Agama Dan Fenomena Kegilaan (original) (raw)
Related papers
Fenomena Agama Sebagai Berhala
Indonesian Journal of Theology, 2014
Agama cenderung memenjarakan Allah dalam rumusannya. Bahkan, bukan tidak mungkin kalau agama bisa menggantikan Allah - kalau ini terjadi, inilah yang disebut pemberhalaan agama - Biarlah Allah tetap menjadi Allah dan agama - agama menjadi tanganNya, membumikan pembebasan bagi dunia
₪ Mitos berasal dari bahasa Yunani: muthos, secara harafiah berarti; cerita atau sesuatu yang diceritakan; secara luas dapat diartikan sebagai suatu cerita, pernyataan atau alur drama.
Agama dan manusia adalah dua hal yang saling mengandaikan. Jika bagi Martin Heidegger (1889-1976) penanda dari eksistensi da-sein (manusia) adalah sorge (keterlibatan) terhadap dunianya, maka manusia dengan agama yang dianutnya adalah manusia yang senantiasa terlibat dengan dunianya.
Membahas, mengapa agama yang seharusnya mengajarkan perikehidupan cinta damai dan menyebarkan kasih sayang, namun justru menjadi awal dasar melakukan tindak kekerasan?
Aqidah Islam Dan Fenomena Metal
2005
ii PENGHARGAAN Syukur tidak terhingga kepada Allah l di atas segala kurniaan taufiq dan hidayah-Nya dalam saya menunaikan amanah menyiapkan kajian ilmiah ini. Selawat dan salam dilafazkan kepada Rasul Junjungan, Muhammad n, keluarganya, para sahabat dan semua yang mengikuti sunnahnya hingga ke Hari Pembalasan.
PSIKOLOGI TERRORISME AGAMA: ANTARA BEBALISME DAN FANATISME
Abstrak Pengkaji barat cenderung untuk memberikan gambaran psikologi golongan terrorisme agama dengan pelbagai watak yang antagonis, sedangkan bagi golongan terrorisme agama, mereka mendakwa bahawa perjuangan bermotivasikan agama sehingga sanggup mengorbankan harta benda dan nyawa. Hakikatnya, tindakan mereka menimbulkan gejala islamophobia kepada masyarakat. Sehubungan itu, kajian ini akan membincangkan tentang psikologi kelompok terrorisme yang terlibat dengan pelbagai aktiviti keganasan. Bagi mengenalpasti psikologi mereka, kajian kualittif yang berasaskan pendekatan perpustakaan ini telah merujuk laporan dan penulisan pakar counter-terrorism dan menganalisis kandungannya bagi merumuskan gambaran watak golongan terrorisme agama. Hasil kajian mendapati, golongan terrorisme agama mempunyai watak yang keras dan menyimpang dari ajaran Islam. Ini kerana serangan mereka melibatkan nyawa sendiri dan orang awam. Justeru, ia perlu ditangani secara tuntas disebabkan bertentangan secara total dengan prinsip wasatiyyah.
Religiositas Massa dan Kegilaan dalam Sajak Khotbah karya WS Rendra
Karya sastra senantiasa berbagi ruang khusus dengan kegilaan dan membentuk hubungan yang sinergis. Bahasa sendiri, sebagai medium karya sastra, merupakan instrumen yang melandasi Foucault dalam menelusuri fenomena kegilaan. Sastra menawarkan perspektif tersendiri dalam memahami kegilaan melalui medium bahasa dan menampilkannya sebagai representasi pengalaman manusia. Dalam sajak karya WS Rendra yang berjudul Khotbah, kegilaan digambarkan bukan dari balik tembok rumah sakit jiwa, namun dalam suatu kebaktian Minggu di sebuah gereja. Kegilaan akan religiuositas diangkat menjadi tema sentral dengan motif yang provokatif. Pada saat yang sama, alusi-alusi Alkitab dimainkan untuk membangun nuansa religius dalam puisi ini. Dengan berdasar pada anggapan awal tersebut, tulisan ini bertujuan untuk membahas representasi kegilaan dalam sajak Khotbah karya WS Rendra sebagai kritisisme terhadap religiositas massa. Pembahasan dilakukan melalui analisis piranti kebahasaan puisi, seperti diksi, majas dan pola bunyi. Dalam konteks yang lebih luas, tulisan ini juga bertujuan untuk mempermasalahkan batasan-batasan definitif antara religiusitas massa dan kegilaan yang dikaitkan dengan wacana sosio-kultural yang melingkupi karya tersebut.
PSIKOLOGI AGAMA PADA MASA REMAJA
FEBRII, 2023
Masa remaja disebut juga dengan masa adoleson dimans terjadinya pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik yang berlangsung secara teratur, yang dikenal sebagai masa terakhir dari perkembangan masa kanak-kanak menuju masa remaja. Pada masa ini anak muda mulai melakukan intropeksi dan merenungkan dirinya sendiri. Akhir perenungan mereka menemukukan dirinya . Kondisi seperti ini remaja mampu menemukan keseimbangan dan keharmonisan atau keselarasan antara sikap dari dalam dan dengan sikap dari luar dirinya. Sehingga anak muda mulai menyenangi, dan menghargai sesuatu yang bersifat historis, dan tradisi dalam kehidupannya. Masalah pada remaja dominan dengan masa peralihan, masa yang belum bisa menemukan jati dirinya yang sebenarnya, masa dalam tahap yang penuh dengan kegoncangan jiwa, baik pada psikisnya maupun pada agamanya. Dapat dikatakan masa remaja adalah masa yang tidak jelas, karena tidak termasuk golongan anak maupun juga tidak termasuk golongan orang dewasa. Sebagaimana masa-masa itu perlu diketahui lebih dalam bagaimana perkembangan jiwa pada msa remaja atau murahiqah, sehingga potensi agama (fitrah) manusia yang cenderung untuk melakukan kebaikan dan kebenaran dapat dioptimalkan dalam kehidupan remaja sampai dewasa, terkhusus pada saat bersosialisasi dengan masyarakat disekitarnya, baik dengan teman sejawat, anak yang lebih muda darinya, maupun orang tua yang lebih tua darinya. Selanjutnya, akan dibahas lebih mendalam tentang Perkembangan jiwa beragama pada masa remaja, perasaan beragama pada remaja, motivasi beragama pada remaja, sikap remaja dalam beragama, dan faktor-faktor keberagaman di dalam pembahasan pada bab 2