Studi Parametrik Dengan Respons Spektrum Terhadap Deformasi Dinding Diafragma Pada Basement Dengan Metode Elemen Hingga (original) (raw)

Analisis Dinding Diafragma Pada Konstruksi Basement DI Jakarta Dengan Menggunakan Program Elemen Hingga 3 Dimensi

JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil, 2020

Basement is an underground building that can serve as an utility room and parking space. In the basement the work can be done in various ways that also at the time of operation can give effect change in the soil around the work. The analysis was taken from the case study of basement development project in Jakarta. The construction method is the top down method. The diaphragm wall is 1 metre thick, 55 meters depth, 71.5 meters in length and 60 meters in width. This analysis will focus more on the calculation of the diaphragm wall deformation and the iternal forces that occurs in the structure that is inside the Diaphragm wall. The analysis will be assisted with 3-dimensional finite element program with modelling Mohr-Coulomb soil failure and attempted in drained conditions. Project land with a depth of 120 meters divided into 7 layers. The analysis is done in 5 stages ranging from 1st excavation to the 5th excavation. From the 5th stage, the analysis results of diaphragm wall is i...

Studi Parametrik Deformasi Torsi Lantai Bangunan Asimetris Sebidang Dipengaruhi Oleh Gempa Pulse Dan Tanpa Pulse

Portal: Jurnal Teknik Sipil, 2018

Abstrak-Salah satu hal yang harus dimengerti dalam perencanaan bangunan tahan gempa adalah konfigurasi bangunan dan pengaruhnya terhadap beban gempa. Walaupun denah bangunan yang reguler dan simetri telah diketahui mempunyai perilaku yang baik akibat beban gempa, tetapi pada kenyataannya masih banyak bangunan yang tidak reguler (irreguler) dan tidak simetri tetap dibangun dengan alasan arsitektural. Bangunan yang irreguler menyebabkan distribusi massa, kekakuan dan kekuatannya asimetris sehingga menimbulkan eksentrisitas terhadap pusat massa. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi terhadap bangunan asimetris yang diberikan beban gempa yang disertai pulse. Tujuan penelitian ini untuk melihat besarnya simpangan dan rotasi lantai yang terjadi pada bangunan yang asimetris terhadap kekakuan. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan hasil adanya perbedaan hasil simpangan yang terjadi akibat gempa disertai pulse dan tanpa pulse. Perbedaannya mencapai 8% hingga 20%. Rotasi yang terjadi pada bagian bangunan yang memiliki inersia yang lebih besar (sisi kaku) lebih kecil dari pada bagian bangunan yang memiliki inersia yang lebih kecil (sisi fleksibel). Adanya perbedaan eksentrisitas kekakuan pada sistem bangunan juga mempengaruhi rotasi lantai inelastis.

Perencanaan Sistem Penunjang Untuk Mengatasi Penambahan Deformasi Dinding Diafragma Pada Proyek Galian Basemen

Jurnal Mitra Teknik Sipil, 2022

Although has been widely used, cases of diaphragm wall collapse in basemen excavation project still occur sometimes. The collapse of diaphragm wall usually preceded by excessive lateral deformation of the diaphragm wall. This study discussed a case of excessive lateral deformation of the diaphragm wall in a 12 meter deep excavation project. Excessive deformation occurs when the excavation is at-11 meter depth. The amount of deformation occurred is 86.17 mm, while the allowable deformation limit is 84 mm. To prevent the wall from collapsing, excavation support system will be installed with ground anchor and strut as the options. Based on the analysis result, ground anchor can reduce the lateral deformation to 63.32 mm, while struts can reduce the lateral deformation to 67.72 mm. Thus, ground anchor will be recommended as the main option because it generates smaller deformation. However, the length of ground anchor required is very large and shall be installed outside project area so there is a possibility that ground anchor can not be applied. Although struts generates greater deformation than ground anchor, struts is recommended as a backup option that can be used because the struts components are only installed inside the excavation hole.

Analisis Deformasi Dinding Basement Pada Salah Satu Proyek DI Sudirman Menggunakan Metode Back Analysis Dari Hasil Monitoring

JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil

Semakin sedikitnya lahan kosong dan pembangunan yang terus dilakukan membuat orientasi pembangunan bukan dilakukan secara horizontal lagi melainkan secara vertikal. Pembangunan vertikal ini tidak hanya dilakukan ke arah atas melainkan juga ke bawah dengan membangun basement menggunakan sistem galian dalam. Pada salah satu proyek di Sudirman, Jakarta, dilakukan pembangunan basement dengan kedalaman 23 meter dan menggunakan dinding penahan tanah jenis diaphragm wall dengan kedalaman 38 meter. Sebelum dilakukan pembangunan terlebih dahulu dilakukan analisis mengenai deformasi dinding yang akan terjadi. Namun hasil analisis desain menunjukkan nilai yang berbeda jauh dengan hasil pengamatan di lapangan saat galian mencapai dasarnya. Pada skripsi ini akan dilakukan analisis menggunakan Plaxis 2D untuk menemukan penyebab perbedaan ini dengan mempelajari pengaruh unloading dan reloading serta pengaruh pemasangan pondasi terhadap kekakuan tanah yang menyebabkan deformasi dinding penahan tana...

Studi Tentang Diafragma Kaku Dan Semi - Kaku Pada Struktur Gedung Dengan Ketidakberaturan Vertikal

Teknika

Umumnya para insinyur cenderung menganggap bahwa diafragma struktur bangunan adalah kaku, tetapi arsitek sering merencanakan bangunan yang ramping menyebabkan analisis diafragma kaku tidak tepat digunakan. Diafragma kaku dan semi-kaku berperilaku berbeda. Fleksibilitas diafragma mempengaruhi distribusi gaya lateral ke komponen vertikal elemen penahan gaya lateral dalam suatu struktur, diafragma semi-kaku mendistribusikan gaya lateral berdasarkan kekakuan pelat. Bangunan beraturan tidak memiliki diskontinuitas massa, kekakuan atau kekuatan, secara horizontal atau vertikal yang signifikan. Sebaliknya, bangunan tidak beraturan memiliki diskontinuitas yang menyebabkan konsentrasi gaya dan deformasi di mana diskontinuitas terjadi. Tulisan ini bertujuan untuk mengamati pengaruh penggunaan diafragma kaku dan semi-kaku pada model struktur dengan ketidakberaturan vertikal. Model yang diusulkan dianalisis menggunakan bantuan perangkat lunak ETABS Nonlinear melalui analisis beban dorong statik...

Analisis Dinding Diafragma Dengan Penghilangan Ringslab Secara Efektif Pada Konstruksi Basement

JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil

Basement merupakan struktur bawah tanah yang dapat berfungsi sebagai tempat parkir dan ruangan. Dalam pengerjaannya, dibutuhkan galian dalam pada tanah yang dapat menyebabkan perubahan tegangan, regangan serta deformasi pada tanah. Pada analisis ini akan mengambil studi kasus galian dalam pada proyek pembangunan basement di kawasan bendungan hilir. Metode konstruksi yang digunakan adalah metode top down. Dinding diafragma dengan tebal 1 meter dan panjang 55 meter dikonstruksikan pada galian. Jumlah basement yang direncanakan pada pembangunan ini ada 7 lantai basement. Untuk mempercepat proses penggalian, maka pengerjaan slab yang berfungsi sebagai strut tidak dilakukan pada tiap selesai penggalian, tetapi ada lantai yang pengerjaan slabnya dihilangkan sementara, yang dikerjakan pada akhir penggalian sehingga proses galian akan lebih cepat diselesaikan. Oleh karena itu, analisis ini akan berfokus pada perhitungan deformasi dinding diafragma, momen yang terjadi serta gaya-gaya pada sl...

Perbandingan Deformasi Dinding Pada Basement Metode Top-Down Dengan Analisis Construction Stage Dan Analisis Konvensional

JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil

In basement construction with the top-down approach, excavation and slab installation work are carried out in stages. However, not all geotechnical applications can simulate construction stages, hence this effect has been ignored by many engineers in practice. Therefore, in this study, the effect of basement construction stages is analyzed using MIDAS GTS NX. In the program, two different analyses are performed. The first analysis is the construction stage analysis that simulates construction stages. As a comparison, a conventional analysis is performed which doesn't simulate construction stages. The two analysis results are compared. This analysis focuses mainly on the wall deformation. The modeling consists of 5 excavation stages (17 meters deep) and a diaphragm wall (36 meters deep). The walls are given 5 layers of slab reinforcements. In the first excavation stage, the maximum wall deformation results in both analyses show slightly different results (the construction stage a...

Analisis Ketahanan Gedung Apartemen Surabaya dengan Menggunakan Metode Respon Spektrum

BERKALA SAINSTEK

Apartemen Surabaya merupakan bangunan 45 lantai yang di fungsikan sebagai apartemen dan mall dengan ketinggian total bangunan 138 m. Apartemen Surabaya terletak di Jalan Laguna Raya KJW Putih, Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur dimana lokasi berdekatan dengan beberapa situs sesar aktif. Letak sesar aktif yaitu sesar aktif Lasem di sebelah utara dengan jarak ± 70 Km, sesar aktif Watu Kosek di sebelah selatan timur laut yang membujur dari Mojokerto hingga Madura dengan jarak ± 30 Km dan sesar aktif Pasuruan di sebelah selatan yang membujur dari Pasuruan sampai Mojokerto dengan jarak ± 50 Km. Sehingga analisis ketahanan gempa diperlukan pada gedung apartemen untuk mengetahui ketahanan terhadap gempa. Analisis dinamik menggunakan metode respon spektrum digunakan untuk menganalisa gedung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara mengevaluasi struktur dengan menggunakan analisis dinamik metode respon spektrum sesuai SNI 1726:2019. Hal yang ditinjau yaitu base she...