotika yang meliputi bagian mata, hidung, mulut, alis, dahi, pipi, dagu, bentuk wajah, cacantung, jamang, dan warna; serta sajian Tari Topeng Panji dalam Upacara Manuping di Banyiur Luar Banjarmasin, yang meliputi unsur gerak, musik iringan, rias busana, properti dan desain lantai. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang dilakukan secara sistematis, sesuai fakta dan akurat. Teknik pengumpulan data yang diambil melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian dan pengumpulan data lapangan didapatkan hasil Fisiognomi pada Topeng Panji yang ada di Banyiur Luar Banjarmasin merupakan perwujudan seorang tokoh ksatria halus yang berwajah tampan, gagah, cerdas, rendah diri, perwira, ramah, bijaksana, berjiwa petualang, berwatak lembut dan berbudi pekerti luhur, secara penyajian Tari Topeng Panji bersifat spontan dan menjadi bagian dari upacara daur hidup yaitu Upacara Manuping. Kata kunci: fisiognomi, tari topeng panji, upacara manuping

Kearifan Lokal Pentas Tradisi Topeng Banjar

Pelataran Seni

IntisariPenelitian ini berupaya menemukan kearifan lokal topeng Banjar di Desa Banyiur Luar, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan metode kuali-tatif yakni (1) menggunakan latar alami sebagai sumber data langsung dan peneliti sebagai instrumen utama, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih memperhatikan proses daripada hasil, (4) cenderung menganalisis data secara induktif, dan (5) makna merupakan perhatian utama. Hasil penelitian diperoleh norma atau nilai yang bersifat lokalitas secara simbolis ditampilkan melalui peragaan dalam bentuk tradisi manu-ping Kearifan lokal yang tercermin dari tradisi pertunjukan manuping antara lain terdapat dalam aspek membersihkan topeng. Keturunan tradisi manuping membersihkan topeng dengan tapung tawar. Hal tersebut dapat dimaknai adanya nilai-nilai yang mengatur kearifan lokal setempat, terkandung nilai persahabatan dengan alam. Hasil penelitian ini dapat menjadi media untuk melindungi, mem...

Implementasi Pembelajaran Etnokoreologi Melalui Tari Topeng Banjar Kalimantan Selatan DI Perguruan Tinggi Pendidikan Seni

2015

Tesis ini merupakan kajian pembelajaran Etnokoreologi dengan menggunakan materi ajar Tari Topeng Banjar Kalimantan Selatan yang bergenre tari klasik. Menurut Narawati, Etnokoreologi merupakan pendekatan multidisipliner untuk mengkaji tari etnis dari segi tekstual dan kontekstual (2009:23). Proses pembelajaran ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman kompleks dan mendalam mengenai Tari Topeng Banjar, serta pengalaman langsung bagaimana “Menari dengan Hati” dengan wiraga, wirama, dan wirasa yang baik dan benar. Pemahaman teks dan kontekstual tersebut akan membuat pesan simbolik tari tersebut dapat terkomunikasikan dengan maksimal kepada apresiator. Pembelajaran ini diimplementasikan kepada mahasiswa calon pengajar pendidikan seni di Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dengan materi ajar Tari Topeng Banjar Kalimantan Selatan yang ada di Desa Banyiur Luar, Banjarmasin, yang bertujuan mereka kelak dapat memberikan pendidikan seni tari dengan baik...

Nilai Sosial Religi Tradisi Manopeng Pada Masyarakat Banyiur

Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah, 2022

satu-satunya tradisi topeng yang masih dilaksanakan sampai sekarang di Kota Banjarmasin. Tradisi ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Tetapi, yang menjadi pertanyaan apakah keluarga zuriat Datu Mahbud dan masyarakat mengetahui nilai religi dan sosial yang ada dalam Tradisi Manopeng atau hanya sekedar melaksanakan saja. Nilai religi dan sosial dalam Tradisi Manopeng di Jalan Banyiur menarik untuk diteliti secara lebih mendalam untuk mengetahui nilai religi dan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai sosial religi yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sejarah yang terdiri dari Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu Heuristik, tahap pengumpulan data. Baik itu data primer maupun data sekunder. Setelah data terkumpul, dilakukan tahap berikutnya yaitu Kritik, baik itu kritik eksternal dan kritik internal. Tahap selanjutnya yaitu Interpretasi dan tahap yang terakhir yaitu Historiografi atau penulisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Manopeng di Jalan Banyiur telah dilaksanakan kurang lebih selama 150 tahun. Proses pelaksanaannya dilaksankan pada bulan Muharam dan hanya pada malam Senin serta dilaksankan pada malam hari hingga subuh. Tradisi Manopeng yang dilaksanakan di Jalan Banyiur terdapat nilai sosial religi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Tradisi Manopeng yang dilaksanakan di Jalan Banyiur Kota Banjarmasin tahun 2010-2020 terdapat nilai sosial religi.

Nilai Sosial Dalam Musik Panting Sebagai Kesenian Khas Banjar

Musik Panting adalah kesenian musik khas Banjar, yang didominasi oleh alat musik sejenis gambus yang memakai senar, dan dimainkan dengan cara dipetik. Musik panting dapat dikategorikan sebagai jenis musik ansambel campuran, karena musik ini dimainkan dengan jenis alat musik yang beragam. Musik panting biasanya ditampilkan dengan lagu-lagu yang bersyair pantun, seperti pantun petuah, nasihat, dan jenaka. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui nilai sosial dalam musik Panting sebagai kesenian khas Banjar. Metode penelitian menggunakan studi literatur atau studi kepustakaan yakni serangkaian kegiatan penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, serta membaca, mencatat, dan kemudian mengolah bahan penelitian tersebut. Hasil Penelitian yaitu Nilai yang terkandung dalam musik Panting adalah sebuah cerita atau syair yang menyajikan tentang sejarah kehidupan, contoh teladan yang baik, kritik sosial atau sindiran yang bersifat membangun, demokratis, dan nilai-nil...

Nilai Budaya Urang Banjar(Dalam Persfektif Teori Troompenaar)

2016

Penelitian Nilai Budaya Urang Banjar belum banyak di lakukan. Penelitian ini mengacu pada Dimensi nilai budaya yang di kemukakan Troompenaar. Menurut Troompenaar nilai budaya memiliki 7 dimensi, yaitu: individualism - Communitarism, Specifik Relationship – Diffuse relationship, Universalism – Particularism, Neutral Relationship – Emotional Relationship, Achivemenent – Ascription, Sequential time – Synchoronous time, dan The Environment. Hasil penelitian yang dilakukan Troompenaar pada Indonesia, menunjukkan Indonesia berada pada kategori Communitarism, Diffuse relationship, Particularism, Neutral Relationship, Ascription, Synchoronous Time dan Outter Direction. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang sudah disiapkan sebelumnnya dengan menggunakan indikator dimensi nilai budaya dari Troompenar. Jumlah sampel adalah 192 orang. Fokus penelitian pada adalah Urang Banjar, dan kaitannya dengan nilai budaya Banjar.

Representasi Budaya Bagi Masyarakat Banjar Dalam Cerita Rakyat Kisah Patih Empat

2021

Cerita rakyat merupakan cerminan budaya masyarakat pendukungnya. Nilai budaya yang ada di dalam cerita rakyat dapat menjadi pedoman dalam berinteraksi antar individu, dengan alam, maupun Sang Pencipta. Penelitian ini mendeskripsikan tentang representasi budaya bagi masyarakat Banjar serta pola hubungan nilai budaya dalam cerita rakyat “Kisah Patih Empat”dengan pendekatan antropologi sastra. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi budaya bagi masyarakat Banjar dalam cerita rakyat “Kisah Patih Empat” merupakan gambaran sikap yang mengutamakan persatuan dan perdamaian, bersikap pantang menyerah, gambaran ideal pemimpin, gambaran religi masyarakat, latar tradisi, latar alam, dan latar akulturasi budaya. Latar akulturasi budaya berkaitan dengan pelestarian keris sebagai hasil budaya masyarakat Banjar. Adapun nilai budaya dalam tiap-tiap pola adalah (1) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan...

Etnomatematika pada perlengkapan tari bagipang masyarakat Pantai Hambawang Timur

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

Salah satu kebudayaan tarian tradisional yang masih dilestarikan masyarakat Pantai Hambawang Timur adalah tari bagipang. Tari bagipang merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang yang perlu dilestarikan. Penampilan tarian ini memakai seekor kuda-kudaan yang terbuat dari bambu dengan tata rias dan tata busana yang khas, dan diiringi dengan musik gamelan.Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui bentuk geometri dan konsep matematika yang ada pada perlengkapan tari bagipang, metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bentuk-bentuk geometri yang beraturan pada perlengkapan tari bagipang, yaitu: (1) persegi panjang; (2) belah ketupat; (3) trapesium sama kaki; (4) segitiga sama sisi dan sama kaki; (5) lingkaran; (6) bola; dan (7) setengah bola, adapun bentuk geometri tak beraturan terdapat pada bentuk kuda gipangnya. Ada konsep-konsepmatematika pada perlengkapan tari bagipang, yaitu:(1) bilangan; (2) fungsi ko...

Tradisi Meurup-Urup dan Nilai-Nilai Karakter Masyarakat Banjar Munti Gunung Desa Tianyar Barat Kabupaten Karangasem

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 2021

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memformulasi nilai-nilai karakter yang ada pada masyarakat Desa Munti Gunung yang dapat dijadikan modal sosial untuk membangun kemandirian masyarakat, memformulasi proses internalisasi sikap hormat dan bertangungjawab pada masyarakat Desa Munti Gunung, dan menganalisis implementasi sikap hormat dan bertangungjawab pada kehidupan masyarakat Desa Munti Gunung. Penelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tokoh masyarakat, anggota karang taruna, dan masyarakat. Objek penelitiannya adalah nilai-nila karakter dan kegiatan meurup-urup. Instrumen penelitian dalam penelitian ini, menggunakan prinsip bahwa peneliti adalah instrumen utama penelitian (human instrumen). Teknik analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan karakter masyarakat Banjar Munti Gunung dibangun dari landasan filosofis tri hita karana, sehingga membangun s...

Meneroka Budaya Banjar Melalui Pentas Musik Panting: Suatu Kajian Etnopuitika

Kelasa

The performance of panting music is a unique cultural heritage of the Banjar community.The problems that needs to be analyzed is how the performance and Banjar culture represented in panting music. This study uses ethnopoetis theory with qualitative research method. Data are collected through literature (books and video) study and interview. The result is panting music is a local literary performance that presents panting instrument with poetic language that are sung in a distinctive voice. Banjar song lyrics formed like a poem/abab/ and /aaaa/. The use of pause is deliberately done to emphasize words that want to be expressed, while the unique intonation appears on the strains of sound that float with a high pitch at the end of the song. The use of poetic language showed in the use of repetition, paradox, and special diction. The purpose of the poetic is for emphasizing words and increasing the beauty of sound.Banjar culture in social organization system represented in "Kayuh Baimbai", the community's livelihood system represented in "Pambatangan" and "Sungai Martapura , and live equipment and technology system represented in "Paris Barantai" and "Sungai Martapura".