Pemanfaatan Anggrek Spesies Kalimantan Tengah Berbasis Kearifan Lokal yang Berpotensi sebagai Bahan Obat Herbal (original) (raw)

Pemanfaatan Anggrek Sebagai Bahan Obat Tradisional Pada Etnis Batak Sumatera Utara

2015

Sumatra has rich diversity of orchids. The local communities in Sumatra have been used orchids as a ornamental plant, food, and medicine. Research on utilitation of orchids as medicinal plants by ethnic Batak of North Sumatra was conducted using ethnobotanical methods. The objectives of the research was to know species of orchids that were used as medicinal plants by Batak ethnic in North Sumatra. Respond-ents consisted of traditional medicine plants traders in the traditional markets and traditional healers. We found as many as seven species of 6 genera of orchids have been used as traditional medicine. Those orchids used as medicine for fever, aphrodisiac, maintain stamina, respira-tory disorders, and gastrointestinal disorders.

MANFAAT EKSTRAK TANAMAN AKAR KUNING (Arcangelisia flava Merr) SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL

ABSTRAK Akar Kuning (Arcangelisia flava Merr) adalah salah satu tanaman yang sebagian besar tumbuh di beberapa Negara kawasan Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia. Akar Kuning ini merupakan tumbuhan liana yang panjang nya bisa sampai 20 m dengan daun yang tebal berbentuk oval dan permukaan daunnya mengkilap. Akar Kuning banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional untuk mengobati beberapa penyakit seperti penyakit kuning, pencernaan, cacingan, obat kuat/tonikum, demam, dan sariawan. Tumbuhan Akar Kuning mengandung beberapa senyawa seperti alkaloid, saponin, terpenoid, dan flavonoid. Adapun pembuatan ekstrak tumbuhan Akar Kuning ini menggunakan metode maserasi yang mana sampel bahan yang telah kering direndam dengan alkohol 70% dan setelah melalui beberapa proses, akan terbentuk hasil akhir ekstrak tumbuhan Akar Kuning berwujud seperti gel. ABSTRACT Yellow Root (Arcangelisia flava Merr) is one of the plant that mostly growth in several Country in Southeast Asia, one of them is in Indonesia. This Yellow Root is plant of liliana that having length 20 meters with leaves thick oval shaped and the surface of the leaves is shiny. Yellow root have been used as raw material of traditional medicine for treating some of the disease such as jaundice, digestive, worms, tonic agent, fever and thrush. Yellow Root contain some compounds such as alkaloid, saponin, terpenoid, and flavonoid. As for the manufacture of Yellow root extract is used maceration method which is the sample of material that has dried with alcohol 70% and after through some of the process, will be formed final result of Yellow root extract like a gel.

Inventarisasi Tumbuhan Obat Dan Kearifan Lokal Masyarakat Suku Mandacan Dalam Memanfaatkan Tanaman Obat DI Desa Anggi Gida, Kabupaten. Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat

NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 2021

Kabupaten pegunungan Arfak yang terletak di Provinsi Papua Barat merupakan daerah yang memiliki kontur geografis pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 1800 Meter DPL hingga 2200 Meter DPL. Memiliki suhu pada siang hari 20°C hingga 18°C. Pada malam hari suhu berada pada kisaran 17°C hingga 12°C. Masyarakat yang mendiami daerah pegunungan arfak merupakan suku mandacan dan memiliki empat sub suku asli yakni: hatam, sougb, meyah dan moilei. Sub suku tersebut memiliki mata pencarian pada bidang pertanian. Potensi sumber daya alam yang terdapat di wilayah tersebut melahirkan kearifan lokal yang menyebabkan suku asli terampil dalam memanfaatkan tumbuh-tumbuhan di sekitarnya sebagai bahan obat. Kearifan lokal masyarakat, khususnya di daerah Anggi Gida, Kabupaten Pegunungan arfak dalam memanfaatkan tumbuhan obat, merupakan warisan yang diturunkan dalam kurun waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat dan eksplorasi kearifan lokal pada masyarakat Anggi Gida. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan metode survey dan wawancara secara langsung pada sejumlah masyarakat Anggi Gida melalui metode snowball sampling. Hasil dari penelitian didapat ada sekitar 20 family tanaman yang di gunakan untuk obat, tanaman tersebut adalah Plantaginaceae,

Pemanfaatan Tumbuhan Sangkareho (Callicarpa longifolia Lam) Asal Kalimantan Tengah sebagai Obat Tradisional

Jurnal Surya Medika, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif atau metabolit skeunder yang dapat berkhasiat sebagai obat dan untuk mengetahui profil Kromatografi Lapis Tipis senyawa aktif yang terkandung dalam daun Sankareho. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah identifikasi senyawa kimia atau metabolit sekunder yaitu pati dan aleuron, tanin, katekol, flavonoid, alkaloid, saponin, dan steroid. Ekstraksi daun Sangkareho dilakukan dengan menggunakan metode perkolasi, kemudian ekstrak yang didapat difraksinasi untuk mendapatkan fraksi senyawa kimia sesuai dengan tingkat kepolaran (kloroform: etil acetat: n-butanol). Dari hasil fraksinasi dilakukan Kromatografi Lapis Tipis untuk melihat profil senyawa kimia secara KLT dengan menggunakan eluen polar dan non polar. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa daun Sangkareho(Callicarpa longifolia Lam) mengandung ko...

Nilai Guna Spesies Tanaman Sebagai Obat Tradisional Oleh Masyarakat Tengger Di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo – Jawa Timur

2015

Pemanfaatan organ tumbuhan secara tradisional sebagai obat tradisional oleh masyarakat Tengger di Desa Ngadisari sudah berlangsung sejak lama. Hanya saja, saat ini pengetahuan tersebut belum terdokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional oleh masyrakat tengger di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini menggunakan metode wawancara secara semi-structured dan structured dengan responden, serta metode dokumentasi dan herbarium kering. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah Spesies Use Value (SUV). Hasil penelitian teridentifikasi 30 spesies yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati 7 kategori penyakit. Spesies tanaman yang memiliki SUV paling tinggi yaitu Foeniculum vulgare Mill (1.01)

Kearifan Lokal Masyarakat Desa Bakung dalam memanfaatkan Resam (Gleichenia linearis), Seduduk (Melastoma malabathricum) dan Tembesu (Fagraea fragrans) yang Tumbuh di Tanah Bergambut sebagai Obat Herbal

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal, 2018

Resam, Seduduk and Tembesu can be used as Herbal Medicine. Those plants grow most in the area of Sriwijaya botanical garden of South Sumatra Province in which its soil is peated. With their local wisdom, the people of Bakung village have been making use of resam, seduduk and tembesu as herbal medicine. The aim of this research was to identify secondary metabolites from resam, seduduk and tembesu which play a role so that they can be useful for drugs and to find out whether the efficacy of the three plant species has been scientifically proven (based on literature studies). The informants of the research were the people of Bakung village living surrounding Sriwijaya botanical garden. The data were colllected by well-structured interview, test of laboratorium, and literature studies. The data were analyzed using descriptive.analysis. The results revealed that the people living surrounding Sriwijaya botanical garden used resam for headache, seduduk leaves for diare, and tembesu leaves for itching. Each ethanol extract of leaves of tembesu, seduduk, and resam contain compound of flavonoid, alkaloid, steroid, saponin, tanin dan quinon. The local wisdom of the Bakung Village community living around the Sriwijaya botanical garden in using seduduk leaves as a diarrhea drug has been scientifically proven, but for tembesu leaves as a cure for itching and resam as a headache drug so far has been scientifically proven. Resam, Seduduk dan Tembesu sebagai Obat Herbal. Tanaman tersebut tumbuh dominan di dalam kawasan Kebun Raya Sriwijaya Provinsi Sumatera Selatan dengan kondisi tanah bergambut. Dengan kearifan lokal masyarakat Desa Bakung memanfaatkan resam, Seduduk dan Tembesu sebagai tanaman Obat. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi metabolit sekunder dari resam, seduduk dan tembesu yangbberperan sehingga bisa berkhasiat obat dan untuk mengetahui apakah khasiat ketiga jenis tumbuhan tersebut sudah terbukti secara ilmiah (berdasarkan studi literatur). Informan penelitian adalah masyarakat Desa Bakung yang tinggal di sekitar di Kebun raya Sriwijaya. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, uji laboratorium dan studi literatur. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif analitik. Hasil penelitian bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar kebun raya kebun raya sriwijaya menggunakan resam untuk obat sakit kepala, daun seduduk untuk obat diare dan daun tembesu sebagai obat gatal. Ekstrak etanol daun tembesu, daun seduduk dan resam masing-masing mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid, steroid, saponin, tanin dan quinon. Kearifan lokal masyarakat Desa Bakung yang tinggal disekitar kebun raya sriwijaya dalam menggunakan daun seduduk sebagai obat diare sudah terbukti secara ilmiah, namun untuk daun tembesu sebagai obat gatal dan resam sebagai obat sakit kepala sejauh ini ditemukan bukti ilmiah.

Identifikasi Tumbuhan Obat Tradisional Berbasis Kearifan Lokal di Desa Ranggagata Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah

Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi

Medicinal plants are all plants that can be used as medicine, ranging from those visible to the eye to those visible under a microscope. The medicinal plants referred to in this study are medicinal plants whose parts, whether roots, stems, leaves, flowers or tubers, are used as ingredients for ingredients derived from plants that have been used for generations for treatment based on local knowledge and understanding. Local wisdom is the values of humanity, togetherness, brotherhood, and knowledge which are considered important enough to be preserved, one of which is regarding medicinal plants used by the community. This research is a descriptive explorative research. This research is to reveal information about the types of traditional medicinal plants in Ranggagata Village, Praya Barat Daya District, Central Lombok Regency using the snowball sampling method. The data was collected through observation, interviews with non-medical healers (purchases), and documentation. The results s...

Pemanfaatan Tanaman Lokal Sebagai Pelancar Asi (Galaktogogue)

Jurnal Kebidanan Malahayati, 2021

Background: Poor nutritional status is the cause of pneumonia and diarrhea in infants and toddlers. This incidence can be reduced through exclusive breastfeeding. The achievement of exclusive breastfeeding in Indonesia is still far from the national target, one of which is caused by the lack of breast milk production. In Indonesia, there are many plants that can promote breast milk, including katuk leaves, moringa leaves, young papaya fruit, wake-up, and fenugreek. The use of local plants as a breast milk facilitator must be supported by comprehensive information regarding the dosage form, dosage and duration of use, empirical benefits, and possible side effects.Objective: The aim of the study was to describe the use of local plants as breast milk carriers (galactogogue). Method: The method in this research is quantitative. This research was conducted in Terong Tawah Village, Labuapi District, West Lombok Regency in April 2021. The sample in this study were all mothers who had babie...

APLIKASI TEPUNG BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) “LOKAL 1” DAN“LOKAL 2” SEBAGAI MINUMAN INSTAN DENGAN PENAMBAHANEKSTRUDAT BERAS MERAH DAN EKSTRUDAT KACANG HIJAUDITINJAU DARI SIFAT FISIKO-KIMIAWI DAN SENSORIS

2007

Sejalan dengan perkembangan zaman dan kepraktisan, maka minuman instan menjadi pilihan utama bagi mereka yang sibuk bekerja. Saat ini telah banyak berbagai jenis minuman instan yang beredar di pasaran. Salah satu contohnya adalah minuman yang berasal dari buah. Hanya saja pemenuhan kebutuhan minuman yang berasal dari buah yang tinggi nilai gizinya tersebut masih terpola pada buah-buah tertentu saja. Pemanfaatan bengkuang menjadi tepung bengkuang menjadi minuman instan masih cukup terbatas. Oleh karena itu, pemanfaatan bengkuang (Pachyrhizus erosus) sebagai minuman instan dinilai cukup menjadi suatu terobosan baru dalam diversifikasi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan penggunaan tepung bengkuang sebagai minuman instan sehingga dapat meningkatkan keragaman pangan yang berbasis umbiumbian serta menentukan formulasi minuman instan tepung bengkuang yang terbaik berdasarkan analisa proksimat, kalsium, fisik, serta sensoris pada berbagai formulasi minuman instan tepung ...