Pola Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar DI TPQ Roudlotul Qur’An Sedah Jenangan Ponorogo (original) (raw)
Related papers
2017
ABSTRAK Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang berdirinya suatu bangsa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu memperbaiki mutu pendidikan. Seiring dengan adanya perkembangan kebudayaan manusia, maka tuntutan pendidikan yang terselenggara harus menjadi lebih baik, teratur, dan didasarkan atas perencanaan yang matang untuk peningkatan kualitas pendidikan. Dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan, salah satu kunci keberhasilan adalah mempersiapkan dan menciptakan guru-guru yang profesional. Guru yang berkompeten profesional akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola proses kegiatan belajar mengajar. Guru akan melaksanakan tanggung jawab apabila guru memiliki kompetensi yang diperlukan. Dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 10 terdapat empat kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pendidik yaitu kompetensi pedag...
Gaya Pengajaran Guru Matematik Sekolah Rendah: Kajian Literatur
International Journal of Creative Future and Heritage (TENIAT), 2023
Matematik merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam sistem pendidikan negara. Namun, secara umumnya murid beranggapan bahawa matematik merupakan satu mata pelajaran yang agak sukar untuk dikuasai kerana mereka tidak mempunyai minat untuk belajar. Pemilihan gaya pengajaran yang sesuai dapat menarik minat murid untuk belajar. Secara tidak langsung proses pembelajaran juga dipermudahkan bagi membolehkan murid memahami isi pelajaran. Kejayaan atau kegagalan murid dikaitkan dengan gaya pengajaran yang digunakan oleh guru semasa mengajar. Gaya pengajaran guru menjadi salah satu komponen pemindahan kandungan pengajaran yang menyeluruh dan sebagai faktor penentu utama kejayaan pembelajaran murid. Oleh itu, gaya pengajaran yang diguna dalam Pengajaran dan Pembelajaran (PdP) haruslah bersesuaian dengan aktiviti dan objektif yang ingin disampaikan bagi meningkatkan kesediaan murid untuk belajar dan seterusnya tahap kefahaman mereka.
Kesepaduan Sosial dalam Pengajaran Mata Pelajaran Sejarah: Kesediaan Guru dan Sokongan Sekolah
Kesepaduan sosial merupakan suatu fenomena sosial yang berlaku dalam masyarakat Malaysia yang berbilang kaum. Kesepaduan sosial berlaku dan telah diterapkan dalam pendidikan di Malaysia pada hari ini melalui falsafah pendidikan negara, penerapan nilai murni, dan dasar-dasar kerajaan yang terangkum dalam Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia (2013-2025). Kesepaduan sosial juga telah termaktub dalam objektif DSKP mata pelajaran Sejarah yang telah digunakan oleh guru-guru sejarah pada hari ini melalui KSSR dan KSSM. Kajian ini akan menjelaskan tentang kesepaduan sosial dalam pengajaran mata pelajaran Sejarah dan melihat kesediaan guru serta sokongan sekolah. Kajian ini dijalankan secara kualitatif dan menggunakan reka bentuk kajian kes. Pengkaji menggunakan temu bual mendalam bagi pengumpulan data kajian ini. Hasil dapatan kajian ini mendapati bahawa kesediaan guru terhadap kesepaduan sosial dalam mata pelajaran Sejarah adalah di tahap sederhana melalui pengetahuan yang sedikit tentang penerapan kesepaduan sosial secara tidak langsung dan secara langsung. Sokongan sekolah terhadap kesepaduan sosial juga dapat dilihat melalui penganjuran program, kerja kursus yang disediakan untuk pelajar dan pelbagai lagi aktiviti yang dirancang bagi mengeratkan silaturrahim antara warga sekolah serta komuniti setempat. Namun begitu, hasil kajian ini mendapati bahawa program dan aktiviti yang dijalankan adalah bermusim dan tidak berterusan serta serius dalam menekankan kesepaduan sosial dalam kalangan pelajar.
Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat, 2018
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kota Cimahi Bandung. yang menaungi sekolah-sekolah RA/TK se-Kota Cimahi. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cimahi ingin memberikan pelatihan yang belum pernah dilakukan kepada guru-guru sekolah RA/TK. Pelatihan yang membutuhkan kreativitas dan inovasi baru bagi guru-guru RA/TK. Berdasarkan hal tersebut tim kami berinisiatif untuk membuat pelatihan mengenai teknik sablon tanpa menggunakan cat dan screen, melainkan dengan lem dan gambar yang diprint laser atau disebut juga dengan teknik transfer laser print. Hal ini dilakukan untuk menstimulus para guru agar bisa lebih kreatif dan dapat menjadi peluang usaha, karena teknik ini bisa digunakan ke semua media tidak hanya triplek dan kain keras yang kami contohkan. Kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi para guru, serta dapat dipraktikkan langsung kepada murid-murid di sekolah masing-masing.
Penggunaan Alat Bantu Mengajar ke Atas Guru Pelatih Bagi Topik Kerja Kayu, Paip dan Logam
Sains Humanika, 2014
A teacher who wanted to improve the effectiveness of teaching and learning in the classroom should master the quality and realization of all the skills, knowledge and expertise that exists in him/herself. This study was conducted to examine the use of teaching aids in the 6th semester student teachers for the topic woodwork , pipes and metal in Living Skills subject. The instrument of the study is qualitative methods which carried out via observation and video recording using note field. The sample of this study involved 10 groups of teacher trainees in which each group represents 5-6 people. Data obtained through video recording will be used to evaluate the use of ABM and its effectiveness in the process of teaching and learning. The findings showed that the use of traditional teaching aids such as whiteboards and "mahjong"paper have been adopted by the trainees for the use of teaching process in classroom. At the same time, the study also found that many teachers still use printed materials such as worksheets during the assessment process. On the other hand, it is also found that the use of technological driven teaching aids as audio visual electronics, computers and software were given special attention in the classroom activities. This has made the teaching and learning process more interesting for the students whereby the teaching process of Life Skills has enhanced through the practical work involving video and audio -visual elements.
2016
Penelitian ini menguak kekerasan bahasa, khususnya kekerasan simbolik dalam konstruksikonsep Islam Modern pada buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti untuk kelassebelas SMA terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Analisis dilakukan untuk mengungkapkan bagaimana praktik kekerasan simbolik yang terjadi dan bagaimana bahasa serta kuasa simbolik yang membentuk pemahaman mengenai konsep IslamModern dalam buku mata pelajaran tersebut. Landasan teoretis yang digunakan dalam tulisanini adalah kekerasan simbolik dalam pandangan Pierre Bourdieu yang berhubungan dengan konsep habitus, ranah dan modal. Analisis Wacana Kritis yang dikembangkan oleh Van Dijkmenjadi teori yang digunakan untuk membedah permasalahan dalam penelitian. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data penelitan berasal dari uraian buku tersebutpada halaman 168-169 mengenai Islam Modern. Hasil telaah yang dilakukan menunjukkanbahwa Peneliti menemukan beberapa strategi ya...
Kesejahteraan guru: Apakah tuntutan emosional kerja dan kepercayaan pada rekan kerja itu penting?
Jurnal Ecopsy
Berprofesi sebagai guru merupakan profesi yang kompleks, karena guru dihadapkan pada tugas mendidik maupun administratif yang memakan banyak waktu untuk menyelesaikan keduanya. Data menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai guru dari tahun 2014 hingga 2019 karena banyaknya tuntutan dari sekolah namun tidak sebanding dengan well-being yang dirasakan. Kesejahteraan guru atau teacher well-being merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di Indonesia dalam bidang pendidikan. Bahkan disebutkan pada penelitian 2017 di Indonesia, bahwa guru merupakan profesi yang rentan dengan stres tinggi. Trust in colleagues atau mempercayai pihak lain dengan menganggap kolega sebagai seorang yang baik hati, dapat diandalkan, jujur dan open-minded dipercaya memiliki peran positif untuk membuat guru termotivasi dan mendorong guru untuk saling berbagi perasaan dengan tulus kepada koleganya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran emotional job demands (EJD) dan trust in colleagues (TIC) terhadap teacher well-being (TWB), secara simultan dan secara parsial. Populasi dan sampel penelitian ini adalah guru pendidikan formal (SD, SMP, SMA sederajat) dengan sampel sebanyak 565 responden. Penelitian ini menggunakan teknik sampling accidental sampling. Penelitian ini diukur menggunakan instrumen Emotional Job Demands of Teaching Scale yang terdiri dari empat butir, Omnibus Trust Scale sebanyak delapan butir, dan Teacher Well-Being Scale sebanyak 16 butir yang mana ketiganya telah ditransadaptasi dan telah disesuaikan dengan konteks penelitian pada guru di Indonesia. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik multiple-regression. Berdasarkan hasil uji multiple regression, secara simultan dan parsial, emotional job demands dan trust in colleagues merupakan prediktor yang signifikan terhadap teacher well-being. Kata kunci: Tuntutan emosional kerja, kepercayaan pada rekan kerja, kesejahteraan guru ABSTRACT Teachers are a complex profession, as teachers are faced with educational and administrative assignments that take a lot of time to accomplish both. Data revealed that there was a decrease in the number of teachers from 2014 to 2019 because of the high demand from schools but not proportional to the perceived well-being. Teacher well-being is one of the problems that arise in Indonesia education. In fact, it was mentioned in a 2017 study in Indonesia, that teachers are high-stress-prone professions. Trust in colleagues by viewing a colleague as a kind, reliable, honest and open minded person is believed to have a positive role for teachers to be motivated to work and encouraging to share feelings sincerely with their colleagues. The aim of this research was to determine the role of Emotional Job Demands and Trust In Colleagues towards Teacher Well-Being. Population and sample of this study were formal education teachers (Elementary, Junior High, and Senior High / equals) with 565 respondents using accidental sampling technique. This research was measured using Emotional Job Demands of Teaching Scale (4 items), Omnibus Trust Scale (8 items), and Teacher Well-Being Scale (16 items), which all have been adapted and adjusted to the research context of teacher in Indonesia. This study analysed with Multiple Regression technique. The result indicate that emotional job demands and trust in colleagues were significant predictors of teacher well-being.
Penerapan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaranpendidikan Agama Islam (Pai) DI SMPN 28BANDAR Lampung
2018
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang telah disahkan oleh pemerintah pada tanggal 15 Juli 2013. Pemberlakuan kurikulum 2013 merupakan komitmen pemerintah dalam rangka usaha meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia. Dalam upaya pelaksanaan kurikulum 2013 yang diberlakukan pada tahun ajaran 2013-2014 pemenrintah mendapatkan bantahan yang cukup keras, baik dalam pihak guru, sekolah maupun pengamat pendidikan. Berpijak dari itulah peneliti melakukan penelitian di SMPN 28 Bandar Lampung dengan judul Penerapan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN 28 Bandar Lampung. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 28 Bandar Lampung (2) Apa factor pendukung dan penghambat kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 28 Bandar Lampung. Untuk mencapai tujuan tersebut, Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan mengambil latar guru Guru ...
Al-Mudarris (Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode, penerapan, faktor penghambat dan pendukung supervisi akademik kepala sekolah dan pengasuh pondok pesantren dalam meningkatkan proses pembelajaran PAI. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif jenis fenomenologi. Tenik pengambilan data melalui dokumentasi dan wawancara. Sedangkan analisis data penelitian ini menggunakan kualitatif yang bersifat induktif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertama, Supervisi akademik kepala sekolah dan pengasuh menggunakan metode pendekatan kolaboratif. Teknik supervisi yang digunakan, menggunakan dua teknik yaitu teknik individu dan kelompok. Teknik individu meliputi: kujungan kelas, observasi dan pertemuan individu. Teknik kelompok dengan mengadakan rapat dan pelatihan guru untuk meningkatkan kompetensi guru. Kedua, Penerapan supervisi akademik diterapkan kepada semua guru dan staf. Dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru, setiap bulan secara terjadwal dan tidak terjadwal (insidental). Ketiga, faktor penghambat meliputi: (a) waktu pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal, (b) faktor kesehatan guru dan supervisor, (c) faktor sosial guru yang disupervisi usianya lebih tua dari supervisor. Faktor pendukung meliputi: (a) faktor keterbukaan guru, (b) kepala sekolah dan pengasuh pondok pesantren dapat mengontrol, membimbing dan mengembangkan keterampilan guru, (c) kepala sekolah dan pengasuh pondok pesantren termotivasi untuk beribadah meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa.
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 2018
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan kalimat dalam makalah mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian berupa 25 makalah yang ditulis oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tahun akademik 2016/2017. Teknik pengumpulkan data menggunakan dokumentatif, sedangkan teknik analisis data menggunakan prosedur kerja analisis kesalahan berbahasa yang meliputi, identifikasi data, klasifikasi data, dan penentuan frekuensi kesalahan, serta menyajikan perbaikannya. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh 94 kesalahan berbahasa yang meliputi kesalahan dalam aspek struktur kalimat 24,7%, kesejajaran 16,5%, ejaan 26,8%, diksi 23,7%, dan kelogisan 5,32 %. Kesalahan terbanyak dalam penggunaan kalimat efektif terdapat pada kesalahan penggunaan struktur kalimat, ejaan, dan diksi. Oleh karena itu, perlu upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi kesalahan penggunaaan kalimat dengan membaca buku tata bahasa atau PUEBI, kamus, dan buku-buku penunjang lainnya. Selain itu, hasil penelitian ini berimplikasi pada perbaikan bahan ajar bahasa Indonesia dan teknik penyajian dalam proses pembelajaran.