Dismantling the “Undocumented Korean Box”: Race, Education, and Undocumented Korean Immigrant Activism for Liberation. In Diane C. Fujino & Robyn Magalit Rodriguez (Ed.), Contemporary Asian American Activism: Building Movements for Liberation. University of Washington Press. (original) (raw)

On Shadow and Form: Korean Nationalism’s Digraphic Conflict

International Journal of Korean Humanities and Social Sciences

This paper is an examination of the many points of intersection between Korean nationalism in both Koreas, and Chinese characters (Hanja), as well as a contextualization of the historical and, at times, antithetical relationship or binary consisting of Hanja and Han’gŭl (Chosŏn’gŭl). Emerging from liberation the two Korean states over the next several decades would “engage” Hanja with diverse and fluctuating positions and approaches at different times. These responses have ranged from the abolition of Hanja or the enforcement of Han’gŭl (Chosŏn’gŭl) exclusivity, to the re-establishment and strengthening of Hanja education. Koreans for over a century have responded to “issues of script” based on socially-created narratives. This phenomenon can be viewed through constructivist paradigms, or can be interpreted as implemented pragmatic policies exemplifying instrumentalist nationalism. This paper’s assertion is that Korea’s vacillating response regarding Korean nationalism’s digraphic c...

Peranan Gerakan Samil Terhadap Kebangkitan Nasionalisme Korea Tahun 1919-1945

2013

Masalah utama tersebut dibagi menjadi tiga pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Apa faktor-faktor yang menjadi latar belakang terjadinya Gerakan Samil?. 2) Bagaimanakah perkembangan kehidupan sosial dan politik di Korea setelah terjadinya Gerakan Samil?. 3) Bagaimanakah pengaruh Gerakan Samil terhadap berdirinya pemerintahan pengasingan Korea tahun 1919-1945?. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode historis dengan menggunakan empat langkah penelitian, yaitu heuristik sebagai upaya pencarian sumber, kritik terhadap sumber, interpretasi atau analisis terhadap sumber, dan historiografi atau penulisan sejarah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan sebagai berikut: kemenangan Jepang dalam memperebutkan Semenanjung Korea dari dua pesaing utamanya, yakni Cina dan Rusia berdampak terhadap kondisi sosial, politik dan ekonomi di Korea. Kemenangan tersebut menyebabkan Jepang semakin leluasa untuk menjalankan imperialismenya di Korea. Berbagai kebijakan reformasi mulai dijalankan sejak ditandatanganinya Perjanjian Aneksasi Jepang-Korea pada tahun 1910 yang menjadikan Korea secara resmi sebagai bagian dari wilayah jajahannya. Dari penjajahan tersebut, berbagai kebijakan yang menindas mulai dikeluarkan pemerintah, sehingga penderitaan rakyat Korea akan segera memunculkan persatuan bangsa. Kesimpulan yang diperoleh dari penjajahan Jepang tersebut adalah berbagai kebijakan, seperti survei tanah, akulturasi budaya, pemaksaan agama Shinto dan dipersulitnya akses pendidikan bagi rakyat Korea merupakan satu diantara banyak kebijakan yang menindas dilakukan imperialis Jepang. Pada tahun 1919 sebagai akibat dari kematian Raja Kojong serta adanya tuntutan hak memerintah sendiri (self determination) setelah berakhirnya Perang Dunia I telah membulatkan rakyat Korea untuk bersatu, yang kemudian dimanifestasikan melalui unjuk rasa Gerakan Samil. Dampak dari adanya Gerakan Samil tersebut adalah munculnya solidaritas bangsa yang kemudian berkembang menjadi semangat nasionalisme rakyat Korea, dimana segenap bangsa Korea bersatu melawan Jepang tanpa memandang golongan, marga (clan), serta agama seperti sebelumnya. Munculnya nasionalisme tersebut dapat terlihat dari banyaknya organisasi-organisasi modern yang muncul setelah Gerakan Samil serta berpengaruh terhadap perlawanan bangsa Korea dalam menghadapi Jepang hingga kemerdekaan tercapai pada tahun 1945. Salah satu dari organisasi penting yang muncul setelah Gerakan Samil adalah lahirnya Republik Korea dengan nama Pemerintahan Pengasingan Korea (Taehan Minguk Imsi Chongbu) pada bulan April 1919. Rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber penunjang mengenai Sejarah Asia Timur, terutama bagi pembelajaran sejarah di kelas XI dan XII dengan dikaitkan pada SKKD yang sesuai dengan penelitian.

Gerakan Stop Asian Hate: Sebuah Respons Rasisme Terhadap Keturunan Asia DI Amerika Serikat

Indonesian Journal of International Relations

This paper analyzes the response to racism experienced by Asian descent in the United States through the Stop Asian Hate movement. By using qualitative research methods and the use of critical race theory, it can be seen the various impacts of racism. This paper also uses the theory of new social movements which is elaborated with the concept of Connective Action to dissect the collective movements of society such as forming non-profit organizations, demonstrations, advocacy, and campaigns through digital media as an effort to protect Asian descendants in America. Racism against Asian descent in the United States continues to escalate even to the point of murder. Racism against Asian descent also experienced an increase in the era of President Donald Trump's leadership along with the spread of the Covid-19 Virus Pandemic in the United States in early 2020. Trump's racist personality has increasingly made hate crimes against Asian descent flourish

Transitional Justice movement di Argentina, Brazil & Jeju (Korea Selatan): Lesson Leared untuk Aceh

2017

TJ movement disepakati sebagai gerakan sosial yang mendorong lahir dan berjalannya mekanisme keadilan transisional dalam menanggapi kekerasan/pelanggaran HAM – yang menimbulkan dampak fisik dan psikis – serta dilakukan secara massif, terstruktur dan sistematis, terutama dalam masa konflik maupun rezim represif. Umumnya, TJ movement identik dengan Gerakan HAM (Human Rights Movement), namun untuk memfokuskan objek tulisan agar lebih spesifik, maka penggunaan TJ movement lebih digalakkan.

Buku Putih Perjuangan Diaspora Indonesia Untuk Kewarganegaraan Ganda

Report no. 3 Working Group Imigrasi dan Kewarganegaraan IDN-Global, 2023

Buku ini berisi uraian komprehensif mengapa Diaspora Indonesia menginginkan Kewarganegaran Ganda (KG). Dalam penguraian, KG ditinjau dari sudut pandang Teoretis, Empiris dan Yuridis. UU. no 12 Tahun 2006 ditelaah. Usulan penambahan atau perubahan UU tsb. disampaikan.

Grassroots Asian Theology

2018

Di tengah-tengah paradigma umum bahwa teologi cenderung dikuasai oleh kaum intelek elite, Simon Chan berusaha melihat dari sudut pandang berbeda tentang bagaimana teologi hidup di tengah-tengah akar rumput atau kehidupan keseharian di Asia. Buku Grassroots Asian Theology ditulis dengan tujuan mengajak pembaca untuk memikirkan kembali bagaimana teologi di Asia telah dilaksanakan, dan menunjukkan kontribusi teologis dari kekristenan di Asia kepada gereja yang lebih luas. Selain membahas kontribusi teologi

Menjadi Korean di Indonesia: Mekanisme Perubahan Budaya Indonesia - Korea

2019

Korean waves have penetrated Indonesian youth and become popular among them. Various studies show that Korean culture is an object of imitation for Indonesian teenagers. Imitation starts from the presentation of culture, then the process of internalizing culture in adolescents and finally teenagers makes Korean culture a part of them. Korean culture for Indonesian teenagers is structured. Korean teenage artists have drilled faces to become agents of the spread of Korean culture. The method used in the literature study is the results of research by several universities in Indonesia, with the theory of cultural dynamics which says that culture always changes. Cultural change through the process of diffusion, acculturation and assimilation. The results showed the spread of mass media, especially Korean online media that has an agenda to campaign Korean culture. While the cultural material of Korea that diffused is drama, music, fashion, food, and language. The target audienss for all t...