Korelasi Peranan Suami Istri pada Mayarakat Merjosari Ditinjau dari Islam dan Hukum Nasional (original) (raw)
Related papers
Peran Suami Istri Terhadap Peningkatan Angka Perceraian di Mahkamah Syar’iyyah Blangkejeren
El-USRAH: Jurnal Hukum Keluarga
Meningkatnya angka perceraian di kalangan masyarakat Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, disebabkan oleh faktor ekonomi, suami yang tidak mengerti perannya di dalam rumah tangga. Sehingga istri melakukan gugat cerai terhadap suaminya. Hal ini berdasarkan fakta yang diperoleh dari Mahkamah Syar’iyyah Blangkejeren. Oleh karenanya peneliti menarik untuk mengkaji tentang peran suami istri terhadap peningkatan angka perceraian di Mahkamah Syar’iyah Blangkejeren serta bagaimana tinjauan hukum Islam peran suami istri terhadap peningkatan angka perceraian. Dengan permasalahan di atas penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana metode ini mengupas permasalahan dengan cara turun dan melihat sendiri permasalahan yang terjadi di lapangan, serta pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara terhadap informan. Berdasarkan hasil dari penelitian, di Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo yang paling tinggi mengajukan perceraian adalah dari pihak istri dengan cerai gugat terh...
Penetapan Mahar Terhadap Kelangsungan Pernikahan Ditinjau Menurut Hukum Islam
JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah), 2016
In Islamic marriage system, mahar is one of the prior concern although it is not any of rules (rukun) of the marriage itself. Etymologically, mahar means dowry. Terminologically, it refers to something which is given by a husband to his wife as replacement or guarantee from him from what he takes from her. It can be either in form of things or sevices (such as setting slaves free, teaching, etc. Basically, mahar is genuinely the right of a wife. That means it is the wife that determines what and how many/much she wants it to be given to her. Even if she does not want anything for her mahar, a husband does not need to force to provide it. However, if his wife requires him to give her mahar, it should be whole and kind hearted gift to her. This reasonable since mahar symbolizes deep and true feeling of love and legal evidence of bond between a husband and a wife. However, in its implementation, mahar is not a simple as it may seem. Involving traditional and religious leaders in determining and approving mahar (as in Binabo Julu village) made few marriages postponed, unregistered (siri) or even cancelled. This also indicates that mahar potentially gives unexpected impacts toward the marriage it self Kata kunci: mahar, pernikahan, dan hukum Islam
Urgensi dan Kedudukan Shodaq (Mahar) dalam Pernikahan
Jurnal An-Nahl, 2021
Tulisan ini terfokus dalam pembahasan tentang mahar (Shodaq) yang akarnya adalah adat kebiasaan masyarakat jahiliyah ketika mereka ingin melakukan pernikahan sebelum Allah SWT turunkan syari’at Islam melalui Rasulullah SAW. Ajaran Islam yang tidak bertentangan dengan akal sehat, sehingga ada beberapa ‘urf masyarakat jahiliyah dahulunya yang masih dipertahankan Islam, bahkan disyari’at Allah SWT. karena masuk dalam ‘urf yang sholih. Pada hakikatnya mahar (shodaq) adalah bentuk dari kejujuran dan keseriusan pria dalam menikahi seorang wanita untuk membangun keluarga yang diinginkan oleh syari’at. Tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat yang terkait dengan mahar. Mulai dari bentuk mahar, takaran terendah dan tertinggi dari mahar, tidak menyebutkan mahar dalam ijab Kabul, sampai pada tahap penyamaan mahar dengan jihaz pernikahan. Sehingga timbul pertanyaan bagaimana urgensi mahar (shodaq) dan kedudukannya dalam pernikahan? Apakah penyebutan mahar d...
Pertukaran Peran Suami-Istri dan Implikasinya Terhadap Waris Perspektif Maqāṣid Al-Syarī'ah
SYARIATI, 2019
This paper reviews three main things in families that have integral-functional traits (childcare, livelihood and inheritance). Paradigm of conventional Islamic law divides the role between husband and wife rigidly. for example, living is the duty of a husband, caring for children is the duty of the wife, and inheritance rights are legal 2 : 1 for husband and wife. With the occurrence of social change that has caused a change in the role of husband and wife both in the form of division of roles and even the exchange of roles between husband and wife. This is certainly not fair when there is no balance between rights and burden carried out, so we need a fair legal solution. Therefore this study analyzes the problem using the perspective of maqâṣid asy-syarî'ah.
Peran Suami Istri Dalam Megelola Keuangan Keluarga Mantan Buruh Migran DI Wilayah Kabupaten Ponorogo
Al-Syakhsiyyah: Journal of Law & Family Studies
Artikel ini mengekplorasi tentang peran antara suami istri mantan buruh migrant yang berada di wilayah ponorogo dalam hal pengelolaan keuangan keluarga. Karena wilayah ponorogo merupakan penyumbang tertinggi buruh migrant dan penyumbang angka tertinggi dalam hal perceraian yang di latar belakangi faktor ekonomi. Kondisi anggota keluarga dapat mempengaruhi peran dalam sebuah keluarga, peran suami istri didasarkan pada kewajiban masing-masing, adapun untuk mengatur tanggung jawab antara suami istri merupakan hal yang lazim dilakukan agar kehidupan berkeluarga menjadi harmonis dan terarah. Secara garis besar, suami istri memiliki hak dan kewajiban yang seimbang. Namun, demikian bentuk konkrit dalam setiap keluarga peran suami istri berbeda, tergantung kesepakatan yang dibuat oleh keduanya. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengeksplorasi peran buruh migrant dalam mengatur keuangan keluarga. Ketika mantan keluarga buruh migrant menyadari dan menjalankan peran sesuai dengan pola kelua...
Analisis Hukum Islam terhadap Perkawinan Sirri di Ketegan, Sepanjang, Sidoarjo
AL-HUKAMA'
This research is based on the unregistered marriages phenomenon in Ketegan, Sepanjang, Sidorajo. Marriage is considered as an instant solution to juvenile delinquency, which has the potential to be promiscuous. There are two issues to be confirmed through this research: first, the attitude or response of the people in Ketegan to the practice of unregistered marriage that has taken place in their environment; Second, critical analysis of the phenomenon of unregistered Marriage on Islamic law’s perspective. This is field research, with a critical analysis method of data obtained. The data was collected through interviews with subjects, their parents, and several community leaders who had direct contact with them. This research found two conclusions: first, the people of Ketegan Village don’t seem to care about this kind of marriage. This is influenced by the variety of Ketegan people's mindsets and various tribes, majority of Madurese. However, peoples' view on unregistered ma...
Implikasi Nusyuz Suami Istri dalam Hukum Islam dan Gender
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law
Dalam masalah nusyȗz, posisi istri dinilai lemah ketika menghadapi nusyȗz suami, sedangkan ketika istri nusyȗz, suami berhak meninggalkan istri di tempat tidur, bahkan diperbolehkan memukul istri. Kondisi tersebut memunculkan pandangan adanya bias dan ketidakadilan gender dalam masalah nusyȗz, yang menuntut adanya keadilan dari adanya perbedaan implikasi antara nusyȗz suami dan nusyȗz istri. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan nusyȗz yang dilakukan oleh suami kepada istrinya mengarah kepada tindakan yang merusak muasyarah bil ma’ruf (hubungan yang baik) sebagai dasar terbentuknya keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Nikah Misyār Dalam Dalam Perspektif Undang-Undang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law
Pernikhan adalah sesuatu yang disyariatkan dalam Islam. Pemahaman terhadap pernikahan tersebut kemudian berkembang di berbagai Negara. Hukum Islam yang kemudian bergandengan dengan positif sama-sama mengatur tentang pernikahan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah konsep nikah misyār yang marak terjadi pada masyarakat dan Bagaimana problematika nikah misyār dalam pandangan UUP dan KHI. Penelitian ini bersifat desktiptif analitis. Simpilan dari penelitian ini adalah bahwa nikah misyār merupakan pernikahan berlandaskan akad syariat Islam yang telah memenuhi syarat dan rukun nikah. Nikah misyār tetap eksis dalam kehidpan bermasyarakat lengkap dengan berbagai dinamikanya.
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PASANGAN SUAMI ISTRI (PASUTRI) DALAM MENJAGA KEHARMONISAN KELUARGA
Dalam kehidupan keseharian manusia tidak terlepas dengan apa yang dinamakan dengan komunikasi. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi khususnya komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal tidak hanya dibutuhkan dalam hubungan kemasyarakatan, tetapi juga dalam lingkungan keluarga. Salah satunya adalah komunikasi interpersonal yang dilakukan antara pasangan suami istri. Menurut Walgito, keharmonisan kehidupan keluarga adalah berkumpulnya unsur fisik dan psikis yang berbeda antara pria dan wanita sebagai pasangan suami istri, yang dilandasi oleh berbagai unsur persamaan seperti saling dapat memberi dan menerima cinta kasih yang tulus dan memiliki nilai-nilai yang serupa dalam perbedaan. Salah satu cara menciptakan keluarga harmonis adalah dengan menciptakan iklim komunikasi yang baik. Secara emosional, komunikasi antarpribadi sangat efektif dalam membangun hubungan dengan orang lain. Komunikasi ini merupakan pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan feedback yang langsung dalam. Lebih lanjut De Vito menyatakan ada 5 ciri-ciri komunikasi antarpribadi yaitu openees, emphaty, supportiveness, positiveness dan equality. Dengan adanya komunikasi antarpribadi tercipta suatu hubungan yang intim, salah satunya komunikasi antar hubungan dalam kehidupan keluarga.
AL-MANHAJ: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam
The research background is that parents and Ninik Mamak Ampek Jinih in Nagari Sibarambang in Nagari Sibarmabang, where parents and Ninik Mamak play a role in managing the administration of the marriage of the prospective bride and groom who want to get married where in managing the administration of marriage. This type of research is field research using qualitative research methods. The research was conducted in Nagari Sibarambang, X Koto Diatas District, Solok Regency. Primary data sources are parents who are going to marry off their children, the bride and groom, and Ninik Mamak Ampek Jinih in Nagari Sibarambang. Data collection techniques are observation, interviews, and documentation. The results of the study show that (1) The role of parents and Ninik Mamak before the wedding in Nagari Sibarambang is not only a mere witness but has a very important role from the administration of marriage to walimah of marriage, and in terms of the conditions that may become guardians of marri...