Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pernikahan Dini di Kabupaten Sleman (original) (raw)

Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pernikahan Dini DI Desa Temanggung Kabupaten Magelang

2017

Pernikahan dini adalahpernikahan yang dilakukan dengan usia pria di bawah 19 tahun, dan wanita dibawah usia 16 tahun. Faktor-faktor yang menjadi alasan pernikahan dini yaitu, faktor sosial budaya, ekonomi, pendidikan, pekerjaan, dorongan orang tua, pandangan dan kepercayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian pernikahan dini di desa Teamanggung Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2016. Rancangan penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 61 responnden. Penilaian sosial budaya dan dorongan orang tua diukur menggunakan kuesionerdengan skala Likert. Analisis data menggunakan uji Kendal Tau dengan α = 0,05 Hasil tiap variabel menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna tingkat pendidikan terhadap pernikahan dini (p-value 0,002),pekerjaan terhadap pernikahan dini (p-value 0,038), sosial budaya terhadap pernikahan dini (p-value 0,003), sedangk...

Karakteristik Pernikahan Dini: Survei di Kabupaten Sleman Yogyakarta

2021

There are still some people who marry at an early age, so it is not in accordance with the applicable law. This study aims to determine the characteristics of early marriage in Sleman Regency, Yogyakarta. The determinants studied included age at the beginning of marriage, last education, occupation, income, and access to health information. This type of research was a survey. The sample was selected using the multistage proportional random sampling technique with a sample size of 208 respondents from 17 sub-districts in Sleman Regency. Data were collected through filling out a questionnaire, then analyzed descriptively in the form of frequencies and percentages. The results showed that most of the respondents were 19 years old (62.98%), had high school education (73.56%), did not work (66%), got information from social media (67.31%). Age at the beginning of marriage, last education, employment status, income, and access to health information contributed greatly to the incidence of ...

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Pernikahan Dini DI Desa Sunggal Kanan Kabupaten Deliserdang

AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh

Dampak negatif yang ditimbulkan pernikahan dini pada remaja adalah kurang siapnya psikologi, putusnya akses pendidikan dan komplikasi kehamilan dan persalinan. Kehamilan remaja akan meningkatkan resiko dua hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan usia perempuan yang hamil pada usia lebih dari 20 tahun. Data dari United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) di Asia Selatan mendapati 48% dari 9,7 juta anak perempuan telah menikah sebelum usia 18 tahun sedangkan untuk tahun 2000 angka pernikahan dini hampir ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia bahkan sekitar 10% remaja puteri melahirkan anak pertamanya pada usia 15-19 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan pendidikan, tingkat ekonomi keluarga, dukungan keluarga dan sumber informasi dengan terjadinya pernikahan dini. Penelitian bersifat studi korelasi dengan pendekatan Cross Sectional dan jenis data primer. Populasi sebanyak 136 responden dan sampel sebanyak 37 responden den...

Factors Associated with Early Marriage in Sleman, Yogyakarta

Journal of Health Promotion and Behavior, 2016

Background: Early marriageis a complex social issue with indirect implication on the quality of family. Early marriage can indirectly contribute to increasing maternal mortality rate and infant mortality rate. There were 135 early marriage cases reported in Sleman district in 2013, 150 cases in 2014, and 123 cases in 2015. The purpose of this study was to analyze factors associates with the incident of early marriage in Sleman, Yogyakarta. Subjects and Method: This was an analytic observational study with case control design conducted in Sleman, Yogyakarta, Central Java, in Indonesia, August to November 2016.A total sample of 120 study subjects consisting of 40 early married young couples and 80 in time married young couples, was selected for this study, by purposive sampling. The dependent variable was early marriage. The indipendent variables included family disharmony, emotional insecurity, promiscuity tendency, unintended pregnancy, maternal education, family social economic class, parent perception of early marriage, and local culture regarding early marriage. The data were collected by questionnaire and document review at the office of religious affairs. The data were analyzed by path analysis using STATA 13. Results: There were direct relationships between unintended pregnancy (b= 3.40; CI95%= 1.08-5.71; p=0.004), income(b=-1.58; CI95%=0.58 sd 2.18; p= 0.001),promiscuity tendency (b=1.93; CI95%=-3.11-0.06;p=0.042), parent perception of early marriage (b=2.75; CI95%=0.49-5.02; p=0.017), local culture regarding early marriage (b=5.62; CI95%=2.63-8.62; p<0.001) and the incidence of early marriage. There were indirect relationsh e. ips between family disharmony, emotional security, promiscuity tendency, maternal education, and incident of early marriage. Conclusion: There were direct relationships between unintended pregnancy, social economic class, promiscuity tendency, parent perception of early marriage, local culture regarding early marriage and the incidence of early marriage.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pernikahan Usia Dini DI Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma

Avicenna: Jurnal Ilmiah

Informasi yang diperoleh dari BPS Provinsi Bengkulu (2018), Kabupaten Seluma dengan persentase tertinggi kasus pernikahan usia dini ditemukan 30,83 persen. Penyebab tingginya angka menikah usia dini adalah masalah ekonomi yang kurang, diikuti pengaruh teman sebaya, keluarga, dan hamil di luar nikah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan usia dini di Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik pada metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019 di Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma. Populasi penelitian berjumlah 2.648 orang. Jumlah sampel penelitian sebanyak 97 orang responden laki-laki. Yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat melalui uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara pendidikan (p=0,...

Faktor yang Memengaruhi Kejadian Pernikahan Usia Dini pada Remaja Putri di Kecamatan Lembah Melintang

Jurnal Kesehatan Global, 2020

Pernikahan dini merupakan sebuah pernikahan yang dilakukan oleh seseorang yang masih dalam usia 20 tahun. Dampak pernikahan dini baik pada ibu hamil dan melahirkan dapat terjadi kematian maternal 2-5 kali lebih tinggi dari pada usia 20-29 tahun sedangkan dampak sosialnya berpotensi pada perceraian. Risiko yang akan terjadi seperti anemia, BBLR, aborsi dan dapat berisiko 2 kali lipat untuk mendapatkan kanker servik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian pernikahan dini di Kecamatan Lembah Melintang. Jenis penelitian ini bersifat survey analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan teknik total populasi dan sampel berjumlah 96 remaja putri. Metode analisis data yang digunakan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square untuk mengetahui hubungan signifikan antara pengetahuan, sikap, dan budaya dengan kejadian pernikahan dini pada remaja putri. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan pengetahua...

Faktor-Faktor yang memengaruhi pernikahan dini di Indonesia

Jurnal Kependudukan Indonesia

One of the social problems that existed in Indonesia is high rates of early marriage or child marriage. Based on its absolute number, Indonesian has been one of top ten country with the highest number of child marriage all over the world. Early marriage is defined as a marital union by women under 16 years old. Many factors affect early marriage, such as education factor, economy factor, and culture factor. Furthermore, early marriage may have effects on deteriorating physical and psychological health, low educational attainment, and increasing risk of domestic violence. By utilising 2017 IDHS dataset, this study aims to examine the determinants of early marriage in Indonesia. This study applies binary logistic regression method for the data analysis. The results of this study show that variables significantly affect the status of early marriage are marital status at the first sexual intercourse, residential type, partner’s working status, women’s education, and partner’s education....

Analisis Penyebab Pernikahan Usia Dini Di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul

2019

Di pedesaan sering kali terjadi pernikahan usia dini yang telah dibatasi dalam perundangan perkawinan Indonesia. Banyak penyebab terjadinya mereka terpaksa melakukannya. Di kecamatan Pleret ada kecenderungan peningkatan warga yang menikah usia dini. Penelitian studi kasus secara kualitatif kemudian dilakukan untuk mendeksripsikan secara alamiah tentang penyebab pelaksanaan praktek pernikahan di bawah usia terjadi di lokasi penelitian. Pendekatan sosio yuridis dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam dengan informan yang dipilih secara purpossive sample. Sebagian besar melakukan pernikahan usia dini disebabkan karena faktor ekonomi dan pendidikan. Penyebab intervensi atau perananan orang tua maupun adat budaya tidak bepengaruh sebesar dua factor pertama. Batasan usia perkawinan dalam perundangan belum difahami secara tegas dan ketat bagi kepentingan masa depan mereka sendiri sehingga masih memberikan peluang bagi praktek perkawinan usia dini. Kata kunci: pedesaan, pernikahan usia dini, penyebab

Faktor-Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Beberapa Etnis Indonesia

Buletin penelitian sistem kesehatan, 2021

Pernikahan dini masih menjadi masalah yang serius dihadapi oleh Indonesia. Satu dari sembilan perempuan di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun. Pernikahan dini hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Terdapat 23 provinsi dengan prevalensi pernikahan dini lebih tinggi dari angka nasional. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pernikahan dini pada beberapa etnis di Indonesia. Kajian literatur dari buku seri Riset Etnografi Kesehatan pada etnis Lampung, Sasak dan Bugis dipilih menjadi metode pada artikel ini. Untuk menganalisis fenomena pernikahan dini digunakan teori praktik sosial oleh Pierre Bourdieu. Bourdieu membagi teori praktek sosial ini menjadi tiga bagian yang saling berkaitan, yaitu: habitus, arena dan modal. Adanya aturan adat, sistem patriarki, modernisasi dan hukum formal yang berlaku yaitu undangundang perkawinan mempengaruhi habitus pelaku pernikahan dini. Lemahnya modal ekonomi, kultural dan sosial juga turut mendorong individu melakukan pernikahan dini. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah relasi antara habitus, arena dengan melibatkan modal yang dimiliki oleh remaja atau keluarganya mempengaruhi keputusan untuk melakukan pernikahan dini. Upaya pencegahan pernikahan dini perlu dilakukan dengan memperhatikan kondisi struktur dan budaya masyarakat. Peran tokoh adat dan tokoh agama juga perlu dioptimalkan dalam mencegah pernikahan dini. Penguatan implementasi undang-undang yang mengatur batas minimum usia menikah juga perlu dilakukan.