Pengukuran Konsentrasi Larutan Sodium Hidroksida (NaOH) Dengan Transduser Kapasitif (original) (raw)

Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Menggunakan Transduser Kapasitif

2017

Telah dilakukan penelitian tentang pengukuran konsentrasi larutan menggunakan transduser kapasitif yang bekerja berdasarkan fenomena electrical capacitive tomography (ECT) . Sebelum digunakan, transduser kapasitif diverifikasi berdasarkan ASTM D.1076-02 terhadap sampel larutan getah lateks oleh Laboratorium Penguji Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor. Jenis larutan yang diukur konsentrasinya dalam penelitian ini adalah larutan gula dengan pelarut air dengan variasi konsentrasi. Dalam pengukuran ini, digunakan konsentrasi larutan tertinggi sebagai referensi yaitu konsentrasi larutan gula 95%. Sedangkan sebagai pembanding pengukuran, digunakan konsentrasi larutan gula variasi konsentrasi dengan referensi larutan gula 80%. Untuk larutan gula dengan konsentrasi referensi 95%, diperoleh hubungan linier antara konsentrasi larutan ujinya dengan konsentrasi terukur pada alat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,999. Nilai koefisien korelasi menurun menjadi 0,996 pada saat konsentras...

Penentuan Konsentrasi NaOH, HCl, dan Ka asam asetat menggunakan metode potensiometri dan konduktometri

Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol. Konduktometri merupakan metode dengan dua elektroda inert yang konduktansi elektrolit antara kedua elektrodanya diukur. Potensiometri dan konduktomerti adalah dua metode yang dapat digunakan untuk menentukan suatu konstanta ionisasi asam lemah melalui analisis antara metode potensiometri dengan konduktometri dalam menentukan konsentrasi larutan standar NaOH dari Ka asam asetat. Hasil percobaan diperoleh Ka pada potensiometri dan konduktometri diperoleh sebesar 4,00x10-8 dan 1,3343x10-8 dengan nilai ketepatan berturut-turut sebesar 0,23% dan 0,08%. Hal ini menunjukkan bahwa metode potensiometri lebih baik dibandingkan dengan metode konduktometri.

Analisa Konsentrasi Larutan NaCl Dengan Menggunakan Teknik Sensor Fiber Optik

Abstrak -Telah dilakukan percobaan mengenai Analisa Konsentrasi Larutan NaCl dengan Menggunakan Teknik Sensor Fiber Optik memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara rugi daya yang diterima terhadap perbedaan konsentrasi larutan yang dipakai. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Garam NaCl, power supply, tataan fiber optik, lampu LED, Fotodioda, kabel fiber optik, statip, multimeter dan kabel penghubung. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan larutan garam NaCl 5M kemudian peralatan dirangkai sesuai petunjuk asisten. Pertama kabel fiber optik di masukkan ke aquades sebanyak 150 ml, lampu LED dinyalakan, maka akan terukur tegangan pada multimeter. Kemudian langkah yang sama dilakukan untuk variasi konsentrasi larutan yang lainnya. Variasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah konsentrasi larutan garam NaCl yaitu sebesar 5M, 4M, 3M dan 2M. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah memakai prinsip hukum snellius. Dari data percobaan maka akan didapatkan grafik hubungan molaritas dengan tegangan sensor fotodioda. Dari data hasil percobaan tersebut bisa dilihat adanya suatu perbedaan yang cukup signifikan pada data di larutan molaritas 3 M. dimana pada larutan itu tegangan output yang terbaca sangatlah kecil dibandingkan yang lain yaitu 0,44 mV. Sedangkan pada molaritas 5 M, didapatkan tegangan output sangatlah besar, yaitu 3,36 mV. Hal ini bisa dikatakan bahwa semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar pula tegangan output yang didapatkan.

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA EKSTRAK NANOSILIKA BERBASIS BATU APUNG

Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika

Telah dilakukan penelitian untuk mengamati pengaruh konsentrasi NaOH pada ekstrak nanosilika berbasis batu apung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan NaOH terhadap jumlah dan komposisi kimia hasil ekstrak nanosilika, mengetahui fasa nanosilika yang terbentuk dan mengetahui ukuran nanosilika yang terbentuk. Proses ekstraksi dilakukan dengan NaOH, H2SO4, dan HCl. Variasi NaOH yang digunakan yaitu 2,0 M, 2,5 M, 3,0 M, 3,5 M dan 4,0 M. Serbuk batu apung dikalsinasi pada suhu 500ºC selama 4 jam dan serbuk nanosilika dikalsinasi pada suhu 800ºC selama 5,5 jam. Karakterisasi dilakukan dengan X-Ray Flouresence (XRF), X-Ray Diffractometer (XRD), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Hasil ekstrak yang dihasilkan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi NaOH. Analisis XRF menunjukkan nanosilika dengan kemurnian tertinggi pada nanosilika NaOH 3,0 M. Difraktogram XRD menunjukkan bahwa serbuk batu apung membentuk fasa anorthite dan fasa albite, serta nanosilika NaOH 4,0 M dan 3,5 M menghasilkan fasa amorf yang mengindikasi fasa thenardite, dan nanosilika NaOH 3,0 M memiliki fasa amorf. Ukuran partikel nanosilika NaOH 3,0 M berada pada kisaran 8,8-19,5 nm dengan rata-rata (14,8 ± 3,07) nm.

Sensor Fiber Optik Plastik berstruktur Directional Coupler untuk Mengukur Konsentrasi Larutan NaCl

Jurnal Sains dan Seni ITS

Fiber optik FD-620-10 dengan struktur directional coupler (DC) dimanfaatkan sebagai sensor konsentrasi NaCl. DC yang dibuat memiliki panjang interaksi 20 mm, 25 mm, dan 30 mm. DC dikarakterisasi pada spektrum cahaya merah (660 nm) menggunakan dua buah BF5R-D1-Nsebagai sumber dan detektor. Selain pada cahaya merah DC juga dilakukan karakterisasi pada spektrum cahaya inframerah (1310 nm dan 1550 nm)dengan OLS sebagai sumber dan OPM sebagai detektor. Pengujian DC sebagai sensor dilakukan dengan cara mengirimkan cahaya merah dari BF5R-D1-N menuju larutan NaCl 0-20%dengan di bagian ujung serat optik terpasang cermin datar, cahaya akan dibiaskan dan dipantulkan kembali menuju detektor dengan intensitas yang berbeda-beda untuk setiap larutan yang memiliki indeks bias berbeda. Pada penelitian ini hasil fabrikasi DC memiliki karakteristik terbaik pada panjang interaksi 30 mm dengan coupling ratio sekitar 35%:65%. Sistem sensor pada penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang terdeteksi berbanding terbalik terhadap konsentrasi larutan NaCl dan dapat bekerja dengan baik pada rentang konsentrasi 0-12 %. Kata Kunci-Directional Coupler, Sensor Fiber Optik plastik, Larutan NaCl.

Pengukuran Konsentrasi Etanol Pada Campuran Etanol-Air Menggunakan Led Nir

2009

Konsentrasi etanol dalam campuran air etanol dengan berbagai konsentrasi diukur menggunakan teknik serapan pada gelombang elektromagnetik di daerah NIR yaitu 1450 nm. LED dengan emisi maksimum pada 1450 nm dilewatkan pada sel sampel dengan panjang lintasan optik 10 mm. Cahaya yang diserap melalui sampel diukur dengan cara membandingkan tegangan keluaran fotodioda sebelum dan setelah sampel dimasukkan dalam sel. Konsentrasi etanol diatur secara sistematis yaitu 5, 10, 15, …, 100%. Masingmasing nilai serapan pada 1450 nm diukur pada masing-masing konsentrasi untuk mendapatkan kurva kalibrasi. Selanjutnya, kurva kalibrasi digunakan untuk memprediksi konsentrasi etanol pada sampel yang lain. Hasil analisis kurva validasi menunjukkan bahwa konsentrasi nyata dan konsetrasi prediksi NIR adalah konsisten dan akurat. Metode ini berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai alat ukur konsentrasi etanol pada skala besar dengan biaya yang sangat murah.

PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR NaOH PADA ARANG AKTIF TONGKOL JAGUNG TERHADAP ADSORPSI ION Pb2+

JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL

Dampak dari banyaknya jagung yang dikonsumsi menyebabkan bertambahnya limbah tongkol jagung yang berpotensi mencemari lingkungan. Tongkol jagung merupakan salah satu limbah pertanian yang sangat potensial dimanfaatkan untuk dijadikan arang aktif. Arang aktif merupakan senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan melakukan proses karbonasi dan aktivasi. Berdasarkan kandungan tongkol jagung yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin, maka tongkol jagung dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator NaOH dan waktu aktivasi arang aktif tongkol jagung terhadap adsorpsi ion Pb2+. Arang aktif dibuat dengan memvariasikan konsentrasi aktivator NaOH (0; 0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,25; 1,50; 1,75; 2,00 %). Kemudian arang aktif yang dihasilkan digunakan untuk mengadsorpsi ion Pb2+. Banyaknya ion yang terserap diukur menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Konsentrasi aktivator maksimum yan...

PENGARUH KONSENTERASI LARUTAN NaOH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR GEOPOLIMER BATU NAPAL

JURNAL ILMIAH BERING'S

Seiring berkembangnya zaman, semen portland menjadi material yang sangat penting dan banyak digunakan untuk membangun berbagai insfrastruktur. akan tetapi proses pembuatan semen akan menimbulkan masalah besar yaitu melepaskannya karbondioksida (Co2) ke atmosfer dengan bebas sehingga mengakibatkan menipisnya lapisan ozone. Mortar geopolimer merupakan campuran yang bahan dasarnya tidak menggunakan semen portland sebagai pengikat. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan batu napal mortar geopolimer dilakukan penelitian menggunakan metode eksperimental. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsenterasi NaOH terhadap kuat tekan mortar geopolimer batu napal. Benda uji kubus berukuran 5 x 5 x 5 cm 3 dengan variasi molaritas 8M, 10M, 12M, 14M, dan 16M sebanyak 75 benda uji. Perawatan mortar dengan cara didiamkan dengan suhu ruangan, pada umur 3, 7, 14, 21, dan 28 hari. Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapat berat jenis mortar geopolimer maksimum pada umur 28 hari dengan menggunakan perbandingan aktivator 16M sebesar 2,30 gram, dan kuat tekan mortar geopolimer maksimum pada umur 28 hari dengan menggunakan perbandingan aktivator 16M sebesar 8,13 Mpa. Dapat disimpulkan semakin tinggi molaritas yang digunakan dalam campuran maka semakin banyak pula jumlah OH-yang ada dalam campuran sehingga proses pengikatan akan berjalan lebih cepat.