Bambang Arianto - Academia.edu (original) (raw)

Uploads

Books by Bambang Arianto

Research paper thumbnail of KONTESTASI RELAWAN TEMAN AHOK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA

Research paper thumbnail of Menakar Peran Relawan Politik Pasca Kontestasi Presidensial 2014

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2016

This article explains that the role of post-conflict political volunteers in 2014, who began with... more This article explains that the role of post-conflict political volunteers in 2014, who began with the presidential activity mapping and projection of the volunteers. It was to find out the tactical steps taken by the political volunteers, especially in issues of politics and government. This study revealed that volunteers more engaged in social media, then divides typology into a community volunteer and non-volunteer community. From the two typology of volunteers turned out more volunteers who choose passivity rather than active. Passive attituded intended to be a controller of government, while the more active attituded as the guardian of power. This article argues that the role of volunteers in post-conflict digital style presidential politics in 2014 more strengthen the institutionalization of digital activism for political education of the public. Keywords: volunteer political; social media; digital activism; the political education of the public. Abstrak Artikel ini menjelaskan peran relawan politik pasca kontestasi presidensial 2014 yang dimulai dengan pemetaan aktivitas dan proyeksi para relawan. Hal itu untuk mengetahui langkah taktis yang diambil para relawan politik terutama dalam isu-isu politik dan pemerintahan. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa relawan politik lebih banyak bergerak di ranah media sosial yang kemudian membagi tipologi menjadi relawan komunitas dan relawan non-komunitas. Dari kedua tipologi relawan ini ternyata lebih banyak relawan yang memilih sikap pasif daripada aktif. Sikap pasif ditujukan untuk menjadi pengawas pemerintahan, sedangkan sikap aktif lebih berperan sebagai pengawal kekuasaan. Artikel ini berpendapat bahwa peran relawan dalam langgam politik digital pasca kontestasi presidensial 2014 lebih memperkuat pelembagaan aktivisme digital sebagai wahana pendidikan politik publik. Kata Kunci: relawan politik; media sosial; aktivisme digital; pendidikan politik publik.

Research paper thumbnail of Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , 2015

This article explaines about how the model appearances of creative campaign in presidential conte... more This article explaines about how the model appearances of creative campaign in presidential contestation 2014. This models more emphasizes the forms of creative campaign such as video, music, game application and visual design which are supported by the information technology advances. The model appearances of creative campaigns can be an eff ective ways of political communication to build the culture of participatory. The appearances of creative campaign also can encourage the change of behavior toward exticement politic. Abstrak Artikel ini menjelaskan tentang kemunculan model kampanye kreatif dalam kontestasi presidensial 2014, yang lebih mengedepankan unsur kreativitas dan seni. Adapun bentuk-bentuk kampanye kreatif seperti video, musik, aplikasi game dan desain visual yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi, telah mampu melakukan transformasi dari model kampanye konvensional menuju kampanye modern. Kemunculan kampanye kreatif dapat menjadi saluran komunikasi politik yang efektif guna membangun budaya partisipatoris. Selain itu, kampanye kreatif sangat positif dalam mendorong perubahan perilaku politik kewargaan yang kemudian melahirkan politik kegembiraan. Kata kunci: kampanye kreatif, komunikasi politik, kontestasi presidensial 2014, politik kegembiraan.

Research paper thumbnail of Fenomena Relawan Politik dalam Kontestasi Presidensial 2014

Jurnal Ilmu Sosial dan ilmu Politik, 2014

This article describes how the presidential contestation in 2014 was characterized by the presenc... more This article describes how the presidential contestation in 2014 was characterized by the presence of political volunteers. Here political volunteers is defi ned as a manifestation of strengthening active participation of citizens in promoting substantive democracy. This article argues that the rise of a new social movement has brought a tradition of voluntarism in politics. In addition he voluntarism has transformed the values of patrimonial political and oligarchy onto active popular voluntarism and participatory. The political volunteers who employed offl ine and online medium have clearly increased public participation in Indonesia. This article has also argued the presence of political volunteers has positively contributed to developtment of extra parlementary democracy model. Abstrak Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana kontestasi presidensial 2014 yang diwarnai oleh kehadiran relawan politik sebagai manifestasi dari meningkatnya partisipasi aktif warga masyarakat dalam demokrasi substansial. Artikel ini berpendapat bahwa kebangkitan gerakan sosial telah melahirkan tradisi voluntarisme dalam politik. Selain itu voluntarisme juga turut mentrasformasi nilai-nilai politis yang bernuansa patrimonial dan oligarkis menjadi voluntarisme dan partisipatoris. Relawan politik yang bergerak secara offl ine dan online dapat meningkatkan partisipasi publik. Artikel ini juga berpendapat bawah kehadiran relawan politik secara sangat positif berkontribusi terhadap pembangunan model demokrasi ekstra parlementer.

Research paper thumbnail of Seandainya Saya Penulis

Penerbit Bimotry Yogyakarta, Apr 5, 2015

MENULIS tentulah menjadi sebuah impian sebagian besar orang. Akan tetapi untuk bisa menghasilkan ... more MENULIS tentulah menjadi sebuah impian sebagian besar orang. Akan tetapi untuk bisa menghasilkan karya terbaik tentulah akan banyak proses yang kita lalui. Bagi saya sebagai seorang esais dibeberapa media massa, menulis harus tetap dijadikan menu utama sehari-hari, meskipun aktivitas yang saya hadapi begitu padat. Hal itu disebabkan menulis butuh konsistensi dan disiplin agar semangat tersebut tetap menyala. Bila sehari saja kita tidak sempatkan atau paksakan untuk menulis beberapa kata, maka dipercaya semangat menulis sangat sulit untuk terus dipupuk dalam benak kita. Singkat kata, tahapan racikan yang sudah saya sebutkan diatas harus dapat kita jadikan acuan bersama dalam meracik dan meramu frase atau kata yang tercecer hingga kemudian menjadi sebuah sajian karya tulisan yang siap disajikan kepada pembaca. Selamat menikmati menulis

Papers by Bambang Arianto

Research paper thumbnail of PERAN BUZZER MEDIA SOSIAL DALAM MEMPERKUAT EKOSISTEM PEMASARAN DIGITAL

Jurnal Optimun UAD, 2020

This article explains the role of social media buzzers that discuss the Pasar Kakilangit Mangunan... more This article explains the role of social media buzzers that discuss the Pasar Kakilangit Mangunan Bantul to residents through hashtags which have become trending on Twitter topics. With creative content such as; videos, memes and texts, social media buzzers receive unique approval from Kakilangit Market to citizens. Through the hashtag #PasarKakilangit which can be included in the Twitter Indonesia trending topic, the buzzers together support the promotion of Pasar Kakilangit products to viral and widely known by citizens. The presence of social media buzzers has built a new culture and new knowledge of the importance of trending Twitter topics in increasing the promotion of digital products and services. This article proves that media buzzer has supported positively in strengthening the digital marketing ecosystem.

Research paper thumbnail of Akuntansi Forensik dan Fenomena Korupsi Politik

JSPG: Journal of Social Politics and Governance, 2020

Artikel ini menjelaskan peran akuntansi forensik dalam pemberantasan korupsi politik. Akuntansi f... more Artikel ini menjelaskan peran akuntansi
forensik dalam pemberantasan korupsi
politik. Akuntansi forensik juga dikenal
sebagai audit forensik yang merupakan
penugasan khusus untuk mengatasi
kecenderungan praktik fraud dalam ranah
akuntansi. Dalam artikel ini audit forensik
menguraikan beberapa indikator penyebab
terjadinya kecurangan (fraud) dalam korupsi
politik yaitu faktor; tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi
(rasionalization), kompetensi (competency), dan arogansi (arogance). Dalam konteks ini, tahapan akuntansi forensik meliputi; audit
investigasi, audit forensik dan ligitasi yang
bertujuan mengatasi kasus korupsi politik. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan studi pustaka
serta mengumpulkan data-data dan
dokumen yang terkait. Artikel ini
berpendapat bahwa akuntansi forensik
sangat efektif mendeteksi dan berperan
dalam proses pemberantasan praktik korupsi
politik. Artikel ini juga berpendapat bahwa
akuntansi forensik bisa mendorong literasi
anti fraud dalam partai politik melalui
penerapan sistem whistleblowing.

Research paper thumbnail of Salah Kaprah Ihwal Buzzer: Analisis Percakapan Warganet di Media Sosial

JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 2020

Pendahuluan ra revolusi industri 4.0 telah membuat semua simpul kehidupan masyarakat berhubungan ... more Pendahuluan ra revolusi industri 4.0 telah membuat semua simpul kehidupan masyarakat berhubungan dengan teknologi informasi. Termasuk gaya hidup yang banyak dipengarui oleh digitalisasi. Mulai dari kegiatan sehari-hari hingga dalam pengambilan keputusan, telah berbasis digital. Dampaknya fenomena digitalisasi telah merambah dalam semua kehidupan terutama bisnis. Sehingga saat ini telah hadir fenomena bisnis digital yang semakin hari berperan penting memberikan kontribusi nyata dalam ekonomi Indonesia. Besarnya penggunaan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari juga disebabkan oleh semakin membesarnya populasi generasi Z yang merupakan kelanjutan dari generasi milenial. Bila ditelisik generasi Z merupakan generasi yang lahir di era internet dan telah menjadikan internet sebagai kebutuhan E Intisari Artikel ini bertujuan mengelaborasi istilah buzzer yang sering digunakan para warganet di Twitter dan Instagram kepada akun media sosial bayaran yang berperan sebagai penyebar hoaks dan disinformasi. Hal itu dikarenakan pada awalnya istilah buzzer hanya dikenal dalam dunia bisnis digital sebagai tim yang disewa untuk pemasaran suatu produk dan jasa. Seiring perkembangan istilah buzzer bisnis juga digunakan dalam ranah politik yang kemudian dikenal dengan "BuzzeRp" politik. Padahal faktanya buzzer media sosial memang digunakan untuk memperkuat suatu pesan dan konten agar dapat membentuk opini publik dalam konteks masyarakat digital. Sebab definisi buzzer media sosial adalah upaya memperkuat suatu pesan dengan berbagai kreativitas masing-masing baik dalam konteks bisnis dan politik. Penelitian ini menggunakan data percakapan media sosial dari Drone Emprit Academic Universitas Islam Indonesia dengan kata kunci (keyword) BuzzeRp. Artikel ini berpendapat bahwa terdapat salah kaprah mengenai definisi buzzer media sosial yang berkembang di Indonesia, sehingga menyebabkan profesi buzzer media sosial di Indonesia menjadi negatif.

Research paper thumbnail of Menakar Sayap Politik Perempuan : Studi Garnita Malayahati Partai NasDem Yogyakarta

International Journal of Demos, 2019

This article will explain the political wing of the NasDem women's party namely Garnita Malahayat... more This article will explain the political wing of the NasDem women's party namely Garnita Malahayati in Yogyakarta in the 2014 electoral contestation. Various affirmative action policies initiated by the government have not been able to be utilized properly by political parties either in the process of institutionalizing parties to create quality female politicians. Excess, political parties often have difficulty in building awareness of gender mainstreaming and gender-based political education. In fact, the women's political wing of the party has been designed to function to attract women's political participation. The reality is that political parties only make the political wing of women's parties a complement and symbol of politics. This study uses explanatory qualitative methods with data collection techniques by collecting data and related documents and through in-depth interviews. This article argues that there is a dysfunction in women's political wings, because Garnita Malahayati as a political wing of women has not been well institutionalized. The article also believes that the political wing of the party women has not played an active role in the process of candidacy, especially in encouraging the process of regenerating qualified female politicians.

Research paper thumbnail of KONTESTASI RELAWAN TEMAN AHOK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA 2017

Journal of Social Politics and Governance, 2019

Abstrak Artikel ini menjelaskan kontestasi relawan Teman Ahok dalam kontestasi demokrasi lokal DK... more Abstrak Artikel ini menjelaskan kontestasi relawan Teman Ahok dalam kontestasi demokrasi lokal DKI Jakarta 2017. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa kemunculan relawan Teman Ahok didasari oleh kejenuhan publik terhadap proses rekruitmen politik dalam partai politik. Rekruitmen ini disinyalir sarat dengan praktik mahar politik. Kehadiran relawan Teman Ahok ternyata dapat mendorong partisipasi publik dengan dibuktikan tercapainya pengumpulan satu juta kartu tanda pengenal sebagai prasyarat calon independen. Gejala ini menegaskan besarnya perhatian publik terhadap relawan elektoral seperti Teman Ahok. Sekaligus penanda menurunnya kepercayaan publik dan warganet terhadap partai politik. Terutama pada kegagalan partai politik dalam proses rekruitmen politik guna melahirkan kandidat politik pilihan rakyat. Artikel ini berpendapat bahwa kehadiran relawan Teman Ahok dapat menjadi saluran substitusi baru serta otokritik terhadap eksistensi partai politik. Artikel ini juga berpendapat bahwa sekolah partai dapat menjadi salah satu alternatif memperbaiki proses rekrutmen dalam langgam partai politik di Indonesia. Abstract This article explains the contestation of Teman Ahok volunteers in the DKI Jakarta local democracy contest in 2017. In this study it was stated that Teman Ahok volunteers were based on public boredom towards the political recruitment process in political parties. This recruitment was allegedly loaded with political dowry practices. The presence of Teman Ahok volunteers turned out to be able to encourage public participation by proven achievement of collecting one million ID cards as a prerequisite for independent candidates. This phenomenon confirms the magnitude of public attention towards electoral volunteers such as Teman Ahok. As well as marking the decline in public and citizen confidence in political parties. Especially in the failure of political parties in the political recruitment process to give birth to the people's chosen political candidates. This article argues that the presence of Teman Ahok volunteers can be a new channel of substitution and self-criticism of the existence of political parties. This article also argues that party schools can be an alternative to improve the recruitment process in political party styles in Indonesia. A. PENDAHULUAN Tahapan kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2017 DKI Jakarta kian semarak. Hal itu ditandai dengan munculnya komunitas anak muda yang menamakan relawan Teman Ahok. Komunitas ini kemudian berperan sebagai tim sukses pasangan Basuki Thajaja Purnama (Ahok) yang kemudian dapat dikategorikan sebagai relawan elektoral yang bertindak sebagai tim sukses baik di luar jaringan (offline) maupun dalam jaringan (online) terutama di media sosial. Jika ditelisik relawan Teman Ahok lebih banyak

Research paper thumbnail of Kontestasi Buzzer Politik dalam Mengawal APBD DKI Jakarta

Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 Jakarta, 2019

Artikel ini akan mengelaborasi peran buzzer politik dalam mengawal penyusunan APBD Provinsi DKI J... more Artikel ini akan mengelaborasi peran buzzer politik dalam mengawal penyusunan APBD Provinsi DKI Jakarta. Para buzzer politik berjejaring dan membangun partisipasi digital untuk mengawal berbagai kebijakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Melalui tagar (hashtag) e-BudgetingCegahKorupsi para buzzer politik telah dapat memperkuat opini publik, bahwa adanya indikasi kecurangan (fraud) dalam penyusunan APBD DKI Jakarta. Para buzzer politik berupaya menjadikan media sosial sebagai saluran untuk mengawal berbagai kebijakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal itu tampak dari tagar (hashtag) yang dibangun dengan pemilihan kata kunci yang mengedepankan semangat anti korupsi secara partisipatif. Artikel ini berpendapat bahwa buzzer politik telah memperkuat polemik penyusunan APBD DKI Jakarta menjadi opini publik. Artikel ini juga berpendapat bahwa buzzer politik telah berperan positif dalam mengawal penyusunan APBD termasuk berbagai kebijakan Provinsi DKI Jakarta.

Research paper thumbnail of Buzzer Media Sosial dan Branding Produk UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta

Jurnal UMKM Dewantara, 2019

This article explains the role of social media buzzers in efforts to build branding for the produ... more This article explains the role of social media buzzers in efforts to build branding for the products of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in the Special Region of Yogyakarta. This study aims to analyze the role of social media buzzers in strengthening the branding of various MSME products in the Yogyakarta Special Region. In building product branding, social media buzzers put forward the spirit of digital mutual cooperation in promoting MSME products that have the distinctive characteristics of Yogyakarta. By synergizing among MSME business actors, the Cooperative and MSME Service Offices and social media buzzers, it can become one of the alternative branding products for MSMEs that carries the values of Yogyakarta Specialties. This article argues that social media buzzers contribute and contribute positively to the branding of MSME products in the context of digital business in the Yogyakarta Special Region.

Research paper thumbnail of KONTESTASI RELAWAN TEMAN AHOK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA 2017

Journal of Social Politics and Governance, 2019

This article explains the contestation of Teman Ahok volunteers in the DKI Jakarta local democrac... more This article explains the contestation of Teman Ahok volunteers in the DKI Jakarta local democracy contest in 2017. In this study it was stated that Teman Ahok volunteers were based on public boredom towards the political recruitment process in political parties. This recruitment was allegedly loaded with political dowry practices. The presence of Teman Ahok volunteers turned out to be able to encourage public participation by proven achievement of collecting one million ID cards as a prerequisite for independent candidates. This phenomenon confirms the magnitude of public attention towards electoral volunteers such as Teman Ahok. As well as marking the decline in public and citizen confidence in political parties. Especially in the failure of political parties in the political recruitment process to give birth to the people's chosen political candidates. This article argues that the presence of Teman Ahok volunteers can be a new channel of substitution and self-criticism of the existence of political parties. This article also argues that party schools can be an alternative to improve the recruitment process in political party styles in Indonesia. A. PENDAHULUAN Tahapan kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2017 DKI Jakarta kian semarak. Hal itu ditandai dengan munculnya komunitas anak muda yang menamakan relawan Teman Ahok. Komunitas ini kemudian berperan sebagai tim sukses pasangan Basuki Thajaja Purnama (Ahok) yang kemudian dapat dikategorikan sebagai relawan elektoral yang bertindak sebagai tim sukses baik di luar jaringan (offline) maupun dalam jaringan (online) terutama di media sosial. Jika ditelisik relawan Teman Ahok lebih banyak

Research paper thumbnail of KONTESTASI RELAWAN TEMAN AHOK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA

Research paper thumbnail of Menakar Peran Relawan Politik Pasca Kontestasi Presidensial 2014

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2016

This article explains that the role of post-conflict political volunteers in 2014, who began with... more This article explains that the role of post-conflict political volunteers in 2014, who began with the presidential activity mapping and projection of the volunteers. It was to find out the tactical steps taken by the political volunteers, especially in issues of politics and government. This study revealed that volunteers more engaged in social media, then divides typology into a community volunteer and non-volunteer community. From the two typology of volunteers turned out more volunteers who choose passivity rather than active. Passive attituded intended to be a controller of government, while the more active attituded as the guardian of power. This article argues that the role of volunteers in post-conflict digital style presidential politics in 2014 more strengthen the institutionalization of digital activism for political education of the public. Keywords: volunteer political; social media; digital activism; the political education of the public. Abstrak Artikel ini menjelaskan peran relawan politik pasca kontestasi presidensial 2014 yang dimulai dengan pemetaan aktivitas dan proyeksi para relawan. Hal itu untuk mengetahui langkah taktis yang diambil para relawan politik terutama dalam isu-isu politik dan pemerintahan. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa relawan politik lebih banyak bergerak di ranah media sosial yang kemudian membagi tipologi menjadi relawan komunitas dan relawan non-komunitas. Dari kedua tipologi relawan ini ternyata lebih banyak relawan yang memilih sikap pasif daripada aktif. Sikap pasif ditujukan untuk menjadi pengawas pemerintahan, sedangkan sikap aktif lebih berperan sebagai pengawal kekuasaan. Artikel ini berpendapat bahwa peran relawan dalam langgam politik digital pasca kontestasi presidensial 2014 lebih memperkuat pelembagaan aktivisme digital sebagai wahana pendidikan politik publik. Kata Kunci: relawan politik; media sosial; aktivisme digital; pendidikan politik publik.

Research paper thumbnail of Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , 2015

This article explaines about how the model appearances of creative campaign in presidential conte... more This article explaines about how the model appearances of creative campaign in presidential contestation 2014. This models more emphasizes the forms of creative campaign such as video, music, game application and visual design which are supported by the information technology advances. The model appearances of creative campaigns can be an eff ective ways of political communication to build the culture of participatory. The appearances of creative campaign also can encourage the change of behavior toward exticement politic. Abstrak Artikel ini menjelaskan tentang kemunculan model kampanye kreatif dalam kontestasi presidensial 2014, yang lebih mengedepankan unsur kreativitas dan seni. Adapun bentuk-bentuk kampanye kreatif seperti video, musik, aplikasi game dan desain visual yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi, telah mampu melakukan transformasi dari model kampanye konvensional menuju kampanye modern. Kemunculan kampanye kreatif dapat menjadi saluran komunikasi politik yang efektif guna membangun budaya partisipatoris. Selain itu, kampanye kreatif sangat positif dalam mendorong perubahan perilaku politik kewargaan yang kemudian melahirkan politik kegembiraan. Kata kunci: kampanye kreatif, komunikasi politik, kontestasi presidensial 2014, politik kegembiraan.

Research paper thumbnail of Fenomena Relawan Politik dalam Kontestasi Presidensial 2014

Jurnal Ilmu Sosial dan ilmu Politik, 2014

This article describes how the presidential contestation in 2014 was characterized by the presenc... more This article describes how the presidential contestation in 2014 was characterized by the presence of political volunteers. Here political volunteers is defi ned as a manifestation of strengthening active participation of citizens in promoting substantive democracy. This article argues that the rise of a new social movement has brought a tradition of voluntarism in politics. In addition he voluntarism has transformed the values of patrimonial political and oligarchy onto active popular voluntarism and participatory. The political volunteers who employed offl ine and online medium have clearly increased public participation in Indonesia. This article has also argued the presence of political volunteers has positively contributed to developtment of extra parlementary democracy model. Abstrak Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana kontestasi presidensial 2014 yang diwarnai oleh kehadiran relawan politik sebagai manifestasi dari meningkatnya partisipasi aktif warga masyarakat dalam demokrasi substansial. Artikel ini berpendapat bahwa kebangkitan gerakan sosial telah melahirkan tradisi voluntarisme dalam politik. Selain itu voluntarisme juga turut mentrasformasi nilai-nilai politis yang bernuansa patrimonial dan oligarkis menjadi voluntarisme dan partisipatoris. Relawan politik yang bergerak secara offl ine dan online dapat meningkatkan partisipasi publik. Artikel ini juga berpendapat bawah kehadiran relawan politik secara sangat positif berkontribusi terhadap pembangunan model demokrasi ekstra parlementer.

Research paper thumbnail of Seandainya Saya Penulis

Penerbit Bimotry Yogyakarta, Apr 5, 2015

MENULIS tentulah menjadi sebuah impian sebagian besar orang. Akan tetapi untuk bisa menghasilkan ... more MENULIS tentulah menjadi sebuah impian sebagian besar orang. Akan tetapi untuk bisa menghasilkan karya terbaik tentulah akan banyak proses yang kita lalui. Bagi saya sebagai seorang esais dibeberapa media massa, menulis harus tetap dijadikan menu utama sehari-hari, meskipun aktivitas yang saya hadapi begitu padat. Hal itu disebabkan menulis butuh konsistensi dan disiplin agar semangat tersebut tetap menyala. Bila sehari saja kita tidak sempatkan atau paksakan untuk menulis beberapa kata, maka dipercaya semangat menulis sangat sulit untuk terus dipupuk dalam benak kita. Singkat kata, tahapan racikan yang sudah saya sebutkan diatas harus dapat kita jadikan acuan bersama dalam meracik dan meramu frase atau kata yang tercecer hingga kemudian menjadi sebuah sajian karya tulisan yang siap disajikan kepada pembaca. Selamat menikmati menulis

Research paper thumbnail of PERAN BUZZER MEDIA SOSIAL DALAM MEMPERKUAT EKOSISTEM PEMASARAN DIGITAL

Jurnal Optimun UAD, 2020

This article explains the role of social media buzzers that discuss the Pasar Kakilangit Mangunan... more This article explains the role of social media buzzers that discuss the Pasar Kakilangit Mangunan Bantul to residents through hashtags which have become trending on Twitter topics. With creative content such as; videos, memes and texts, social media buzzers receive unique approval from Kakilangit Market to citizens. Through the hashtag #PasarKakilangit which can be included in the Twitter Indonesia trending topic, the buzzers together support the promotion of Pasar Kakilangit products to viral and widely known by citizens. The presence of social media buzzers has built a new culture and new knowledge of the importance of trending Twitter topics in increasing the promotion of digital products and services. This article proves that media buzzer has supported positively in strengthening the digital marketing ecosystem.

Research paper thumbnail of Akuntansi Forensik dan Fenomena Korupsi Politik

JSPG: Journal of Social Politics and Governance, 2020

Artikel ini menjelaskan peran akuntansi forensik dalam pemberantasan korupsi politik. Akuntansi f... more Artikel ini menjelaskan peran akuntansi
forensik dalam pemberantasan korupsi
politik. Akuntansi forensik juga dikenal
sebagai audit forensik yang merupakan
penugasan khusus untuk mengatasi
kecenderungan praktik fraud dalam ranah
akuntansi. Dalam artikel ini audit forensik
menguraikan beberapa indikator penyebab
terjadinya kecurangan (fraud) dalam korupsi
politik yaitu faktor; tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi
(rasionalization), kompetensi (competency), dan arogansi (arogance). Dalam konteks ini, tahapan akuntansi forensik meliputi; audit
investigasi, audit forensik dan ligitasi yang
bertujuan mengatasi kasus korupsi politik. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan studi pustaka
serta mengumpulkan data-data dan
dokumen yang terkait. Artikel ini
berpendapat bahwa akuntansi forensik
sangat efektif mendeteksi dan berperan
dalam proses pemberantasan praktik korupsi
politik. Artikel ini juga berpendapat bahwa
akuntansi forensik bisa mendorong literasi
anti fraud dalam partai politik melalui
penerapan sistem whistleblowing.

Research paper thumbnail of Salah Kaprah Ihwal Buzzer: Analisis Percakapan Warganet di Media Sosial

JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 2020

Pendahuluan ra revolusi industri 4.0 telah membuat semua simpul kehidupan masyarakat berhubungan ... more Pendahuluan ra revolusi industri 4.0 telah membuat semua simpul kehidupan masyarakat berhubungan dengan teknologi informasi. Termasuk gaya hidup yang banyak dipengarui oleh digitalisasi. Mulai dari kegiatan sehari-hari hingga dalam pengambilan keputusan, telah berbasis digital. Dampaknya fenomena digitalisasi telah merambah dalam semua kehidupan terutama bisnis. Sehingga saat ini telah hadir fenomena bisnis digital yang semakin hari berperan penting memberikan kontribusi nyata dalam ekonomi Indonesia. Besarnya penggunaan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari juga disebabkan oleh semakin membesarnya populasi generasi Z yang merupakan kelanjutan dari generasi milenial. Bila ditelisik generasi Z merupakan generasi yang lahir di era internet dan telah menjadikan internet sebagai kebutuhan E Intisari Artikel ini bertujuan mengelaborasi istilah buzzer yang sering digunakan para warganet di Twitter dan Instagram kepada akun media sosial bayaran yang berperan sebagai penyebar hoaks dan disinformasi. Hal itu dikarenakan pada awalnya istilah buzzer hanya dikenal dalam dunia bisnis digital sebagai tim yang disewa untuk pemasaran suatu produk dan jasa. Seiring perkembangan istilah buzzer bisnis juga digunakan dalam ranah politik yang kemudian dikenal dengan "BuzzeRp" politik. Padahal faktanya buzzer media sosial memang digunakan untuk memperkuat suatu pesan dan konten agar dapat membentuk opini publik dalam konteks masyarakat digital. Sebab definisi buzzer media sosial adalah upaya memperkuat suatu pesan dengan berbagai kreativitas masing-masing baik dalam konteks bisnis dan politik. Penelitian ini menggunakan data percakapan media sosial dari Drone Emprit Academic Universitas Islam Indonesia dengan kata kunci (keyword) BuzzeRp. Artikel ini berpendapat bahwa terdapat salah kaprah mengenai definisi buzzer media sosial yang berkembang di Indonesia, sehingga menyebabkan profesi buzzer media sosial di Indonesia menjadi negatif.

Research paper thumbnail of Menakar Sayap Politik Perempuan : Studi Garnita Malayahati Partai NasDem Yogyakarta

International Journal of Demos, 2019

This article will explain the political wing of the NasDem women's party namely Garnita Malahayat... more This article will explain the political wing of the NasDem women's party namely Garnita Malahayati in Yogyakarta in the 2014 electoral contestation. Various affirmative action policies initiated by the government have not been able to be utilized properly by political parties either in the process of institutionalizing parties to create quality female politicians. Excess, political parties often have difficulty in building awareness of gender mainstreaming and gender-based political education. In fact, the women's political wing of the party has been designed to function to attract women's political participation. The reality is that political parties only make the political wing of women's parties a complement and symbol of politics. This study uses explanatory qualitative methods with data collection techniques by collecting data and related documents and through in-depth interviews. This article argues that there is a dysfunction in women's political wings, because Garnita Malahayati as a political wing of women has not been well institutionalized. The article also believes that the political wing of the party women has not played an active role in the process of candidacy, especially in encouraging the process of regenerating qualified female politicians.

Research paper thumbnail of KONTESTASI RELAWAN TEMAN AHOK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA 2017

Journal of Social Politics and Governance, 2019

Abstrak Artikel ini menjelaskan kontestasi relawan Teman Ahok dalam kontestasi demokrasi lokal DK... more Abstrak Artikel ini menjelaskan kontestasi relawan Teman Ahok dalam kontestasi demokrasi lokal DKI Jakarta 2017. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa kemunculan relawan Teman Ahok didasari oleh kejenuhan publik terhadap proses rekruitmen politik dalam partai politik. Rekruitmen ini disinyalir sarat dengan praktik mahar politik. Kehadiran relawan Teman Ahok ternyata dapat mendorong partisipasi publik dengan dibuktikan tercapainya pengumpulan satu juta kartu tanda pengenal sebagai prasyarat calon independen. Gejala ini menegaskan besarnya perhatian publik terhadap relawan elektoral seperti Teman Ahok. Sekaligus penanda menurunnya kepercayaan publik dan warganet terhadap partai politik. Terutama pada kegagalan partai politik dalam proses rekruitmen politik guna melahirkan kandidat politik pilihan rakyat. Artikel ini berpendapat bahwa kehadiran relawan Teman Ahok dapat menjadi saluran substitusi baru serta otokritik terhadap eksistensi partai politik. Artikel ini juga berpendapat bahwa sekolah partai dapat menjadi salah satu alternatif memperbaiki proses rekrutmen dalam langgam partai politik di Indonesia. Abstract This article explains the contestation of Teman Ahok volunteers in the DKI Jakarta local democracy contest in 2017. In this study it was stated that Teman Ahok volunteers were based on public boredom towards the political recruitment process in political parties. This recruitment was allegedly loaded with political dowry practices. The presence of Teman Ahok volunteers turned out to be able to encourage public participation by proven achievement of collecting one million ID cards as a prerequisite for independent candidates. This phenomenon confirms the magnitude of public attention towards electoral volunteers such as Teman Ahok. As well as marking the decline in public and citizen confidence in political parties. Especially in the failure of political parties in the political recruitment process to give birth to the people's chosen political candidates. This article argues that the presence of Teman Ahok volunteers can be a new channel of substitution and self-criticism of the existence of political parties. This article also argues that party schools can be an alternative to improve the recruitment process in political party styles in Indonesia. A. PENDAHULUAN Tahapan kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2017 DKI Jakarta kian semarak. Hal itu ditandai dengan munculnya komunitas anak muda yang menamakan relawan Teman Ahok. Komunitas ini kemudian berperan sebagai tim sukses pasangan Basuki Thajaja Purnama (Ahok) yang kemudian dapat dikategorikan sebagai relawan elektoral yang bertindak sebagai tim sukses baik di luar jaringan (offline) maupun dalam jaringan (online) terutama di media sosial. Jika ditelisik relawan Teman Ahok lebih banyak

Research paper thumbnail of Kontestasi Buzzer Politik dalam Mengawal APBD DKI Jakarta

Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 Jakarta, 2019

Artikel ini akan mengelaborasi peran buzzer politik dalam mengawal penyusunan APBD Provinsi DKI J... more Artikel ini akan mengelaborasi peran buzzer politik dalam mengawal penyusunan APBD Provinsi DKI Jakarta. Para buzzer politik berjejaring dan membangun partisipasi digital untuk mengawal berbagai kebijakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Melalui tagar (hashtag) e-BudgetingCegahKorupsi para buzzer politik telah dapat memperkuat opini publik, bahwa adanya indikasi kecurangan (fraud) dalam penyusunan APBD DKI Jakarta. Para buzzer politik berupaya menjadikan media sosial sebagai saluran untuk mengawal berbagai kebijakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal itu tampak dari tagar (hashtag) yang dibangun dengan pemilihan kata kunci yang mengedepankan semangat anti korupsi secara partisipatif. Artikel ini berpendapat bahwa buzzer politik telah memperkuat polemik penyusunan APBD DKI Jakarta menjadi opini publik. Artikel ini juga berpendapat bahwa buzzer politik telah berperan positif dalam mengawal penyusunan APBD termasuk berbagai kebijakan Provinsi DKI Jakarta.

Research paper thumbnail of Buzzer Media Sosial dan Branding Produk UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta

Jurnal UMKM Dewantara, 2019

This article explains the role of social media buzzers in efforts to build branding for the produ... more This article explains the role of social media buzzers in efforts to build branding for the products of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in the Special Region of Yogyakarta. This study aims to analyze the role of social media buzzers in strengthening the branding of various MSME products in the Yogyakarta Special Region. In building product branding, social media buzzers put forward the spirit of digital mutual cooperation in promoting MSME products that have the distinctive characteristics of Yogyakarta. By synergizing among MSME business actors, the Cooperative and MSME Service Offices and social media buzzers, it can become one of the alternative branding products for MSMEs that carries the values of Yogyakarta Specialties. This article argues that social media buzzers contribute and contribute positively to the branding of MSME products in the context of digital business in the Yogyakarta Special Region.

Research paper thumbnail of KONTESTASI RELAWAN TEMAN AHOK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA 2017

Journal of Social Politics and Governance, 2019

This article explains the contestation of Teman Ahok volunteers in the DKI Jakarta local democrac... more This article explains the contestation of Teman Ahok volunteers in the DKI Jakarta local democracy contest in 2017. In this study it was stated that Teman Ahok volunteers were based on public boredom towards the political recruitment process in political parties. This recruitment was allegedly loaded with political dowry practices. The presence of Teman Ahok volunteers turned out to be able to encourage public participation by proven achievement of collecting one million ID cards as a prerequisite for independent candidates. This phenomenon confirms the magnitude of public attention towards electoral volunteers such as Teman Ahok. As well as marking the decline in public and citizen confidence in political parties. Especially in the failure of political parties in the political recruitment process to give birth to the people's chosen political candidates. This article argues that the presence of Teman Ahok volunteers can be a new channel of substitution and self-criticism of the existence of political parties. This article also argues that party schools can be an alternative to improve the recruitment process in political party styles in Indonesia. A. PENDAHULUAN Tahapan kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2017 DKI Jakarta kian semarak. Hal itu ditandai dengan munculnya komunitas anak muda yang menamakan relawan Teman Ahok. Komunitas ini kemudian berperan sebagai tim sukses pasangan Basuki Thajaja Purnama (Ahok) yang kemudian dapat dikategorikan sebagai relawan elektoral yang bertindak sebagai tim sukses baik di luar jaringan (offline) maupun dalam jaringan (online) terutama di media sosial. Jika ditelisik relawan Teman Ahok lebih banyak