Keragaman Bangsa dan Demokrasi di Indonesia: Peluang dan Tantangan 1 (original) (raw)

Demokrasi Indonesia Dalam Masyarakat Multikultural

WASKITA: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter

Demokrasi Indonesia dalam Masyarakat Multikultural. Memahami demokrasi Indonesia tak bisa dilepaskan dari kenyataan sosio-kultural masyarakat. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat multikultural. Realitas masyarakat ini sudah ada bahkan jauh sebelum negara Republik Indonesia didirikan. Rupa kebudayaan yang beragam terwujud dalam budaya-budaya daerah. Latar belakang masyarakat Indonesia yang multikultural kerap bersinggungan dengan sistem politik demokrasi. Maka muncul pertanyaan: bagaimana dinamika rupa demokrasi kaitannya dengan budaya-budaya di Indonesia? Bagaimana hubungan politik dan budaya di Indonesia dari zaman ke zaman? Serta bagaimana peran demokrasi dalam memberikan hak-hak kebudayaan? Tulisan ini menggunakan metodologi interpretasi yang melihat fenomena kebudayaan sebagai ide yang berjejaring dengan bidang kehidupan seperti sosial maupun politik. Berdasarkan tafsir kebudayaan, terlihat hubungan dinamis antara politik dan budaya, secara khusus demokrasi dan keberagaaman budaya di Indonesia. Di masa kolonial, pemerintah Hindia-Belanda turut melestarikan dan mengembangkan budaya daerah antara lain dengan mendirikan Java-Instituut, Batak Instituut, serta Bali Instituut. Di era kolonial, juga telah berlangsung 7 kali kongres kebudayaan (KK). Setelah Indonesia merdeka, terjadi revolusi nasional yang memunculkan ide tentang budaya nasional. Di era orde lama, keberagaman budaya, dalam demokrasi terpimpin, digunakan sebagai alat untuk tujuan revolusi. Sedangkan di era orde baru, budaya-budaya daerah, dalam demokrasi Pancasila, diarahkan untuk mendukung program pembangunan. Serta, keberagaman budaya daerah berusaha untuk diintegrasikan demi menunjang integrasi/persatuan nasional. Kemudian di era reformasi, dalam iklim demokrasi liberal, individu dan atau komunitas budaya mendapatkan hak-hak kebudayaan, antara lain hak-hak tradisional, hukum adat serta tanah ulayat. Di tingkat daerah turut terwujud otonomi khusus seperti provinsi Aceh dan Papua Barat. Kesadaran akan kekayaan budaya dalam masyarakat multikultural turut mendorong lahirnya UU Pemajuan Kebudayaan. Dalam hal ini, kebudayaan dipandang sebagai modal bagi pemberdayaan masyarakat yang perlu untuk dilindungi, dimanfaatkan, dibina serta dikembangkan.

Keberagaman Indonesia

Yoga Firdaus Baharudin, 2022

Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku, ras, bahasa, agama dan budaya yang berbeda. Setiap pelajar ataupun mahasiswa harus dapat memahami bagaimana cara menyikapi keberagaman yang ada di Indonesia.

Keragaman Budaya Bangsa sebagai Tantangan dan Peluang

Muhammad Fadhlurrahman, 2019

Indonesia terdiri dari ribuan suku, dari setiap suku menghasilkan begitu banyak budaya. Budaya bangsa ini bisa sebagai tantangan dan juga bisa sebagai peluang dalam kehidupan keberagaman.

Masa Depan Keberagaman Umat Beragama di Indonesia

“Tuhan tidak perlu dibela, walaupun juga tidak menolak dibela. Berarti atau tidaknya pembelaan, akan kita lihat dalam perkembangan di masa depan”. Adalah tulisan Gus Dur, mantan presiden Indonesia dan tokoh toleransi, yang dimuat Tempo pada tahun 1982 silam. Pemikiran Gus Dur tersebut menjadi sangat relevan akhir-akhir ini ketika kasus kekerasan yang mengatasnamakan Tuhan semakin mengkhawatirkan. Diskriminasi, opresi, intimidasi bahkan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok intoleran sering menyasar minoritas agama di Indonesia. Kelompok intoleran tersebut merasa berhak mewakili Tuhan di bumi, menyingkirkan siapa pun yang tidak sepaham dengan mereka. Padahal Tuhan lebih berkuasa daripada manusia.

Demokrasi Dan Tantangannya Dalam Bingkai Pluralisme DI Indonesia

Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi

Artikel ini membahas tentang berlangsungnya demokrasi di Indonesia. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, bagaimana nilai-nilai Islam mempengaruhi berjalannya demokrasi di negara ini. Indonesia memiliki 1.331 kelompok suku dan 652 bahasa daerah. Dengan kemajemukan tersebut negara ‘mengajarkan’ tentang toleransi dan pluralisme melalui semboyan yang dikenal ‘Bhineka Tunggal Ika’, berbeda-beda namun tetap satu jua. Nilai-nilai demokrasi, agama, dan pluralisme juga terkandung dalam dasar negara, Pancasila. Meski begitu, demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut. Tantangan terbesar saat ini adalah menguatnya politik identitas

A-Keberagaman dalam masyarakat Indonesia

Kelas : VII Semester : 2 ( Dua ) Alokasi Waktu : 4 x pertemuan ( 3 jam pelajaran ) Topik : Keberagaman dalam masyarakat Indonesia Kompetensi inti : SIKAP 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disipilin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. PENGETAHUAN 3. Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata KETERAMPILAN 4. Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang / teori.

Kebebasan Beragama Dan Demokratisasi Di Indonesia

Kebebasan beragama di negara kita mengacu pada UUD 1945. Kewajiban negara melindungi dan memenuhi hak atas kebebasan beragama dan kepercayaan mengandung pengertian, bahwa negara tidak mempunyai wewenang mencampuri urusan agama dan kepercayaan setiap warga negaranya. Sebaliknya, negara harus memberikan perlindungan terhadap setiap warga negaranya untuk melaksanakan ibadah keagamaan atau kepercayaan.

Demokrasi, Penegakan Hukum dan Politik Identitas di Indonesia

Resolusi: Jurnal Sosial Politik, 2019

The freedom of speech in Indonesia is one of characteristics of the well-runned democracy. Every citizen from any race, tribe, and religion is free to deliver their idea. This research focuses on the law enforcement especially to minority of Chinese tribe and the use of politics of identity in case of Meiliana in 2016. This research aims to explore and analyze the phenomenon of weakness in law enforcement especially for minority tribes in Indonesia as a democratic country. The method used in this research is literature research using qualitative data obtained from secondary resources such as books, journals, articles, and interviews posted in official websites. Moreover, the research strives to analyze some concepts and theory of politics of identity, and democracy.

Masa Depan Demokrasi Indonesia Dan Tantangannya

2020

Kata demokrasi berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa Yunani yakni demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuatan. Dalam konteks demokrasi, Franklin D. Roosevelt menegaskan bahwa masyarakat memiliki kekuasaan penuh atas Negara.

Memaknai Kembali Kebhinekaan dan Pluralitas Indonesia

Memaknai Kembali Kebhinekaan dan Pluralitas Indonesia, 2017

Kebhinekaan, pluralitas, dan diversitas adalah tiga hal yang menjadi salah satu fondasi kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia. Sebuah negara kepulauan yang terdiri atas kurang lebih 17.000 pulau, 300 etnis, 15.000 bahasa daerah, yang dilengkapi dengan 5 agama besar membuat Indonesia menjadi bangsa yang paling beragam di seluruh dunia. Idealnya hal tersebut haruslah dimaknai sebagai sebuah anugerah sosio-kultural tersendiri. Namun, realitas di era kontemporer berkata sebaliknya karena diversitas dan kebhinekaan kemudian dijadikan sebuah justifikasi legal atas perilaku-perilaku disintegratif. Isu terkait suku, agama, ras dan antargolongan atau SARA menjadi sebuah hal yang lazim dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Hal ini diperkuat dengan adanya fenomena keanggotaan dan loyalitas ganda di dalam struktur kemasyarakatan di Indonesia. Oleh karenanya, peluang terjadinya disintegrasi semakin terbuka lebar. Namun, di tengah situasi dan kondisi tersebut, pemuda-pemudi Indonesia diharapkan menjadi salah satu figur sentral yang mampu menengahi segala isu-isu negatif terkait kebhinekaan. Sumpah Pemuda adalah salah satu bukti nyata peran krusial pemuda-pemudi Indonesia bagi persatuan dan kesatuan Indonesia. Semangat itulah yang harus terus dijaga dan diperjuangkan dengan berbagai cara seperti peningkatan partisipasi dalam edukasi multikultural serta kebijaksanaan dalam mengelola media sosial secara positif. Pada akhirnya, menemukan kembali makna kebhinekaan, pluralitas, dan deiversitas sebagai anugerah sosio-kultural kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia adalah satu-satunya jalan bagi penguatan potensi dan peluang Indonesia dalam menghadapi berbagai macam tantangan, baik di level regional maupun global.