FITOREMEDIASI LOGAM Hg TANAH PASCA PERTAMBANGAN EMAS KECAMATAN SINGINGI HILIR MENGGUNAKAN Helianthus annus L. DAN Sansivieria trifasciata P. DENGAN PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK (original) (raw)

FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM TIMBAL (Pb) MENGGUNAKAN TANAMAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata) DAN JENGGER AYAM (Celosia plumosa)

2018

Soil is a very influential medium of human survival. One of the parameters affecting soil quality is heavy metal concentration in soil, especially heavy metal of lead (Pb). High concentrations of Pb in the soil can treated with phytoremediation techniques. The aims of this research are: 1. To investigate the reduction of heavy metal Pb in the soil by phytoremediation, 2. To investigate the effectiveness of plants to absorb heavy metal Pb in the soil, and 3. To investigate the distribution of Pb concentration in the plant parts. The study variables used in this research are species variation of plants Sansevieria trifasciata and Celosia pulmosa. Phytoremediation test of Pb heavy metal contaminated soil was carried out for 4 weeks with sampling time on days 0, 7, 14, 21, and 28. The parameters analyzed of this research is Pb concentrations on soil and plant parts, namely roots, stems, leaf. Physical observations of plants were also carried out to support this research. The results show that the reactor with Sansevieria trifasciata had a higher effectiveness of removal of Pb in 81.08% (112 mg/kg) than Celosia pulmosa in 59.63% (293 mg/kg). The effectiveness of the absorption of Sansevieria trifasciata was higher 70.50% (418 mg/kg) than Celosia pulmosa 52.40% (311 mg/kg). The distribution of Pb concentrations in the plant of Sansevieria trifasciata and Celosia pulmosa is almost the same, with the most concentration being in the root part and at least scattered in the leaves of the plant.

POTENSI TUMBUHAN LOKAL SEBAGAI AGEN FITOREMEDIASI UNTUK MENURUNKAN KADAR LOGAM MERKURI (Hg) PADA LAHAN BEKAS PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN DI KABUPATEN SAROLANGUN, JAMBI

2021

Illegal Gold Mining (PETI) is activity of gold mining by gold miners have not license. The negative impacts PETI is mercury contamination. The efforts minimize mercury contamination by phytoremediation. This research aimed to discover local plants have potential reducing mercury (Hg) contamination. This research used purposive sampling technique and conducted in Monti Village, Sarolangun, Jambi. Inventory plants obtained 14 species specifically, Macaranga sp., Paspalum sp., Trema tomentosa, Imperata cylndrica, Lophatherum sp., Eleusine sp., Molineria sp., Lycopodium sp., Gleichenia linearis, Ipomea sp., Scleria sp., Eleocharis interstincta, Melastoma sp., and Phragmites sp. 14 plants, three plants dominated particularly, Phragmites sp. (37.35%), Melastoma sp. (30.64%), and Eleocharis interstincta (25.41%). Phragmites sp. have BAC values ​​(0.381), BCF (0.606), TF (0.628), Melastoma sp. have BAC values ​​(0.170), BCF (0.333), TF (0.511), and Eleocharis interstincta have BAC values ​​...

STUDI REMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM MERKURI (Hg) MENGGUNAKAN TUMBUHAN TEKI (Cyperus rotundus)

Jurnal Reka Lingkungan, 2023

Fitoremediasi merupakan metode remediasi yang menggunakan tumbuhan untuk mengurangi konsentrasi logam berat merkuri (Hg) dalam sampel tanah yang diambil dari Desa Wotay Kecamatan Teon Nila Serua Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sejauh mana tumbuhan teki (C. rotundus) dapat menyerap dan mengalihkan logam berat merkuri. Proses kontak logam merkuri dengan tanah dan tumbuhan teki dalam rumah kaca dilakukan selama 14 hari (reaktor 1) dan 28 hari (reaktor 2). Sampel diuji menggunakan Mercury Analyzer dengan panjang gelombang 253,7 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri (Hg) yang diserap oleh tumbuhan terdapat pada akar sebesar 0,32 ppm dan daun sebesar 0,35 ppm untuk reaktor uji satu, serta pada akar sebesar 0,91 ppm dan daun sebesar 0,16 ppm untuk reaktor uji dua. Berdasarkan perhitungan, faktor biokonsentrasi (BCF) adalah 0,451 (BCF ˂ 1) untuk reaktor uji satu dan 0,568 (BCF ˂ 1) untuk reaktor uji dua. Sementara itu, faktor translokasi (TF) adalah 1,50 (TF > 1) untuk reaktor uji satu dan 0,163 (TF ˂ 1) untuk reaktor uji dua. Oleh karena itu, tumbuhan teki (C. rotundus) dapat diklasifikasikan sebagai tumbuhan eksklunder (dengan nilai BCF ˂ 1), namun masih mengikuti mekanisme fitoekstraksi karena nilai TF > 1.

FITOREMEDIASI LIMBAH DOMESTIK (Greywater) MENGGUNAKAN TANAMAN MELATI AIR (Echinodorus palaefolius) DAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI BOD, COD DAN AMONIA

ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental Science)

Sustainable development can lead to an increase in the amount of wastewater produced from industrial waste and household domestic wastewater which contains materials/substances that can endanger human life and disrupt environmental sustainability. The aim of this research is to determine the optimum concentration of domestic wastewater for growth of water jasmine and water hyacinth and to determine the effectiveness of the phytoremediation method using plants water jasmine (Echinodorus palaefolius) and water hyacinth (Eichornia crassipes) in reducing concentrations of BOD, COD and ammonia in domestic greywater wastewater. The stages of the research method began with sampling waste water, testing wastewater, acclimatization of plants, range finding test / phytoreactor test and continued with data analysis. The results of the test parameters of domestic greywater waste for 7 days obtained the final value of COD is 0.50 mg/L, BOD is 0 mg/L, and Ammonia is 0 mg/L. Based on the rese...

POTENSI GAMAL (Gliricidia sepium) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA STUDI KASUS : KABUPATEN MANGGARAI TIMUR (NTT)

Journal of Env. Engineering & Waste Management, 2018

Abstrak: Kemampuan Kabupaten Manggarai Timur untuk memenuhi kebutuhan energi listrik daerah cukup rendah, diperkirakan hanya 44,91%. Hal ini disebabkan oleh kondisi alam yang memiliki iklim kering dan lahan kritis, sehingga sulit untuk dapat memperbaiki ekonomi masyarakat dan daerah secara umum untuk pengembangan listrik yang memadai. Oleh karena itu, kebutuhan energi listrik telah menjadi tantangan pembangunan, sementara energi fosil tidak dapat dipertahankan. Penyediaan listrik perlu dilakukan melalui diversifikasi energi alternatif. Pembangunan pembangkit listrik tenaga biomassa dari tanaman Gamal (Gliricidia sepium) merupakan potensi alternatif yang bisa dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi lahan Gamal dan memprediksi potensi listrik. Metode yang digunakan adalah analisis Citra TM 8 dengan menggunakan GIS Version 10.1 sebagai alat analisis. Pengumpulan data melalui wawancara masyarakat dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menggambarkan lahan terdegradasi seluas 187.462.01 hektar yang merupakan lahan potensial untuk penanaman Gamal. Prediksi lahan yang terdegradasi dapat menghasilkan 98 181,76 m3 produk kayu dan menghasilkan listrik 18,90 MW / tahun. Kata Kunci: energi listrik, lahan kritis, Gliricidia sepium, pembangkit listrik Abstract: The ability of East Manggarai Regency to meet the electricity needs of the region is estimated at only 44.91%. This metter is caused by natural conditions that have a dry climate and critical land, making it difficult to can improve of community economy and generaly region for development of adequate electricity. Therefore, the electrical energi need has been to development challenge, while fossil energi untenable. The construction of a biomass from the Gamal (Gliricidia sepium) plant is a potential alternative to develop. This research aimed to identify the potential lands for Gamal and predict the electricity potency. The method was image analysis from Citra TM 8 using GIS Version 10.1 as an analysis tool. Collecting data was through community interviews with purposive sampling method. The results of this study described the degraded land areas of 187.462,01 hectares which are the potential land for Gamal planting. Prediction of critical lands could produce 98 181.76 m 3 of wood products and generate 18.90 MW / year of electricity.

POTENSI TANAMAN HIAS DALAM MEREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM MERKURI (Hg) (STUDI KASUS : TAILING MANDOR)

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 2016

ABSTRAK Aktivitas penambangan emas tanpa izin di Mandor telah lama ditinggalkan selama 10 tahun dan menghasilkan limbah tanah (tailing) berpotensi merusak lingkungan yaitu limbah merkuri yang berasal dari proses amalgamasi. Logam berat dalam tanah sangat sulit untuk diuraikan dan memerlukan biaya yang besar untuk memulihkannya. Metode yang efektif dan efisien dapat digunakan yaitu fitoremediasi. Penelitian ini menggunakan kemampuan tanaman hias hanjuang (Cordyline fruicosa), helikonia (Heliconia psittacorum) dan lidah mertua (Sansevieria trifasciata) untuk mengurangi cemaran logam merkuri (Hg) dalam tanah. Penelitian dilakukan selama 2 bulan dengan komposisi media tanam yang digunakan adalah tanah biasa tanpa tailing (kontrol), tanah tailing, tailing dan kompos kemudian dianalisis kandungan logam merkuri (Hg) tanaman dengan metode analisa AAS (Atomic Absorption Spectrophotometric). Tujuan penelitian ini adalah efisiensi penyerapan merkuri (Hg) dan besarnya nilai BCF dan TF...

PELATIHAN PEMBUATAN SILASE GAMAL (Gliricida sepium) DALAM MENGATASI KEKURANGAN PAKAN DI DESA KUAKEN KECAMATAN NOEMUTI TIMUR KABUPATEN TTU

Bakti Cendana, 2021

Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah membantu kelompok tani dalam menyediakan pakan ternak ruminansia pada musim kemarau melalui teknologi pembuatan silase. Kegiatan dilaksanakan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Kuaken Kecamatan Noemuti Timur Kabupaten TTU selama 3 bulan. Alat dan bahan yang digunakan adalah kuesioner, drum plastik (kapasitas 150 kg), alat potong (parang), terpal, kamera dan alat tulis, hijauan gamal, lamtoro, dedak padi dan gula pasir. Metode yang digunakan adalah workshop. Serta pengisisan kuisioner yang berisi pertanyaan untuk dijawab sebelum dan sesudah diberikan ceramah. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat cukup tinggi dan memberikan respon yang positif terhadap praktik pembuatan silase, dengan dengan tingkat pemahaman mencapai 82,5%. Secara fisik, silase yang dihasilkan memenuhi kriteria silase yang baik yakni memiliki bau khas silase (asam), warna hijau kecoklatan dan bertekstur padat, pH 3,48 dengan tidak adanya j...

FITOREMEDIASI LIMBAH LAUNDRY MENGGUNAKAN TANAMAN MENSIANG (Actinoscirpus grossus) DAN LEMBANG (Thypa angustifolia L.)

2021

ABSTRAK Limbah laundry adalah salah satu jenis limbah yang pada umumnya dibuang secara langsung ke lingkungan (badan air) tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Limbah laundry memiliki kandungan pencemar diantaranya Surfaktan, Fosfat, BOD dan TSS. Fitoremediasi adalah metode yang digunakan dalam mengolah limbah laundry dan diujikan dalam penelitian ini. Tanaman yang digunakan dalam metode ini adalah Mensiang dan Lembang. Selain itu, penelitian ini menggunakan sistem batch dengan volume limbah 10 liter dan variasi kerapatan tanaman 3 dan 5 tanaman per reaktor. Waktu tinggal air limbah pada reaktor adalah 3, 6 dan 9 hari. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu persen penyisihan Surfaktan dan BOD sebesar 97,26% dan 84,94% pada reaktor Lembang. Persen penyisihan Fosfat dan TSS sebesar 98,38% dan 93,81% pada reaktor Mensiang. Waktu tinggal optimal adalah 9 hari.