Hubungan Kebijakan Pandemi COVID-19 Terhadap Faktor Pernikahan Usia Remaja Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, NTB (original) (raw)
Related papers
2018
Jenis penelitian ini adalah field research, dengan pendekatan yuridis empiris.Penelitian ini mengkaji bagaimana implementasi PUP di Kabupaten Lombok Timur oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), kemudian apa sajakah kendala yang dihadapi dan bagaimana PUP tersebut jika dilihat dari sudut pandang Maqāṣid Syari’ah. Hal ini menjadi menarik untuk dilihat mengingat masyarakatnya lebih mendengar perkataan tuan guru daripada pejabat atau pegawai pemerintah. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan sudut pandang Maqāṣid Syari’ah namun, mengingat PUP ini adalah kebijakan dari BKKBN maka menarik untuk mengkaji landasan hukum serta melihatnya dari sisi kebijakan publik. Dari hasil penelitian bahwa Dinas Pemberdayaan Prempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Lombok Timur dalam mengimplementasikan Program PUP belum maksimal. Adapun tahapan yang dilakukan dengan mensosialisasikannya masyarakat, kemudian membentuk kelompok, pemberia...
Jurnal Kesehatan Global, 2020
Pernikahan dini merupakan sebuah pernikahan yang dilakukan oleh seseorang yang masih dalam usia 20 tahun. Dampak pernikahan dini baik pada ibu hamil dan melahirkan dapat terjadi kematian maternal 2-5 kali lebih tinggi dari pada usia 20-29 tahun sedangkan dampak sosialnya berpotensi pada perceraian. Risiko yang akan terjadi seperti anemia, BBLR, aborsi dan dapat berisiko 2 kali lipat untuk mendapatkan kanker servik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian pernikahan dini di Kecamatan Lembah Melintang. Jenis penelitian ini bersifat survey analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan teknik total populasi dan sampel berjumlah 96 remaja putri. Metode analisis data yang digunakan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square untuk mengetahui hubungan signifikan antara pengetahuan, sikap, dan budaya dengan kejadian pernikahan dini pada remaja putri. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan pengetahua...
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Family resilience as a potential family situation in realizing the welfare of life. This discourse needs to be introduced to teenagers of marriageable age to form their identity as potential family subjects. This community service focuses on efforts to build family resilience through marriage guidance for groups of married-age teenagers who live in a rural village where household problems often occur. This community service uses a Problem based Service Learning method model with an effort to provide problem solving to community partners. The conclusive results of this service show that: (1) marriage guidance for adolescents of marriageable age is a relevant effort to form identity in building family resilience; (2) marriage guidance through socialization of the Marriage Law with religious teachings that are more easily absorbed by rural communities of the religious type; (3) the provision of marriage guidance activities with collaboration between service learning actors and communit...
Studi Kasus Pernikahan "Merarik Sasak" di Pringgabaya (Lombok-NTB)
Merariq adalah sebuah nama lain dari pernikahan pada masyarakat Sasak yang terus ditradisikan sebagai warisan leluhur. Bagi masyarakat Lombok secara umum, merariq sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab seseorang untuk menjalin hubungan keluarga yang sah. Penelitian ini berjenis kualitatif deskriftip interpretatit bersifat study lapangan (filed study), dalam hal ini digunakan teknikteknik sebagai berikut: a) indepth-inteview; b) grand tour observation; c) diskusi kelompok; dan d) dokumentasi. Berdasarkan hasil study lapangan disimpulkan bahwa merariq sebagai sebuah tradisi pernikahan Sasak dilakukan dengan beberapa tahapan, seperti: merariq, sejati, selabar, nunas wali, nikah, nyerah gantiran/pisuke, sorong serah/ aji krama, nyongkol, dan baliq lampaq atau tampak. Selain itu, merariq memiliki sisi positif dan negatif dalam praktek nya.
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika, 2020
According to United Nations DevelopmentEconomic and Social Affairs, Indonesia is 37thcountry in the world and 2nd in Southeast Asia aafter Cambodia with high percentage of early marriage. World Helath Organizatioon expects Indonesia government to be more commited to decrease maternal and infant mortality rates as the impacts of early marriage. This study aimed to discover The InfluenceOf Knowledge and Attitude of Adolescence Reproduction Health on Early Marriage in Trowulan Subdistrict Mojokerto Regency.This was an analytic descriptive study and cross-sectional design. The indepenndent variables were knowledge and attitude of adolescence reproduction health and dependent variable was early marriage.The study population was all the parents who had daughter which had marriage totalling 100 people.Data were collected by closed questionnaire and subsequently tested using logistic regression test.There is an influence of parental knowledge of adolescent reproductive health on the early m...
Hubungan usia ibu menikah dini dengan status gizi Balita di Kabupaten Temanggung
Journal of Nutrition College, 2017
Latar Belakang : Pernikahan dini (menikah >18 tahun) dapat berpengaruh pada status gizi anak yang dilahirkan. Ibu yang menikah pada usia dini, berisiko memiliki anak berstatus gizi pendek, gizi kurus dan gizi buruk.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia ibu menikah dini dengan status gizi batita di Kabupaten Temanggung.Metode : Penelitian ini termasuk penelitian observasi dengan desain cross-sectional pada 72 anak yang berusia 0-2 tahun dari ibu yang menikah dini dan dipilih secara consecutive sampling. Ibu dikatakan menikah dini jika usia ibu saat menikah <18 tahun. Status gizi batita diperoleh dari z-score PB/U dan BB/U menggunakan baku antropometri WHO 2005. Analisis data menggunakan uji Chi-Square.Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata usia ibu saat menikah dini adalah 15,9±0,98 tahun, sedangkan rerata usia batitanya saat ini 10,4±7,16 bulan. Persentase anak pendek pada kelompok usia ibu yang menikah dini saat berusia 14-15...
Implikasi Sosial Pernikahan Usia Muda di Kabupaten Bone
Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 2019
A young marriage is an inner bond between a man and a woman as a husband and wife for the purpose of forming a family, a happy and eternal household based on the One Supreme Godhead. This study aims to determine the impact of young marriage. This research type is qualitative decriptive, and determination of informant done with Purvosive Sampling, Technique of collecting data using observation, interview and documentation. Then analyzed by data reduction, data presentation, and verivication. The results of this study indicate that positive impacts are (1) to avoid free association, (2) lighten the life burden of one party from the family, and (3) learn to be responsible to the family and while the negative impact is (1) biologis (risk of pregnancy (2) Psychological (prolonged psychic trauma in the child's soul is difficult to cure) and (3) Sociological (immature ways of thinking that reduce harmonization in the family). (4) Population (population density) of fertile couples.Keywo...
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal
Pernikahan dini pada remaja akan berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi diantaranya abortus, persalinan premature, anemia kehamilan, berat badan lahir rendah, kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi dan kematian pada ibu. Data Kementrian Agama Kabupaten Kuningan pada tahun 2019 dari 32 kecamatan jumlah remaja yang melakukan pernikahan di usia kurang dari 19 tahun yaitu 74 orang terdiri dari remaja laki-laki dengan jumlah 31 orang dan remaja putri dengan jumlah 43 orang. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang resiko pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi di SMAN 1 Cibingbin kabupaten kuningan tahun 2020. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dan rancangan penelitian crossectional. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian menggunakan teknik purposive, yaitu remaja putri kelas XII di SMAN 1 Cibingbin yang berjumlah 65 orang. Analsis data menggunakan analisis bivariat dan instrument yang digunakan den...
2020
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mengatur pengertian dan rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Dan saat ini jumlah remaja Indonesia usia 10-24 tahun pada tahun 2017 sebanyak 67,36 juta atau sekitar 25% dari jumlah penduduk Indonesia, angka pernikahan dini di NTB berada di atas angka nasional yaitu sebesar 31,12 %. Dan kasus pernikahan dini di NTB sangat tinggi yaitu 58,1 % dari total pernikahan di NTB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang bahaya pernikahan dini. Penelitian ini menggunakan rancangan “ Quasi Eksperimen Design”. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Kabupaten Lombok Barat, dan menjadi sampel dalam penelitian ini 113 orang yang diambil dengan teknik sampling Purposive sampling . Hasil penelitian ini menunjukan perbedaan nilai rata-rata tingkat pengetahuan remaja sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan, di dapat nilai nilai p-val...
Problematika Pernikahan DI Bawah Umur (Studi Kasus DI Desa Temba Lae Kec. Pajo Kab. Dompu-NTB)
Sahaja
ABSTRAK Pernikahan di bawah umur sering menjadi polemik dan kontroversial dalam masyarakat umumnya dikarenakan masih ada asumsi bahwa pernikahan di bawah umur itu dibolehkan agama, serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, seperti halnya Rasulullah Saw dengan Siti Aisyah ra. Dalam kaitannya dengan praktek pelaksanannnya di Indonesia sendiri, sudah banyak terjadi hal semacam ini termasuk di Desa Temba Lae Kec. Pajo Kab. Dompu Nusa Tenggara Barat. Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian di analisis dengan tahapan reduksi, display dan verifikasi selanjutnya di tarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Pernikahan di Dompu dikenal dengan dua istilah yaitu nikah taho dan nikah iha. Nikah taho adalah pernikahan yang disepakati oleh kedua keluarga, sedangkan nikah iha adalah pernikahan yang tidak disetujui oleh kedua be...