Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat (original) (raw)

Evaluasi ketersediaan ruang terbuka hijau publik berdasarkan jumlah penduduk sebagai dasar perencanaan lanskap di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat

2018

Ruang terbuka hijau adalah area tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alami maupun sengaja ditanam dengan bentuk memanjang atau menjalur atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka (Peraturan Menteri PU No. 5 Th. 2008). Penyediaan ruang terbuka hijau di perkotaan didasarkan atas tiga aspek salah satunya adalah berdasarkan jumlah penduduk. Kecamatan Gambir di tahun 2013 memiliki luas ruang terbuka hijau publik sebesar 90,28 hektar, namun pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 76,45 hektar. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketersediaan ruang terbuka hijau publik berdasarkan jumlah penduduk dengan metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Proyeksi penduduk pada tahun 2021 dengan jumlah penduduk 343.844 jiwa kecamatan Gambir memiliki kebutuhan ruang terbuka hijau publik yaitu 61,89 hektar. Sedangkan berdasarkan analisis kesesuaian lokasi pengembangan maka pada tahun 2021 akan tersedia ruang terbuka hijau publik ...

Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau DI Kota Bekasi

2016

This study discusses the availability of Green Open Space in the City of Bekasi, whether it is in accordance with ideal conditions or not. Tujan from this research is to identify the characteristics of green space contained in Bekasi City and to know what are the problems that hamper the fulfillment of ideal RTH in Bekasi City. Theories used in this research are evaluation theory, green city, and green space. While the main basis is Permen PU No.5 of 2008 on Guidelines for the Provision and Use of Green Ground in Urban Area. The research method used is descriptive quantitative with data collection techniques through literature study, observation and interviews with related agencies. The results showed that the availability of green open space in the city of Bekasi is still minimal and some types of green space are still under ideal conditions. In addition there are some problems that hamper the fulfillment of ideal RTH in Bekasi City so need to find a solution to overcome problems r...

Analisis Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Garut

Jurnal Konstruksi

Dampak negatif dari perkembangan zaman adalah meningkatnya polusi udara dan kurangnya daerah resapan air hujan. Dalam menghadapi dampak negatif ini diperlukan adanya kepedulian dengan menciptakan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk menganalisis ketersediaan ruang terbuka hijau yang ada di kawasan perkotaan Garut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey instansional, observasi lapangan, pengukuran, dan dokumentasi. Penilaian kondisi RTH didasari pada Pedoman RTH Di Kawasan Perkotaan. Dari hasil penelitian terdapat selisih perhitungan luas RTH sebesar 11,7%, dimana luas RTH menurut data sekunder sebesar ±1.895,15 Ha atau sekitar 24,69% sedangkan dari hasil identifikasi lapangan didapat luas RTH sebesar ±2793,45 Ha atau sekitar 36,39% dari luas wilayah perkotaan Garut terdapat perbedaan pada lokasi tinjauan yang mana dari data sekunder turut mengikut sertakan beberapa ...

Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik Berdasarkan Jumlah Penduduk Di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang

Prosiding Seminar Nasional Pembangunan Wilayah dan Kota Berkelanjutan, 2019

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan bagian dari suatu kota yang memiliki fungsi untuk kawasan lindung. Wilayah hijau kota termasuk atas pertamanan dan kawasan hijau rekreasi suatu wilayah wajib memiliki RTH sebesar 30 % yang terdiri dari RTH Publik dan Privat. Masalah yang dihadapi yaitu bertambahnya jumlah penduduk dan alih fungsi lahan untuk pemukiman, perkantoran dan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kebutuhan RTH publik berdasarkan jumlah penduduk di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang. Sedangkan Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan kebutuhan akan RTH pada Kecamatan Ciledug melalui perhitungan matematis sederhana dan proyeksi jumlah penduduk serta menggunakan teknik penggumpulan data dengan menggunakan observasi lapangan dengan menggunakan kuesioner pertanyaan tertutup. Hasil dari kuesioner tersebut akan digunakan sebagai pertimbangan dalam penyediaan RTH. Langkah pertama yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menganalisis RTH yang ada sesuai dengan Permen PU No. 5 Tahun 2008. Langkah selanjutnya menganalisis kesesuaianRTH Publik yang sesuai pada wilayah penelitian dengan menggunakan teknik overlay dan skoring. Berdasarkan hasil analisis, semua wilayah belum mencukupi kebutuhan RTHpublik baik kebutuhan berdasarkan jumlah penduduk dan juga luasan sedangkan beberapa tanah kosong dapat di jadikan Raung terbuka Hijau Publik.

Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Dalam Mewujudkan Kota Hijau (P2KH)

2017

Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna meningkatkan jumlah RTH perkotaan agar tercipta keseimbangan lingkungan yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di perkotaan salah satunya yaitu Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Kota Kotamobagu sejak tahun 2013 merupakan salah satu kota yang termasuk dalam program P2KH. Beberapa program telah di jalankan guna untuk menambah jumlah ruang terbuka hijau yang ada di Kota Kotamobagu. Namun, beberapa program yang di jalankan terkesan tidak terealisasi dan terkelola dengan baik. Oleh karena itu, Tujuan penelitian ini adalah perlu dievaluasi apa-apa saja ruang terbuka hijau yang ada di Kota Kotamobagu, serta sejauh apa Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dalam hal ini atribut Green open space dan atribut Green community di Kota Kotamobagu berjalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, SIG, dan AHP dibantu dengan software ArcGIS 9.2 dan Expert choice. Berdasarkan hasil penelitian RTH...

Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik (Studi Kasus DI Kota Pontianak, 2016)

2018

The urban growth at this time indicates unbalance movement activities, where many of it must be able to maintain and ensure its sustainability of resources and preservation of environmental quality. To minimize the negative impact of the environmental hazards against physical development in urban area is through green open space planning. The purpose of this study was to identify and analyze the needs and availability of green open space in Pontianak city in 2016 based on the area. The results showed that the availability of green open space in Pontianak city was 1,190 ha and the need of green open space was 2.156 ha (20% of area)Keywords: Availability, green open space, need

Analisis Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Dan Kecukupannya DI Kota Depok

Jurnal Infrastruktur, 2019

Penurunan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) berkaitan erat dengan kegiatan perubahan penggunaan lahan dari kawasan bervegetasi menjadi kawasan terbangun. Kota Depok memiliki RTH privat sebesar 40,68% dan RTH publik sebesar 9,32% (Bappeda, 2007). RTH privat telah melampaui standar 10%, sedangkan RTH publik masih lebih kecil dari standar 20%. Namun demikian, hal ini telah sesuai dengan UU RI No. 26 tahun 2007 dimana RTH minimal 30% dari luas wilayah.Permasalahan yang ada pada Kota Depok adalah banjir yang terjadi di beberapa Kecamatan di Kota Depok, yaitu Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya, faktor iklim yang seringkali tidak menentu dan minimnya ruang gerak masyarakat, yang menjadi salah satu penyebab meningkatnya tingkat stress atau jenuh bagi masyarakat di Kota Depok. Hal ini mungkin disebabkan penempatan RTH yang tidak merata penyebarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis RTH Kota Depok dengan pendekatan model Model Indeks kenyamanan berdasarkan faktor ...

Evaluasi Mengenai Kuantitas Dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau DI Wilayah Dki Jakarta

Menara, 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah DKI Jakarta, evaluasi yang dilakukan adalah dari segi kuantitas dan kualitas. Kuantitas yaitu jumlah ruang terbuka hijau (RTH) dan kualitas yaitu sejauh mana pemanfaatan dan kondisi ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan di seluruh wilayah Kotamadya di DKI Jakarta pada bulan Februari hingga Juni 2011. Pada penilitian ini digunakan populasi berupa seluruh wilayah DKI Jakarta dan sample berupa beberapa wilayah ruang terbuka hijau yang ada di setiap wilayah Kotamadya di DKI Jakarta tergantung dengan bentuk yang dikembangkan di setiap wilayah administratif. Pada penelitian ini akan mengkaji kesesuaian data yang ada pada Dinas Tata Ruang DKI dengan kebenaran data langsung di lapangan.. Pada penelitian ini juga akan dikaji seberapa besar pemanfaatan ruang terbuka hijau dan bagaimana kondisi ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah DKI Jakarta. Dari penelitian, pendataan dan survey langsung di lapangan didapat jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah DKI Jakarta sebesar 9,12%. Jumlah tersebut masih jauh dari target Pemda DKI Jakarta itu sendiri yakni 13,84%. Dari pengamatan secara kualitas, didapatkan pemanfaatan dan kondisi yang berbeda-beda dari setiap RTH di setiap wilayah. Bentuk RTH yang dikembangkan di setiap wilayah adminstratif di DKI Jakarta juga berbeda-beda tergantung dengan tujuan pemanfaatannya. Beberapa RTH yang disurvei terlihat dalam kondisi memprihatinkan terutama pada RTH pemukiman dan kondisi yang cukup baik terlihat pada Taman, baik taman bangunan umum, taman interaksi, maupun taman rekreasi.

Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik Dalam Pembangunan Kota Pematangsiantar

Jurnal Regional Planning

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas Ruang Terbuka HIjau (RTH) Publik yang tersedia saat ini di Kota Pematangsiantar serta mengetahui kebutuhan dan pengelolaan Ruang Tebuka Hijau (RTH) Publik yang sesuai dengan tuntutan Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 di Kota Pematangsiantar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Yang mengacu pada data kualitatif, yaitu data yang terbentuk bukan angka atau menjelaskan secara deskripsi tentang kondisi ruang lingkup studi atau data yang tidak bisa langsung diolah dengan menggunakan perhitungan sederhana. Dimana yang termasuk dalam jenis data kualitatif ini adalah, kondisi fisik lokasi studi, kebijakan pemerintah dalam mengelolah RTH Publik, Data kuantitatif, yaitu data yang menjelaskan kondisi penelitian dengan tabulasi angka-angka yang dapat dikalkulasikan untuk mengetahui nilai yang diinginkan dengan menggunakan metode perhitungan sederhana. Dalam studi ini yang termasuk jenis data k...