Modernisasi dan Perubahan Sosial Budaya (Studi Pada Kehidupan Masyarakat Adat Ammatoa Kajang) Risfaisal (original) (raw)
Related papers
Ammatoa dalam kelembagaan komunitas adat Kajang
2013
Komunitas adat kajang telah memengang teguh adat istiadat pengelolaan hutan, sekarang biar terpelihara dengan baik. dalam melestarikan lingkungan alam (hutan) tidak terlepas dari kepercayaan tehadap ajaran pasang, bahwa dunia yang di ciptakan oleh turi'e'A're'na (tuhan) beserta isinya haruslah dijaga keseimbangannya, terutama hutan. Oleh karenanya masyarakat adat kajang memandang alam sekitarnya (hutan ) sebagai bagian dan setara dengan ini. Oleh karna itu, haruslah selalu dijaga pelestarian alam (hutan), karna merusak hutan berarti merusak diri sendiri. Amma toa, dalam melaksanakannya peranannya, terutama terhadap pelanggaran adat yang terjadi di kawasan adat kajang, yang mengandung prinsip hubungan antara warga masyarakat dengan turi e'A're'na, antara sesama im dan hubungan im dengan lingkungannya. Seiap pelanggaran pasang bukan sejahanya merendahkan derajat pelanggaran dimata warga masyarakat adat kajang, melainkan mengusahakan warga masyarakat dan mer...
Peran Kuasa Adat Ammatoa Dalam Kebertahanan Etnik Kajang
PREDESTINASI
ABTRAKPenelitian ini bertujuan menggambarkan kuasa adat Ammatoa berperan dalam melestarikan kehidupan budaya masyarakat adat Kajang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data secara observasi tanpa peran serta, wawancara, dokumentasi, materi audio dan visual. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan tahap:1) Mengkaji data., 2) Analisis data,. 3) Membuat tafsiran data., 4) Membuat diagnosis,. Hasil penelitian menunjukkan Ammatoa memiliki empat peran kuasa adat, 1) sebagai pusat penjaga pasang; 2) Ammatoa sebagai moral force; 3) Ammatoa sebagai pengawas dan penyaluran perilaku; dan 4) Ammatoa sebagai representasi simbolik adat.
AMMATOA: KOMUNITAS TRADISIONAL KAJANG DI TENGAH TRANSFORMASI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Transformation of communication and information as a condition of the progress of a region or community group in Kajang be important for people to understand themselves and Kajang Indonesian society in general. The purpose of this study was to describe the picture of traditional community life Kajang, knowing the internal and external communication processes that occur in the community and know the Kajang Ammatoa efforts made in the face of the transformation of information and communication with the situation unfolding currently. Approach and type of qualitative research method because the researcher considers most appropriate in accordance with the concepts and analysis, this research requires in-depth analysis and interviews in order to obtain accurate data. Criterion validity of the data there are four kinds: (1) belief (kreadibility), (2) keteralihan (tranferability), (3) dependence (dependibility), (4) certainty (konfermability). The results of this study indicate that the results of interviews held Ammatoa local knowledge and traditional society into a bulwark against Kajang improved communication and information flow.Critical analysis of the traditional community life Kajang given a solution to the thoughts, actions and life choices for more advanced and remains on the principles of noble values ri Kajang Put into the culture and noble values that must be upheld keep abreast of the times, on the foundation of cultural wisdom. It was concluded that the transformation of communication and information in the community Kajang is real, ongoing, albeit slowly but surely. It is expected that the presence of particular concern to the government and people of Kajang not taboo with progress and modernization but also the ability to maintain the existence of any culture. Abstrak Transformasi komunikasi dan informasi sebagai syarat kemajuan suatu daerah atau kelompok masyarakat Kajang menjadi penting di pahami bagi masyarakat Kajang sendiri dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran kehidupan masyarakat tradisional Kajang, mengetahui proses komunikasi internal dan eksternal yang terjadi pada masyarakat Kajang dan mengetahui upaya yang dilakukan Ammatoa dalam menghadapi transformasi informasi dan komunikasi dengan situasi yang mulai terbuka saat ini. Pendekatan dan Jenis Penelitian menggunakan metode kualitatif karena peneliti menganggap paling tepat digunakan sesuai dengan konsep dan analisisnya, penelitian ini memerlukan analisis dan wawancara yang mendalam agar mendapatkan data yang akurat. Kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu :(1) kepercayaan (kreadibility), (2) keteralihan (tranferability), (3) kebergantungan (dependibility), (4) kepastian (konfermability). Hasil penelitian ini menunjukkan dari hasil wawancara bahwa kearifan lokal yang dimiliki Ammatoa dan masyarkat tradisional Kajang menjadi benteng terhadap arus kemajuan komunikasi dan informasi. Analisi kritis terhadap kehidupan masyarakat tradisional Kajang diberikan solusi atas pikiran, tindakan dan pilihan hidup agar lebih maju dan tetap pada prinsip-prinsip nilai luhur Pasang ri Kajang menjadi budaya dan nilai luhur yang harus dijunjung tinggi tetap mengikuti perkembangan zaman, di atas landasan kearifan budaya lokal. Disimpulkan bahwa transformasi komunikasi dan informasi di tengah masyarakat Kajang itu nyata, berlangsung, meskipun perlahan tapi pasti. Diharapkan adanya perhatian khusus pemerintah dan masyarakat Kajang untuk tidak tabu dengan kemajuan dan modernisasi akan tetapi dengan segala kemampuan juga mempertahankan eksistensi budayanya. Kata Kunci : Ammatoa; Masyarakat tradisional Kajang; komunikasi dan informasi; budaya kearifan lokal Pasang ri Kajang
Negosiasi Identitas Masyarakat Adat Ammatoa Terhadap Sistem Pendidikan Modern
Jurnal Komunikasi, 2019
Ammatoan is one of the Indegenous people in Indonesia who still hold their traditional wisdom to ensure that their customary land and traditions must be sustain. Ammatoan led by the Ammatoa. Ammatoa is the name for anyone who mandatory as a leader of the Ammatoan. The interesting fact is the Ammatoan has a long history as a traditional community with a strong oral culture. The other fact is the Ammatoan should face the modern education with a strong literacy culture. The Elementary School building has been built only about several meters from the gate that sepearated the ilalang embayya dan ipantarang embayya. The Ammatoan are still living in a diversity of their tradition. The Ammatoan who are living in the Ilalang Embayya has been practiced the adat fully. It makes the Ammatoan are very selective with the modernitation. But the Ammatoan who are living in Ipantarang embayya has receieved it as like as the society generally. The existence of formal education facilities in Ammatoan's village should be made them negotiate to make sure that the adat and their tradition are sustain. This study ia a qualitative by using a quick etnoghraphhy (Observation of partitipation and life story interview) to see the deep life of indigeneous people of Ammatoa. The aim of this study is to see how is the identity negotiation of The Ammtoan to feca the modern education. As a result, their decision to open their community to the modern education was the part of their political strategy. They did it because it related to their existence for the future.
Proses Pengakuan Hukum Masyarakat Adat Ammatoa Kajang: Jalan Panjang dan Berliku
This article discusses governance as it appears in the making of a regional bylaw that grants legal recognition to an indigenous adat community in South-Sulawesi. This process represents a move away from a traditional government approach. The coalition of legal drafters, which included state officials, community members and civil society, engaged in a joint effort of participatory law making. An analysis of this process addresses questions on how the decision-making process developed, what this meant for the outcomes and to what extent this new form of governance served the interests of all parties involved.
2020
AbstractTo find out the strengthening of the customary rights of ammatoa kajang through the protection of the existence of customary forests in national regulations and legislation and to find out the legal consequences of the decision Mahkamah Konstitusi Number 35/PUU-X/2012 on the existence of customary forests. Protection of customary forests in legislation cannot be separated from the recognition of the customary law community first. In the legislation has become a challenge for the existence of indigenous peoples, Pasal 18B Ayat 2 UUD 1945 became the basis for the protection of the community the customary law stipulated in the Regional Regulations recognizing customary law communities, Pasal 67 Ayat 2 UU No. 41 About Forestry. With public awareness of the functions of forests, the Ammatoa customary law community will always maintain the forest sustainability. If not, they themselves will feel the consequences. There will be drought and crop failure, and will not be able to carr...
Artikel Ilmiah, 2018
Kampung Naga merupakan sebuah kampung adat yang masyarakat yang masih kuat memegang tradisi leluhurnya,dalam hal ini adalah adat Sunda. Seperti halnya kampung adat lainya kampung Naga Merupakan destinasi objek wisata budaya dan Tempat kajian antropologi masyarakat, Kampung naga menjadi salah satu objek wisata terkemuka Tasikmalaya jawan barat dengan segala keunikan,tradisi dan kehidupan sosial masyarakatnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sudah sampai sejauh mana perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat Kampung Naga sebagai imbas dari kemajuan IPTEK di mana kampung Naga sendiri merupakan Kampung adat yang masih menjunjung tinggi adat istiadat nya dan tradisi leluhurnya. dari penelitian ini diperoleh Perubahan sosial budaya yang terjadi di daerah kampung naga adalah mereka yang tadinya tidak mengenal tekhnologi, kini mereka mengenal tekhnologi bahkan mereka yang terkenal sangat ketat dengan adatnya, sebagian masyaraktnya telah memiliki telepon genggam, televisi, bahkan ada di salah satu rumah penduduk di temukan televisi dan lemari es, kini kampung naga tidak seperti dulu, yang benar-benar tradisional, sekarang masyarakat kampung naga pun telah maju dan modern, namun mereka masih mentaati amanat, wasiat dan mereka pun percaya jika amanat dan wasiat nya di langgar maka akan menimbulkan sebuah akibat.tetap akan kembali ke kampung halamannya.
Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar is sub-ethnic Sundanese still retain old customs, including with regard to the traditional house. The house belongs to Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar this is the type of houses on stilts. Because it is a sub-ethnic of Sundanese, his house was about similarities with the pattern of Sundanese architecture in general. Cosmology view of a society can be seen from the physical objects that exist in society one is home. knowing cosmological concept Masyarkat Adat Kasepuhan Ciptagelar communities in the traditional house and reveals a form of cosmological values in the custom home building in order to encourage increased public appreciation of architecture, particularly the traditional architecture.
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)
Pengelolaan lahan dan ruang menjadi konsep dan agenda besar untuk menjawab dua masalah besar yang saat ini terjadi, pertama, ketersediaan lahan dan ruang untuk pembangunan yang semakin menipis, kedua, konservasi hutan karena kerusakan yang telah terjadi akibat pembangunan tersebut. Komunitas Ammatoa Kajang adalah masyarakat yang memiliki dan memilih untuk mempertahankan kearifan lokal yang disebut Pasang Ri Kajang yaitu sistem nilai yang menitikberatkan pada pelestarian lingkungan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif menggunakan metode kepustakaan dengan fokus penelitian pada masalah pengelolaan lahan dan ruang hutan dengan perspektif kearifan lokal komunitas Ammatoa Kajang sebagai upaya konservatif.. Peneliti mengumpulkan dan memanfaatkan bermacam informasi sekunder melalui jurnal dan artikel terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan Pasang Ri Kajang yang diyakini sebagai nilai luhur, masyarakat adat Ammatoa Kajang memiliki sikap kepedulian yang tinggi terhadap h...