Fauziah Sukamto | Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung (original) (raw)

Papers by Fauziah Sukamto

Research paper thumbnail of Ciri Inovasi Pendidikan

B. Milles (1973:14) menulis bahwa inovasi sebagai spesies dari jenis perubahan (innovation is a s... more B. Milles (1973:14) menulis bahwa inovasi sebagai spesies dari jenis perubahan (innovation is a species of the genus change), yaitu suatu perubahan yang sifatnya khusus (specific), memiliki nuansa kebaruan (novel), dan disengaja melalui suatu program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu (planned and deliberate), serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu (goals of the system).

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN

Dengan evaluasi, maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula... more Dengan evaluasi, maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula orang dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Tanpa evaluasi, orang tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Adapun perbedaannya terletak pada konteks penggunaannya. Penilaian (assessment) digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, seperti guru menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian dari sistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk mengevaluasi suatu program, baik pada level terbatas maupun pada level yang luas. Dalam makalah ini hanya dibicarakan masalah konsep dasar evaluasi hasil belajar meskipun dalam pembicaraan tentang evaluasi hasil belajar ini juga disinggung masalah konsep dasar evaluasi pembelajaran. Hal ini tentu saja terjadi karena evaluasi belajar dan evaluasi pembelajaran menurut penulis tak dapat dipisahkan.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Pendekatan Psikologi dalam Memahami Makna Pembelajaran

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Pengaruh Tujuan dalam Penentuan Strategi dan Metode Pembelajaran

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of 15 Metode dalam Pembelajaran

Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang ter... more Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Berikut beberapa metode pembelajaran beserta kelebihan dan kekurangannya:

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of UNESCO's Four Pillars of Education

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of PRINSIP PENGULANGAN DALAM PEMBELAJARAN

Menurut teori Psikologi Daya, belajar merupakan upaya melatih berbagai kemampuan yang dimiliki ol... more Menurut teori Psikologi Daya, belajar merupakan upaya melatih berbagai kemampuan yang dimiliki oleh manusia seperti mengamati, menganggapi, mengingat, menghayal, merasakan, dan berpikir. Dengan melakukan latihan yang bersifat mengulang, berbagai kemampuan tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih secara berulang-ulang akan menjadi sempurna. Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori Koneksionisme, tokohnya yang terkenal adalah Thorndike dengan teorinya yang terkenal pula yaitu " law of exercise " bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar timbulnya respon yang benar. Sedangkan menurut Psikologi Connditioning, belajar adalah membentuk suatu kebiasaan dan stimulus yang dapat berupa stimulus sebenarnya maupun stimulus penyerta (Dimyati dan Mudjiono, 2006:46). Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam pembelajaran walaupun dengan tujuan yang berbeda. Teori yang pertama menekankan pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan teori yang kedua dan ketiga menekankan pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan. Hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan hilang sama sekali jika jarang atau tidak pernah digunakan. Oleh karena itu, perlu banyak latihan, pengulangan, dan pembiasaan. Santrock (2008:316) setiap informasi yang diterima akan disandikan, disimpan dalam memori, dipertahankan dalam memori, dan diungkap kembali jika informasi tersebut dibutuhkan. Informasi akan lebih lama tersimpan dalam memori jika informasi yang diterima mempunyai kesan yang baik bukan hanya sekedar informasi, informasi diterima dengan elaborasi, mengkonstruksi gambar secara mental, dan mengepak informasi dalam unit-unit yang mudah diingat. DAFTAR PUSTAKA

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Cara Menulis Esai Analisis by WikiHow

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Perbandingan Model Congruence dan Illumination dalam Evaluasi Kurikulum

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Model Administratif Dalam Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum model Administratif disebut juga dengan istilah dari atas ke bawah (top do... more Pengembangan kurikulum model Administratif disebut juga dengan istilah dari atas ke bawah (top down) atau staf lini (line-staff procedure), artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijkan berkaitan dengan pengembangan kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam pengembangan kurikulum. Langkah kedua adalah membentuk suatu tim panitia pelaksana atau komisi untuk mengembangkan kurikulum yang didukung oleh beberapa anggota yang terdiri dari para ahli, yaitu: ahli pendidikan, kurikulum, disiplin ilmu, tokoh masyarakat, tim pelaksana pendidikan, dan pihak dunia kerja. Tim ini bertugas untuk mengembangkan konsep-konsep umum, landasan, rujukan, maupun strategi pengembangan kurikulum yang selanjutnya menyusun kurikulum secara operasional berkaitan dengan pengembangan atau perumusan tujuan pendidikan maupun pembelajaran, pemilihan dan penyusunan rambu-rambu dan substansi materi pelajaran, menyusun alternatif proses pembelajaran, dan menentukan penilaian pembelajaran. Kurikulum yang sudah selesai disusun kemudian diajukan untuk diperiksa dan diperbaiki oleh tim pengarah. Tim ini melakukan penyesuaian antara aspek-aspek kurikulum secara terkoordinasi dan menyiapkan secara istem dalam rangka uji coba maupun dalam rangka sosialisasi dan penyebarluasan (deiminasi). Setelah perbaikan atau penyempurnaan, kurikulum terebut perlu diujicobakan secara nyata di beberapa sekolah yang dianggap representatif. Pelaksanaan uji coba adalah tenaga professional sebagai pelaksana lapangan, yaitu kepala sekolah dan guru-guru yang tidak dilibatkan dalam penyusunan kurikulum. Agar uji coba tersebut menghasilkan masukan yang efektif, maka diperlukan kegiatan monitoring dan evaluasi yang fungsinya untuk memperbaiki atau menyempurnakan berdasarkan pelaksanaan di lapangan.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Mind Map Klasifikasi Perusahaan

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Tipe-Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pada dasarnya, tipe-tipe pengembangan kurikulum merupakan tingkat ketepatan (validity) dan keteta... more Pada dasarnya, tipe-tipe pengembangan kurikulum merupakan tingkat ketepatan (validity) dan ketetapan (reliability) prinsip yang digunakan. Hal ini ada kaitannya dengan sumber-sumber dari prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri. Ada data, fakta, konsep, dan prinsip yang tingkat kepercayaannya tidak diragukan lagi karena sudah dibuktikan secara empiris melalui suatu penelitian yang berulang-ulang. Ada pula data yang sudah terbukti secara empiris, tetapi masih terbatas dalam kasus-kasus tertentu sehingga belum bisa digeneralisasikan. Bahkan, ada pula data yang belum dibuktikan dalam suatu penelitian, tetapi sudah terbukti dalam kehidupan, dan menurut akal sehat dipandang logis, baik dan berguna. Merujuk pada hal diatas, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip, yaitu anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (whole truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (hypothesis). Anggapan kebenaran utuh adalah fakta, konsep dan prinip yang diperoleh serta telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa diberlakukan di tempat yang berbeda. Tipe prinsip kategori ini tidak akan mendapat tantangan atau kritik karena sudah diyakini oleh orang-orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum. Anggapan kebenaran parsial, yaitu suatu fakta, konsep dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus, tetapi sifatnya maih belum bisa digeneralisasikan. Mengingat anggapan tersebut dianggap baik dan bermanfaat, maka tipe prinsip ini bisa digunakan. Namun dalam penggunaannya masih mengundang pro dan kontra. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian atau hipotesis yaitu prinsip kerja yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, judgement dan pemikiran akal sehat. Sebagaimana halnya dengan prinsip tipe kebenaran parsial, prinsip tipe hipotesis juga masih memungkinkan adanya tantangan atau kritikan dalam penggunaannya.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Hubungan Masyarakat dan Kurikulum Sebagai Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum

Menurut Daud Yusuf (1982) terdapat tiga sumber nilai yang ada dalam masyarakat untuk dikembangkan... more Menurut Daud Yusuf (1982) terdapat tiga sumber nilai yang ada dalam masyarakat untuk dikembangkan melalui proes pendidikan, yaitu: logika, estetika, dan etika. Logikia adalah aspek pengetahuan dan penalaran, estetika berkaitan dengan aspek emosi atau perasaan, dan etika berkaitan dengan aspek nilai. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan adalah nilai-nilai yang bersumber pada logika (pikiran). Sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada hakikatnya adalah hasil kebudayaan manusia, maka kehidupan manusia semakin luas, semakin meningkat sehingga tuntutan hidup pun semakin tinggi. Penerapan teori, prinsip, hukum, dan konsep-konsep yang terdapat dalam semua ilmu pengetahuan yang ada dalam kurikulum, harus disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarkat setempat, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa lebih bermakna dalam hidupnya. Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan kebutuhan masyarakat dan perkembangan masyarakat. Tyler (1946), Taba (1962), Tanner dan Tanner (1984) menyatakan bahwa tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang hanya berdasarkan pada keterampilan dasar saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang bersifat teknologis dan mengglobal. Akan tetapi, pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu dan keterkaitannya dengan lingkungan soial setempat. Berdasarkan uraian diatas, sangatlah penting memerhatikan faktor dan karakteristik masyarakat dalam pengembangan kurikulum. Salah satu ciri masyarakat adalah selalu berkembang. Perkembangan masyarakat dipengaruhi oleh falsafah hidup, nilai-nilai, IPTEK, dan kebutuhan yang adadalam mayarakat. Perkembangan masyarakat menuntut tersedianya proses pendidikan yang relevan. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat diperlukan kurikulum yang landaan pengembangannya memerhatikan faktor perkembangan masyarakat.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Kedudukan Media dalam Pembelajaran Sebagai Salah Satu Komponen Kurikulum

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harf... more Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai 'perantara'. Menurut Heinich, Molenda, dan Russel (1990) Media is a channel of communication. Derived from the latin word for " between " , the term refers " to anything that carries information between a source and a receiver. Sementara itu, mengenai efektivitas media, Brown (1970) menggarisbawahi bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat memengaruhi efektivitas program belajar mengajar. Kontribusi media terhadap pembelajaran menurut Kemp and Dayton (1985:24), adalah (1) penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar; (2) pembelajaran dapat lebih menarik; (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar; (4) waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; (5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan; (6) proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan; (7) ikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan; (8) peran guru berubah kearah yang positif. Kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karna metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntukan media apa yang dapat diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Media pembelajaran harus memberikan motivasi belajar kepada siswa. Selain itu, media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. DAFTAR PUSTAKA Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers. Kemp, Jerrold E. 1994. Designing Effective Instruction. New York: MacMillan Publisher

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of PENGERTIAN, PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM.docx

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategus dalam seluruh as... more Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategus dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Pada penulisan ini akan dibahas mengenai dasar-dasar kurikulum yang berkenaan dengan pengertian, peran, dan fungsi dari kurikulum.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Books by Fauziah Sukamto

Research paper thumbnail of Satanic Finance

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Conference Presentations by Fauziah Sukamto

Research paper thumbnail of Evaluasi Pembelajaran

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of JUAL BELI DALAM LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of BUDAYA PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN KARAKTER PADA ANAK YANG MULAI LUNTUR DI ERA MODERN

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Ciri Inovasi Pendidikan

B. Milles (1973:14) menulis bahwa inovasi sebagai spesies dari jenis perubahan (innovation is a s... more B. Milles (1973:14) menulis bahwa inovasi sebagai spesies dari jenis perubahan (innovation is a species of the genus change), yaitu suatu perubahan yang sifatnya khusus (specific), memiliki nuansa kebaruan (novel), dan disengaja melalui suatu program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu (planned and deliberate), serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu (goals of the system).

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN

Dengan evaluasi, maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula... more Dengan evaluasi, maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula orang dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Tanpa evaluasi, orang tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Adapun perbedaannya terletak pada konteks penggunaannya. Penilaian (assessment) digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, seperti guru menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian dari sistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk mengevaluasi suatu program, baik pada level terbatas maupun pada level yang luas. Dalam makalah ini hanya dibicarakan masalah konsep dasar evaluasi hasil belajar meskipun dalam pembicaraan tentang evaluasi hasil belajar ini juga disinggung masalah konsep dasar evaluasi pembelajaran. Hal ini tentu saja terjadi karena evaluasi belajar dan evaluasi pembelajaran menurut penulis tak dapat dipisahkan.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Pendekatan Psikologi dalam Memahami Makna Pembelajaran

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Pengaruh Tujuan dalam Penentuan Strategi dan Metode Pembelajaran

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of 15 Metode dalam Pembelajaran

Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang ter... more Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Berikut beberapa metode pembelajaran beserta kelebihan dan kekurangannya:

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of UNESCO's Four Pillars of Education

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of PRINSIP PENGULANGAN DALAM PEMBELAJARAN

Menurut teori Psikologi Daya, belajar merupakan upaya melatih berbagai kemampuan yang dimiliki ol... more Menurut teori Psikologi Daya, belajar merupakan upaya melatih berbagai kemampuan yang dimiliki oleh manusia seperti mengamati, menganggapi, mengingat, menghayal, merasakan, dan berpikir. Dengan melakukan latihan yang bersifat mengulang, berbagai kemampuan tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih secara berulang-ulang akan menjadi sempurna. Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori Koneksionisme, tokohnya yang terkenal adalah Thorndike dengan teorinya yang terkenal pula yaitu " law of exercise " bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar timbulnya respon yang benar. Sedangkan menurut Psikologi Connditioning, belajar adalah membentuk suatu kebiasaan dan stimulus yang dapat berupa stimulus sebenarnya maupun stimulus penyerta (Dimyati dan Mudjiono, 2006:46). Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam pembelajaran walaupun dengan tujuan yang berbeda. Teori yang pertama menekankan pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan teori yang kedua dan ketiga menekankan pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan. Hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan hilang sama sekali jika jarang atau tidak pernah digunakan. Oleh karena itu, perlu banyak latihan, pengulangan, dan pembiasaan. Santrock (2008:316) setiap informasi yang diterima akan disandikan, disimpan dalam memori, dipertahankan dalam memori, dan diungkap kembali jika informasi tersebut dibutuhkan. Informasi akan lebih lama tersimpan dalam memori jika informasi yang diterima mempunyai kesan yang baik bukan hanya sekedar informasi, informasi diterima dengan elaborasi, mengkonstruksi gambar secara mental, dan mengepak informasi dalam unit-unit yang mudah diingat. DAFTAR PUSTAKA

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Cara Menulis Esai Analisis by WikiHow

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Perbandingan Model Congruence dan Illumination dalam Evaluasi Kurikulum

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Model Administratif Dalam Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum model Administratif disebut juga dengan istilah dari atas ke bawah (top do... more Pengembangan kurikulum model Administratif disebut juga dengan istilah dari atas ke bawah (top down) atau staf lini (line-staff procedure), artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijkan berkaitan dengan pengembangan kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam pengembangan kurikulum. Langkah kedua adalah membentuk suatu tim panitia pelaksana atau komisi untuk mengembangkan kurikulum yang didukung oleh beberapa anggota yang terdiri dari para ahli, yaitu: ahli pendidikan, kurikulum, disiplin ilmu, tokoh masyarakat, tim pelaksana pendidikan, dan pihak dunia kerja. Tim ini bertugas untuk mengembangkan konsep-konsep umum, landasan, rujukan, maupun strategi pengembangan kurikulum yang selanjutnya menyusun kurikulum secara operasional berkaitan dengan pengembangan atau perumusan tujuan pendidikan maupun pembelajaran, pemilihan dan penyusunan rambu-rambu dan substansi materi pelajaran, menyusun alternatif proses pembelajaran, dan menentukan penilaian pembelajaran. Kurikulum yang sudah selesai disusun kemudian diajukan untuk diperiksa dan diperbaiki oleh tim pengarah. Tim ini melakukan penyesuaian antara aspek-aspek kurikulum secara terkoordinasi dan menyiapkan secara istem dalam rangka uji coba maupun dalam rangka sosialisasi dan penyebarluasan (deiminasi). Setelah perbaikan atau penyempurnaan, kurikulum terebut perlu diujicobakan secara nyata di beberapa sekolah yang dianggap representatif. Pelaksanaan uji coba adalah tenaga professional sebagai pelaksana lapangan, yaitu kepala sekolah dan guru-guru yang tidak dilibatkan dalam penyusunan kurikulum. Agar uji coba tersebut menghasilkan masukan yang efektif, maka diperlukan kegiatan monitoring dan evaluasi yang fungsinya untuk memperbaiki atau menyempurnakan berdasarkan pelaksanaan di lapangan.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Mind Map Klasifikasi Perusahaan

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Tipe-Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pada dasarnya, tipe-tipe pengembangan kurikulum merupakan tingkat ketepatan (validity) dan keteta... more Pada dasarnya, tipe-tipe pengembangan kurikulum merupakan tingkat ketepatan (validity) dan ketetapan (reliability) prinsip yang digunakan. Hal ini ada kaitannya dengan sumber-sumber dari prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri. Ada data, fakta, konsep, dan prinsip yang tingkat kepercayaannya tidak diragukan lagi karena sudah dibuktikan secara empiris melalui suatu penelitian yang berulang-ulang. Ada pula data yang sudah terbukti secara empiris, tetapi masih terbatas dalam kasus-kasus tertentu sehingga belum bisa digeneralisasikan. Bahkan, ada pula data yang belum dibuktikan dalam suatu penelitian, tetapi sudah terbukti dalam kehidupan, dan menurut akal sehat dipandang logis, baik dan berguna. Merujuk pada hal diatas, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip, yaitu anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (whole truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (hypothesis). Anggapan kebenaran utuh adalah fakta, konsep dan prinip yang diperoleh serta telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa diberlakukan di tempat yang berbeda. Tipe prinsip kategori ini tidak akan mendapat tantangan atau kritik karena sudah diyakini oleh orang-orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum. Anggapan kebenaran parsial, yaitu suatu fakta, konsep dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus, tetapi sifatnya maih belum bisa digeneralisasikan. Mengingat anggapan tersebut dianggap baik dan bermanfaat, maka tipe prinsip ini bisa digunakan. Namun dalam penggunaannya masih mengundang pro dan kontra. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian atau hipotesis yaitu prinsip kerja yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, judgement dan pemikiran akal sehat. Sebagaimana halnya dengan prinsip tipe kebenaran parsial, prinsip tipe hipotesis juga masih memungkinkan adanya tantangan atau kritikan dalam penggunaannya.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Hubungan Masyarakat dan Kurikulum Sebagai Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum

Menurut Daud Yusuf (1982) terdapat tiga sumber nilai yang ada dalam masyarakat untuk dikembangkan... more Menurut Daud Yusuf (1982) terdapat tiga sumber nilai yang ada dalam masyarakat untuk dikembangkan melalui proes pendidikan, yaitu: logika, estetika, dan etika. Logikia adalah aspek pengetahuan dan penalaran, estetika berkaitan dengan aspek emosi atau perasaan, dan etika berkaitan dengan aspek nilai. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan adalah nilai-nilai yang bersumber pada logika (pikiran). Sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada hakikatnya adalah hasil kebudayaan manusia, maka kehidupan manusia semakin luas, semakin meningkat sehingga tuntutan hidup pun semakin tinggi. Penerapan teori, prinsip, hukum, dan konsep-konsep yang terdapat dalam semua ilmu pengetahuan yang ada dalam kurikulum, harus disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarkat setempat, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa lebih bermakna dalam hidupnya. Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan kebutuhan masyarakat dan perkembangan masyarakat. Tyler (1946), Taba (1962), Tanner dan Tanner (1984) menyatakan bahwa tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang hanya berdasarkan pada keterampilan dasar saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang bersifat teknologis dan mengglobal. Akan tetapi, pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu dan keterkaitannya dengan lingkungan soial setempat. Berdasarkan uraian diatas, sangatlah penting memerhatikan faktor dan karakteristik masyarakat dalam pengembangan kurikulum. Salah satu ciri masyarakat adalah selalu berkembang. Perkembangan masyarakat dipengaruhi oleh falsafah hidup, nilai-nilai, IPTEK, dan kebutuhan yang adadalam mayarakat. Perkembangan masyarakat menuntut tersedianya proses pendidikan yang relevan. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat diperlukan kurikulum yang landaan pengembangannya memerhatikan faktor perkembangan masyarakat.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Kedudukan Media dalam Pembelajaran Sebagai Salah Satu Komponen Kurikulum

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harf... more Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai 'perantara'. Menurut Heinich, Molenda, dan Russel (1990) Media is a channel of communication. Derived from the latin word for " between " , the term refers " to anything that carries information between a source and a receiver. Sementara itu, mengenai efektivitas media, Brown (1970) menggarisbawahi bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat memengaruhi efektivitas program belajar mengajar. Kontribusi media terhadap pembelajaran menurut Kemp and Dayton (1985:24), adalah (1) penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar; (2) pembelajaran dapat lebih menarik; (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar; (4) waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; (5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan; (6) proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan; (7) ikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan; (8) peran guru berubah kearah yang positif. Kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karna metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntukan media apa yang dapat diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Media pembelajaran harus memberikan motivasi belajar kepada siswa. Selain itu, media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. DAFTAR PUSTAKA Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers. Kemp, Jerrold E. 1994. Designing Effective Instruction. New York: MacMillan Publisher

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of PENGERTIAN, PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM.docx

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategus dalam seluruh as... more Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategus dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Pada penulisan ini akan dibahas mengenai dasar-dasar kurikulum yang berkenaan dengan pengertian, peran, dan fungsi dari kurikulum.

Bookmarks Related papers MentionsView impact