Muhammad Yunus | Politeknik Negeri Fakfak (original) (raw)
Papers by Muhammad Yunus
Riset 1 - Publikasi Ilmiah, 2023
Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, l... more Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Tumbukan lempeng di Indonesia membentuk rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi gunung berapi di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Gunung berapi yang terlihat melingkari kepulauan Indonesia ini dikenal dengan sebutan ring of fire (cincin api). Kondisi ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap berbagai jenis bencana, termasuk gempa bumi. Salah satu dampak yang dapat menyebabkan kerusakan struktural yang parah selama dan setelah peristiwa gempa bumi adalah fenomena likuifaksi yang terjadi pada lapisan tanah berpasir jenuh. Mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh likuifaksi ini, diperlukan upaya untuk meminimalisir dampaknya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan perkuatan tanah menggunakan mikropile yang terbuat dari cerucuk kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik likuifaksi tanah pada embankment yang diperkuat dengan fondasi cerucuk kayu melalui pengujian shaking table. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini melalui uji model di laboratorium menggunakan metode shaking table test dengan variasi model pemasangan cerucuk kayu sebanyak 4 konfigurasi model. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperoleh inovasi model perkuatan cerucuk kayu pada lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi. Model perkuatan cerucuk kayu yang dihasilkan diharapkan mampu mereduksi potensi likuifaksi yang terjadi dengan cara meningkatkan ketahanan geser tanah (soil resistance) dan dapat menjadi salah satu pilihan metode perbaikan tanah (soil reinforcement) ya
SIKLUs : Jurnal Teknik Sipil, 2024
Salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam perencanaan perkerasan landasan pa... more Salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam perencanaan perkerasan landasan pacu bandar udara adalah daya dukung tanah dasar yang baik. Daya dukung tanah dasar pada perkerasan struktur landasan pacu menggunakan parameter berupa nilai CBR. Dalam menentukan daya dukung tanah dasar ini, salah satu metode pengujian yang banyak digunakan yaitu dengan metode pengujian CBR lapangan. Metode ini dipilih karena memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan metode yang lain. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan dan menganalisis nilai CBR tanah dasar pada pembangunan landasan pacu Bandar Udara Siboru melalui pengujian CBR lapangan. Dalam penelitian diambil sampel sepanjang 500 m dengan jumlah titik pengujian sebanyak 10 titik. Metode pengujian yang digunakan mengacu pada ASTM D4229 – 09 dan SNI 1738:2011. Dari hasil penelitian di peroleh nilai CBR tanah dasar terendah sebesar 12,02% dan nilai CBR tertinggi sebesar 24,40%. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan evaluasi nilai CBR bahwa tanah dasar memiliki kategori high (A) dengan interval nilai CBR ≥ 13% pada 8 titik pengujian dan kategori medium (B) dengan interval nilai CBR 8% < CBR < 13% pada 2 titik pengujian.
Abstrak : Stabilisasi tanah dengan menggunakan kapur merupakan salah satu metode stabilisasi tana... more Abstrak : Stabilisasi tanah dengan menggunakan kapur merupakan salah satu metode stabilisasi tanah kimiawi yang paling populer dan paling banyak digunakan di Indonesia, hal ini disebabkan material kapur yang tidak susah diperoleh dan harganya relatif murah. Kondisi jalan di daerah Kabupaten Fakfak banyak mengalami kerusakan, hal ini berkaitan dengan kondisi tanah dasar (subgrade) jalan yang berupa lapisan tanah lempung. Salah satu jenis tanah lempung yang tidak memenuhi syarat adalah tanah lempung yang memiliki nilai plastisitas yang tinggi, karena memiliki potensi pengembangan yang besar dan daya dukung yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai plastisitas tanah lempung di Kabupaten Fakfak yang telah ditambahkan dengan kapur dengan persentase kapur sebesar 4%, 8% dan 12%. Hasil pengujian menunjukkan tanah lempung di Kabupaten Fakfak yang telah ditambahkan dengan campuran kapur sebesar 4% diperoleh nilai batas cair (LL) = 13.45%, batas plastis (PL) = 11.88% dan ni...
TERAS JURNAL, 2020
Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi, memungkinkan pengelol... more Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi, memungkinkan pengelola proyek untuk memilih salah satu metode pelaksanaan konstruksi tertentu dari beberapa alternatif metode pelaksanaan konstruksi yang ada. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengelola proyek adalah mengganti cara-cara konvensional menjadi lebih modern, hal ini memunculkan inovasi sistem pelat menggunakan boundeck sebagai alternatif lain dari sistem pelat konvensional. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa perbandingan Rencana Anggaran Biaya (RAB) antara pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional dengan pekerjaan pelat beton sistem boundeck, pada Pembangunan Gedung Kuliah Bersama Politeknik Negeri Fakfak. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional sebesar Rp. 5.174.957.000,00 sedangkan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundeck sebesar Rp. 5.476.603.000,00. Selisih anggaran biaya dari kedua metode pelaksanaan pekerjaan pelat beton sebesar Rp. 301.646.000,00, di mana anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional lebih ekonomis dibandingkan dengan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundeck.
JCES (Journal of Character Education Society), 2023
Saat ini pembangunan infrastruktur sangat masif dilakukan tidak terkecuali di daerah-daerah pelos... more Saat ini pembangunan infrastruktur sangat masif dilakukan tidak terkecuali di daerah-daerah pelosok. Hal ini tidak terlepas dengan adanya kebijakan pembangunan infrastruktur yang dapat menggunakan Dana Kampung. Keberhasilan pembangunan infrastruktur di kampung sangat dipengaruhi pada tahap perencanaan dan salah satu luaran pada tahap perencanaan adalah dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan infrastruktur. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pemberian pelatihan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kepada aparat kampung di Kampung Sekban. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari tahap pengenalan gambar kerja dan Rencana Anggaran Biaya (RAB), perhitungan volume pekerjaan, analisa harga satuan pekerjaan, analisa kebutuhan bahan, penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan, rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB). Luaran kegiatan yang diharapkan adalah tersusunnya modul penyusunan anggaran biaya sederhana yang dapat digunakan oleh aparat kampung dalam rangka kegiatan perencanaan pembangunan infrastruktur di kampung. Selain itu, melalui pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapa membantu meningkatkan pemahaman aparat kampung dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) infrastruktur kampung.
WAHANA Teknik Sipil, 2022
In the road planning, one of the parameters needed is the value of California Bearing Ratio (CBR)... more In the road planning, one of the parameters needed is the value of California Bearing Ratio (CBR). the value of CBR is used as a parameter to determine the condition of the subgrade. The study was conducted to determine the CBR value and the percentage of the subgrade bearing capacity criteria on the MambrukKadamber road, Fakfak Regency, West Papua. The method used in this study is a field survey using a Dynamic Cone Penetrometer (DCP) on a 1,9 km long track and divided every 50 meters so that the number of test points is 40 points, then the test data are analyzed using the PUPR and Kleyn methods. From the results of the analysis, the largest CBR value is 31,43% and the smallest 4,66% if analyzed using the PUPR method and when using the Kleyn method the largest CBR value is 22,23% and the smallest 3,51% with the avarege difference between both method is 3,27%. It is also known that as many as 10% of points still have poor soil bearing capacity criteria
Jurnal Poli-Teknologi, 2020
The road conditions in the Fakfak Regency area have suffered a lot of damage, this is related to ... more The road conditions in the Fakfak Regency area have suffered a lot of damage, this is related to the subgrade condition of the road in the form of clay. One method that is widely used to improve the characteristics of clay that does not fulfill the requirements as a road subgrade material is to add fly ash. Aim of this study was to determine the value of clay plasticity before and after adding rock ash with the percentage of stone ash 8%, 16%, 32%. From the results of testing on clay soaked for 7 days can reduce the liquid limit value where the largest decrease is 15,24% of the original soil occurs in the addition of 32% fly ash with a value of 66,86%. The plastic limit value also decreased by 20,40% from the original soil with a value of 46,10% at the addition of 32% fly ash. And the plasticity index value experienced the largest decrease in the addition of 32% stone ash with a decrease of 0,97% from the original soil with a value of 20,76%. In clay soil which was brooded for 14 da...
INTEK: Jurnal Penelitian, 2017
SNI 03-6861-1-2002, states that the fine aggregate used in concrete structures should use river s... more SNI 03-6861-1-2002, states that the fine aggregate used in concrete structures should use river sand. However, the use of fine aggregate in Fakfak regency in general is still dependent on sea sand potential is quite large. The purpose of this study were: 1) determine the characteristics of sea sand in Fakfak regency as a component of the concrete mix; 2) determine the strength of concrete resulting from the use of sea sand. This research is an experimental research laboratory by means of sample testing and analysis of the characteristics of aggregates and concrete compressive test using a compression test machine. Results of testing the characteristics of fine aggregate to quarry in Fakfak regency consisting of quarry Kampung Seberang, quarry Kampung Sungai, quarry Tanjung Wagom and coarse aggregate from the quarry Kayuni can generally be used for a mixture of concrete for eligible characteristics of concrete aggregate but fine aggregate (sand) it is best to Tanjung Wagom quarry bec...
EPI International Journal of Engineering, 2021
The development of transportation sector modes, especially air transportation modes, is currently... more The development of transportation sector modes, especially air transportation modes, is currently experiencing very significant development. This is because the mode of air transportation in the form of aircraft can make people move very quickly, unlike land and sea transportation modes which require a longer time. In this regard, an airport that meets the requirements in terms of flight security and safety is needed. The study aimed was to analyze the dimensions of the runway, taxiway, apron and evaluate the feasibility of the runway, taxiway, apron dimensions at Torea Airport in Fakfak Regency, West Papua Province. From the results of the research conducted, it was found that the dimensions of the runway length of Torea Airport have met the minimum requirements set by th e International Civil Aviation Organization (ICAO) in 2016 with a runway length of 1201.8 m Torea Airport but in terms of requirements for the type of aircraft ATR 72-600 does not meet the requirements. While for the standard dimensions of the runway width and the width of the runway shoulder of Torea Airport according to the Regulation of the Ministry of Transportation of the Directorate-General of Civil Aviation Number: KP 39 of 2015 concerning Technical and Operational Standards of Civil Aviation Safety Regulations.
TERAS JURNAL : Jurnal Teknik Sipil, 2022
Perkembangan moda sektor transportasi khususnya moda transportasi udara dewasa ini mengalami perk... more Perkembangan moda sektor transportasi khususnya moda transportasi udara dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan moda transportasi udara berupa pesawat terbang dapat membuat manusia berpindah tempat dengan sangat cepat, tidak seperti moda transportasi darat maupun laut yang memerlukan waktu yang lebih lama. Sehubungan hal tersebut maka dibutuhkan bandar udara yang memenuhi persyaratan dari segi keamanan dan keselamatan penerbangan. Tujuan penelitian untuk menganalisis dimensi landasan pacu (runway) serta mengevaluasi kelayakan dimensi landasan pacu (runway) Bandar Udara Torea di Kabupaten Fakfak Propinsi Papua Barat. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh dimensi panjang landasan pacu Bandar Udara Torea telah memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) tahun 2016 dengan panjang landasan pacu Bandar Udara Torea sepanjang 1201,8 m tetapi dari segi persyaratan untuk jenis pesawat ATR 72-600 belum memenuhi persyaratan sedangkan untuk standar dimensi lebar landasan lacu dan lebar bahu landasan pacu Bandar Udara Torea sesuai Peraturan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 39 Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil.
International Journal of Geomate, 2021
Problematic soil (soft soil), generally require a soil improvement techniques. One of the concept... more Problematic soil (soft soil), generally require a soil improvement techniques. One of the concepts of soil reinforcement is to utilize timber as a material for raft-pile foundation. In this study, a circular containers were used as testing medium for the various model of reinforcement techniques (i.e. pile with different length embedded, raft and raft-pile foundation) including unreinforced model sample. The small-scale model tests were carried out in the laboratory and the numerical analysis conducted by using Plaxis 3D. The raft and pile material using a locally available timber. The results show that the raft-pile foundation shows the smallest vertical deformation (settlement) compared to other types of foundations. The highest settlement reduction was observed in the raft-pile foundation which is almost 65% compared to unreinforced soil. Good agreement results were found between small-scale laboratory model test and numerical modelling, thus indicating the potential used of this foundation type by using local timber.
Teras Jurnal, 2020
Abstrak Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi, memungkinkan ... more Abstrak Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi, memungkinkan pengelola proyek untuk memilih salah satu metode pelaksanaan konstruksi tertentu dari beberapa alternatif metode pelaksanaan konstruksi yang ada. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengelola proyek adalah mengganti cara-cara konvensional menjadi lebih modern, hal ini memunculkan inovasi sistem pelat menggunakan boundeck sebagai alternatif lain dari sistem pelat konvensional. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa perbandingan Rencana Anggaran Biaya (RAB) antara pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional dengan pekerjaan pelat beton sistem boundeck, pada Pembangunan Gedung Kuliah Bersama Politeknik Negeri Fakfak. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional sebesar Rp. 5.174.957.000,00 sedangkan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundeck sebesar Rp. 5.476.603.000,00. Selisih anggaran biaya dari kedua metode pelaksanaan pekerjaan pelat beton sebesar Rp. 301.646.000,00, di mana anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional lebih ekonomis dibandingkan dengan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundeck. Kata kunci: Pelat beton sistem konvensional, pelat beton sistem boundeck, rencana anggaran biaya, analisa harga satuan. Abstract With the rapid technological advances in the construction world, it allows project managers to choose one particular method of construction implementation from several alternative methods of implementation of existing construction.
Jurnal ISAINTEK, 2018
Some questions that are often found in clay are high plasticity value, relatively large shrinkage... more Some questions that are often found in clay are high plasticity value, relatively large shrinkage, and low shear strength. One of the methods used to overcome this problem is by stabilizing it using Abu Batu. Addition using stone ash containing silica rock which is very fine and amorphous poisonous silica. This study aims to study the physical and mechanical characteristics of clay and determine the effect of rock ash on the shear strength of clay soils with variations of 0%, 7%, 14%, and 21% with a curing duration of 7 days. From the results of testing the physical and mechanical characteristics obtained from the soil belong to the class of organic clay with high plasticity. Addition of stone ash with curing duration for 7 days in clay can increase the value of the deep shear angle and the value of cohesion. The increase in the value of the shear angle at its peak at 7% rock ash mixture was 18.37 ᴼ with the percentage increase of 20.886% of the original soil on the increase in the highest cohesion value in the 14% rock ash mixture amounted to 28,733 kPa, with a percentage increase of 53,366%. Keywords-shear strength, rock ash, soil stabilization, clay soil. Abstrak-Beberapa permasalahan yang sering dijumpai pada tanah lempung yaitu nilai plastisitas yang tinggi, kembang susut yang relatif besar, dan kekuatan geser yang rendah. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara distabilisasi menggunakan Abu Batu. Penambahan menggunakan abu batu dikarenakan abu batu mengandung senyawa silica yang sangat halus dan bersifat amorf. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mekanis tanah lempung dan mengetahui pengaruh penambahan abu batu terhadap kuat geser tanah lempung dengan variasi 0%, 7%, 14%, dan 21% dengan lama pemeraman 7 hari. Dari hasil pengujian karakteristik fisik dan mekanis diperoleh bahwa tanah tersebut masuk pada golongan tanah lempung organik dengan plastisitas tinggi. Penambahan abu batu dengan lama pemeraman selama 7 hari pada tanah lempung dapat meningkatkan nilai sudut geser dalam dan nilai kohesi. Peningkatan nilai sudut geser dalam dengan puncaknya pada 7 % campuran abu batu sebesar 18,37ᴼ dengan persentase kenaikan sebesar 20,886% dari tanah asli sedangkan peningkatan Nilai kohesi tertinggi terdapat pada persentase campuran 14% abu batu yaitu sebesar 28,733 kPa, dengan persentase peningktan sebesar 53,366%. Kata Kunci-shear strength, rock ash, soil stabilization, clay soil.
Jurnal Poli-Teknologi, 2020
The road conditions in the Fakfak Regency area have suffered a lot of damage, this is related to ... more The road conditions in the Fakfak Regency area have suffered a lot of damage, this is related to the subgrade condition of the road in the form of clay. One method that is widely used to improve the characteristics of clay that does not fulfill the requirements as a road subgrade material is to add fly ash. Aim of this study was to determine the value of clay plasticity before and after adding rock ash with the percentage of stone ash 8%, 16%, 32%. From the results of testing on clay soaked for 7 days can reduce the liquid limit value where the largest decrease is 15,24% of the original soil occurs in the addition of 32% fly ash with a value of 66,86%. The plastic limit value also decreased by 20,40% from the original soil with a value of 46,10% at the addition of 32% fly ash. And the plasticity index value experienced the largest decrease in the addition of 32% stone ash with a decrease of 0,97% from the original soil with a value of 20,76%. In clay soil which was brooded for 14 days the largest liquid limit value decreased which was 18.72% of the original soil occurred in the addition of 32% fly ash with a value of 64,11%. The plastic limit value also decreased by 21,77% from the original land with a value of 45,31% at the addition of 32% fly ash. And the plasticity index value experienced the largest decrease in the addition of 32% stone ash with a decrease of 10,32% from the original land with a value of 18,80%. ABSTRAK Kondisi jalan di daerah Kabupaten Fakfak banyak mengalami kerusakan, hal ini berkaitan dengan kondisi tanah dasar (subgrade) jalan yang berupa lapisan tanah lempung. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk memperbaiki sifat tanah lempung yang tidak memenuhi syarat sebagai material subgrade jalan adalah dengan menambahkan abu batu (fly ash). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai plastisitas tanah lempung sebelum dan sesudah ditambahkan abu batu dengan persentase abu batu 8%, 16%, 32%. Dari hasil pengujian pada tanah lempung yang diperam selama 7 hari dapat menurunkan nilai batas cair dimana penurunan terbesar yaitu 15,24% dari tanah asli terjadi pada penambahan 32% abu batu dengan nilai 66,86%. Untuk nilai batas plastis juga mengalami penurunan sebesar 20,40% dari tanah asli dengan nilai 46,10% pada penambahan 32% abu batu. Dan nilai indeks plastisitas mengalami penurunan terbesar pada penambahan 32% abu batu dengan persentase penurunan 0,97% dari tanah asli dengan nilai 20,76%. Pada tanah lempung yang diperam selama 14 hari mengalami penurunan nilai batas cair terbesar yaitu 18,72% dari tanah asli terjadi pada penambahan 32% abu batu dengan nilai 64,11%. Untuk nilai batas plastis juga mengalami penurunan sebesar 21,77% dari tanah asli dengan nilai 45,31% pada penambahan 32% abu batu. Dan nilai indeks plastisitas mengalami penurunan terbesar pada penambahan 32% abu batu dengan persentase penurunan 10,32% dari tanah asli dengan nilai 18,80%. Katakunsi : plastisitas, abu batu, batas cair, batas plastis, lempun PENDAHULUAN Tanah merupakan dasar dari suatu konstruksi atau struktur. Pada suatu konstruksi atau struktur sering kita jumpai adanya kerusakan pada bagian pondasi. Kerusakan tersebut kemungkinan diakibatkan oleh kekuatan tanah dasar yang kurang baik dimana potensi pemampatan dan pengembangan tanah yang besar. Suatu konstruksi akan dapat bertahan lama sesuai umur rencana apabila didukung oleh tanah dasar yang baik. Berdasarkan letak geografis suatu POLITEKNOLOGI VOL. 19 NO.
EPI International Journal of Engineering (EPIIJE), 2019
In the construction of public infrastructures, especially road infrastructure, bridge constructio... more In the construction of public infrastructures, especially road infrastructure, bridge construction work plays a very important role besides the construction of the road itself. One of the matters that deserves the attention of the planners in designing a bridge structure is the design of the substructure, this is because the substructure determines the quality and service life of a bridge. Besides, at present many cases of bridge structure failures are caused by failures of the substructure in holding the load acting on the bridge. This study aimed to determine the stability of the abutment to sliding failure and the stability of the abutment to overturning failure on the construction of the Aifa bridge in the Bintuni Bay Regency. From the results of the calculation of the stability of the abutments to sliding failure, when the abutments were in normal conditions, the obtained safety factor (SF) was 1.907. In the condition of the upper structure load was not working, the obtained safety factor (SF) was 1.045 and during earthquake conditions, the obtained safety factor (SF) was 1.419. While the results of the calculation of the stability of the abutments to overturning failure, when the abutments were in normal conditions, the obtained safety factor (SF) was 4.640. In the condition of the upper structure load was not working, the obtained safety factor (SF) was 1.658 and during earthquake conditions, the obtained safety factor (SF) was 3.159. Because the obtained safety factor (SF) values were greater than 1, the stability of the abutment to sliding failure and overturning failure are considered to be safe.
LOGIC : JURNAL RANCANG BANGUN DAN TEKNOLOGI, 2019
The aim of this research to test characteristics of the soil and calculate bearing capacity of th... more The aim of this research to test characteristics of the soil and calculate bearing capacity of the foundation based cone penetration testing data and soil parameters at the Aifa bridge construction field in Fafurwar District, Teluk Bintuni Regency, West Papua Province. Research carried out with survey the construction site of the bridge and conduct a sondir test in accordance with the location of the bridge abutment according to the bridge design drawings. Along with the implementation of sondir test, soil sampling is carried out to be taken to the laboratory for soil characteristics testing. Soil parameter testing carried out in the laboratory, among others, water content test, specific gravity test, unit weight test, Atterberg limit test, soil grain size test, compaction test and shear strength test. From the results of testing the soil characteristics in the laboratory, the type of soil at point 1 is the type of good to bad graded sand soil (SW-SP) with a water content of 17.72%, specific gravity 2.98, liquid limit (LL) = 16,746% included in the non-plastic category. While the location of point 2 is obtained from good to bad graded sand soil type (SW-SP) with a water content of 28.52%, specific gravity 2.73, liquid limit (LL) = 16.746% including the non-plastic category. To analysis of the calculation of the bearing capacity of the foundation Aifa bridge using data from the sondir test results for point 1 was obtained allowable bearing capacity (Q all ) is 4.610,44 kN and for point 2 was obtained allowable bearing capacity (Q all ) is 3.598,43 kN. For calculating bearing capacity of the foundation using soil parameter data for point 1 was obtained bearing capacity allowable (Q all ) is 2.209,93 kN and for point 2 was obtained allowable bearing capacity (Q all ) is 655,41 kN.
Jurnal INTEK Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2017
Abstrak-SNI 03-6861-1-2002, menyebutkan bahwa agregat halus yang digunakan pada struktur beton se... more Abstrak-SNI 03-6861-1-2002, menyebutkan bahwa agregat halus yang digunakan pada struktur beton sebaiknya menggunakan pasir sungai. Namun demikian penggunaan agregat halus di kabupaten Fakfak secara umum masih tergantung pada pasir laut yang potensinya cukup besar. Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui karakteristik pasir laut di Kabupaten Fakfak sebagai penyusun campuran beton; 2) mengetahui kuat tekan beton yang dihasilkan akibat penggunaan pasir laut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan cara pengujian sampel dan analisis karakteristik agregat dan uji tekan beton menggunakan compression machine test. Hasil pengujian karakteristik agregat halus untuk quarry di Kabupaten Fakfak yang terdiri atas quarry Kampung Seberang, quarry Kampung Sungai, quarry Tanjung Wagom dan agregat kasar dari quarry Kayuni secara umum dapat digunakan untuk bahan campuran beton karena memenuhi syarat karakteristik agregat beton tetapi agregat halus (pasir) yang paling baik adalah quarry Tanjung Wagom karena dengan modulus kehalusan 2.93 dan masuk dalam zone 2. Kuat tekan karakteristik yang dihasilkan dari quarry Kampung Seberang 122,84 kg/cm 2 quarry Kampung Sungai 129,59 kg/ cm 2 dan quarry Kampung Tanjung Wagom 144,27 kg/ cm 2 dari mutu beton yang direncanakan 250 kg/ cm 2 atau turun 50,86%, quarry Kampung Sungai 48,16 % dan quarry Tanjung Wagom turun 42,29 % atau kekuatan hanya dicapai pada quarry kampung seberang 49,14%, quarry Kampung Sungai 51,84 % dan quarry Tanjung Wagom turun 57,71%
Jurnal INOVTEK Polbeng, 2017
Abstrak Penggunaan agregat halus di Kabupaten Fakfak sebagai penyusun campuran beton untuk pekerj... more Abstrak Penggunaan agregat halus di Kabupaten Fakfak sebagai penyusun campuran beton untuk pekerjaan konstruksi secara umum masih tergantung pada pasir laut yang potensinya cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui karakteristik pasir laut dan Pasir Sungai ; 2) mengetahui kuat tekan beton yang dihasilkan dari pasir laut dan pasir sungai pada pengujian 3, 7 dan 28 hari. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium berbasis sampel dan analisis karakteristik agregat dan uji tekan beton. Pasir laut Jalan Baru/Reklamasi, pasir sungai Palu dan pasir laut Kampung Seberang secara umum memenuhi persyaratan pengujian karakteristik agregat, namun demikian pasir yang paling baik digunakan adalah pasir laut Jalan Baru/Reklamasi dengan modulus kehalusan 2.183 dan masuk zone 2 (pasir agak kasar). Kuat tekan beton yang paling tinggi dari umur awal beton sampai akhir diperoleh dari pasir laut jalan Baru/Reklamasi dengan kuat tekan sebesar 93.86 kg/cm 2 (umur beton 3 hari), 130.57 kg/cm 2 (umur beton 7 hari), dan 172.61 kg/cm 2 (umur beton 28 hari). Sedangkan kuat tekan beton paling rendah pada umur awal beton (umur beton 3 dan 7 hari) diperoleh dari pasir sungai Palu, dengan kuat tekan sebesar 65.34 kg/cm 2 (umur beton 3 hari), 101.20 kg/cm 2 (umur beton 7 hari) dan 141.74 kg/cm 2 (umur beton 28 hari).
LOGIC : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi, 2018
Abstrak : Stabilisasi tanah dengan menggunakan kapur merupakan salah satu metode stabilisasi tana... more Abstrak : Stabilisasi tanah dengan menggunakan kapur merupakan salah satu metode stabilisasi tanah kimiawi yang paling populer dan paling banyak digunakan di Indonesia, hal ini disebabkan material kapur yang tidak susah diperoleh dan harganya relatif murah. Kondisi jalan di daerah Kabupaten Fakfak banyak mengalami kerusakan, hal ini berkaitan dengan kondisi tanah dasar (subgrade) jalan yang berupa lapisan tanah lempung. Salah satu jenis tanah lempung yang tidak memenuhi syarat adalah tanah lempung yang memiliki nilai plastisitas yang tinggi, karena memiliki potensi pengembangan yang besar dan daya dukung yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai plastisitas tanah lempung di Kabupaten Fakfak yang telah ditambahkan dengan kapur dengan persentase kapur sebesar 4%, 8% dan 12%. Hasil pengujian menunjukkan tanah lempung di Kabupaten Fakfak yang telah ditambahkan dengan campuran kapur sebesar 4% diperoleh nilai batas cair (LL) = 13.45%, batas plastis (PL) = 11.88% dan nilai Indeks Plastisitas (PI) = 0.17%. Untuk campuran kapur sebesar 8% diperoleh nilai batas cair (LL) = 23.76%, batas plastis (PL) = 19.85% dan nilai Indeks Plastisitas (PI) = 3.91%. Sedangkan campuran kapur sebesar 12% diperoleh nilai batas cair (LL) = 25.16%, batas plastis (PL) = 16.20% dan nilai Indeks Plastisitas (PI) = 9.28%.
EPI International Journal of Engineering, 2018
The pile foundation is one of the deep foundation types commonly used to support building loads w... more The pile foundation is one of the deep foundation types commonly used to support building loads when hard soil layers are deeply located. To determine the ultimate bearing capacity of a pile foundation of the load test results, there are several methods commonly used to interpretation test results such as Davisson method, Mazurkiewich method, Chin method, Buttler Hoy method and De Beer method. The aim of this study was to determine the characteristics of soft soil and bakau piles used in the study and to analyze the size of the bearing capacity ultimate of pile foundation that is modeled on a small scale in the laboratory. From the test results of material characteristics of the soil used is organic clay type with medium plasticity with specific gravity 2.75, liquid limit, LL = 50.36% and plasticity index, PI = 13.2%. While the results of testing the characteristics of bakau piles obtained average water content of 21.58%, tensile strength of 18.51 MPa, compressive strength of parallel fiber 23.75 MPa and perpendicular fiber 14.10 MPa, bending strength 106.22 MPa, and strong split 29.91 MPa. From the result of loading test of the foundation model in the laboratory, it is found that the ultimate bearing capacity of the model without foundation is 41.00 kN with the ultimate settlement of 14.00 mm, the model of the 20 cm long bakau piles foundation is 52.00 kN with the ultimate settlement of 13.00 mm, the foundation model a 30 cm long bakau piles foundation of 54.00 kN with a 10.00 mm ultimate settlement, a 40 cm long bakau piles foundation model of 56.00 kN with an ultimate settlement of 8.50 mm.
Riset 1 - Publikasi Ilmiah, 2023
Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, l... more Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Tumbukan lempeng di Indonesia membentuk rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi gunung berapi di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Gunung berapi yang terlihat melingkari kepulauan Indonesia ini dikenal dengan sebutan ring of fire (cincin api). Kondisi ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap berbagai jenis bencana, termasuk gempa bumi. Salah satu dampak yang dapat menyebabkan kerusakan struktural yang parah selama dan setelah peristiwa gempa bumi adalah fenomena likuifaksi yang terjadi pada lapisan tanah berpasir jenuh. Mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh likuifaksi ini, diperlukan upaya untuk meminimalisir dampaknya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan perkuatan tanah menggunakan mikropile yang terbuat dari cerucuk kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik likuifaksi tanah pada embankment yang diperkuat dengan fondasi cerucuk kayu melalui pengujian shaking table. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini melalui uji model di laboratorium menggunakan metode shaking table test dengan variasi model pemasangan cerucuk kayu sebanyak 4 konfigurasi model. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperoleh inovasi model perkuatan cerucuk kayu pada lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi. Model perkuatan cerucuk kayu yang dihasilkan diharapkan mampu mereduksi potensi likuifaksi yang terjadi dengan cara meningkatkan ketahanan geser tanah (soil resistance) dan dapat menjadi salah satu pilihan metode perbaikan tanah (soil reinforcement) ya
SIKLUs : Jurnal Teknik Sipil, 2024
Salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam perencanaan perkerasan landasan pa... more Salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam perencanaan perkerasan landasan pacu bandar udara adalah daya dukung tanah dasar yang baik. Daya dukung tanah dasar pada perkerasan struktur landasan pacu menggunakan parameter berupa nilai CBR. Dalam menentukan daya dukung tanah dasar ini, salah satu metode pengujian yang banyak digunakan yaitu dengan metode pengujian CBR lapangan. Metode ini dipilih karena memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan metode yang lain. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan dan menganalisis nilai CBR tanah dasar pada pembangunan landasan pacu Bandar Udara Siboru melalui pengujian CBR lapangan. Dalam penelitian diambil sampel sepanjang 500 m dengan jumlah titik pengujian sebanyak 10 titik. Metode pengujian yang digunakan mengacu pada ASTM D4229 – 09 dan SNI 1738:2011. Dari hasil penelitian di peroleh nilai CBR tanah dasar terendah sebesar 12,02% dan nilai CBR tertinggi sebesar 24,40%. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan evaluasi nilai CBR bahwa tanah dasar memiliki kategori high (A) dengan interval nilai CBR ≥ 13% pada 8 titik pengujian dan kategori medium (B) dengan interval nilai CBR 8% < CBR < 13% pada 2 titik pengujian.
Abstrak : Stabilisasi tanah dengan menggunakan kapur merupakan salah satu metode stabilisasi tana... more Abstrak : Stabilisasi tanah dengan menggunakan kapur merupakan salah satu metode stabilisasi tanah kimiawi yang paling populer dan paling banyak digunakan di Indonesia, hal ini disebabkan material kapur yang tidak susah diperoleh dan harganya relatif murah. Kondisi jalan di daerah Kabupaten Fakfak banyak mengalami kerusakan, hal ini berkaitan dengan kondisi tanah dasar (subgrade) jalan yang berupa lapisan tanah lempung. Salah satu jenis tanah lempung yang tidak memenuhi syarat adalah tanah lempung yang memiliki nilai plastisitas yang tinggi, karena memiliki potensi pengembangan yang besar dan daya dukung yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai plastisitas tanah lempung di Kabupaten Fakfak yang telah ditambahkan dengan kapur dengan persentase kapur sebesar 4%, 8% dan 12%. Hasil pengujian menunjukkan tanah lempung di Kabupaten Fakfak yang telah ditambahkan dengan campuran kapur sebesar 4% diperoleh nilai batas cair (LL) = 13.45%, batas plastis (PL) = 11.88% dan ni...
TERAS JURNAL, 2020
Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi, memungkinkan pengelol... more Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi, memungkinkan pengelola proyek untuk memilih salah satu metode pelaksanaan konstruksi tertentu dari beberapa alternatif metode pelaksanaan konstruksi yang ada. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengelola proyek adalah mengganti cara-cara konvensional menjadi lebih modern, hal ini memunculkan inovasi sistem pelat menggunakan boundeck sebagai alternatif lain dari sistem pelat konvensional. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa perbandingan Rencana Anggaran Biaya (RAB) antara pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional dengan pekerjaan pelat beton sistem boundeck, pada Pembangunan Gedung Kuliah Bersama Politeknik Negeri Fakfak. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional sebesar Rp. 5.174.957.000,00 sedangkan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundeck sebesar Rp. 5.476.603.000,00. Selisih anggaran biaya dari kedua metode pelaksanaan pekerjaan pelat beton sebesar Rp. 301.646.000,00, di mana anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional lebih ekonomis dibandingkan dengan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundeck.
JCES (Journal of Character Education Society), 2023
Saat ini pembangunan infrastruktur sangat masif dilakukan tidak terkecuali di daerah-daerah pelos... more Saat ini pembangunan infrastruktur sangat masif dilakukan tidak terkecuali di daerah-daerah pelosok. Hal ini tidak terlepas dengan adanya kebijakan pembangunan infrastruktur yang dapat menggunakan Dana Kampung. Keberhasilan pembangunan infrastruktur di kampung sangat dipengaruhi pada tahap perencanaan dan salah satu luaran pada tahap perencanaan adalah dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan infrastruktur. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pemberian pelatihan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kepada aparat kampung di Kampung Sekban. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari tahap pengenalan gambar kerja dan Rencana Anggaran Biaya (RAB), perhitungan volume pekerjaan, analisa harga satuan pekerjaan, analisa kebutuhan bahan, penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan, rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB). Luaran kegiatan yang diharapkan adalah tersusunnya modul penyusunan anggaran biaya sederhana yang dapat digunakan oleh aparat kampung dalam rangka kegiatan perencanaan pembangunan infrastruktur di kampung. Selain itu, melalui pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapa membantu meningkatkan pemahaman aparat kampung dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) infrastruktur kampung.
WAHANA Teknik Sipil, 2022
In the road planning, one of the parameters needed is the value of California Bearing Ratio (CBR)... more In the road planning, one of the parameters needed is the value of California Bearing Ratio (CBR). the value of CBR is used as a parameter to determine the condition of the subgrade. The study was conducted to determine the CBR value and the percentage of the subgrade bearing capacity criteria on the MambrukKadamber road, Fakfak Regency, West Papua. The method used in this study is a field survey using a Dynamic Cone Penetrometer (DCP) on a 1,9 km long track and divided every 50 meters so that the number of test points is 40 points, then the test data are analyzed using the PUPR and Kleyn methods. From the results of the analysis, the largest CBR value is 31,43% and the smallest 4,66% if analyzed using the PUPR method and when using the Kleyn method the largest CBR value is 22,23% and the smallest 3,51% with the avarege difference between both method is 3,27%. It is also known that as many as 10% of points still have poor soil bearing capacity criteria
Jurnal Poli-Teknologi, 2020
The road conditions in the Fakfak Regency area have suffered a lot of damage, this is related to ... more The road conditions in the Fakfak Regency area have suffered a lot of damage, this is related to the subgrade condition of the road in the form of clay. One method that is widely used to improve the characteristics of clay that does not fulfill the requirements as a road subgrade material is to add fly ash. Aim of this study was to determine the value of clay plasticity before and after adding rock ash with the percentage of stone ash 8%, 16%, 32%. From the results of testing on clay soaked for 7 days can reduce the liquid limit value where the largest decrease is 15,24% of the original soil occurs in the addition of 32% fly ash with a value of 66,86%. The plastic limit value also decreased by 20,40% from the original soil with a value of 46,10% at the addition of 32% fly ash. And the plasticity index value experienced the largest decrease in the addition of 32% stone ash with a decrease of 0,97% from the original soil with a value of 20,76%. In clay soil which was brooded for 14 da...
INTEK: Jurnal Penelitian, 2017
SNI 03-6861-1-2002, states that the fine aggregate used in concrete structures should use river s... more SNI 03-6861-1-2002, states that the fine aggregate used in concrete structures should use river sand. However, the use of fine aggregate in Fakfak regency in general is still dependent on sea sand potential is quite large. The purpose of this study were: 1) determine the characteristics of sea sand in Fakfak regency as a component of the concrete mix; 2) determine the strength of concrete resulting from the use of sea sand. This research is an experimental research laboratory by means of sample testing and analysis of the characteristics of aggregates and concrete compressive test using a compression test machine. Results of testing the characteristics of fine aggregate to quarry in Fakfak regency consisting of quarry Kampung Seberang, quarry Kampung Sungai, quarry Tanjung Wagom and coarse aggregate from the quarry Kayuni can generally be used for a mixture of concrete for eligible characteristics of concrete aggregate but fine aggregate (sand) it is best to Tanjung Wagom quarry bec...
EPI International Journal of Engineering, 2021
The development of transportation sector modes, especially air transportation modes, is currently... more The development of transportation sector modes, especially air transportation modes, is currently experiencing very significant development. This is because the mode of air transportation in the form of aircraft can make people move very quickly, unlike land and sea transportation modes which require a longer time. In this regard, an airport that meets the requirements in terms of flight security and safety is needed. The study aimed was to analyze the dimensions of the runway, taxiway, apron and evaluate the feasibility of the runway, taxiway, apron dimensions at Torea Airport in Fakfak Regency, West Papua Province. From the results of the research conducted, it was found that the dimensions of the runway length of Torea Airport have met the minimum requirements set by th e International Civil Aviation Organization (ICAO) in 2016 with a runway length of 1201.8 m Torea Airport but in terms of requirements for the type of aircraft ATR 72-600 does not meet the requirements. While for the standard dimensions of the runway width and the width of the runway shoulder of Torea Airport according to the Regulation of the Ministry of Transportation of the Directorate-General of Civil Aviation Number: KP 39 of 2015 concerning Technical and Operational Standards of Civil Aviation Safety Regulations.
TERAS JURNAL : Jurnal Teknik Sipil, 2022
Perkembangan moda sektor transportasi khususnya moda transportasi udara dewasa ini mengalami perk... more Perkembangan moda sektor transportasi khususnya moda transportasi udara dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan moda transportasi udara berupa pesawat terbang dapat membuat manusia berpindah tempat dengan sangat cepat, tidak seperti moda transportasi darat maupun laut yang memerlukan waktu yang lebih lama. Sehubungan hal tersebut maka dibutuhkan bandar udara yang memenuhi persyaratan dari segi keamanan dan keselamatan penerbangan. Tujuan penelitian untuk menganalisis dimensi landasan pacu (runway) serta mengevaluasi kelayakan dimensi landasan pacu (runway) Bandar Udara Torea di Kabupaten Fakfak Propinsi Papua Barat. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh dimensi panjang landasan pacu Bandar Udara Torea telah memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) tahun 2016 dengan panjang landasan pacu Bandar Udara Torea sepanjang 1201,8 m tetapi dari segi persyaratan untuk jenis pesawat ATR 72-600 belum memenuhi persyaratan sedangkan untuk standar dimensi lebar landasan lacu dan lebar bahu landasan pacu Bandar Udara Torea sesuai Peraturan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 39 Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil.
International Journal of Geomate, 2021
Problematic soil (soft soil), generally require a soil improvement techniques. One of the concept... more Problematic soil (soft soil), generally require a soil improvement techniques. One of the concepts of soil reinforcement is to utilize timber as a material for raft-pile foundation. In this study, a circular containers were used as testing medium for the various model of reinforcement techniques (i.e. pile with different length embedded, raft and raft-pile foundation) including unreinforced model sample. The small-scale model tests were carried out in the laboratory and the numerical analysis conducted by using Plaxis 3D. The raft and pile material using a locally available timber. The results show that the raft-pile foundation shows the smallest vertical deformation (settlement) compared to other types of foundations. The highest settlement reduction was observed in the raft-pile foundation which is almost 65% compared to unreinforced soil. Good agreement results were found between small-scale laboratory model test and numerical modelling, thus indicating the potential used of this foundation type by using local timber.
Teras Jurnal, 2020
Abstrak Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi, memungkinkan ... more Abstrak Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi, memungkinkan pengelola proyek untuk memilih salah satu metode pelaksanaan konstruksi tertentu dari beberapa alternatif metode pelaksanaan konstruksi yang ada. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengelola proyek adalah mengganti cara-cara konvensional menjadi lebih modern, hal ini memunculkan inovasi sistem pelat menggunakan boundeck sebagai alternatif lain dari sistem pelat konvensional. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa perbandingan Rencana Anggaran Biaya (RAB) antara pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional dengan pekerjaan pelat beton sistem boundeck, pada Pembangunan Gedung Kuliah Bersama Politeknik Negeri Fakfak. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional sebesar Rp. 5.174.957.000,00 sedangkan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundeck sebesar Rp. 5.476.603.000,00. Selisih anggaran biaya dari kedua metode pelaksanaan pekerjaan pelat beton sebesar Rp. 301.646.000,00, di mana anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem konvensional lebih ekonomis dibandingkan dengan anggaran biaya pekerjaan pelat beton dengan sistem boundeck. Kata kunci: Pelat beton sistem konvensional, pelat beton sistem boundeck, rencana anggaran biaya, analisa harga satuan. Abstract With the rapid technological advances in the construction world, it allows project managers to choose one particular method of construction implementation from several alternative methods of implementation of existing construction.
Jurnal ISAINTEK, 2018
Some questions that are often found in clay are high plasticity value, relatively large shrinkage... more Some questions that are often found in clay are high plasticity value, relatively large shrinkage, and low shear strength. One of the methods used to overcome this problem is by stabilizing it using Abu Batu. Addition using stone ash containing silica rock which is very fine and amorphous poisonous silica. This study aims to study the physical and mechanical characteristics of clay and determine the effect of rock ash on the shear strength of clay soils with variations of 0%, 7%, 14%, and 21% with a curing duration of 7 days. From the results of testing the physical and mechanical characteristics obtained from the soil belong to the class of organic clay with high plasticity. Addition of stone ash with curing duration for 7 days in clay can increase the value of the deep shear angle and the value of cohesion. The increase in the value of the shear angle at its peak at 7% rock ash mixture was 18.37 ᴼ with the percentage increase of 20.886% of the original soil on the increase in the highest cohesion value in the 14% rock ash mixture amounted to 28,733 kPa, with a percentage increase of 53,366%. Keywords-shear strength, rock ash, soil stabilization, clay soil. Abstrak-Beberapa permasalahan yang sering dijumpai pada tanah lempung yaitu nilai plastisitas yang tinggi, kembang susut yang relatif besar, dan kekuatan geser yang rendah. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara distabilisasi menggunakan Abu Batu. Penambahan menggunakan abu batu dikarenakan abu batu mengandung senyawa silica yang sangat halus dan bersifat amorf. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mekanis tanah lempung dan mengetahui pengaruh penambahan abu batu terhadap kuat geser tanah lempung dengan variasi 0%, 7%, 14%, dan 21% dengan lama pemeraman 7 hari. Dari hasil pengujian karakteristik fisik dan mekanis diperoleh bahwa tanah tersebut masuk pada golongan tanah lempung organik dengan plastisitas tinggi. Penambahan abu batu dengan lama pemeraman selama 7 hari pada tanah lempung dapat meningkatkan nilai sudut geser dalam dan nilai kohesi. Peningkatan nilai sudut geser dalam dengan puncaknya pada 7 % campuran abu batu sebesar 18,37ᴼ dengan persentase kenaikan sebesar 20,886% dari tanah asli sedangkan peningkatan Nilai kohesi tertinggi terdapat pada persentase campuran 14% abu batu yaitu sebesar 28,733 kPa, dengan persentase peningktan sebesar 53,366%. Kata Kunci-shear strength, rock ash, soil stabilization, clay soil.
Jurnal Poli-Teknologi, 2020
The road conditions in the Fakfak Regency area have suffered a lot of damage, this is related to ... more The road conditions in the Fakfak Regency area have suffered a lot of damage, this is related to the subgrade condition of the road in the form of clay. One method that is widely used to improve the characteristics of clay that does not fulfill the requirements as a road subgrade material is to add fly ash. Aim of this study was to determine the value of clay plasticity before and after adding rock ash with the percentage of stone ash 8%, 16%, 32%. From the results of testing on clay soaked for 7 days can reduce the liquid limit value where the largest decrease is 15,24% of the original soil occurs in the addition of 32% fly ash with a value of 66,86%. The plastic limit value also decreased by 20,40% from the original soil with a value of 46,10% at the addition of 32% fly ash. And the plasticity index value experienced the largest decrease in the addition of 32% stone ash with a decrease of 0,97% from the original soil with a value of 20,76%. In clay soil which was brooded for 14 days the largest liquid limit value decreased which was 18.72% of the original soil occurred in the addition of 32% fly ash with a value of 64,11%. The plastic limit value also decreased by 21,77% from the original land with a value of 45,31% at the addition of 32% fly ash. And the plasticity index value experienced the largest decrease in the addition of 32% stone ash with a decrease of 10,32% from the original land with a value of 18,80%. ABSTRAK Kondisi jalan di daerah Kabupaten Fakfak banyak mengalami kerusakan, hal ini berkaitan dengan kondisi tanah dasar (subgrade) jalan yang berupa lapisan tanah lempung. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk memperbaiki sifat tanah lempung yang tidak memenuhi syarat sebagai material subgrade jalan adalah dengan menambahkan abu batu (fly ash). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai plastisitas tanah lempung sebelum dan sesudah ditambahkan abu batu dengan persentase abu batu 8%, 16%, 32%. Dari hasil pengujian pada tanah lempung yang diperam selama 7 hari dapat menurunkan nilai batas cair dimana penurunan terbesar yaitu 15,24% dari tanah asli terjadi pada penambahan 32% abu batu dengan nilai 66,86%. Untuk nilai batas plastis juga mengalami penurunan sebesar 20,40% dari tanah asli dengan nilai 46,10% pada penambahan 32% abu batu. Dan nilai indeks plastisitas mengalami penurunan terbesar pada penambahan 32% abu batu dengan persentase penurunan 0,97% dari tanah asli dengan nilai 20,76%. Pada tanah lempung yang diperam selama 14 hari mengalami penurunan nilai batas cair terbesar yaitu 18,72% dari tanah asli terjadi pada penambahan 32% abu batu dengan nilai 64,11%. Untuk nilai batas plastis juga mengalami penurunan sebesar 21,77% dari tanah asli dengan nilai 45,31% pada penambahan 32% abu batu. Dan nilai indeks plastisitas mengalami penurunan terbesar pada penambahan 32% abu batu dengan persentase penurunan 10,32% dari tanah asli dengan nilai 18,80%. Katakunsi : plastisitas, abu batu, batas cair, batas plastis, lempun PENDAHULUAN Tanah merupakan dasar dari suatu konstruksi atau struktur. Pada suatu konstruksi atau struktur sering kita jumpai adanya kerusakan pada bagian pondasi. Kerusakan tersebut kemungkinan diakibatkan oleh kekuatan tanah dasar yang kurang baik dimana potensi pemampatan dan pengembangan tanah yang besar. Suatu konstruksi akan dapat bertahan lama sesuai umur rencana apabila didukung oleh tanah dasar yang baik. Berdasarkan letak geografis suatu POLITEKNOLOGI VOL. 19 NO.
EPI International Journal of Engineering (EPIIJE), 2019
In the construction of public infrastructures, especially road infrastructure, bridge constructio... more In the construction of public infrastructures, especially road infrastructure, bridge construction work plays a very important role besides the construction of the road itself. One of the matters that deserves the attention of the planners in designing a bridge structure is the design of the substructure, this is because the substructure determines the quality and service life of a bridge. Besides, at present many cases of bridge structure failures are caused by failures of the substructure in holding the load acting on the bridge. This study aimed to determine the stability of the abutment to sliding failure and the stability of the abutment to overturning failure on the construction of the Aifa bridge in the Bintuni Bay Regency. From the results of the calculation of the stability of the abutments to sliding failure, when the abutments were in normal conditions, the obtained safety factor (SF) was 1.907. In the condition of the upper structure load was not working, the obtained safety factor (SF) was 1.045 and during earthquake conditions, the obtained safety factor (SF) was 1.419. While the results of the calculation of the stability of the abutments to overturning failure, when the abutments were in normal conditions, the obtained safety factor (SF) was 4.640. In the condition of the upper structure load was not working, the obtained safety factor (SF) was 1.658 and during earthquake conditions, the obtained safety factor (SF) was 3.159. Because the obtained safety factor (SF) values were greater than 1, the stability of the abutment to sliding failure and overturning failure are considered to be safe.
LOGIC : JURNAL RANCANG BANGUN DAN TEKNOLOGI, 2019
The aim of this research to test characteristics of the soil and calculate bearing capacity of th... more The aim of this research to test characteristics of the soil and calculate bearing capacity of the foundation based cone penetration testing data and soil parameters at the Aifa bridge construction field in Fafurwar District, Teluk Bintuni Regency, West Papua Province. Research carried out with survey the construction site of the bridge and conduct a sondir test in accordance with the location of the bridge abutment according to the bridge design drawings. Along with the implementation of sondir test, soil sampling is carried out to be taken to the laboratory for soil characteristics testing. Soil parameter testing carried out in the laboratory, among others, water content test, specific gravity test, unit weight test, Atterberg limit test, soil grain size test, compaction test and shear strength test. From the results of testing the soil characteristics in the laboratory, the type of soil at point 1 is the type of good to bad graded sand soil (SW-SP) with a water content of 17.72%, specific gravity 2.98, liquid limit (LL) = 16,746% included in the non-plastic category. While the location of point 2 is obtained from good to bad graded sand soil type (SW-SP) with a water content of 28.52%, specific gravity 2.73, liquid limit (LL) = 16.746% including the non-plastic category. To analysis of the calculation of the bearing capacity of the foundation Aifa bridge using data from the sondir test results for point 1 was obtained allowable bearing capacity (Q all ) is 4.610,44 kN and for point 2 was obtained allowable bearing capacity (Q all ) is 3.598,43 kN. For calculating bearing capacity of the foundation using soil parameter data for point 1 was obtained bearing capacity allowable (Q all ) is 2.209,93 kN and for point 2 was obtained allowable bearing capacity (Q all ) is 655,41 kN.
Jurnal INTEK Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2017
Abstrak-SNI 03-6861-1-2002, menyebutkan bahwa agregat halus yang digunakan pada struktur beton se... more Abstrak-SNI 03-6861-1-2002, menyebutkan bahwa agregat halus yang digunakan pada struktur beton sebaiknya menggunakan pasir sungai. Namun demikian penggunaan agregat halus di kabupaten Fakfak secara umum masih tergantung pada pasir laut yang potensinya cukup besar. Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui karakteristik pasir laut di Kabupaten Fakfak sebagai penyusun campuran beton; 2) mengetahui kuat tekan beton yang dihasilkan akibat penggunaan pasir laut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan cara pengujian sampel dan analisis karakteristik agregat dan uji tekan beton menggunakan compression machine test. Hasil pengujian karakteristik agregat halus untuk quarry di Kabupaten Fakfak yang terdiri atas quarry Kampung Seberang, quarry Kampung Sungai, quarry Tanjung Wagom dan agregat kasar dari quarry Kayuni secara umum dapat digunakan untuk bahan campuran beton karena memenuhi syarat karakteristik agregat beton tetapi agregat halus (pasir) yang paling baik adalah quarry Tanjung Wagom karena dengan modulus kehalusan 2.93 dan masuk dalam zone 2. Kuat tekan karakteristik yang dihasilkan dari quarry Kampung Seberang 122,84 kg/cm 2 quarry Kampung Sungai 129,59 kg/ cm 2 dan quarry Kampung Tanjung Wagom 144,27 kg/ cm 2 dari mutu beton yang direncanakan 250 kg/ cm 2 atau turun 50,86%, quarry Kampung Sungai 48,16 % dan quarry Tanjung Wagom turun 42,29 % atau kekuatan hanya dicapai pada quarry kampung seberang 49,14%, quarry Kampung Sungai 51,84 % dan quarry Tanjung Wagom turun 57,71%
Jurnal INOVTEK Polbeng, 2017
Abstrak Penggunaan agregat halus di Kabupaten Fakfak sebagai penyusun campuran beton untuk pekerj... more Abstrak Penggunaan agregat halus di Kabupaten Fakfak sebagai penyusun campuran beton untuk pekerjaan konstruksi secara umum masih tergantung pada pasir laut yang potensinya cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui karakteristik pasir laut dan Pasir Sungai ; 2) mengetahui kuat tekan beton yang dihasilkan dari pasir laut dan pasir sungai pada pengujian 3, 7 dan 28 hari. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium berbasis sampel dan analisis karakteristik agregat dan uji tekan beton. Pasir laut Jalan Baru/Reklamasi, pasir sungai Palu dan pasir laut Kampung Seberang secara umum memenuhi persyaratan pengujian karakteristik agregat, namun demikian pasir yang paling baik digunakan adalah pasir laut Jalan Baru/Reklamasi dengan modulus kehalusan 2.183 dan masuk zone 2 (pasir agak kasar). Kuat tekan beton yang paling tinggi dari umur awal beton sampai akhir diperoleh dari pasir laut jalan Baru/Reklamasi dengan kuat tekan sebesar 93.86 kg/cm 2 (umur beton 3 hari), 130.57 kg/cm 2 (umur beton 7 hari), dan 172.61 kg/cm 2 (umur beton 28 hari). Sedangkan kuat tekan beton paling rendah pada umur awal beton (umur beton 3 dan 7 hari) diperoleh dari pasir sungai Palu, dengan kuat tekan sebesar 65.34 kg/cm 2 (umur beton 3 hari), 101.20 kg/cm 2 (umur beton 7 hari) dan 141.74 kg/cm 2 (umur beton 28 hari).
LOGIC : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi, 2018
Abstrak : Stabilisasi tanah dengan menggunakan kapur merupakan salah satu metode stabilisasi tana... more Abstrak : Stabilisasi tanah dengan menggunakan kapur merupakan salah satu metode stabilisasi tanah kimiawi yang paling populer dan paling banyak digunakan di Indonesia, hal ini disebabkan material kapur yang tidak susah diperoleh dan harganya relatif murah. Kondisi jalan di daerah Kabupaten Fakfak banyak mengalami kerusakan, hal ini berkaitan dengan kondisi tanah dasar (subgrade) jalan yang berupa lapisan tanah lempung. Salah satu jenis tanah lempung yang tidak memenuhi syarat adalah tanah lempung yang memiliki nilai plastisitas yang tinggi, karena memiliki potensi pengembangan yang besar dan daya dukung yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai plastisitas tanah lempung di Kabupaten Fakfak yang telah ditambahkan dengan kapur dengan persentase kapur sebesar 4%, 8% dan 12%. Hasil pengujian menunjukkan tanah lempung di Kabupaten Fakfak yang telah ditambahkan dengan campuran kapur sebesar 4% diperoleh nilai batas cair (LL) = 13.45%, batas plastis (PL) = 11.88% dan nilai Indeks Plastisitas (PI) = 0.17%. Untuk campuran kapur sebesar 8% diperoleh nilai batas cair (LL) = 23.76%, batas plastis (PL) = 19.85% dan nilai Indeks Plastisitas (PI) = 3.91%. Sedangkan campuran kapur sebesar 12% diperoleh nilai batas cair (LL) = 25.16%, batas plastis (PL) = 16.20% dan nilai Indeks Plastisitas (PI) = 9.28%.
EPI International Journal of Engineering, 2018
The pile foundation is one of the deep foundation types commonly used to support building loads w... more The pile foundation is one of the deep foundation types commonly used to support building loads when hard soil layers are deeply located. To determine the ultimate bearing capacity of a pile foundation of the load test results, there are several methods commonly used to interpretation test results such as Davisson method, Mazurkiewich method, Chin method, Buttler Hoy method and De Beer method. The aim of this study was to determine the characteristics of soft soil and bakau piles used in the study and to analyze the size of the bearing capacity ultimate of pile foundation that is modeled on a small scale in the laboratory. From the test results of material characteristics of the soil used is organic clay type with medium plasticity with specific gravity 2.75, liquid limit, LL = 50.36% and plasticity index, PI = 13.2%. While the results of testing the characteristics of bakau piles obtained average water content of 21.58%, tensile strength of 18.51 MPa, compressive strength of parallel fiber 23.75 MPa and perpendicular fiber 14.10 MPa, bending strength 106.22 MPa, and strong split 29.91 MPa. From the result of loading test of the foundation model in the laboratory, it is found that the ultimate bearing capacity of the model without foundation is 41.00 kN with the ultimate settlement of 14.00 mm, the model of the 20 cm long bakau piles foundation is 52.00 kN with the ultimate settlement of 13.00 mm, the foundation model a 30 cm long bakau piles foundation of 54.00 kN with a 10.00 mm ultimate settlement, a 40 cm long bakau piles foundation model of 56.00 kN with an ultimate settlement of 8.50 mm.