PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA BERBAGAI UMUR PANEN BENIH DAN KELEMBABAN MEDIA TANAM (original) (raw)
Related papers
PSBTPH Provinsi Jawa Timur. Dibimbing oleh RESTU PUJI MUMPUNI. Pengawasan peredaran benih dilakukan untuk menjamin mutu benih yang beredar di pasaran agar produktivitas tetap tinggi, sehingga peran sebagai pengawas dalam peredaran benih sangat dibutuhkan. Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan peredaran benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, khususnya benih jagung di UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur. Kegiatan pengawasan peredaran benih, terdiri dari enam bagian, antara lain kegiatan pembinaan pedagang benih, monitoring penyaluran benih, kegiatan pelabelan ulang, pengecekan mutu benih, pengawasan peredaran benih impor, dan kegiatan penyelesaian kasus. Jumlah produsen yang mendaftar ulang sebanyak 454 produsen (83.92% dari jumlah 541), sedangkan yang mendaftar baru sebanyak 55 produsen (61.80% dari jumlah 541). Realisasi monitoring penyaluran benih jagung sebesar 64.74%. Realisasi pengecekan mutu benih jagung yang memenuhi standar sebanyak 348 (90.87%) dan yang tidak memenuhi standar sebanyak 35 (9.13%). Impor benih jagung hibrida sebanyak 95 022.525 kg, sedangkan ekspor benih jagung sebanyak 60 000 kg. Penanganan kasus perbenihan belum dapat dilaksanakan dengan maksimal. Kata kunci: benih, jagung, pengawasan, peredaran
AGROSCIENCE (AGSCI)
Kemampuan petani untuk manajemen resiko merupakan upaya yang ditempuh oleh petani untuk mewujudkan ketahanan pangan rumahtangga. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menganalisis karakteristik petani dan resiko usahatani jagung, (2) mendeskripsikan persepsi petani jagung terhadap resiko dan (3) mendeskripsikan strategi resiko yang dilakukan oleh petani jagung. Sebanyak 30 orang petani diambil sebagai sampel dengan menggunakan metode random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat resiko produktifitas, biaya dan pendapatan usahatani jagung yang diukur dengan menggunakan Koefisien Varians (KV) masingmasing sebesar 0.57, 0.62 dan 0.57. Hal ini menjadi indikator bahwa usahatani jagung memiliki resiko sedang. Menurut persepsi sebagian besar petani jagung, resiko merupakan suatu hal yang dapat membahayakan usahatani jagung, tetapi dapat dicegah atau dikurangi dampaknya jika diwaspadai sejak awal. Faktor utama yang menjadi penyebab resiko usahatni jagung adalah gangguan dari OPT (organisme pengganggu tanaman), harga jual jagung yang seringkali mengalami penurunan, dan tingginya harga sarana produksi. Strategi pengelolaan resiko ex-ante dilakukan oleh petani dengan menggunakan varietas jagung unggul seperti jagung hibrida 816 atau hibrida Bisi-2 dan membeli benih yang tersertifikasi. Strategi interactivenya dilakukan dengan menggunakan jarak tanam sesuai anjuran, menggabungkan penggunaan pupuk tunggal, majemuk dan organik, pembasmian OPTdengan cara kimiawi dan PHT (Pengendalian Hama Terpadu), menggunakan tenaga kerja dari luar desa, mengatasi kekurangan modal dengan meminjam dari kerabat dan Gapoktan. Strategi ex-post dilakukan jika terjadi kegagalan usahatani jagung, dengan cara memenuhi kebutuhan keluarga dari pendapatan yang berasal dari pekerjaan sampingan, tetap berusahatani dengan mempelajari penyebab terjadinya kegagalan, dan mendapatkan modal dengan cara mengambil tabungan, dan meminjam dari Gapoktan.
2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ( Zea mays L.) terhadap pemberian beberapa jenis kandungan pupuk majemuk pada lahan pasca tambang batubara dan mengetahui jenis kandungan pupuk majemuk terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ( Zea mays L.) pada lahan pasca tambang batubara. Penelitian dilaksanakan di lahan pasca tambang batubara Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu pemberian beberapa pupuk majemuk (P), terdiri dari 5taraf dan 5 ulangan yaitu p0= Tanpa Pupuk; p1= 500 kg.ha -1 NPK 20:10:10 setara 4,2 kg.petak -1 ;p2= 500 kg.ha -1 NPK 17:9:11 setara 4,2 kg.petak -1 ; p3= 500 kg.ha -1 16:16:16 setara 4,2 kg.petak -1 dan p4 = 500 kg.ha -1 setara 4,2 kg.petak -1 15:20:13 setara 4,2 kg.petak -1 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian beberapa komposisi pupuk majemuk berbeda tidak nyata terh...
Jurnal Buletin Al-Ribaath, 2017
Nanga Taman Village whose field was about 415 ha and produce 828 tons of corn ears annually is potential natural resource of corn in Kalimantan Barat. As only its kernel has been used before, the other parts became a waste, which is threatening surrounding environment. The corn silk was unused part of the corn which can be converted into herbal tea for keeping body healthy and cure several disease. However, the villager did not have basic knowledge and skill to utilize it. To improve their knowledge, a training course was given as part of community service in Nanga Taman Village. By having this activity, participants’ attitude toward corn silk were improved as well as it offered a solution to reduce their garbage. Keywords: Nanga Taman Village, herbal tea, corn silk
PENAMPILAN FENOTIPIK 12 GENOTIP JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA DI LAHAN KERING
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan
Perakitan varietas jagung untuk adaptasi lahan kering dibutuhkan calon hibrida yang genotipenya tahan di lahan kering. Genotipe tersebut dapat diketahui dengan penampilan fenotipe yang superior. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan fenotipik 12 genotip jagung hibrida, dan untuk mengetahui perbandingan penampilan fenotipik masing-masing genotip jagung hibrida di lahan kering. Penelitian disusun mengikuti pola rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 12 perlakuan (8 galur + 4 varietas pembanding). Masing-masing diulang tiga kali dan setiap ulangan terdiri atas 4 baris dan masing-masing baris terdapat 25 tanaman, sehingga jumlah unit percobaan sebanyak 300 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan Genotip ST 201309, ST 201320 merupakan genotipe uji yang secara umum memiliki penampilan fenotipik yang cukup baik disbanding ke empat pembanding. Genotip ST201309, ST 201320, ST 201328, dan ST 201342 merupakan genotip yang memiliki karakter komponen hasil leb...
PENGARUH UMUR PANEN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG JAGUNG PULUT PUTIH (Zea mays var. ceratina)
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan (ITEPA)
The purpose of this research is to know how the age of harvest effecting the characteristic of white waxy corn flour, and to determine the exact age of harvest to be able to produees the best charasteristic of white waxy corn flour. The experiment was used complete randomized design which the ages of harvest were on day 65th, day 69th, day 73rd, day 77th, day 81st, day 85th, day 89th an day 93rd, and the experiment was repeated twice so there will be 16 samples. After that, the white waxy corn flour will be examined for their chemical contents, it covers the water content, ash content, protein content, fat content, crude fiber, starch content, amylose content, acid degree, the color and the sensory levels. The results show that age of harvest was significantly effecting the charasteristic of white waxy corn flour. Proper harvest age is on day 85th with the characteristic that consist of 7,75% of water, 2,64% of ash, 18,67% of protein, 11,61% of fat, 4,29% of crude fiber, 3,62% of am...
Agrika: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 2022
ABSTRAK Lahan pasca tambang batubara merupakan lahan kritis yang berpotensi untuk dialih fungsikan menjadi lahan pertanian. Dampak utama pertambangan batubara adalah tanah menjadi kurang subur karena hilangnya tanah lapisan atas. Lahan pasca tambang batubara dapat dimanfaatkan untuk budidaya pertanian bila telah dilakukan perbaikan kondisi lahan sehingga menjadi lahan yang produktif untuk produksi tanaman pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L.) terhadap pengayaan mikoriza dan aplikasi pupuk majemuk pada lahan pasca tambang batubara dan mengetahui komposisi pupuk majemuk yang tepat.. Penelitian dilaksanakan di lahan pasca tambang batubara Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu pemberian beberapa pupuk majemuk (P) dengan pengayaan mikoriza, terdiri dari 5 taraf dan 5 ulangan yaitu m0 = tanpa pupuk dan mikoriza; m1 = 500 kg/ha NPK 20:10:10 setara 4.2 kg/petak + mikoriza; m2 = 500 kg/ha NPK 17:9:11 setara 4.2 kg/petak + mikoriza; m3 = 500 kg/ha 16:16:16 setara 4.2 kg/petak + mikoriza; dan 500 kg/ha setara 4.2 kg/petak 15:20:13 setara 4.2 kg/petak + mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk majemuk dengan pengayaan mikoriza berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman 15, 30 dan 45 hari setelah tanam (HST); diameter batang 15 dan 45 HST; jumlah daun 15, 30 dan 45 HST; panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah biji dalam baris, berat biji/tongkol, berat biji/100 butir, dan potensi hasil, tetapi tidak berbeda nyata terhadap diameter batang 30 HST dan jumlah baris biji. Kata kunci: jagung, mikoriza, pupuk majemuk, lahan pasca tambang batubara, Tenggarong
2014
Jagung manis memiliki kandungan gula dan kelembaban biji yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan infeksi pathogen dan mengurangi vigor benih. Semai pada media semai dilakukan untuk mengurangi dampak negatif lingkungan terhadap perkecambah-an benih. Salah satu sumber daya dalam tanah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah keter-sediaan unsur hara nitrogen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pindah tanam benih dan pengaruh pemberi-an berbagai macam pupuk nitrogen ter-hadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanan bulan Maret sampai Juni 2013 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Malang. Peneliti-an ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan. Umur pindah tanam sebagai perlakuan pertama terdiri dari umur pindah tanam 0, 10, 13 dan 16 hari, sedangkan perbedaan pemupukan nitrogen sebagai perlakuan kedua yaitu urea, amonium sulfat dan kali...
JAS (Jurnal Agri Sains), 2020
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produksi optimal usahatani jagung(Zea mays L.), besarnya penerimaan optimal, serta keuntungan optimal.Penelitian ini dilakukan di Kampung Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur Kabupaten Berau.Metode pengambilan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sensus. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi ke lokasi penelitian dan mengadakan wawancara dengan responden. Petani responden ditentukan secara Sensus sebanyak 31 (tiga puluh satu) orang yang sebelumnya dikelompokkan terlebih dahulu dalam strata berdasarkan luas lahan. Analisis data yang digunakan adalah regresi kuadratik untuk persamaan biaya dan regresi linier untuk persamaan penerimaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi yang dicapai responden sebanyak 2.992 kg/ha dengan keuntungan sebesar Rp 5.805.718,-/ha untuk satu kali panen. Dari hasil analisis diketahui persamaan biaya yaitu TC = dan persamaan penerimaan yaitu TR = . Ju...