PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KULIT JENGKOL (archidendron pauciflorum) KEDALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMA KARKAS BROILER (original) (raw)

UJI AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH JENGKOL (Archidendron pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI

Jurnal Ilmiah Manuntung, 2017

Plants that can be used as a medicinal plant one of which is Jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.) IC.Nielsen.). Seeds, bark and leaves jengkol contains saponins, flavonoids and tannins. The purpose of this study was to test the antidiarrheal activity of 70% ethanol extract of the fruit peel jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.) ICNielsen) to male mice that includes a solution of distilled water as a control, loperamide as a comparison, the ethanol extract of the fruit peel jengkol as test material, and oleum ricini as inductors. Research method used laboratory experiments. Data were analyzed by ANOVA (Analysis of Variance) and continued with different test average – average Duncan using SPSS (Statistical Product and Service Solutions). The results of that study 70% ethanol extract of the fruit peel jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.) IC Nielsen) provide nonspecific antidiarrheal activity. The content of the metabolites were present in 70% ethanol extract of the fru...

PENGARUH DOSIS EKSTRAK AIR KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir.) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN MENCIT (Mus musculus)

Prosiding Seminar Biologi, 2012

Kangkung merupakan jenis sayuran yang kaya beta karotin dan serat pangan. Kangkung dapat berperan sebagai anti racun (antitoksik), anti radang, peluruh kencing, dan menghentikan pendarahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis ekstrak air kangkung (Ipomoea reptans Poir) terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin mencit (Mus musculus), serta untuk mengetahui dosis ektrak air kangkung yang paling berpengaruh terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor yaitu dosis ekstrak air kangkung dengan perlakuan yaitu A (1,25% setara dengan dosis 0,125 gram/KgBB), B (2,5% setara dengan dosis 0,25 gram/KgBB), C (5% setara dengan dosis 0,5 gram/KgBB), D (10% setara dengan dosis 1 gram/KgBB), dan kontrol (tanpa pemberian ekstrak air kangkung). Perhitungan jumlah jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dilakukan pada hari ke-20 setelah pemberian ekstrak air kangkung. Untuk mengetahui pengaruh dosis ekstrak air kangkung terhadap jumlah eritrosit pada mencit dilakukan analisis regresi, untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dilakukan analisis varian (ANAVA) dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air kangkung berpengaruh terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada mencit. Dosis yang paling berpengaruh adalah perlakuan D (dosis ekstrak air kangkung 1 gram/KgBB).

APLIKASI KOAGULAN ALAMI EKSTRAK AIR KULIT SINGKONG (Manihot esculenta) DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ZAT WARNA MALACHITE GREEN, REMAZOL BLUE, DAN INDIGOSOL VIOLET Ni Putu Rahayu Kusuma Pratiwi, James Sibarani, Ni Made Puspawati 75-83

2020

Research to study the ability of TiO2 inserted natural zeolite (natural zeolite/TiO2) for reduction of hexavalent chromium ions [Cr(VI)] on various massa of TiO2 insertion toward natural zeolite, irradiation time, and pH of Cr(VI) solution was done. The other hand, relationship of percentage Cr(VI) reduction to natural zeolite/TiO2 characteritics on its optimum condition could be determinated too. Catalyst of natural zeolite/TiO2 was analyzed surface acidity-basicity by acid-base titration method, surface fuctional groups by FTIR, surface area by sorption of methylene blue, crystallinity and mean crystal size by XRD, and surface morphology by SEM. The amount of Cr(VI) reduction in photocatalytic were analyzed by UV-vis spectroscopic. Result showed that the catalyst of natural zeolite/TiO2 (100:9) had best characteristics. The optimum condition of Cr(VI) reduction were irradiation time of 60 minutes and pH 1, with percentage its reduction of 94.73% more effective than TiO2 catalyst (...

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas .Linn) TERHADAP JAMUR PENYEBAB KUTU AIR

2017

Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antimikroba ekstrak daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas .Linn) terhadap jamur penyebab kutu air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas . Linn) yang dapat menghambat pertumbuhan jamur penyebab kutu air. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas . Linn) dengan menggunakan pelarut n-heksan dan Etanol 70%. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan uji skrining menggunakan mikroba uji terhadap ekstrak n-heksan dan etanol 70% daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas .Linn), dengan menggunakan konsentrasi 6%, 8%, 10%, dan 12% (v/v) serta kontrol positif (Ketokonazol) dan kontrol negatif (Air suling steril ). Hasil skrining aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa ekstrak n-Heksan daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas . Linn) tidak dapat menghambat pertumbuhan jamur penyebab kutu air sedangkan ekstrak etanol 70% daun Jarak Pagar ( Jatropha curcas . Linn) ...

PENGARUH AIR LAUT TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT GFRP-S

Pembangunan struktur beton yang berada didaerah lingkungan pantai akan menghadapi kendala berupa pengaruh klorida yang dapat mengakibatkan penurunan kekuatan bahkan mengalami kerusakan. Salah satu cara perkuatan yang populer saat ini dengan menggunakan material Glass Fiber Reinforced Polymer yang mempunyai salah satu kelebihan yaitu tahan korosi. Pada penelitian ini akan dilakukan studi eksperimental untuk menyelidiki perilaku lentur balok beton bertulang dengan perkuatan GFRP-S yang direndam di air laut dengan lama perendaman 1, 3 dan 6 bulan. Benda uji terdiri dari 9 buah balok bertulang dengan dimensi (15x20x330) cm yang telah diperkuat dengan GFRP-S pada daerah lentur, balok tanpa perendaman disimbolkan BF0, perendaman 1 bulan diberi simbol BF1, perendaman 3 bulan dengan simbol BF3 dan perendaman 6 bulan dengan simbol BF6. Setelah benda uji dicor dan dicuring selama 28 hari maka permukaan benda uji pada daerah lentur dihaluskan dengan menggunakan gurinda yang selanjutnya dipasangkan GFRP-S pada permukaan benda uji tersebut dengan bantuan epoxy yang berfungsi sebagai perekat. Benda uji BF1, BF3 dan BF6 direndam pada kolam yang telah diisi dengan air laut dengan lama perendaman masing-masing 1, 3 dan 6 bulan. Benda uji tanpa perendaman dilakukan pengujian dengan memberi beban statik sampai gagal, untuk merekam data-data pada saat pengujian dipasang strain gauge pada permukaan benda uji dan GFRP untuk membaca regangan dan LVDT sebanyak 3 buah untuk membaca lendutan. Dari hasil penelitian terlihat bahwa terjadi penurunan kapasitas lentur pada benda uji yang direndam selama 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan terhadap benda uji tanpa perendaman sebesar 2.65%, 2.73% dan 3.78%. Penurunan kapasitas momen ini disebabkan melemahnya kapasitas rekatan GFRP-S yang dipengaruhi oleh rendaman air laut.

PENGARUH BASIS KRIM TERHADAP PENETRASI KLORAMFENIKOL MENGGUNAKAN KULIT MENCIT

Absorption of active ingredients of topical preparations occur when the active substance is released from the carrier, then penetrate into deeper skin layers,into the capillaries and finally enter the bloodstream. This took place in passive diffusion. The aim of this study is to determine the influence of cream base type toward the penetration of chloramfenikol as the active ingredient. The examination done by using Franz diffusion cells vertical with miceskin as a membrane penetration.The resultsshowed that the 2 nd formula was better than the 1 st and 3 rd formula in organoleptic, homogeneity, pH value, washed ability, and the spread of particle size.There are none of the formula caused iritation. The chloramfenikol quantitation measurement which done by using UV spectrophotometer, gave result 101.8 %, 99.8 %, 98.4 % for formula 1, 2, and 3. From thepenetration test showedthe 2 nd formula has the best penetration which is 26.07 %.

PENGARUH AIR REBUSAN DAUN SUKUN ((Artocarpus altilis) TERHADAP KADAR GULA DARAH MENCIT PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI GLUKOSA

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2017

Air rebusan daun sukun (Artocarpus altilis) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek hipoglikemik air rebusan daun sukun pada mencit putih jantan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode glucose oral test pada kelompok mencit yang mendapatkan perlakuan air rebusan daun sukun (dosis I 300mg/ Kg BB; dosis II 600 mg / KgBB), kelompok kontrol positif (glibenklamid) dan kontrol negatif. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan Anova Satu Arah yang kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa air rebusan daun sukun (Artocarpus altilis) memiliki efek antihiperglikemia (p<0,05) jika di bandingkan dengan kontrol negatif. Adapun dosis 2 (600mg/ Kg BB) merupakan dosis terbaik dengan efek antihiperglikemik secara statistik sama dengan efek antihiperglikemik glibenklamid.

PENGARUH EKSTRAK KULIT PETAI (Parkia speciosa) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI PADA PEMAKAIAN MINYAK GORENG DEEP FRYING TERHADAP KADAR MDA HEPAR MENCIT (Mus musculus)

Saintika Medika, 2017

PENGARUH EKSTRAK KULIT PETAI (Parkia speciosa) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI PADA PEMAKAIAN MINYAK GORENG DEEP FRYING TERHADAP KADAR MDA HEPAR MENCIT (Mus musculus). Latar Belakang: Pemakaian minyak goreng berulang dengan suhu tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan akibat terbentuknya radikal bebas dan senyawa toksik akibat proses oksidasi. Proses oksidasi dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Kulit petai mempunyai kandungan senyawa fenolik sebagai antioksidan yang kuat.Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian ekstrak kulit petai sebagai antioksidan alami pada pemakaian minyak goreng deep frying terhadap kadar MDA hepar mencit.. Metode: Eksperimental dengan menggunakan rancangan The Post Test Only Control Group Design. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2 (kontrol positif) diberi diet minyak goreng deep frying dengan dosis 0,5 ml/100 gr BB/hari selama 7 hari, dan 3 kelompok diberi minyak goreng yang sudah ditambahkan ekstrak kulit petai konsentrasi 200mg/L, 400mg/L, 800mg/L dengan dosis masing-masing 0,5 ml/100 gr BB/hari selama 7 hari. Hasil: Ekstrak kulit petai memberikan pengaruh yang sangat signifikan antar kelompok perlakuan (P<0,01). Hasil uji Tukey didapatkan notasi yang berbeda antara kontrol positif dengan seluruh kelompok perlakuan,berarti didapatkan pengaruh ekstrak kulit petai terhadap pencegahan kenaikan kadar MDA hepar. Kesimpulan: Pemberian ekstrak kulit petai sebagai antioksidan alami pada pemakaian minyak goreng deep frying dapat mencegah kenaikan kadar MDA hepar mencit.

PENGARUH TINGGI TUMPUKAN BIJI KELOR TERHADAP PENURUNAN KESADAHAN AIR

Prosiding Seminar Nasional Teknologi, Inovasi dan Aplikasi di Lingkungan Tropis, 2018

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh tinggi tumpukan biji kelor terhadap penurunan kesadahan air dengan cara adsorbsi menggunakan biji kelor, Bahan penelitian yang digunakan adalah biji kelor yang telah tua dan kering dipohon. Biji kelor di keringkan pada suhu 40oC dan dihaluskan pada ayakan lolos mesh no 4 dan tertahan pada ayakan mesh no 8. Biji kelor dimasukkan kedalam tabung pada ketinggian 10 cm, 15 cm dan 20 cm dan dimasukkan air sadah yang telah dibuat hingga tinggi maksimun tabung, di tentukan kesadahan awal (C A0) dan setiap interval 10 menit air sadah dikeluarkan dalam tabung 25 ml dan di tentukan nilai kesadahannya hingga menit ke 100. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase penyerapann biji kelor tertinggi terhadap kesadahaan adalah pada tinggi tumpukan biji kelor h=20 cm sebesar 89.05% dengan nilai optimasi koefisien transfer massanya sebesar 0,008 perdetik.. Kata kunci: tinggi tumpukan, biji kelor, kesadahan 1. PENDAHULUAN Air dalam keperluan sehari-hari, digunakan untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan keperluan vital lainnya. Oleh karena itu air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, baik syarat kualitas maupun syarat kuantitas (Kusnaedi, 2002). Air sadah yang telah melebihi batas maksimum (≥ 500 mg/lt), dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Menurut WHO dampak yang timbul dari penggunaan air sadah tersebut terhadap kesehatan berupa penyumbatan pembuluh darah jantung (cardiovascular disease) dan batu ginjal (urolithiasis). Kesadahan dalam air dapat mengakibatkan kerugian ekonomi, yaitu pemakaian sabun yang menjadi boros karena buih yang dihasilkan sedikit, serta menyebabkan terjadinya penyumbatan pada pipa logam oleh endapan CaCO3 sereta timbulnya kerak pada peralatan yang terbuat dari logam dan. Kerak yang ditimbulkan tersebut dapat menyebabkan transfer panas yang dibutuhkan harus lebih besar sereta waktu yang diperlukan lebih lama (Park, et al., 2007). Pemanfaatan bahan-bahan koagulan alamiah seperti biji kelor dimungkinkan dapat menggantikan bahan koagulan sintetis seperti alum, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa khususnya dan industri pengolahan air umumnya dapat teratasi. Disisi lain pemanfaatan biji kelor yang selama ini jarang digunakan tentunya akan meningkatnya nilai tambah dan pada akhirnya akan membantu kesejahteraan masyarakat. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah menentukan pengaruh tinggi tumpukan biji kelor terhadap persentase penurunan kesadahan air. Selain itu, ingin pula dicara nilai tetapa transfer massa pada setiap variasi ketinggian tumpukan biji kelor.