Subalternisasi Dalam Cerpen “Buku” Karya Putu Wijaya (original) (raw)
Related papers
Analisis Reduplikasi dalam Cerpen Kejetit Karya Putu Wijaya
Jurnal Genre (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Proses reduplikasi banyak ditemukan dalam karya sastra cerpen. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dan makna kata ulang yang terdapat pada cerpen Kejetit karya Putu Wijaya, seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti cerpen ini yaitu menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskrptif. Penelitian ini bersifat deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk reduplikasi pada cerpen Kejetit karya Putu Wijaya. Data dikumpulkan menggunakan teknik simak, yang kemudian dilanjutkan dengan teknik catat, yaitu mencatat data yang diperlukan dalam penelitian dari hasil menyimak. Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh bentuk kata ulang yang dibedakan menjadi empat, yaitu (1) pengulangan utuh atau penuh sejumlah 17 data, (2) pengulangan sebagian sejumlah 2 data, (3) pengulangan dengan berkombinasi dengan pembubuhan afiks sejumlah 14 data, dan (4) pengulangan dengan perubahan fonem sejumlah 1 data. Makna y...
Alienasi Tokoh Utama Dalam Novel Pol Karya Putu Wijaya
LITERA
This research objective is to describe two things, namely (1) the manifestations ofalienation and (2) characterization elements employed to describe human alienationin Pol, a novel by Putu Wijaya. These two things are related to the worldview adoptedby Putu Wijaya as a writer in response to the sociohistoricalcondition in society.The source of the data in this study was Putu Wijaya’s Pol (the first impression,1987). The data were collected through reading and recording. The data analysiscovered two aspects, namely (1) the structural aspect, and (2) the genetic aspect of theliterary work, the writer’s worldview. The validity was assessed through semanticvalidity and the reliability was assessed by reading and rereading (intraraterreliability).On the basis of the research findings and analysis, some inferences can be made.First, alienation in Pol on the basis of its manifestations can be classified into threecategories, namely (a) loneliness, (b) spiritual emptiness, and (c) disappoin...
Pandangan Dunia Pengarang Dalam Novel Putri Karya Putu Wijaya
Journal of Feminism and Gender Studies, 2021
Putri is a novel by Putu Wijaya part two that focuses on issues of Indonesian tradition in a specially with a female sword. This study was apply with genetic structuralism, to see the world view author. The method used in this research is the dialectical method. Data and source obtained from the words and paragraphs in the novel through the documentation process and interview with author and narasumber from Bali. The result and discussion of research inlcude, (1) novel structure, namely characters and themes. Characters in a Putri novel shows a picture social life of Balinese, while the theme is a Balinese tradition. (2) social life is influenced by family, education, where to live, and daily activity affect of creation. (3) the world view by Putu Wijaya in a Putri novel related with a traditions which grows and develops with the modernization. Putu Wijaya with a Balinese women succeede in making changes with the society’s view of Balinese tradition and women in the process totra...
Tindak Tutur Ilokusi Pada Cerpen Laila Karya Putu Wijaya
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam cerpen Laila Karya Putu Wijaya berdasarkan kajian pragmatik, dalam kajian pragmatik terdapat tindak tutur ilokusi yang muncul dan jenis tindak tutur ilokusi yang dominan dalam cerpen tersebut. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik simak dan catat. Penelitian ini menerapkan teori pragmatik tentang tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle. Data dianalisis dari kategori tindak tutur ilokusi yaitu: asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Kelima kategori ilokusi tersebut ditemukan di dalam cerpen Laila Karya Putu Wijaya (1) asertif terdapat 7 data, (2) direktif terdapat 9 data, (3) ekspresif terdapat 2 data, (4) komisif terdapat 1 data, (5) deklaratif terdapat 2 data. Jenis tindak tutur yang paling banyak ditemukan dalam cerpen Laila Karya Putu Wijaya adalah tindak tutur Direktif sebanyak 9 tuturan.Kata Kunci : pragmatik, tindak tutur, ilokusi, cerpen
Subordinasi Peran Sosial Perempuan (Analisis Terhadap Cerpen “Laila” Karya Putu Wijaya)
2010
Todays, violence and subordination experienced by women in the domestic sphere into the events that are familiar in everyday life. The Government has been providing products Law Number 23 Year 2004 on the Elimination of Violence in Household. However, this law has not effectively curb the violence that occurs in women. This social reality portrayed by Putu Wijaya in a short story to open the eyes of the community that the events portrayed in the short story "Laila" is a reflection of the circumstances that exist in the community. Husband-wife relationship is structured, imposition of the will, the absence of living, economic extortion, physical violence and mental, are the kinds of unfair treatment that often befall women.
Subalternitas Tokoh Sita dalam Puisi Tema Epos Ramayana Karya Sapardi Djoko Damono
Jurnal Bahasa dan Sastra
Intertextuality studies bring several literary works to face each other. The great work of Ramayana which has been translated into various languages has become one of the most popular epics to date. The phenomenal event in the text called agni pariksha or Sita's burning as a test of chastity indicates that Sita is a symbol of loyalty. In the form of poetry, Sapardi Djoko Damono wrote it under the title Sita Magic by expressing Sita's feelings. Sapardi also wrote another poem with the same theme as the title Benih which is described from the story of accusations of Sita's pregnancy by Rama and the people of Ayodya in Valmiki's Bab Utarakandha. Based on the reading of the three texts, this study explains Sita's inability to articulate her voice against Rama's accusations. Through Gayatri Spivak's subaltern theory, this research will dismantle Sita's suppressed voices which are narrated through the author's thoughts. It was found that culture greatly...
Pribumi Subaltern Dalam Novel-Novel Indonesia Pascakolonial
Gramatika STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017
This research is motivated by colonial problems in the archipelago that still leave traces of oppression as well as efforts of the struggle of the natives to escape from the impact of the ideology. The trail of colonial colonization that still lags behind creates indigenous groups that become subalterns-isolated, oppressed, and discarded groups. In the postcolonial theory of subaltern Gayatri Spivax it is stated that among the most victimized groups of colonialism are women. Relevant to the issue, this study aims to describe the forms of oppression and the struggle of indigenous people, especially women who become subalterns, against the colonial ideology. Data obtained from modern Indonesian novels are then analyzed qualitatively. Based on the research data source, Orang-orang Blanti by Wisran Hadi, Maya by Ayu Utami and Gadis Pantai by Pramoedya Ananta Toer, the result of this research shows that indigenous figures, especially women become subaltern because they are marginalized, economically impoverished, labeled, As well as experiencing sexual harassment. Furthermore the form of the struggle of indigenous women in the face of colonial oppression in the context of the subaltern is to foster the spirit of struggle by recalling the glory of the past, practicing the knowledge gained through modern education, maintaining traditional and cultural values, as well as mimicry
Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Jangan Menangis Indonesia Karya Putu Wijaya
2013
Penelitian ini berjudul "Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Jangan Menangis Indonesia Karya Putu Wijaya". Penelitian ini dilatarbelakangi untuk (1) memperoleh gambaran mengenai struktur drama Jangan Mennagis Indonesia, dan (2) mengetahui kritik sosial yang ada dalam naskah drama Jangan Menangis Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis atau metode kualitatif, yaitu mendeskripsikan data-data yang terkumpul untuk kemudian disusun dengan menganalisis naskah drama Jangan Menangis Indonesia karya Putu Wijaya secara struktural semiotik agar terlihat unsur-unsur sosiologisnya.Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dalam analisis struktur yang ada di dalam naskah drama Jangan Menangis Indonesia ditemukan 11 buah aktan yang terdiri dari 7 aktan pokok dan 4 aktan pendukung. Dari hasil analisis terdapat alur, tokoh, dan latar diperoleh gambaran mengenai tema dan amanat. Tema yang diangkat adalah mengenai keadaan negara Indonesia dipenghujung era presiden Soeharto lengser dan memasuki era reformasi (Presiden BJ Habibi-Abdurahman Wahid-Megawati Soekarno Putri) menuju era demokrasi (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono). Sedangkan dalam menganalisis kritik sosial penulis memperoleh tiga aspek pokok sebagai bentuk kritik sosial dalam naskah drama ini di antaranya, pertama, segala bentuk permasalahan yang terjadi di Indonesia berupa krisis Keadilan, keamanan, dan tanggung jawab pada masyarakat Indonesia, kedua, permasalahan yang terjadi pada pemerintahan di era reformasi menuju era demokrasi, dan ketiga, budaya korupsi dikalangan pejabat negara. ketiganya menjadi fokus penulis untuk menemukan kritik sosial dalam penelitian ini. Kata Kunci: Drama; Struktur drama, Sosiologi sastra, dan Kritik sosial. PENDAHULUAN Sebagai salah satu bagian dari genre sastra, drama memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan genre sastra lainnya yakni puisi dan prosa.Jika puisi maupun prosa (cerpen, novel, novolet, dan sebagainya) hanya ditulis oleh pengarang untuk dibaca tanpa harus dipertunjukan atau dipentaskan di atas panggung pertunjukan sebagaimana dalam drama maupun teater (meski tidak menutup kemungkinan ada karya-karya dari para penyair maupun prosais yang dipertunjukan di atas panggung maupun difilmkan). Drama memiliki apresiasi yang lebih dari sekedar ditulis pengarang, kemudian dibaca oleh masyarakat (pembaca), tapi lebih dari itu, pengarang naskah drama ingin lebih memvisualisasikan apa yang menjadi keresahan, keinginan maupun harapannya brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
Kajian Postkolonialisme Dalam Teks Drama “Jangan Menangis Indonesia” Karya Putu Wijaya
JURNAL RISET RUMPUN ILMU PENDIDIKAN
Drama Jangan Menangis Indonesia ini banyak membicarakan tentang penjajahan atau Kolonialisme, dimana-mana tidak ada ketidakadilan, penguasa sudah merajalela yang membuat rakyat ditindas semena-mena, negara bekas jajahan, apakah Indonesia telah benar-benar merdeka? Dengan masih banyaknya kesewenang-wenangan dan penindasan?. Maka peneliti mengambil teori kajian postkolonialisme untuk dijadikan titik tumpu dalam penelitian ini. Dari kata postkolonialisme ini kita bisa menebak bahwa teori ini membahas tentang bagaimana keadaan Indonesia sesudah masa penjajahan.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis lebih jelas lagi keadaan masyarakat Indonesia pada teks drama Jangan Menangis Indonesia dengan menggunakan pendekatan postkolonialism, metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dan hasil penelitian dalam drama yang berjudul Jangan Menangis Indonesia yaitu, Pertama bagaimana hegemoni penjajahan yang dilakukan oleh para aparat pemerintahan, Kedua Hegemoni gender meru...