Pengetahuan Risiko Pernikahan Dini pada Remaja Umur 13-19 Tahun (original) (raw)
Related papers
Pengetahuan Remaja tentang Risiko Pernikahan Dini
Jurnal Surya Medika
Teenagers are the generation who are hoped to succeed and make a positive contribution to the nation's development. Being a teenager starts from 10 to 19 years old. Early marriage is when one or both couples are still under 19. To determine teenagers' knowledge about early marriage's risks according to their age and education. A literature review was the method of this research. The findings through Google Scholar using Keywords by MeSH found 97 journals included in 3 journals. This research adopted a quantitative design and used a cross-sectional approach.
Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Dampak Pernikahan Dini
Oksitosin, 2020
Menurut Survei Data Kependudukan Indonesia (SDKI), jumlah kasus pernikahan dini di Indonesia mencapai 50 juta penduduk dengan rata-rata usia perkawinan 19,1 tahun. Kehamilan remaja akan meningkatkan risiko kematian 2-4 kli lebih tinggi dibandingkan hamil pada usia > 20 tahun karena akan membahayakan kesehatan ibu dan bayinya, seperti kematian ibu dan bayi, risiko komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, terjadinya perdarahan post partum, risiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kanker serviks adalah kasus yang dialami oleh wanita yang menikah dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Terhadap Dampak Pernikahan dini di Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2019. Rancangan dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif melalui pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Populasinya remaja putri usia 15-17 tahun sebanyak 350 orang dan didapatkan78 responden. Hasil penelitian ini di dapat adalah remaja putri yang diwawancarai oleh peneliti sebagian besar berumur 16 tahun sebanyak 47.4%, berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 55.1% dan tidak bekerja sebanyak 75.6%. Gambaran pengetahuan remaja putri terhadap dampak pernikahan dini sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 91%.
Jurnal Kesehatan, 2020
ABSTRAKPernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh salah satu pasangan yang memiliki usia dibawah umur 17 tahun. Pernikahan belum cukup umur ini marak terjadi di Indonesia, baik di desa maupun kota. Fenomena pernikahan dini di wilayah Ciayumajakuning berkontribusi sebesar 44,67% terhadap persentase perempuan yang pernah kawin usia dibawah 18 tahun di Jawa Barat. Perempuan yang menikah di usia dini berisiko kematian lebih tinggi akibat komplikasi saat kehamilan dan melahirkan dibandingkan perempuan dewasa. Tujuan peneliti adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang pendewasaan usia perkawinan terhadap resiko pernikahan usia dini di SMPN 9 Kota Cirebon Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan metode cross sectional, populasi pada penelitian adalah remaja putri kelas 8 SMPN 9 Kota Cirebon dengan teknik accidental sampling didapatkan sampel sebanyak 32 remaja putri.Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup. H...
Analisis Pengetahuan Dan Sikap Siswa Sma Yang Berisiko Terjadinya Pernikahan Usia Dini
2020
Kecamatan Kedungkandang merupakan salah satu kecamatan di Kota Malang yang mengalami peningkatan kasus pernikahan usia dini dan menduduki peringkat kedua jumlah pernikahan usia kurang dari 20 tahun di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa dengan perilaku berisiko terjadinya pernikahan usia dini. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA dan SMK Wisnuwardhana. Terdapat sebanyak 107 sampel yang ditentukan menggunakan teknik pencuplikan acak sederhana. Analisis data menggunakan uji chi-square. Penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswa mempunyai pengetahuan yang tinggi (61,7%), sikap tidak mendukung (52,3%) dan perilaku tidak berisiko terjadinya pernikahan usia dini (57,9%). Hasil analisis didapatkan hasil bahwa sikap berhubungan dengan perilaku yang berisiko pernikahan usia dini.
Journal of Nursing and Public Health
Pendahuluan: Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan yang masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia di bawah usia 19 tahun. Pernikahan dini di Indonesia dapat terjadi baik di desa maupun di kota. Perempuan yang menikah diusia dini berisiko kematian lebih tinggi akibat kehamilan dan melahirkan dibandingkan dengan perempuan yang diusia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri terhadap risiko pernikahan dini Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Sampel penelitian menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah 102 sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil dan Pembahasan: Hasil Penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden yaitu umur 16 tahun (33,3%), umur 17 tahun (22,5%), 18 tahun (27,5%), 19 tahun (16,7%). Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan remaja putri terhadap risiko pernikahan dini berpengetahuan ba...
Psikoedukasi Tentang Risiko Perkawinan Usia Muda Untuk Menurukan Intensi Pernikahan Dini Pada Remaja
Jurnal Intervensi Psikologi (JIP)
Various reasons for a person doing early marriage, one of which is a condition where a person who has a strong desire to be married at a young age or who can be called with the intention. Intentions early marriage is the tendency of a marriage that has the desire to get married at the age of adolescence or under the age of 20 years. Increased intentions early marriage can be resolved, either by providing psychoeducation. The purpose of this study was to investigate the effect of psychoeducation early marriage in reducing early marriage intentions in adolescents in South Borneo. The research subjects were followed psychoeducation by category amounted to 55 people. This study is a quasi experimental study (quasi) also called quasi-experiment which is resembling (similar). This research uses a method of pre-experimental design with a kind of pre-test and post-test one group design. This method is given to one group without a comparison group. The results showed there were significant differences in scores on treatment without psychoeducation and with the treatment given psychoeducation t (-39,305; p = 0.000 <0.05). Thus, we can conclude that psychoeducation may be used to reduce early marriage intentions.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Pernikahan Dini
Jurnal Surya Medika, 2022
In the current era of globalization, many adolescent problems occur resulting in early marriage behavior such as lack of adolescent knowledge, self-desire due to feelings of love, low socioeconomic circumstances, low education, free association, lack of parental care, and negative influence of mass media/information. One of the factors that influence the incidence of early marriage is knowledge. A lack of knowledge about sexual and reproductive health information and education in adolescents causes them to lack the skills to make informed and safe decisions about sexual and reproductive risks, thus enabling premarital sex and leading to early marriage. The factors that can influence the increase in knowledge are information received such as health education. This study aims to determine the effect of health education on the level of knowledge of adolescents about the dangers of early marriage based on data through the literature review method. Using the literature review method. Sea...
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi DI Tasikmalaya
Media Informasi, 2017
Pernikahan dini merupakan suatu ikatan yang dilakukan oleh seseorang yang masih dalam usia muda atau pubertas. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan rasio pernikahan muda pada daerah perkotaan, dibandingkan dengan daerah pedesaan. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi pada siswi di SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Desain penelitian yang digunakan adalah metode non eksperimen, yaitu metode deskriptif pengambilan data dilakukan pada 67 siswi dengan teknik proportional random sampling. Hasil penelitian tingkat pengetahuan, sebanyak (53,7%) remaja putri memiliki pengetahuan tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi dengan kategori baik. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak sekolah dan keluarga agar lebih meningkatkan pengetahuan remaja putri dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi wanita.
Pengetahuan Remaja Tentang Pernikahan Dini DI Kalangan Siswa Sma Wilayah Kota Tangerang
Jurnal Ilmu Kesehatan Karya Bunda Husada, 2022
Pernikahan dini pada remaja masih banyak terjadi pada masyrakat di berbagai daerah di Indonesia. Remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang diawali dengan puberitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang pernikahan dini yang dilihat dari aspek Pendidikan orang tua, sumber informasi, pendapatan dan budaya. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitik. dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei dengan menggunakan 23 responden. Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi hanya 22% dibandingkan yang berpendidikan rendah sebesar 78%. Hasil analisis didapatkan ada hubungan antara Pendidikan orang tua (Pvalue= 0,008), sumber informasi (Pvalue= 0,007), pendapatan (Pvalue= 0,021) dan budaya (Pvalue= 0,013) terhadap pengetahuan remaja tentang pernikahan dini. Sehingga perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang pernikahan dini kepada remaja.
2020
Abstrak Pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang. Upaya meningkatkan pengetahuan salah satunya mengenai pernikahan dini.Media leaflet adalah salah satu media yang sering digunakan oleh instansi pelayanan publik. Leaflet adalah selemba kertas berisikan gambar dan tulisan yang bercetak yang mengandung isi tertentu untuk menyampaikan sebuah pesan untuk mencapai tujuan tertentu. Kelebihan leaflet ini adalah proses pengembangan relatif cepat,efektif untuk pesan yang singkat dan padat dan mudah dibawa.Untuk kekurangan dari leaflet ini adalah mudah hilang dan rusak 4serta pesan yang disampaikan terbatas.Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa media ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan. Data tertinggi pernikahan usia dini di Kabupaten Bandung berada di kecamatan Dayeuhkolot sebanyak 419 kasus (56,6%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang pernikahan dini yang diberikan pendidikan k...