Perancangan Kerangka Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard Dengan Metode Quality Function Deployment Pada Pt. MML (original) (raw)
Related papers
Jurnal Teknik Industri, 2022
Intisari-PT. Vendor Anak Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang berdiri pada tahun 2018, dan bergerak pada bidang jasa on demand procurement seperti konveksi, disain interior, kontraktor, dan sebagainya. Saat ini PT. Vendor Anak Indonesia hanya melihat kinerja nya berdasarkan aspek keuangan Perusahaan juga belurm pernah melakukan pengukuran kinerja secara menyeluruh. Pengukuran hanya dilakukan pada bagianbagian yang dianggap perlu oleh perusahaan, sehingga tidak menginformasikan upayaupaya yang harus diambil saat ini dan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan mengukur kinerja perusahaan pada PT. Vendor Anak Indonesia membutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan metode Balanced Scorecard (BSC), yang mampu mendapatkan hasil pengukuran kinerja secara keseluruhan berdasarkan aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pada tahap awal perancangan BSC, dilakukan penjabaran visi, misi, tujuan dan strategi yang dilakukan analisa terhadap faktor internal dan eksternal menggunakan analisa SWOT untuk memperoleh strategi-strategi yang akan menghasilkan tujuan strategis, dan diperoleh 8 tujuan strategis yang akan dimasukkan kedalam 4 perspektif BSC. Setelah itu, menentukan tolok ukur, target dan inisiatif strategi untuk tiap tujuan strategis, lalu pembuatan Peta Strategi untuk menggambarkan keterkaitan antar tujuan strategis. Sebelum melakukan pengukuran kinerja, dilakukan penentuan Skala Penilaian Pembobotan terhadap tujuan strategis yang saling terkait menggunakan metode Pairwise Comparison. Tahap akhir adalah pengukuran kinerja dengan menghitung skor tiap perspektif dan perusahaan secara menyeluruh, dan diperoleh hasil pengukuran kinerja perusahaan pada perspektif finansial dengan bobot 0.25 dan score 5.00 dengan skala penilaian ,pada perspektif pelanggan memiliki bobot 0.25 dengan score 4.73, pada proses bisnis internal memiliki bobot 0.25 dengan score 4.19 dan perspektif pembelajaran pertumbuhan dengan bobot 0.25 dengan score 4.56 dan rata-rata keseluruhan sebesar 4.62 yang tergolong dalam kategori "Sangat Baik" dari skala 4.21-5.00 pada penilaian skala Likert.
Analisis Implementasi Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced Scorecard
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT
The purpose of this research is to analyze the implementation of performance measurement based on a balaced scorecard for government agencies with a case study on KPP Jakarta Pasar Rebo. This study was a descriptive-quantitative research through case studies with quantitative methods. The data used are primary data from the results of a questionnaire given to all taxpayers in KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo and secondary data from the documentation. The results obtained from this study showed the performance measurement using the balanced scorecard for all three perspectives: customer satisfaction, internal business process and learning and growth as a whole obtain good results with some suggestions and improvements that need to be done, but on the financial perspective showing results unfavorable. Keywords: balance scorecard, performance
Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja
BALANCE : JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS
The purpose of this study was to determine the performance of the Dwi Sari Lubuklinggau Mother and Child Hospital measured using the Balanced Scorecard. This research is a qualitative descriptive study. The operational variable of this research is performance measurement with four perspective indicators in the balanced scorecard namely financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, learning and growth perspective. Data sources used in this study are primary data obtained from questionnaire results for patients and hospital employees and interviews. Secondary data is in the form of hospital profiles and financial data and hospital data. The data analysis technique used is descriptive analysis. The results showed that Dwi Sari Lubuklinggau's Mother and Child Hospital so far in measuring financial performance is only based on financial reports by looking at revenue growth and has not yet implemented performance measurement with a balanced scorec...
Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Konsep Balanced Scorecard Pada Pt. BCV
Jurnal Industri Kreatif (JIK)
Tingginya frekuensi merokok masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kota Batam. Di Yayasan Ibnu Sina Batam baru menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Strategi untuk menekan tingginya frekuensi merokok atau pengendalian salah satu penyakit tidak menular dengan menerapkan kebijakan KTR. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kebijakan penerapan Kawasan Tanpa Rokok dengan frekuensi merokok pada mahasiswa Sekolah Tinggi di Yayasan Ibnu Sina Batam. Jenis penelitian ini analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 responden yang diperoleh dengan metode proporsi sampling. Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara fungsi tenaga pemantau KTR terhadap frekuensi merokok mahasiswa (p=0,000), ada hubungan antara kebijakan tertulis terhadap frekuensi merokok mahasiswa (p=0,027) dan ada hubungan antara media promosi terhadap frekuensi merokok mahasiswa (p=0,027). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terd...
JURNAL ILMIAH M-PROGRESS
Kajian ini membahas tentang model rancangan sistem evaluasi kinerja dengan perangkat balanced scorecard pada yang bergerak di bidang jasa UKM perbengkelan XY di Jakarta Timur. Dari pemetaan kondisi UKM, jelas terlihat bahwa terdapat gap antara kondisi aktual dengan kondisi ideal. Salah satu gap yang adalah tidak adanya sistem evaluasi kinerja sebagai tolok ukur kinerja karyawan bengkel. Oleh sebab itu, pengembangan model ini bertujuan untuk membantu UKM mengembangkan sebuah sistem evaluasi kinerja karyawan dengan balanced scorecard sebagai alat ukurnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif untuk mengumpulkan data. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perumusan balanced scorecard telah dirancang untuk beberapa jabatan. Balanced scorecard mempunyai fungsi lain di samping sebagai alat ukur kinerja, yaitu membantu mendeskripsikan visi dan misi yang dicapai UKM perbengkelan XY secara jelas.
Operations Excellence: Journal of Applied Industrial Engineering
This research adopts the Vision and Mission of a textile company headquartered in Tangerang. This company produces producing polo shirts, golf shirts, track suits, sweat shirts, and pants using materials such as single jersey, pique, lace in cotton, polyester, and others. The company's vision and mission can represent other textile companies that have the same processes and products. The characteristics of textile companies that have processes with human skill factors become critical points that are difficult to replace with robot technology. This has an impact on the needs of a large number of human resources in the industry. The increase in labor costs which always increases every year has a very significant impact on production costs. Thus, expansion is one of the critical factors to be used as a top management strategy in determining the current KPI items. The Balanced Scorecard is a performance evaluation method that can meet these expectations. The design of company perfor...
Performa: Media Ilmiah Teknik Industri, 2008
Sistem pengukuran performansi diperlukan bagi perusahaan maupun organisaasi untuk mengetahui kondisi, hasil yang dicapai, dan potensi perusahaan. Sama halnya dengan kondisi di PT. Pondok Indah Tower dengan tingkat hunian hotelnya yang masih belum optimal, dituntut mampu untuk menyusun suatu rencana strategis agar mampu bertahan dan memiliki keunggulan bersaing dalam pelayanan.Beberapa praktisi dan kalangan akademis berpendapat bahwa diperlukan model-model baru dalam pengukuran performansi seperti Balanced Score Card yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1996. Perancangan sistem pengukuran performansi dengan metode Balanced Score Card pertama kali dilakukan dengan menerjemahkan dimulai dari visi, misi, dan strategi perusahaan ke dalam key performance indicators. Perspektif pelanggan memiliki bobot yang paling besar menjadi perhatian yaitu sebesar 51,1%. Perspektif keuangan memiliki bobot sebesar 28,2%, perspektif proses bisnis dan internal memiliki bobot sebesar 12,3%, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki bobot sebesar 8,3%. Produktivitas karyawan dapat ditingkatkan dengan menciptakan kepuasan kerja dan memberikan akses informasi yang mendukung tercapainya produktivitas.
Kerangka Kerja Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard untuk Departemen Sistem Informasi
SISTEM INFORMASI, 2012
In every activity that Information System Department had been done must had a final goal. In order to know, if there is goal already being achieved or not, then it should had been determined on how to measurement such activities. Balanced Scorecard could been used as an alternative on how to measure the goal achievement. So it could been used by policy maker to decide what the next move afterward.
Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Pada Pt. RDC
2007
M asalah yang dihadapi perusahaan adalah selama ini perusahaan mengukur kinerjanya berdasarkan sisi finansial saja. Tetapi pengukuran kinerja secara finansial belum cukup untuk dapat menilai kinerja perusahaan. Karena itu, diperlukannya suatu pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. M etode Balanced Scorecard ini dikombinasikan dengan pengukuran kinerja secara finansial dan non-finansial. Dengan Balanced Scorecard kinerja perusahaan dinilai dengan empat perspektif, antara lain perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. M etode penelitian yang digunakan oleh penulis ialah dengan melakukan studi lapangan, perhitungan kuesioner dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan serta studi kepustakaan untuk mendapatkan sumber informasi yang mendukung dalam penelitian. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa perspektif keuangan perusahaan sebesar 78.53 %, perspektif pelanggan sebesar 75.02 %, perspektif proses bisnis internal sebesar 84.85 %, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sebesar 77.66 %. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, disarankan agar perusahaan melakukan pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard secara berkala agar kinerja perusahaan dapat ditingkatkan dan lebih terukur dengan baik. Kata Kunci: Balanced Scorecard, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Perancangan Pengukuran Kinerja di PT Sayuran Siap Saji dengan Pendekatan Balanced Scorecard
MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah, 2019
PT Sayuran Siap Saji merupakan salah satu perusahaan pemasok sayuran fresh cut yang sedang berkembang. Dalam mempertahankan eksistensi sebagai dampak dari persaingan bisnis yang semakin ketat, PT Sayuran Siap Saji perlu terus memperbaiki kinerjanya. Tujuan penelitian untuk merancang pengukuran kinerja di PT Sayuran Siap Saji dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSC). BSC adalah alat manajemen pengukur kinerja secara komprehensif. Penelitian ini dilakukan menggunakan teknik deskriptif dalam bentuk studi kasus. Penetapan narasumber dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu lima pakar dari pihak manajemen PT Sayuran Siap Saji. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara mendalam menggunakan alat bantu kuesioner dan studi pustaka. Terdapat empat perspektif yang menjadi peubah dalam penelitian ini, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas perspektif dan sasaran strategik BSC. Hasil menunjukkan perspektif pelanggan terdapat empat sasaran strategik yang teridentifikasi dan masing-masing lima sasaran strategik pada perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pada perspektif pelanggan, peningkatan kepuasan dan kepercayaan dari pelanggan menunjukkan kontribusi tertinggi, sedangkan perspektif keuangan, memenuhi persyaratan kepada pemasok dengan kontribusi tertinggi. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, peningkatan kemampuan dan pengembangan sumber daya manusia menunjukkan kontribusi tertinggi, dan pada perspektif proses bisnis internal, produk dan proses produksi sesuai dengan standar menunjukkan kontribusi tertinggi terhadap kinerja perusahaan. Artinya keempat sasaran strategik dari masing-masing prespektif yang memiliki kontribusi tertinggi tersebut menjadi dasar dalam penentuan target dan inisiatif strategik yang lebih baik bagi perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya.