Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku TBS Menggunakan Metode Continuous Review System dan Blanked Order System Dalam Upaya Meminimalkan Biaya Persediaan TBS (Studi Kasus : PTPN V PKS Sei Rokan) (original) (raw)
Related papers
2016
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi obat yang ada di wilayah Kota Bandung. Dalam memproduksi obat, maka PT. XYZ tidak lepas dengan yang namanya bahan baku. Saat ini pengendalian bahan baku yang ada di gudang PT. XYZ terbilang belum baik. PT. XYZ belum mengklasifikasikan bahan baku sesuai dengan kepentingan pemakaiannya, sehingga PT. XYZ belum dapat menentukan kebijakan persediaan bahan baku yang dikelola oleh PT. XYZ. Hal tersebut mengakibatkan PT. XYZ mengalami over stock karena bahan baku yang di pesan dari supplier tidak mempunyai ukuran yang tepat, serta tidak ada maksimum persediaan bahan baku yang pasti. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pengklasifikasian bahan baku menggunakan analisis ABC. Hasil dari analisis ABC yaitu bahan baku dengan kategori A akan dihitung dengan metode Continuous Review (s,S), sedangkan kategori B, dan kategori C akan dihitung dengan metode Continuous Review (s,Q). Berdasarkan pe...
Journal of Industrial Engineering Management, 2017
MOGA TOYS adalah industri yang memproduksi berbagai macam boneka di sentra pembuatan boneka Cikampek, Karawang Jawa Barat. Untuk memproduksi berbagai macam boneka Moga Toys tersebut perlu memperhatikan jumlah persediaan bahan baku yang harus disediakan. Hal ini dikarenakan adanya permintaan tidak tetap, jumlah persediaan tidak berlebihan, penghematan biaya, dan penyesuaian jumlah persediaan dengan kapasitas gudang. Dalam penelitian ini dibahas tentang penerapan pengendalian persediaan bahan baku Moga Toys dengan menggunakan metode "kira-kira". Dengan kondisi tersebut maka peneliti akan menentukan persediaan dengan Metode Continuous Review System (CRS) dengan model Q karena pendekatan pada seberapa banyak jumlah dan waktu yang diperlukan dalam pemesanan bahan baku. Selain itu juga berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan agar lebih efisien. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode CRS dengan model Q tersebut dihasilkan bahan baku dengan jumlah pemesanan (q0) sebagai berikut, Rasfur = 236 yard, Safety stock (ss) =44 yard, Reorder point (r) = 6 yard. Jadi total biaya persediaan = Rp.18.018.272,-/tahun. Kemudian untuk jumlah pemesanan (q0) Silikon = 267 Kg, Safety stock (ss) = 57 Kg, Reorder point (r) = 9 kg. Jadi total biaya persediaan = Rp.14.807.913,-/tahun. Kemudian untuk jumlah pemesanan (q0) Dakron = 267 Kg, Safety stock (ss) = 57 Kg, Reorder point (r) = 9 Kg, Total biaya persediaan = Rp.9.319.913,-/tahun.
JUMINTEN
XYZ adalah salah satu Perusahaan manufaktur yang memproduksi produk tahan. Salah satu produk yang diproduksi adalah Castable. Di Perusahaan ini terjadi overstock dan stockout pada bahan baku utama Castable yaitu Bauxite Halus, Bauxite Sedang, dan Bauxite Kasar. Overstock dan stockout ini mengakibatkan biaya persediaan menjadi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengendalian dan perencanaan persediaan bahan baku Castable LC 16 sehingga dapat meminimasi total biaya persediaan menggunakan metode Periodic Review dan Continous Review. Kesimpulan dari penelitian didapatkan total biaya persediaan terkecil menggunakan metode Continous Review yaitu sebesar Rp 1.427.292.224,- dan total biaya persediaan metode Perusahaan sebesar Rp 1.457.452.920, sehingga memberikan penghematan sebesar 1,31%.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi
This study aims to find out how to control raw material inventory which is traditionally carried out by the Tempeh Soybean Factory by analyzing how to control raw material inventory using the Economic Order Quantity (EOQ) and Periodic Order Quantity (POQ) methods. In this study, we uses a descriptive-qualitative approach. The author uses observation, interviews, and documentation in collecting data. The resource persons in this study consisted of factory owners, assistants, and employees at the Soybean Tempeh Factory. The results of the study indicate that based on company policy using the traditional method of ordering 5.000 kg of raw materials, while using the EOQ/POQ method of 5.862 kg, there is a variant of 862 kg. The frequency of purchasing soybean raw materials was previously 12 times ordering in 3 months, while it was calculated using the EOQ/POQ method 10 times, there were 2 times variants. Safety stock in its policy is around 2.350 kg, if using the EOQ/POQ method it is 1.6...
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah
Permasalahan yang ada di PT Kusuma Mulia Plasindo Infitex dilihat dari segi pengendalian persediaan bahan baku produk plastiknya terdapat masalah berupa pengendalian bahan baku yang kurang terkontrol. Hal ini mengakibatkan proses produksi menjadi terganggu. Pada enam bulan periode dari bulan Januari hingga Juni tahun 2022 PT Kusuma Mulia Plasindo Infitex mendapatkan rata-rata permintaan produk plastik Hard Density sebanyak 29.409 kg perbulannya, namun perusahaan hanya melakukan order bahan baku sebanyak 20.000 kg untuk satu kali pembeliannya. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemesanan ulang untuk bahan baku tersebut sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengendalian persediaan ini adalah dengan metode Economic Order Quantity dengan Back Order, dimana hasil perhitungan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kebijakan dari perusahaan dengan metode EOQ Back Order. Hasil dengan menggunakan me...
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Bisman Jurnal Bisnis dan Manajemen, 2018
Abstrak Persoalan utama yang hendak diurai dalam penelitian ini adalah mengenai persediaan bahan baku (kayu jati) di CV. Karya Putra Persada, Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang bergerak dalam bidang produksi mebel. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data perusahaan sejak tahun 2015-2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock (SS), dan Reorder Point (ROP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pembelian bahan baku yang paling optimal menurut perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) pada tahun 2015-2017 adalah 86 papan, 110 papan, dan 106 papan. Frekuensi pemesanan bahan baku tahun 2015-2017 adalah 5 kali, dengan jangka waktu 62 hari melakukan satu kali pembelian dalam setahun. Safety Stock (SS) bahan baku tahun 2015-2017 adalah 87 papan, 102 papan, dan 178 papan, lead time 3 hari. Reorder Point (ROP) bahan baku tahun 2015-2017 sebesar 91 papan, 107 papan dan 183 papan. Kata Kunci: Persediaan bahan baku, Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock (SS), and Reorder Point (ROP). Abstract The main issue described in this research is about the preparation of raw materials (teak) in CV. Karya Putra Persada, Kupang, East Nusa Tenggara, which is engaged in furniture production. The research was conducted by analyzing the company's data since 2015-2017. The methods used in this study are Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock (SS), and Reorder Point (ROP). The results showed that the most optimal amount of raw material purchases according to the Economic Order Quantity (EOQ) calculation in 2015-2017 was 86 boards, 110 boards, and 106 boards. The raw material booking frequency of 2015-2017 is 5 times, with a period of 62 days of a one-time purchase in a year. Safety Stock (SS) raw material in 2015-2017 is 87 board, 102 Board, and 178 board, with lead time 3 days. Reorder Point (ROP) raw material in the year 2015-2017 of 91 boards, 107 boards and 183 boards.
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Busa pada PT. "X" untuk Meminimumkan Biaya Persediaan
2016
PT.X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang home industry yang membuat karpet. Produk karpet yang dibuat oleh PT.X mempunyai 3 bahan utama yaitu busa, kain, rafsur, dan kain alas. Pada penelitian ini bahan baku busa yang menjadi objek penelitian karena bahan baku buka merupakan bahan baku yang vital dalam pembuatan karpet serta tidak dipengaruhi permintaan konsumen sedangkan kain rafsur dan kain alas dipengaruhi permintaan konsumen yang beragam misalnya warna dan bahan yang berbeda. Bahan baku busa ini perlu diperhatikan oleh PT.X karena tingkat pemesanan bahan baku ini tidak terjadwal dengan pasti yang mengakibatkan hilangnya penjualan. PT.X perlu memperhatikan jumlah yang tepat dari bahan baku yang tersedia di gudangnya, serta melakukan pengendalian terhadap bahan baku secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian persediaan bahan baku yang selama ini diterapkan oleh PT.X serta metode pengendalian persediaan bahan baku yang dapat meminimumka...
JUMINTEN, 2021
PT. Wilmar Nabati Indonesia,Tbk merupakan perusahaan industri agribisnis yang bergerak dalam bidang jasa pengolahan minyak mentah dengan kegiatan utamanya memproduksi minyak sawit. Berdasarkan sumber dari perusahaan, kerap mengalami kendala dalam pengendalian persediaan bahan baku minyak sawit, khususnya pada Bleaching Earth dan Phosphoric Acid yang disebabkan oleh kurangnya antisipasi dalam perencanaan dan pemenuhan jumlah permintaan konsumen yang berfluktuasi (probalistik) dan jangka waktu pemesanan yang tidak tetap karena adanya penyesuaian dari permintaan konsumen yang belum terencana dengan baik sehingga sering mengalami kekurangan persediaan yang menyebabkan permintaan konsumen tidak terpenuhi serta kelebihan kapasitas persediaan di berbagai gudang penyimpanan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menentukan pengendalian persediaan bahan baku minyak sawit untuk meminimasi total biaya persediaan di perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode Continuous (Q) dan...
Jurnal Mahasiswa Manajemen
Background - This research is a case study research on the supply of raw material for ZNR skullcap which has advantages and disadvantages when product demand increases. Objective - The objectives of this study were to analyze how the implementation of raw material inventory control carried out by the company to determine the number of orders and the right time to place an order for raw materials so as to minimize the total costs incurred by the company by using the Material Requirement Planning (MRP) method. Design/Methodology/Approach - This research uses descriptive quantitative approach and MRP method with Lot Sizing, namely Lot for Lot (LFL), Part Period Balancing (PPB), and Wagner Whitin Algorithm (AWW). Findings - Using Lot Sizing PPB has the smallest inventory cost of Rp 229.820.- compared to LFL and AWW calculations. Research implications - In an effort to control raw material inventories related to costs, companies need to consider in terms of planning raw material...
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tebu DI PG X
Forum Agribisnis, 2020
Sugarcane is one of the plantation crops which is used as raw material for making sugar. The efficiency of inventory is very important for a sugar factory. The purpose of this study is to determine the order level, order frequency, the amount of safety stock (Safety Stock), re-order points (sugarcane raw material) which is economical and to know the total inventory cost (Total Inventory Cost) of sugarcane raw material economical in PG X. The method of determining the area of this research was carried out intentionally (purposive). The research method uses the descriptive-analytic method. The analytical tool used is Economic Order Quantity (EOQ), Re-Order Points (ROP), Safety Stock (SS), and Total Inventory Cost (TIC). The results of the 2018 and 2019 EOQ calculations show it is not yet economical. The 2018 EOQ calculation was 1.688,79 tons greater than the number of orders made by PG X by 1.483,9 tons and the 2019 EOQ calculation was 3.074 tons greater than the number of bookings ...