Karakteristik Penafsiran Muhammad ‘Ali Al-Shabuniy Dalam Kitab Shafwah Al-Tafâsîr (original) (raw)
Related papers
Analisis Metode Tafsir Muhammad Ash-Shabuni dalam Kitab rawâiu’ al-Bayân
Wardah, 2017
When tafseer has not become a separate science, then one of the functions of the Messenger of Allah is being in the midst of companions is to clarify the meaning of the Qur'anic verse that is indeed necessary to explain. There are at least two patterns of tafsir development at that time, the first, companions r.a. were reading and listening to the Quran then they understood the laws, second, Messenger of Allah explained the meaning of the Qur'anic verse accordance with the thinking capacity of the Companions. According to some experts, meodel interpretation of the Messenger of Allah. in answering the questions of the Companions-radliyallahuanhum-in those days have not been written. However, at the end of the life of the Messenger of Allah. has begun to be written down. The testimonies of the Messenger of Allah which were not written was feared that would be mixed among the Koran, the hadith and others. This study attempted to understand the rules of exegesis of Muhammad Ash Shabuni in his commentary Rawa'iu al-Bayan fi Tasair Ayat al-Ahkam min Al-Qur'an. By using the literature study approach, this study in addition to revealing the method of interpretation, also describes the findings and contributions of thought that became one of the references in the science of exegesis.
Pendekatan Ilmu Balaghah Dalam Shafwah Al-Tafâsîr Karya ‘Ali Al-Shabuny
Jurnal Ulunnuha, 2020
Artikel ini mengkaji pendekatan ilmu balaghah dalam kitab Shafwah al-Tafâsir karya Imam ‘Ali al-Shabuniy. Salah satu bentuk i’jâz al-Qur’an terletak pada susunan yang fashih dan mengandung unsur Balaghah. Karena itu, diperlukan pendekatan ilmu Balaghah dalam menafsirkan al-Qur’an. Kebutuhan ilmu Balaghah untuk menafsirkan al-Qur’an sudah disadari pada awal perkembangan Islam. Kitab Shafwah al-Tafasir memiliki keunikan tersendiri ketika menggunakan Ilmu Balaghah dalam menjelaskan. Al-Shabuni menyajikannya secara sederhana dan sistematis. Untuk mendalami pendekatan ilmu balaghah dalam kitab Shafwah al-Tafâsir, penelitian ini mengunkan metode kualitatif deskriptif, dengan mengambil surat al-Fatihah sebagai objek kajiannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-Shabuni ketika menafsirkan surah al-Fatihah, menyebutkan beberapa unsur ilmu Balagha, yaitu: ada ungkapan jumlah khabriyah, tetapi yang dimaksud adalah jumlah insyâiyyah; iltifat; taqdîm dan ta’khîr, yang berfungsi sebagai qahr ...
Penafsiran Ali Al-Shabuni Tentang Ayat-Ayat Yang Berkaitan Dengan Teologi
Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al- Qur'an dan Tafsir, 2016
Pertama, masa awal, dimulai sejak zaman Rasulullah SAW hingga kurang lebih abad II Hijriyah, sumber tafsirnya Alquran, al-Hadits, qiraat, aqwal dan ijtihad sahabat, tabi"in, cerita israiliyyat, syair-syair jahiliyah. Kedua, masa pertengahan antara abad II H hingga pertengahan abad VIII H (VII M hingga XIV M), dan abad selanjutnya hingga abad ke XVIII H. Sumber tafsir akal lebih dominan dari pada Alquran dengan hadits. Teori-teori
Makar is an evil plan carried out by opponents of Allah and His messengers since ancient times. Over time, the meaning of the word has changed, especially in Indonesian, which means an attempt to overthrow the legitimate government. Therefore this study aims to provide an understanding of treason from the realm of interpretation. The interpretation used is the interpretation of Shafwah Al-Tafasir by Ali Al-Shabuni where his interpretation has a Adab Al-Ijtima'i style and also a language style. This research was conducted by collecting verses about treason then tracing their interpretations and then analyzing them. Where the results of this study indicate that the meaning of treason is a plan to do damage or crime in secret. Makar is sometimes good and sometimes bad. Then treason can also mean retribution, torture, punishment, or a test from Allah to his servant without realizing it. To understand the meaning of the word, Al-Shabuni also uses the principles of balaghah science.
Corak Tarbawi Dalam Penafsiran Syekh ‘Abd Al-Qadir Al-Jilaniy
MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, 2018
Penelitian ini terinspirasi dengan kondisi dunia saat ini didominasi dengan pendidikan sekuler. Adapun bahaya pendidikan sekuler bagi kehidupan manusia adalah menghasilkan generasi-generasi yang menghilangkan prinsip religi dalam kehidupannya. Untuk itu mengkaji Konsep Tafsir Tarbawi yang isinya jauh dari sekuler sangat perlu diberdayakan. Produk penelitian yang ditawarkan berupa format tema-tema penting dalam kajian tafsir tarbawi Qur'ani. Pembatasan masalah dari penelitian ini adalah penafsiran pendidikan dalam pandangan Syekh 'Abd al-Qa> dir Ji> la> niy. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi sebagai berikut: 1) Paradigma analisis tematis, yaitu mengumpulkan ayat-ayat dalam tema-tema Tarbawi. Untuk kemudian menganalisis dan menyimpulkannya sebagai cerminan jawaban Al-Qur'an dari permasalahan yang disebutkan, 2) Jenis penelitiannya menggunakan metode
Corak dan Logika Penafsiran At-Thabari dalam Jâmi’ul Bayân ‘an Ta’wîlil Qur’ân
Aksioreligia
Penelitian ini didorong oleh fakta bahwa tafsir At-Thabari-yang termasuk karya awal tokoh Islam-sampai saat ini masih berdiri kokoh dan berpengaruh. Tafsir At-thabari menguraikan makna sebuah kata secara mendalam, baik dari segi makna menurut berbagai pendapat dan riwayat maupun dari segi kaidah Bahasa Arab. Tafsirnya dijuluki sebagai tafsir paling lengkap dan paling komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji orientasi (ittijah) penafsiran At-Thabari dalam Kitab Jami’ul Bayan ‘An Takwilil Quran apakah termasuk tafsir berorientasi pada fikih, akidah, dan lain sebagainya. Penelitian ini juga menelaah secara sepintas logika pemikiran At-Thabari dengan perspektif teori The History of idea of Qur’anic Interpretation. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan analisis datanya bergaya deduktif. Berdasarkan penelitian ini, diungkap bahwa Ittijah tafsir At-Thabari cenderung ke arah kebahasaan dan fikih. Selain itu, berdasarkan teori The History of Idea of Qur’anic Interpretat...
Karakteristik Syarah Hadis ‘Abd Al-Şamad Al-Fālimbānī
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin
'Abd al-Şamad al-Fālimbānī who was considered a prolific scholar and had made a major contribution to the development of Islamic scholarship, it turns out that his ways of explaining hadith has a unique way that have been overlooked by previous researchers. In fact, he was not only recognized as an expert scholar in Sufism studies, but also had sufficient credibility to be recognized in hadith narrations. Therefore, this article reveals the characteristics of sharah hadith carried out by 'Abd al-Şamad al-Fālimbānī in terms of his two books, Hidāyah al-Sālikīn and Siyar al-Sālikīn. The method used in this study is a literature research method with a qualitative approach in the form of exposing examples of hadiths and their editorial sharah in the two related books. The analysis used in this research is descriptive analysis by observing the pattern in
Munāsabah Dalam Safwah Al-Tafāsir Karya Muhammad ‘Ali Al-Sabuni
Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al- Qur'an dan Tafsir, 2017
Di satu sisi, ‘Ali al-Sabuni, mufassir Safwah al-tafāsir, walaupun tidak menjelaskan teori ilmu munāsabah dalam kitab al-Tibyān fī‘Ulum al-Qur’ān, akan tetapi di sisi lain ‘Ali al-Sabuni menerapkan ilmu ini dalam salah satu karya tafsirnya, Safwah al-tafāsir. Baik munāsabah antar ayat, maupun antar surat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk munāsabah dalam Safwah al-tafāsir. Penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa teori munāsabah merupakan salah satu teori yang penting dalam penafsiran Alquran terutama penafsiran yang menggunakan metode bi al-ma’thur. ‘Ali al-Sabuni walaupun secara teori tidak membahas tentang munāsabah secara detail dan jelas dalam karyanya al-Tibyān fī‘Ulum al-Qur’an, akan tetapi ‘Ali al-Sabuni sangat menyadari adanya urgensi munāsabah dalam penafsiran Alquran. Metode yang digunakan menggunakan metode content analysis, yaitu metode analisis isi, metode ini digunakan dalam jenis penelitian yang bersifat normatif dengan menganalisis sumber-sumbe...
Karakteristik Tafsîr Al-Qur’ân Al-Karîm Karya Mahmud Yunus
2011
Kitab ‘Tafsir al-Qur'ân al-Karim’ merupakan hasil studi selama setidaknya lima puluh tahun, yakni sejak penulisnya berusia 20 hingga 73 tahun. Penafsiran ini adalah di antara karya terbaik Mahmud Yunus yang memiliki orientasi untuk menjelaskan dan mengklarifikasi intruksi yang terdapat dalam al Qur’an untuk dipratekkan oleh umat Islam khususnya dan umat manusia pada umumnya, sebagai pedoman universal. Penafsiran dari juz al-Qur’an ini dianggap paling lengkap pada mazanya. Kelengkapan itu disebabkan dua hal: pertama, terjemahan dilakukan tidak lagi menjadi bagian terpisah dari ayat-ayat atau surah-surah sebagai nuansa penafsiran al Qur’an pada generasi pertama. Dan kedua, pernyataa dan informasi dalam bentuk catatan kaki sebagai pelengkap untuk memberikan pemahaman tentang makna aya-ayat tertentu. ------------------------ The ‘Tafsir al-Qur'ân al-Karim’ is the result of investigation for at least fifty-three years, ie since the author was 20 years old to 73 years. This inter...
Tafsir Simbolis: Karakteristik Tafsir Sufi Naẓarī Ibn ‘Arabī dan Tafsir Sufi Ishārī al-Qushayrī
Intizar, 2021
Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik dari penafsiran dua sufi dari kubu yang berbeda yaitu Ibn ‘Arabī dari tafsir naẓarī dan al-Qushayrī dari tafsir ishārī. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research). Penelitian ini menyimpulkan bahwa penafsiran Ibn ‘Arabī yang berasal dari tafsir naẓarī lebih mempunyai karakteristik simbolis yang begitu kuat dan jauh dari makna zahir sehingga terkadang sulit dipahami. Berbeda dengan al-Qushayrī dari kubu tafsir ishārī yang sebagai mufasir sufi moderat cenderung mempunyai sisi simbolis yang lebih dekat dengan makna zahir sehingga mudah dipahami.