Pelatihan Stimulasi Dan Deteksi Dini Perkembangan Balita Dengan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) DI Kelurahan Bambu Kuning Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Kecamatan Tenayan Raya (original) (raw)

Peningkatan Kemampuan Balita Melalui Pemantauan Tumbuh Kembang Penggunaan Kuesioner Pra Skreening Perkembangan (KPSP)

Jurnal Pengabdian Masyarakat: Darma Bakti Teuku Umar

The quality of child development must be improved since toddlers. One tool that can be used to monitor the development of toddlers carefully, can be used Pre Development Screening Questionnaire (KPSP).The number of children under five around UNISSULA is 9 children. The problem is that most mothers do not understand correctly in stimulating and assessing their child's growth. The output produced is the application of science and technology and increasing the quantity and quality of child development.Implementation of activities with the transfer of science and technology is carried out directly on 29-30 November 2017 targeting toddlers and their mothers in the D3 Midwifery Study Program FK Unissula Semarang. The form of transfer of science and technology begins with pre-test and ends with post-test, education is delivered by providing material about the development and stimulation of children, followed by growth assessment using KPSP.The level of understanding of mothers from the...

Pembentukan Pos Kesehatan Siswi DI SMPN 11 Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Kelurahan Bambu Kuning 1 Kecamatan Tenayan Raya

EBIMA : Jurnal Edukasi Bidan Di Masyarakat

PEMBENTUKAN POS KESEHATAN SISWI DI SMPN 11 WILAYAH KERJAPUSKESMAS REJOSARI KELURAHAN BAMBU KUNING 1KECAMATAN TENAYAN RAYA Ani Laila 1, Okta Vitriani1 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau ABSTRAK Dismenorea masih menjadi masalah bagi para remaja untuk meningkatkan kualitas hidupmereka. Dengan dismenorea, remaja sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari bahkanmembutuhkan waktu yang banyak untuk beristirahat dari pada beraktivitas dan juga menyebabkanprestasi seorang remaja menjadi kurang maksimal disekolah.. Remaja putri yang mengalamidismenorea perlu tahu bagaimana cara mengatasi dismonorea, serta menjaga kebersihan diri danmendapatkan infomasi tentang kesehatan reproduksi seputar menstruasi, agar mereka mendapatkaninformasi yang benar sehingga bisa menjalankan masa remaja yang sehat. Pertolongan pertamadismenore dan informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya menstruasi akan lebih kondusifjika ada pos kesehatan khusus siswi di sekolah, sehingga penyampaian informas...

Survey Perkembangan Balita Menggunakan Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP)

2018

Latar Belakang: Perkembangan setiap anak memiliki keunikan dan kecepatan pencapaian perkembangan tiap anak berbeda. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti sehingga perlu dilakukan pemeriksaan skrining perkembangan dengan menggunakan alat skrining perkembangan yang benar. Tujuan penelitian: untuk mengetahui perkembangan anak berdasarkan KPSP di TKIT Al Hikmah Jepara. Metode Penelitian: penelitian deskriptif yaitu menggambarkan perkembangan balita usia 48-60 bulan dengan menggunakan instrument KPSP. Penelitian dilakukan tanggal 24 Juli 2017 di TKIT Al Hikmah Jepara terhadap 30 responden. Data penelitian primer dan sekunder. Data primer berupa data perkembangan responden menggunakan KPSP. Data sekunder berupa data nama dan tanggal lahir responden. Analisa data univariat menggunakan persentase dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian: perkembangan balita yang sesuai perkembangan sebanyak 18 responden (60%) dan perkembanga...

Survei Status Gizi Dan Perkembangan Anak Balita Menggunakan Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP)

majalah kesehatan, 2017

Banyak anak usia 1-5 tahun terancam mengalami gangguan perkembangan karena keterbatasan ekonomi dan kondisi gizi yang tidak optimal. Kegiatan survei perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat tumbuh kembang anak, agar dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat bila ditemukan penyimpangan. Penelitian ini merupakan survei analitik. Jumlah sampel adalah 79 anak, berusia 1-5 tahun dan mendapat kesediaan orang tua untuk menjadi subjek penelitian. Pengukuran anthropometri berat badan dan tinggi badan serta observasi perkembangan dengan KPSP dilakukan pada setiap subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12% anak kurus/sangat kurus, 26% anak gizi kurang/gizi buruk, 38% anak pendek/sangat pendek, dan 10% anak mengalami penyimpangan perkembangan serta 33% memiliki perkembangan meragukan. Disimpulkan bahwa pada penelitian ini, proporsi anak kurang gizi tergolong tinggi. Kata kunci: anak usia 1-5 tahun, KPSP, perkembangan anak, status gizi

Deteksi Dini Stunting Pada Bayi Dan Balita DI Wilayah Kerja Puskesmas Pegambiran Kota Padang

BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN

Status gizi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak. Gizi yang kurang baik selama 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dapat menurunkan risiko terkena penyakit, salah satunya adalah stunting, begitu juga risiko kematian yaitu sekitar 13%. Tahun 2018 persentase balita sangat pendek dan pendek usia 0-59 bulan adalah 11,5% dan 19,3%. Besarnya risiko stunting terhadap bayi dan balita, maka perlu diadakannya deteksi dini stunting tersebut sebagai salah satu upaya untuk membantu meningkatkan pengetahuan yang berimplementasi terhadap kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita yag lebih optimal. Kegiatan telah dilaksanakan terhadap ibu yang memiliki bayi dan balita sebanyak 20 orang. Metode kegiatan berupa penyuluhan, pemeriksaan fisik dan deteksi dini tumbuh kembang dengan kuisioner KPSP. Hasil kegiatan diperoleh bahwa 6,25% bayi kurus dan 6,25% bayi obesitas, 44% bayi dan balita kategori pendek, 6% sangat pendek, 81% ASI Eksklusif, 6% bayi dengan ...

Pelatihan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Pada Kader Posyandu Ponowaren Gamping Sleman

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)

Masa balita merupakah periode emas pertumbuhan dan perkembangan yang sangat penting dan menentukan kualitas hidup anak mendatang. Deteksi pertumbuhan dan perkembangan pada masa balita sangatlah penting dilakukan untuk memantau apakah terjadi penyimpangan pada proses tumbuh kembang anak, Deteksi tumbuh kembang Balita (DTKB) yang dilakukanlebih awal dapat menemukan penyimpangan lebih dini,sehingga intervensi yang diberikan akan jauh lebih efektif dan efisien. Pelaksanaan Posyandu Kuncup Mekar di Ponowaren Sleman lebih banyak melakukan pemantauan pertumbuhan, sedangkan pemantauan perkembangan hanya dilakukan jika ada kunjungan dari Puskesmas, karena terbatasnya kader yang pernah mengikuti pelatihan DTKB. Tujuan Pelatihan DTKB ini adalah meningkatkan kemampuan kader untuk mampu melakukan DTKB dengan benar. Metode Pelatihan yang dilakukan meliputi uji pre dan post tes pelatihan, penyuluhan DTKB, Praktik DTKB meliputi pengukuran antropometri, pengisian buku KIA pada lembar Kartu Menuju ...

Implementasi Deteksi Perkembangan Anak Melalui Pelatihan KPSP ( Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) pada Guru TK Islam Nurul Izzah

INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)

Development is an increase in abilities (skills) in more complex body structures and functions in a regular and predictable pattern, as a result of the maturation process. The purpose of this activity is to provide an overview of the detection of child development through training. The method used is to provide KPSP training (Pre-Development Screening Questionnaire) to teachers at Nurul Izzah Kindergarten in order to detect the development of students according to their age. The result of this activity is that 100% of teachers participate in developmental detection training using KPSP and the development of students who are carried out for developmental detection is in accordance with their age(100%).ABSTRAKPerkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran tentang deteksi perkembangan anak mela...

Edukasi Orang Tua Tentang Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Balita DI TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

2019

Orang tua merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam pemantauan maupun untuk pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak terutama pada lima tahun kehidupan. Hasil deteksi dini penilaian pertumbuhan dengan kurva WHO didapatkan sebanyak 53% anak yang diperiksa memiliki perawakan dan gizi normal. Sebanyak 31 7% anak yang diperiksa memiliki masalah gizi lebih dengan rincian 15.1 % terdeteksi resiko gizi lebih 4.5 % overweight dan 12.1% obesitas. Upaya untuk mengatasi hal tersebut salah satunya dengan edukasi orang tua tentang stimulasi tumbuh kembang dengan memakai format KPSP. KPSP adalah alat/instrument yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Pengabmas ini bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi orang tua tentang stimulasi tumbuh kembang pada anak balita. Kegiatan acara edukasi stimulasi tumbuh kembang ini adalah memberikan pengetahuan kepada para dan orang tua yang mempunyai balita (4-5 tahun) agar para orang tua bisa men...

Peningkatan Pengetahuan Kader Dalam Deteksi Tumbang Balita Dan Edukasi Kesehatan Lingkungan Bagi Keluarga Sebagai Upaya Pencegahan Stunting DI Wilayah Kerja Puskesmas Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2022

J-ABDI Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2023

Stunting adalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi (Karbohidrat, Protein, Vitamin, Mineral, Lemak) dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak dalam usia pertumbuhan yakni tinggi badan anak menjadi lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Balita pendek (Stunting) adalah balita yang memiliki status gizi kurang baik yang diukur panjang atau tinggi badan menurut umur jika dibandingkan pada standar buku WHO (World Health Organization), balita dikatakan pendek jika nilai Z-score nya panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari-2 SD (stunted) dan kurang dari-3 SD (severely stunted). Kehadiran kader posyandu berperan penting untuk mencegah dan dalam menanggulangi stunting di masyarakat dan tentunya tenaga kesehatan menjadi garda terdepan. kegiatan ini sangatlah bertujuan untuk memberikan edukasi secara holistic dan kontinyu oleh tenaga kesehatan kepada para kader posyandu mengenai tumbuh kembang, dan edukasi kesehatan lingkungan bagi keluarga sebagai upaya pencegahan stunting,dengan menggunakan metode adalah secara edukasi melalui ceramah dan diskusi, praktik simulasi, serta pendampingan kader ke keluarga balita stunting.Kegiatan diikuti oleh 25 orang kader posyandu yang ada di wilayak kerja Puskesmas manonjaya. data yang diperoleh terdapat peningkatan pengetahuan kader serta kader mampu mempraktikkan kembali keterampilan mengenai praktik tumbuh kembang pada balita,pemenuhan gizi seimbang balita, menjadi tahu data anak yang mengalami kejadian sunting,edukasi kesehatan lingkungan, deteksi dini kejadian stunting, dan gizi seimbang balita. kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan oleh tenaga kesehatan dan kader kepada 30 orang ibu balita stunting. Pemberdayaan pada kader posyandu perlu dilakukan secara berkelanjutan terutama sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader, sebagai salah satu upaya pencegahan dan penanganan stunting