Perencanaan Drainase Gayamsari Subsistem Kanal Banjir Timur Semarang (original) (raw)
Related papers
Perencanaan Sistem Drainase Kali Tenggang Semarang
Jurnal Karya Teknik Sipil, 2014
Kali Tenggang merupakan salah satu sistem drainase kota di Semarang Timur. Aliran Kali Tenggang melintasi daerah-daerah industri di Semarang, seperti Kawasan Kaligawe yang memiliki peranan penting bagi perekonomian kota Semarang. Kali Tenggang melewati kota membuat daerah aliran sungainya tidak lepas dari masalah drainase yang sering terjadi di kota besar yaitu banjir. Banjir yang terjadi di Kali Tenggang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kapasitas sungai yang terbatas akibat sedimentasi, angka penurunan tanah, pasang air laut, dan luapan air dari sungai sekitarnya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menangani masalah banjir yang terjadi di aliran Kali Tenggang ialah dengan perbaikan saluran (redesign penampang) dan membangun kolam retensi, sehingga kehidupan masyrakat di sekitar wilayah Kali Tenggang dapat berjalan dengan baik. Perencanaan kolam retensi dan redesign penampang menggunakan program HEC-RAS dengan debit banjir hasil HEC-HMS dan cross section Kali Tenggang menjadi input datanya. Perencanaan perbaikan saluran dilakukan pada 9 section; antara lain Majapahit, Bugen, Tlogosari, Rel area, Muktiharjo, Dempellor, Terboyo, Pacar, dan Tambakrejo. Estimasi biaya yang diperlukan dalam pekerjaan redesign saluran penampang dan pembangunan kolam retensi adalah Rp 122.269.035.885,00 dengan waktu pelaksanaan yang dibutuhkan adalah 156 hari.
Perencanaan Perbaikan Muara Sungai Banjir Kanal Timur Semarang
2018
Salah satu permasalahan yang sering terjadi di berbagai sungai adalah permasalahan sedimentasi. Sedimentasi seringkali menjadi awal bagi permasalahan lainnya, seperti banjir, dan terhambatnya aliran sungai. Sedimentasi kerap diakibatkan oleh kecepatan aliran yang rendah. Kecepatan aliran yang rendah ini kemudian mengakibatkan terjadinya endapan yang berpotensi pada pendangkalan dasar sungai. Kawasan muara dari suatu sungai adalah yang paling rawan terhadap masalah ini. Letaknya yang berada berdekatan dengan garis pantai membuat aliran menjadi sangat lambat. Oleh karena itu pada muara yang kecepatan alirannya lambat, perlu dilakukan usaha untuk menaikkan kecepatan aliran. Dalam kasus Sungai Banjir Kanal Timur, melalui simulasi hidraulis dengan HEC-RAS 5.0.3. didapati kecepatan aliran pada saat pasang tertinggi dengan debit 79.0025 m 3 /detik adalah 0.18 m/detik, dengan diameter butiran d 50 sebesar 0,0059 mm. Jika dievaluasi dengan grafik Hjulstrom maka kondisi tersebut akan jatuh pa...
Perencanaan Sistem Drainase Sub Das Karang Mumus Hilir Kota Samarinda Kalimantan Timur
Abstrak-Kota Samarinda merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia serta salah satu kota terbesar di pulau Kalimantan. Dipilihnya Sub Das Karang Mumus Hilir sendiri dikarenakan sering terjadinya genangan air pada saat setelah hujan. Faktor penyebab genangan air tersebut kurang memadainya kapasitas saluran yang ada, terjadinya backwater dari sungai karang mumus yang mempengaruhi saluran sekunder, dan terjadinya backwater dari sungai mahakam yang mempengaruhi sungai karang mumus. Genangan banjir dapat dihindari dengan perencanaan sistem drainase sesuai dengan kebutuhan daerah Sub Das Karang Mumus Hilir tersebut, sehingga dalam studi ini akan dibahas mengenai besarnya debit banjir rencana pada Sub Das Karang Mumus hilir beserta perencanaan sistem drainase. Perhitungan yang dipakai dalam perencanaan sistem drainase ini antara lain perhitungan curah hujan rencana dengan menggunakan Pearson Tipe III, debit rencana banjir menggunakan metode hidrograf Nakayazu, analisa limpasan bendungan benangan lempake menggunakan lengkung kapasitas, analisa kapasitas eksisting dan rencana saluran primer dengan metode manning, analisa profil muka air Sungai Karang Mumus sebelum backwater, Analisa profil muka air Sungai Karang Mumus setelah backwater, Analisa kapasitas eksisting dan rencana saluran sekunder Sungai Karang Mumus dengan metode manning, Analisa profil muka air saluran sekunder dengan menggunakan metode tahapan langsung (direct step), lalu dengan adanya kondisi backwater , kemiringan yang sangat curam dengan ∆H lebih dari 1,5 m, dan kemiringan rencana lebih kecil daripada kemiringan eksisting maka dibutuhkannya perencanaan bangunan bantu Dari hasil perencanaan sistem drainase sub Das Karang Mumus Hilir meliputi curah hujan periode ulang 10 tahun untuk saluran sekunder 114,746 mm dan periode ulang 50 tahun untuk saluran primer 131,470 mm, sehingga didapatkan debit banjir bervariasi yaitu antara 5,917 sampai dengan 52,405 m 3 /dt dan 983,23 m 3 /dt. Dari debit hidrolika bentuk dimensi diperoleh dengan trapesium untuk saluran primer dengan dimensi maksimum b = 47,02 m, hair = 4,61 m , h saluran = 6 m dan persegi untuk saluran sekunder dengan dimensi maksimum b = 7 m, hair = 2,6 m , h saluran = 3,5 m. serta bangunan bantu yang diperlukan dalam saluran sekunder yang meliputi pintu air, bangunan terjun dan got miring.
Perencanaan Sistem Drainase Pasar Johar Semarang
Jurnal Karya Teknik Sipil, 2013
Sebagai kawasan perdagangan yang terletak di sebelah utara kota Semarang, Pasar Johar merupakan daerah yang rawan terkena banjir. Hal ini disebabkan karena pendangkalan saluran drainase akibat sampah yang menyumbat, kapasitas saluran yang kurang besar serta kapasitas pompa yang tidak memadai. Lokasi Johar berada pada ketinggian yang hampir sama dengan permukaan air laut dengan penurunan permukaan tanah ( land subsident ) secara berkala, sehingga untuk kawasan Pasar Johar, air dialirkan melalui pompa drainase dengan Kali Semarang sebagai tampungan memanjangnya.
Perencanaan Jaringan Drainase Sub Sistem Kalidami Surabaya
Jurnal Hidroteknik, 2017
Abstrak-Saluran Kalidami berada di kawasan Surabaya bagian timur. Saluran ini memiliki panjang 4270 meter dengan lebar bervariasi antara 11-33 meter. Saluran Kalidami membentang dari Kelurahan Airlangga, Gubeng dan berakhir di Selat Madura. Berdasarkan Peta Genangan Kota Surabaya Tahun 2013 terdapat beberapa daerah genangan di sekitar saluran Kalidami, diantaranya pada kawasan Kertajaya, Pucang anom, Dharmawangsa, Gubeng, Mojo, dan Airlangga. Genangan yang terjadi memiliki tinggi yang bervariasi antara 10-50 cm. Pada saluran primer kalidami terdapat buzem yang dilengkapi dengan pintu air dan rumah pompa untuk pengendalian banjir. Namun, saat pompa air dihidupkan pada saat hujan, daerah hilir saluran tidak mampu mengalirkan debit buangan pompa sehingga air pada saluran meluber. Dalam Tugas Akhir ini dilakukan perencanaan drainase pada sub sistem Kalidami dengan meninjau kondisi saluran eksisting dan menggunakan program bantu HEC-HMS dalam analisa hidrologinya. Kemudian debit hasil dari HEC-HMS digunakan sebagai input debit banjir rencana pada analisa hidrolika. Dilakukan dua kali analisa hidrolika, yang pertama dengan kondisi eksising dan yang kedua dengan dengan saluran hasil rencana. Analisa hidrolika untuk saluran tersier menggunakan perhitungan analitik sedangkan untuk saluran sekunder dan primer menggunakan program bantu HEC-RAS. Berdasarkan hasil analisa kondisi eksisting diperoleh bahwa genangan air yang terjadi pada DAS Kalidami terjadi karena kapasitas saluran yang tidak mampu mengalirkan debit banjir, baik akibat dimensi saluran yang kurang lebar, adanya sedimentasi maupun banyaknya sampah di saluran. Kapasitas saluran primer Kalidami saat ini tidak dapat mengalirkan debit banjir rencana, sehingga dibutuhkan perencanaan baru. Lebar saluran sekunder yang diperlukan berkisar antara 2 meter sampai 7 meter dengan kedalaman 2,5 meter. Sedangkan lebar saluran primer yang diperlukan adalah 12 meter pada bagian hulu kemudian melebar hingga 40 meter pada bagian hilir yang berbatasan dengan laut dengan kedalaman 2,5 meter. Kapasitas boezem dengan 5 buah pompa berkapasitas 1,5 m 3 /dt serta 2 buah pompa berkapasitas 3 m 3 /dt yang ada saat ini dapat berfungsi mengalirkan debit banjir rencana.
Penataan Kanal Banjir Timur Semarang
2015
Semarang has two major channels namely Kanal Banjir Timr (KBT) and the Kanal Banjir Barat (KBB). KBT is a canal that functioned as a flood control of the eastern city of Semarang. The existing condition of KBT is no longer able to accommodate the existing flood discharge. At the end of March 2015, KBT overflowed and inundated the residential areas around it. The decrease capacity of KBT are caused by the high of sedimentation, isn’t appropriate river space, and garbage. Therefore, proper handling efforts are needed to improve KBT. The aim of this study is to design a plan of KBT. The concept of river restoration considers not only hydraulic aspect, but also environment around the river (Maryono, 2007). The design of KBT is divided into three steps, first step is hydrology analysis, second step is hydraulics analysis and the third is the step of design. The aim of hydrological analysis is to determine the flood discharge with the HSS Gama I method. The aim of hydraulics analysis is t...
Perencanaan Drainase Kawasan Pagarsih Kota Bandung
2017
Sungai Citepus merupakan sungai yang melintasi Kota Bandung termasuk salah satunya Kawasan Pagarsih dimana posisinya berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dan luapannya sangat berpotensi menimbulkan bencana banjir musiman Pada musim hujan tahun 2015 terjadi hujan yang menyebabkan genangan banjir di sekitar Pagarsih. Pemerintah bergerak cepat dengan membangun drainase baru sekitar wilayah genangan, namun, pada musim hujan tahun 2016 masih adanya genangan banjir besar di sekitar Pagarsih yang bahkan menyebabkan rusaknya tembok bangunan dan menghanyutkan dua mobil. Analisis hidrologi untuk mencari nilai debit banjir rencana dilakukan dengan menggunakan software HEC-HMS 4.2. Didapat debit banjir rencana kala ulang 10 tahun adalah 127 m3/detik. Perencanaan perbaikan sungai menggunakan model HEC-RAS dengan debit rencana hasil dari program HEC-HMS 4.2. Setelah dilakukan normalisasi Sungai Citepus, didapatkan bahwa panjang total dimensi sungai yang perlu dinormalisasikan adalah sepanja...
Analisis Kapasitas Penampang Banjir Kanal Barat Kota Semarang Untuk Perencanaan Pengendalian Banjir
Jurnal Karya Teknik Sipil, 2013
Overflow in the West Floodway is a natural event caused by inadequate river capacity to flow the existing discharge.Based on the analysis of hydrological West Floodway with the help of software HEC-HMS (Hydrologic Engineering Center-Hydrologic Modeling System) obtained discharge plan (Q50) of 951.9 m 3 /s. The hydraulics analysis was carried out by the help of software HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center-River Analysis System)and the result is an overflow along the 8 km (WF 0-WF 97) in the West Floodway Region. To overcome these problems, it is necessary to be taken a solution, that is increasing river capacity. Based on existing field conditions (limited space) then the plan is using 2 type of river profiles, there are at the downstream river is used for single and double crosssection on the upstream, both is planning using manning formula.
Studi Perencanaan Drainase Wilayah Kali Jeblokan Kotamadya Surabaya
1992
Pembangunan sektor drainase di Kotamadya Surabaya menghadapi problema yang spesifik. Hal ini disebabkan elevasi dataran rata-rata relatif rendah jika dibandingkan dengan muka air laut, sedangkan pembuangan air drainase tidak mempunyai alternatif lain selain dibuang ke laut. pada perencanaan drainase wilayah Kali Jeblokan, problema tersebut juga muncul. Kemiringan lahan yang relatif kecil, pasang surut air laut, operasi pemeliharaan, ekonomi dan konversi saluran irigasi menjadi saluran drainase merupakan masalah yang perlu dipecahkan. Tugas akhir ini, membahas perencanaan drainase wilayah Kali Jeblokan yang diharapkan akan mampu menjawab problem - problem yang ada. Perencanaan yang dihasilkan diupayakan agar mempunyai kelayakan teknis, ekonomis, sosial budaya dan dampak yang positif terhadap lingkungan