Long Take Dalam Membangun Realisme Pada “Film Nyai” Melalui Sudut Pandang Penata Kamera (original) (raw)
Related papers
2017
Film “Anak Lanang” mengangkat cerita tentang anak-anak, melalui penuturan cerita alur maju sesuai kronologis serta menyajikan sinematik cerita dan setting sesuai pada kenyataannya. Film “Anak Lanang” menggunakan setting masa sekarang, maka dari segi mise en scene semua disajikan secara nyata sesuai dengan apa yang terjadi pada saat itu. Seperti pada setting artistik, kostum, properti, penuturan bahasa dan dialog. Maka dari itu visual long take diterapkan untuk membangun kembali realita yang dulu pernah terjadi ke dalam bentuk film. Konsep estetik sinematografi penciptaan Karya Seni film dengan menerapkan pengambilan gambar long take dari awal hingga cerita berakhir. Film ini akan membawa penonton untuk merasakan realita ruang dan waktu yang dulu pernah terjadi, dengan mengikuti alur setiap kejadian, pergerakan pemain dan perpindahan kamera. Dengan visual long take satu shot, film mampu memusatkan perhatian penonton karna tidak ada cutting, montage , ataupun hal - hal yang dapat meng...
Dynamic Shot Untuk Memperkuat Realitas Pada Sinematografi Film Mockumentary “Booking Out”
Sense: Journal of Film and Television Studies, 2021
ABSTRACTThe final project of art creation entitled "Dynamic Shot to Strengthen Reality in The Cinematography of Mockumentary film production “Booking Out” is taking form in a mockumentary film that raises the issue of sexuality in Indonesian society, especially at the city of Yogyakarta. The film tells the story of a fake online sex worker who wants to gain profit by tricking a man on the internet whose think that he is a sexual worker and paying him money, but in the end he's being caught by the police because of fraud, exploitation, misuse of data along with his sister-in-law's report to the police. Mockumentary film is a work of fictional film which has a visual structure resembling a documentary film and must be able to build its own reality. Cinematography is one of the fragment of how filmmaker could tell a narrative through visuals and it consists of three aspects, namely camera film, framing and image duration, and that should be one of the main concerns in th...
Penggunaan Sudut Pandang Tokoh Utama Dalam Penyutradaraan Film Pendek “Lila”
2019
Skripsi karya seni berjudul Penggunaan Sudut Pandang Tokoh Utama dalam Penyutradaraan Film Pendek “Lila” digunakan agar penonton mengikuti serta mengalami peristiwa yang dialami oleh tokoh utama serta perjalanan tokoh utama menyelesaikan cerita. Film pendek menjadi sebuah media untuk memvisualkan sudut pandang karena film pendek memiliki sebuah bentuk bertutur yang efektif. Film ini menceritakan tentang seorang Umi (istri) yang tidak memiliki keturunan karena massalah biologis yang dialami Suhari (suami). Konsep penyutradaraan ditekankan pada sudut pandang tokoh utama (Umi) untuk menyelesaikan cerita. Proses pembentukan karakter menggunakan metode karakterisasi action internal, metode tersebut berfungsi untuk menunjukkan sebuah keadaan yang dialami oleh tokoh kepada penonton melalu tingkah laku verbal dan non verbal, dengan didukung oleh sinematografi yang menempatkan tokoh utama secara konsisten selama film berjalan.
Pembuatan Film Dokumenter Jangan Pandang Kami Sebelah Mata
ABSTRACT : Documentary films are often referred to as real or fact film, a documentary showing the reality of the picture without any modification, the documentary has now started to grow and advance, at a cost that is not too large we can make our own documentary. The purpose of this research is to produce a documentary film and a good quality image that can be that can lift good image of the punk in sragen. Benefits of this study may provide a positive outlook for the image of the punk this time and can foster new knowledge in making documentary film. In making this documentary using the data collection method and approach to formulation step production process consists of pre-production, production, and post production. This research is expected to produce a documentary film which lifts the true story of the punk community with widescreen HD format. Key word : Documentary ABSTRAKSI : Film dokumenter sering disebut dengan film nyata atau fakta, dokumenter menampilkan kenyataan dari sebuah gambaran yang ada tanpa ada rekayasa, film dokumenter kini sudah mulai berkembang dan maju, dengan biaya yang tidak terlalu besar kita sudah dapat membuat film dokumenter sendiri. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan film dokumenter yang baik dan berkualitas yang dapat mengangkat citra baik anak punk di sragen. Manfaat penelitian ini dapat memberikan pandangan positif bagi citra anak punk selama ini dan dapat menumbuhkan pengetahuan baru dalam pembuatan film dokumenter. Dalam pembuatan film dokumenter ini menggunakan metode pendataan dan pendekatan dengan perumusan langkah proses produksi terdiri dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Hasil penelitian ini berupa film dokumenter yang dapat mengangkat kisah nyata dari komunitas anak punk eror crew dan memberi pandangan kepada publik bahwa tidak semua anak punk berkelakuan tidak baik dengan format HD widescreen. Kata Kunci : Film Dokumenter
Klaim Kebenaran Filmis Dokumenter: Problem Dan Alternatif Sudut Pandang
REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, dan Animasi, 2018
Klaim kebenaran filmis yang berlaku bagi dokumenter perlu diselidiki dengan pertimbangan bahwa notabene gagasan tentang kebenaran filmis diletakkan pada dua aspek, yaitu: realitas dan sineas. Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana persoalan itu berkembang, serta mencari berbagai kemungkinan atau alternatif untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Hasil penyelidikan tersebut menjadi dasar bagi konseptualisasi tentang kebenaran filmis dokumenter dengan cara mempertimbangkan peletakan kebenaran filmis pada aspek lain, di luar realitas dan sineas. Langkah awal penyelidikan fokus kepada literature review, di mana langkah ini menjadi cara yang efektif untuk menyarikan beberapa pemikiran penting dan mengkritisi pemikiran terkait klaim kebenaran filmis dokumenter. Hasil literature review menunjukkan adanya celah persoalan yang harus diselesaikan terkait klaim kebenaran filmis dokumenter. Persoalan itu muncul karena belum adanya satu gagasan yang secara signifikan menyebut pembac...
2018
ABSTRAK Fenomena pergeseran budaya bukanlah sebuah hal yang baru di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya fenomena ini, salah satunya adalah ekonomi. Ekonomi berperan penting dalam meningkatkan taraf hidup sumber daya manusia serta dapat memenuhi kebutuhan hidup agar mencapai kemakmuran. Gili Trawangan merupakan salah satu pulau yang terkena dampak dari fenomena ini. Gili Trawangan merupakan pulau yang terletak di sebelah barat laut Lombok dengan panjang 3km dan lebar 2km. Tempat ini menjadi destinasi favorit bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Pulau ini lebih didominasi oleh wisatawan asing yang datang dengan segala budaya barat mereka. Dengan begitu pesatnya wisatawan otomatis pertumbuhan ekonomi pada Gili Trawangan juga semakin meningkat. Tak hanya itu, perilaku masyarakat lokal juga mau tidak mau mengikuti perkembangan Gili saat ini, seperti semakin banyaknya bar dan penginapan bernuansa barat yang dapat memikat wisatawan asing teutama bahkan lokal. Fil...
KONTINUITAS SEBAGAI UPAYA PENYAJIAN VISUAL REALISTIS DALAM DRAMA TELEVISI ALUN
Sense Journal , 2023
Penciptaan karya ini bertujuan menerapkan kontinuitas yang tepat dan realistik dalam drama televisi Alun. Metode yang digunakan adalah metode penciptaan seni melalui tiga tahap, yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Praproduksi meliputi persiapan pematangan konsep melalui rapat tim produksi, casting pemain, reading naskah, recce, dan hunting lokasi. Tahapan produksi proses syuting merupakan tindak lanjut dari tahap praproduksi. Selanjutnya tahap pascaproduksi dilakukan penyusunan hasil syuting melalui editing atau penyuntingan. Penerapan kontinuitas (kesinambungan) gambar menjadi fokus utama dalam penelitian terapan ini. Kontinuitas yang dimaksud meliputi lima jenis, yakni content continuity, movement continuity, sound continuity, position continuity, dan dialogue continuity. Penerapan kontinuitas dalam karya ini menghasilkan: (1) tercapainya gambaran realita kehidupan dari keluarga nelayan kecil, (2) tersajinya suasana psikologis canggung antara tokoh Bapak (Jarwo) dan anak (Dewo), yang menjadi intisari cerita, dan (3) menjadikan penonton lebih bisa memahami logika penceritaan melalui gambar sehingga menguatkan keterlibatan emosi dalam cerita.
Penataan Kamera Pada Film Dokumenter Performatif Baduy Ingkah Kausa
2019
Baduy merupakan salah satu bagian dari etnis Sunda yang terlihat masih sangat erat dalam mempertahankan dan melestarikan adat istiadat warisan nenek moyang mereka. Ketatnya aturan adat Baduy Dalam membuat penduduk kampung Cibeo merasakan ketertinggalan yang berarti. Hal tersebut juga dipacu dengan kedatangan wisatawan dan tamu dari luar daerah. Pendatang masuk dengan membawa kebiasaan mereka dari luar yang kemudian diterapkan di dalam wilayah Baduy, pendatang menjadi salah satu faktor penarik yang dapat membuat penduduk Baduy Dalam khususnya kampung Cibeo untuk tertarik pindah ke luar. Sedari dahulu kampung Cibeo menjadi fokus untuk kedatangan wisatawan yang mewakili satu kampung di Baduy Dalam. Tiga alasan utama penduduk Cibeo untuk pindah ke Baduy Luar yaitu hasrat seksual, kehidupan ekonomi, dan kebebasan dari aturan adat. Pembuatan film dokumenter performatif dengan potret dan nostalgia bertujuan untuk melibatkan emosi yang mendalam bagi pemirsa. Interaksi langsung narasumber de...
Sense: Journal of Film and Television Studies, 2021
ABSTRAKKarya tugas akhir penyutradaraan film fiksi drama “Dua Puluh Empat Jam Lebih” merupakan sebuah karya yang dikemas dengan angle kamera subjektif. Menceritakan tentang sudut pandang seorang laki-laki yang sangat mencintai kekasihnya, namun tidak direstui dari pihak orang tua perempuan. Dirinya tidak dapat menerima kenyataan sehingga mengalami trauma dan stres berkepanjangan.Film fiksi drama yang dikemas dengan angle kamera subjektif pada umumnya jarang digunakan. Konsep ini dipilih dengan pertimbangan akan memperlihatkan bentuk halusinasi seseorang yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia yang penderitanya tidak dapat membedakan antara halusinasi dan kenyataan.Konsep estetika film “Dua Puluh Empat Jam Lebih” dengan angle kamera subjektif secara menyeluruh dari awal hingga akhir cerita. Membuat perekam dari titik pandang tokoh utama yang bertindak sebagai mata penonton. Angle kamera subjektif Adalah salah satu cara yang tepat untuk menempatkan penonton sebagai tokoh utama dalam ...