Relevansi Paradigma Thomas Kuhn terhadap Metodologi Keilmuan Islam (original) (raw)

Relevansi Islamic Worldview Dengan Paradigma Pemikiran Thomas Kuhn

2022

This study aims to elaborate on the concept of Thomas Kuhn's paradigm of thought and Islamic Worldview. Discusses the characteristics of Thomas Kuhn's scientific revolution paradigm and its relevance to the Islamic Worldview. This research is descriptive research that uses a qualitative approach through library research data collection methods. The data that has been collected is used as a source of information to be analyzed in this study. There are similarities and relevance between Thomas Kuhn's paradigm of thought and the Islamic Worldview. Thomas Kuhn's paradigm of thought is divided into a metaphysical paradigm, a sociological paradigm, and a construct paradigm, while its relevance in the Islamic Worldview is the epistemology of Bayani, Burhani, and Irfan. As well as the concept of incommensurable which is in line with ijtihad.Keywords: Paradigm of Thought; Islamic Epistemology; Islamic Worldvie

Paradigma Dan Revolusi Ilmiah Thomas S. Kuhn Serta Relevansinya Dalam Ilmu-Ilmu Keislaman

Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, 2021

The study of Thomas S. Kuhn's thought about the scientific revolution and its relevance to Islamic sciences is important. Although the Kuhn's thoughts of scientific revolution has fundamental and philosophical differences considering the historical aspects and the origin of its emergence which do have different characteristics, these adaptive and accommodative efforts in the history of Islamic scholarship have occurred. This study aims to describe how Thomas S. Kuhn's thought about the scientific revolution, its stages, and its relevance in Islamic science. This study is a literature study, where data is collected by using documentation technique and analyzed through the data reduction, data display, and concluding. The scientific revolution assumes that the development of science is drastic and revolutionary. The shifting paradigm from the old paradigm to the new one is what has led to a science developing radically. The stages include paradigm I, normal science, anomaly, crisis, scientific revolution, paradigm II. In this case the main key to the scientific revolution is methodology. So, in the context of the developing Islamic Sciences, the methodology of how understanding the Islamic teaching must be changed (revolutionized) according to the times, and not changing the Islamic teaching text itself. So that what happens is the dynamic of the Muslims paradigm towards religion which has been continuously carried out throughout the ages.

Paralelisasi Pemikiran Thomas S. Kuhn dengan Pengembangan Pendidikan Agama Islam

Thomas Kuhn merupakan salah satu tokoh filosof modern yang ide-idenya (teori) sampai sekarang ini masih diakui oleh dunia. Ia merupakan salah satu tokoh yang mampu " mengkritisi " paradigma positivisme yang dominasinya berpengaruh luar biasa di barat. Dari gagasannya, dapat ditarik sebuah pendapat bahwa ilmu itu tidak ada yang fixed (pasti) di dunia ini termasuk " ilmu " agama. Ilmu menurut gagasannya tidak hanya " berkembang " ke depan tapi bisa juga ke samping. Ilmu tidak didasarkan pada kaidah benar-salah, akan tetapi mengacu pada paradigma " apa " yang digunakan. Dengan paradima itu, seorang atau para ilmuwan akan menjadikannya sebagai dasar (pedoman) dalam melihat sekaligus memahami realitas (fenomena). Selain itu, dengan paradigma maka ilmuwan akan bisa menentukan metode apa yang akan mereka gunakan dalam " mendekati " masalah. Dalam wacana ini, apa yang dimaksud dengan kebenaran ialah sesuatu yang masih dijadikan pedoman oleh ilmuwan untuk memandu mereka dalam pengembangan ilmu. Suatu " kebenaran " akan senantiasa dipegang teguh selama paradigma baru yang lebih unggul belum ditemukan. Di mana, manfaat hadirnya paradigma baru yang lebih unggul ialah untuk menggantikan paradigma lama yang sudah tidak layak lagi digunakan dalam memandu ilmuwan. Dengan adanya pergeseran paradigma (dari paradigma lama menuju paradigma baru) inilah suatu ilmu akan senantiasa berkembang. Tulisan yang anda baca ini menyuguhkan tentang beberapa gagasan Kuhn dari berbagai sudut pandang. Meski masih ada beberapa kelemahan, diharapkan tulisan ini tetap membawa manfaat bagi mahasiswa. Terutama, sebagai dasar dekonkonstruksi pemikiran bahwa ilmu yang menjadi " ciptaan " manusia itu sesungguhnya memiliki keterbatasan. Bilapun memiliki keunggulan, sesungguhnya yang mengunggulkan adalah manusia itu sendiri melalui komunitas (masyarakat) ilmiah yang mereka bentuk. Sebaliknya, bilapun memiliki kelemahan, sesungguhnya yang melemahkan ialah manusia itu sendiri melalui komunitas (masyasrakat) ilmiah yang mereka bentuk sehingga kemudian kadangkala mereka juga akan menawarkan " ilmu " baru yang bisa jadi lebih unggul.[]

Lonjakan Paradigma Thomas Kuhn

Korupsi telah menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini. Korupsi harus dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya. Implementasi paradigma Thomas Kuhn dalam hukum formiil terhadap pencegahan tindak pidana korupsi dapat dilihat dari penerapan sistem pembuktian terbalik dalam pembuktian tindak pidana korupsi, dan dalam hukum materiil terlihat dari perluasan pengertian korupsi yang didalamnya termasuk yang ditetapkan dalam UU No. 31 Tahun 1999 Jo UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Kajian Paradigma Thomas S Kuhn

Dipresentasikan pada perkuliahan Filsafat Ilmu Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Konsentrasi Pemikiran Pendidikan Islam

Paradigma Keilmuan Islam

Jurnal Filsafat Indonesia

The Islamic scientific paradigm discusses the Islamic perspective on science based on the source of the Qur'an which is believed to be true, recently there has been a dichotomy between religious science and general science, religious science talks about the relationship between humans and God and humans with humans in social life, and general science talks about a lot about the universe. Both are synergized with the discoveries of scientific facts through western scientists and Muslims so that they argue that science and religion are an inseparable unity, both are interconnected to provide explanations to humans about science. Art as a result of human creativity is an aesthetic beauty and gives value to a science or religion so that it becomes something of value for the sustainability of human life, both from the scientific, social, and cultural aspects of a world civilization.

RESENSI BUKU METODOLOGI STUDI ISLAM

2021

Buku ini memaparkan dan menjelaskan bahwa Islam sebagai Rahmatan lil’alamin bukanlah semata-mata hanya suatu pengetahuan. Tetapi sebuah konsep yang harus diterapkan, dikaji, dan dilaksanakan oleh seluruh umat Muslim. Isi buku ini terbagi menjadi 5 bagian, bagian pertama membahas gambaran mengenai Metodologi Studi Islam, bagian kedua membahas mengenai perkembangan studi Islam, baik di dunia global, dunia barat, maupun di Indonesia itu sendiri. Bagian ketiga, membahas mengenai macam-macam pendekatan dalam studi Islam. Bagian keempat membahas mengenai berbanding terbaliknya Orientalisme dan Oksidentalisme. Lalu bagian terakhir membahas mengenai benturan konsep antara fundamentalisme dengan radikalisme.

REKONSTRUKSI PEMIKIRAN HUKUM ISLAM MELALUI INTEGRASI METODE KLASIK DENGAN METODE SAINTIFIK MODERN

This article discusses methodological thinking about integration deals between classical methods with modern scientific methods in a project of reconstruction of Islamic legal thought. The idea of this paper is motivated by the need for the development of Islamic thought, especially in Islamic law. Philosophically, the real emergence manhaji-eclectic method as a result of integration between the classical methods and modern scientific methods is possible. Implementation of the integration must meet the main prerequisites: first, making al-maṣlaḥah al-'āmmah (public decency) or maqāṣid al-sharī'ah as a decisive consideration in seeking a legal aid in three main domains, namely ḍarūriyyah (urgent needs) ḥājiyyah (normal needs), and taḥsīniyyah (complementary needs). The second prerequisite, is the emergence of human consciousness that the classical method will not capable to answer the challenges that change dynamically. While the third, is the willingness of people to change to something new and better, as the implementation of al-muḥāfaẓah 'alā al-qadīm al-ṣāliḥ wa al-akhdh bi 'l-jadīd al-aṣlaḥ. [] Artikel ini mendiskusikan tawaran pemikiran tentang integrasi metodologis antara metode klasik dengan metode saintifik modern dalam sebuah proyek rekonstruksi pemikiran hukum Islam. Ide tulisan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan pengembangan pemikiran keislaman khususnya pemikiran dalam hukum Islam. Secara filosofis sesungguhnya munculnya metodologi komprehensif dalam wujudnya sebagai metode manhaji eklektis hasil integrasi antara metode klasik dengan metode saintifik modern sangat memungkinkan. Implementasinya, perkawinan dua metode tersebut harus memenuhi prasyarat utama yaitu: pertama, menjadikan al-maṣlaḥah al-'āmmah (ke-patutan umum) atau maqāṣid al-sharī'ah sebagai pertimbangan penentu dalam meng-gali sebuah hukum pada tiga ranah utamanya, yaitu ḍarūriyyah (kebutuhan mendesak), ḥājiyyah (kebutuhan normal), dan taḥsīniyyah (kebutuhan komplementer. Kedua, adalah munculnya kesadaran manusia akan ketidakcukupan metode klasik untuk menjawab tantangan zaman yang berubah secara dinamis. Ketiga, adalah kemauan manusia untuk berubah menuju sesuatu yang baru yang lebih baik, sebagai implementasi al-muḥāfaẓah 'alā al-qadīm al-ṣāliḥ wa al-akhdh bi 'l-jadīd al-aṣlaḥ.

Paradigma Al-Quran Dalam Tradisi Keilmuan Islam

EL-Ghiroh

Al-Quran as paradigm is the basic of scientific tradition in Islam, because al-Quran have the ability as the mode of thought, mode of inquiry, which than generates mode of knowing.In the Islamic scientific tradition, al-Quran is used as the main point that regulate many aspect of life, particularly as a basic education paradigm. The paradigm of al-Quran used as the relationship between revelation, reason, and science. So, this the basic beliefs of Islam, give stability and confidence to themself to the straight path of life and also herd them to the day hereafter. There is a symbiotic relationship between the Qur'an and science. In addition, the Qur'an has to indicate the main points and reflect on the education system. To make the Qur'an as scientific tradition of Islam, then we must seek to understand its meaning; clear the mind, heart and soul in building a heart to understand the Quran; realize that the Koran is the source of knowledge; and using the methodology of t...