Kesiapsiagaan SMP Negeri 1 Gatak Kabupaten Sukoharjo Dalam Menghadapi Bencana Alam (original) (raw)

Kesiapsiagaan Sekolah Menengah Pertama Dalam Menghadapi Bencana Erupsi Gunung Merapi di Kawasan Rawan Bencana III

2022

Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat bagaimana kesiapsiagaan Sekolah Menengah Pertama di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yaitu SMP Sunan Kalijogo Cangkringan. Sekolah ini belum masuk kedalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan jumlah populasi/responden 6 orang dan terdiri dari kepala sekolah, guru yang mengintegrasikan materi kebencanaan, pembina ekstrakurikuler Pramuka beserta perwakilan peserta didik di kelas VII, VIII dan IX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan 5 parameter yang digunakan dalam menilai kesiapsiagaan yakni pengetahuan dan sikap, kebijakan, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini dan mobilisasi sumber daya. Masih ada informan yang tidak bisa menjawab pertanyaan peneliti. Skor dari hasil observasi menunjukkanberada pada kriteria hampir siap. Hasil studi dokumentasi menunjukkan beberapa fasilitas...

Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Erupsi Gunung Merapi Studi Kasus di SMP Negeri 2 Cangkringan dan SMP Sunan Kalijogo Cangkringan Kabupaten Sleman

KONSTELASI: Konvergensi Teknologi dan Sistem Informasi, 2021

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapsiagaan serta mengetahui perbedaan dua Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yaitu SMP Negeri 2 Cangkringan yang sudah masuk kedalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan SMP Sunan Kalijogo Cangkringan yang belum masuk kedalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dalam menghadapi erupsi Gunung Merapi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan subjek berjumlah 14 orang yang terdiri dari 12 informan kunci dari pihak sekolah SMP Negeri 2 Cangkringan dan SMP Sunan Kalijogo Cangkringan yaitu kepala sekolah, guru yang mengintegrasikan materi kebencanaan dalam mata pelajaran, pembina ekstrakurikuler pramuka/PMR dan perwakilan siswa kelas VII, VIII dan IX. Sedangkan informan pendukung dilakukan kepada pihak BPBD dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan 5 parameter yang d...

Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Dan Tsunami DI Sma Negeri 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar

JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE

Kesiapsiagaan ini diperlukan untuk mengurangi korban jiwa akibat gempa bumi dan tsunami. Focus utama penelitian adalah untuk mengetahui kesiapsiagaan komunitas sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan Tsunami di SMA Negeri 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami. Jenis penelitian ini adalah studi kasus di SMA Negeri 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Populasi pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu jumlah siswa dan jumlah Guru SMA Negeri 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Dengan total siswa 367 siswa yang terbagi dalam 15 rombel. Temuan studi diketahui bahwa siswa SMA Negeri 1 Baitussalam Aceh Besar yang berada pada zona merah memiliki kategori kesiapsiagaan rendah sebanyak 21 responden (56.75%) sedangkan siswa yang memili...

Kesiapsiagaan Bencana Gempabumi Di SMP Negeri 2 Polanharjo

2014

SMP Negeri 2 Polanharjo berada di daerah Kabupaten Klaten yang berpotensi terjadi gempabumi tektonik dan vulkanik, yang perlu diketahui tingkat kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kesiapsiagaan bencana gempabumi di SMP Negeri 2 Polanharjo. Penelitian ini menggunakan metode survey. Metode pengambilan data menggunakan metode sensus bagi guru dan pengambilan sampel acak yang dilakukan pada siswa. Sedang metode analisis yang digunakan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Persyaratan uji analisis dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitian SMP Negeri 2 Polanharjo termasuk dalam kategori siap dengan perolehan nilai indeks 69,45. Komponen sekolah memperoleh indeks, sekolah (lembaga) memperoleh nilai indeks 61,96 masuk kategori hampir siap, indeks kesiapsiagaan guru 67,79 masuk kategori siap dan indeks kesiapsiagaan siswa 80,81 masuk kategori sangat siap.

Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah dalam Menghadapi Bencana di Kabupaten Magelang

Jurnal Teknik Sipil

Sekolah siaga bencana adalah kunci utama untuk melindungi anak-anak dan generasi muda dalammembentuk lingkungan belajar yang kondusif dan aman dari bencana yang tidak dapatterhindarkan. Pencapaian kesiapsiagaan sekolah sangatlah penting mengingat Indonesia termasuknegara dengan resiko bencana yang tinggi. Data dikumpulkan dari komponen sekolah sepertikepala sekolah, guru, dan tenaga administratif untuk meninjau kesiapsiagaan sekolah dalampengurangan resiko bencana di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia yang terancambahaya lahar dari Gunung Merapi. Hasil survey menunjukkan bahwa kesiapsiagaan sekolah masihperlu ditingkatkan.

Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Berbasis Sekolah

Jurnal Academia Praja

Masalah dalam penelitian ini adalah belum optimalnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana berbasis sekolah di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Padahal, Provinsi Jawa Barat termasuk Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah dengan tingkat kerawanan terhadap bencana yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan sesar aktif Lembang yang membentang sepanjang 22 Kilometer (Km) dari Maribaya, Cibodas hingga Cisarua di utara Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Sesar aktif tergolong kepada sesar normal dan menimpan potensi ancaman gempa dengan kekuatan 6,7 SR. Sesar aktif Lembang pernah menyebabkan gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2003 dan 2011, serta menyebabkan bencana longsor pada tahun 2015 dan 2016. Tahapan riset yang dilakukan diantaranya dengan mengidentifikasi berbagai permasalahan terkait dengan tema, mengidentifikasi data kondisi geografis, data demografis, serta observasi, wawancara, studi dokumentasi dan diskusi kelompok terfo...

Kesiapsiagaan Guru SMAN 1 Prambanan dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi

Jurnal Pendidikan Geografi, 2017

Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempabumi merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam menghadapi bencana gempabumi. Penelitian kesiapsiagaan guru SMA N 1 Prambanan dalam menghadapi bencana gempabumi bertujuan untuk menghasikan informasi mengenai pemahaman guru SMA N 1 Prambanan tentang bencana gempabumi melalui cara berfikir ORID (Objective, Refective, Interpretative, dan Decision) dan kesiapsiagaan guru SMA N 1 Prambanan dalam menghadapi bencana gempabumi melalui parameter pengetahuan dan sikap, rencana tanggap darurat, sistem peringatan bencana, mobilisasi sumber daya. Metode dalam penelitian ini adalah metode sensus dengan menggunakan pendekatan kuantitatif serta mengambil keseluruhan populasi guru SMA N 1 Prambanan yang berjumlah 55 orang sebagai responden. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan quisioner dengan melakukan pengujian instrumen penelitian (kuisioner) melalui uji validitas dan realibilitas. Data dianalisa secara deskriptif kuantitatif dengan perhitungan persentase dan indeks. Hasil penelitian menyimpukan (1) pemahaman guru tentang bencana gempabumi relatif baik dengan jawaban yang cendrung mengarah pada jawaban sangat sesuai atau dengan persentase 83,81% dari 100% yang diharapkan (2) kesiapsiagaan guru SMA N 1 Prambanan dalam menghadapi bencana gempabumi dikategorikan siap dengan nilai indeks 71,9.

Tingkat Kesiapsiagaan SMP Muhammadiyah Terhadap Bencana Gempa Bumi di Wilayah Urban Solo

Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi

Abstrak wilayah urban Solo merupakan wilayah yang memiliki potensi terjadinya bencana gempa bumi. Jika tidak disiapkan dengan baik, maka jika terjadi bencana akan beresiko tinggi menimbulkan dampak kerusakan bahkan jatuhnya korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan SMP Muhammadiyah wilayah urban Solo terhadap bencana gempa bumi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket dan observasi. Angket ditujukan untuk siswa dan perwakilan guru. Sedangkan teknik observasi menggunakan daftar list struktur bangunan sekolah. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dengan teknik persentase. Teknik analisis ini digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat kesiapsiagaan sekolah, apakah masuk kategori tinggi, sedang atau rendah. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesiapsiagaan SMP Muhammadiyah di wilayah urban Solo terhadap bencana gempa bumi masuk pada kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dengan indeks kesiapsiagaan masing-masing variabel yaitu kesiapsiagaan siswa sebesar 70,75, kesiapsiagaan guru sebesar 87,87 dan kelayakan struktur bangunan sekolah sebesar 84. Dari data tersebut kemudian diperoleh nilai rata-rata indeks kesiapsiagaan sebesar 80,87 yang masuk dalam kategori tinggi.

Workshop Tanggap Bencana Dalam Rangka Persiapan Sekolah Siaga Bencana DI SMP Negeri 1 Bantul

2018

Gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 di Kabupaten Bantul menelan banyak korban jiwa dan materi. Gempa tersebut diketahui memiliki siklus berulang sekitar 50 tahun sekali sehingga sangat dimungkinkan akan terjadi pengulangan gempa bumi dengan skala yang cukup besar. Karena lokasinya yang berisiko tinggi terkena dampak gempa bumi, masyarakat Kabupaten Bantul perlu untuk diberi pembekalan mengenai manajemen bencana. Termasuk di dalamnya adalah respon cepat dan tepat ketika bencana terjadi. Sesuai dengan arahan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2015-2019 dan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana no 4 tahun 2012, SMP Negeri 1 Bantul berencana untuk mempersiapkan sekolahnya untuk menjadi Sekolah Siaga Bencana. Program pengabdian masyarakat ini menjadi program inisiasi pembentukan Sekolah Siaga Bencana di SMP Negeri 1 Bantul yang dilakukan melalui dua kegiatan. Pertama adalah pembekalan materi mengenai manajemen kebencanaan untuk para siswa yang diikuti deng...