Prototype Alat Pengolah Limbah Batik Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Dan Ozonisasi (original) (raw)

Pengolahan Limbah Cair Batik Menggunakan Kombinasi Metode Netralisasi Dan Elektrokoagulasi

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI, 2019

In the process of production, batik industry often used chemicals such as dye used in dyeing process. Waste water of batik industry containing high concentration of BOD, COD, suspended solid, and color relatively high. One of alternative processing for liquid waste batik is using the neutralization and electrocoagulation method. The purposes of this research were to find the influence of processing with the neutralization and electrocoagulation methode, to find the removal efficiency and to know optimal voltage in reducing the concentration of total chromium, COD, and TSS on liquid waste batik. At the neutralization methode using concentrated HCl. Electrode used in electrocoagulation methode was aluminium as plate electrodes. The observation parameter were total chromium, COD, and TSS at 0, 30, 60, and 90 minutes. The process of neutralization and electrocoagulation of liquid waste batik most effective was reached on voltage 12 volts at 90 minutes that decrease total chromium concen...

Pengolahan Limbah Cair Industri Batik pada Skala Laboratorium dengan menggunakan Metode Elektrokoagulasi

Jurnal Teknologi …, 2009

Elektrokoagulasi adalah metode koagulasi dengan menggunakan arus listrik searah melalui peristiwa elektrokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan penggunaan metode elektrokoagulasi sebagai alternatif dalam pengolahan limbah cair industri batik yang banyak terdapat di Yogyakarta. Percobaan ini menggunakan limbah batik asli dengan parameter yang diamati adalah perubahan konsentrasi bahan organik (COD), warna, Total Suspended Solid (TSS) dan Minyak Lemak. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium secara batch dengan menggunakan 3 lempengan stainless steel berukuran 6x10 cm 2 sebagai anoda dan 3 lempeng alumunium berukuran sama sebagai katoda. Variasi dilakukan pada tegangan listrik dan jarak lempeng elektroda. Pengadukan menggunakan pengaduk eksternal berupa paddle. Variasi tegangan listrik yang digunakan adalah 25 dan 30 volt dengan kuat arus 1 Ampere. Jarak elektroda yang digunakan adalah 1,5 dan 3 cm. Volume reaktor efektif 12 l. Sampel diambil pada 5, 10, 15, 30 45, dan 60 menit sejak elektroda mulai dialiri arus listrik. Analisa sampel dilakukan setelah sampel terlebih dahulu diendapkan selama 30 menit. Analisa laboratorium mengacu pada pada SNI 06-6989.2-2004 untuk parameter COD, SNI M-03-1989-F untuk parameter warna, SK SNI M-03-1989-F untuk parameter TSS, dan SNI 06-6989.10-2004 untuk analisa minyak lemak. Hasil analisa menunjukkan adanya persentase penyisihan konsentrasi COD tertinggi mencapai 30 % terjadi pada menit ke 60, tegangan 25 Volt, dengan jarak elektroda 3 cm. Parameter warna dengan prosentase penurunan maksimum sebesar 64% pada menit ke 30, 12 Volt, jarak elektroda 1,5 cm. Penurunan konsentrasi TSS dan minyak lemak dengan presentase tertinggi sebesar 77% untuk TSS dan 88% untuk minyak lemak yang terjadi pada menit ke 60, pada tegangan sebesar 25 volt dengan jarak elektroda 1,5 cm. Secara umum percobaan ini menunjukkan pada skala laboratorium pada kondisi batch, metode elektrokoagulasi cukup efektif untuk mengolah limbah batik dibandingkan dengan proses koagulasi secara konvensional.

Sosialisasi dan Pendesaianan Sistem Elektrokoagulasi Bertenaga Surya dalam Pengolahan Limbah Batik Cual

2021

Perkembangan sektor pariwisata di Kep. Bangka Belitung diikuti oleh peningkatan permintaan produk budaya seperti batik cual. Meskipun dapat meningkatkan perekonomian, namun industri ini berpotensi menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari lingkungan. Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan sosialisasi dan pendesainan alat teknologi elektrokoagulasi bertenaga surya dalam pengolahan limbah batik cual. Agar dapat berjalan dengan baik maka kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan seperti koordinasi, pendesaian peralatan, evaluasi desain peralatan, finalisasi desain, kegiatan sosialisasi dan evaluasi kegiatan. Melalui koordinasi awal dengan mitra diperoleh informasi terkait produksi dan karakteristik limbah sebagai dasar pembuatan desain alat. Setelah dilakukan evaluasi diperoleh desain final alat untuk dipaparkan pada kegiatan sosialisasi. Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh pemilik Kelompok Usaha Batik Melayu Pinang Sirih dan perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup...

Kombinasi Elektrokoagulasi Dan Oksidasi Lanjut Berbasis O3/GAC Dalam Mengolah Limbah Industri Batik

Envirous, 2021

Penggunaan pewarna kimia pada proses pembuatan batik menyebabkan limbah industri batik mengandung polutan yang sukar diuraikan. Selain itu, kadar COD dan TSS limbah industri batik juga tinggi. Kombinasi elektrokoagulasi dan oksidasi lanjut berbasis O3/GAC secara batch maupun kontinyu bertujuan sebagai salah satu teknologi alternatif serta mengetahui pengaruh jarak elektroda, waktu detensi, dosis ozon, dan waktu sampling terhadap efisiensi penyisihan COD, TSS, dan warna limbah industri batik. Dengan variasi jarak elektroda 2 cm,

Rekayasa Pengolahan Limbah Cair Industri Kecil Batik Yang Mengandung Tembaga Dengan Metoda Elektrokoagulasi

2014

Proses produksi industri kecil batik, melepaskan air buangan yang tanpa diproses terlebih dahulu. Air buangan langsung dibuang ke badan air. Limbah cairnya mengandung warnabiru yang berasal dari logam tembaga sebesar 82,561 mg/l yang melebihi Baku Mutu air limbah batik berdasar Perda Jateng No.10 tahun 2004, yaitu kandungan maksimum tembaga dalam air limbah pada industri kecil batik dan sejenisnya 0,1 mg/l serta merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Oleh karena itu, teknologi inovatif yang handal dan ramah lingkungan perlu dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji secara fundamental karakteristik penyisihan logam tembaga dari limbah cair batik dengan metode elektrokoagulasi. Untuk mendapatkan pemahaman karakteristik proses secara komprehensif, penelitian ini akan difokuskan pada dua parametrik instrinsik, yaitu : (i) elektrokimia (tegangan terpasang dan dapat arus) (ii) psiko kimia fluida (waktu proses dan konsentrasi kontaminan). Pemahaman asp...

Pemanfaatan Teknologi Elektro-Mekanis Untuk Proses Pengolahan Limbah Batik

DIKEMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), 2020

Desa Dermo adalah salah satu dari 14 desa yang ada di kecamatan mojoroto dengan Luas 5.005 M2 dengan jumlah penduduk sebanyak 5.500 jiwa. Desa Dermo berbatasan langsung dengan desa ngonggot disebelah utara, desa Mrican disebelah selatan, desa Maron disebelah Barat dan Desa Jongbiru disebelah Timur. Desa ini sebagian warganya hidup dari pertanian, kerajinan dan industri batik. Desa Dermo merupakan desa unggulan penghasil batik.Industri Batik merupakan industri rumah tangga yang mampu menopang sebagian penduduk desa Dermo.Permasalahan limbah batik akan menimbulkan permasalahan permasalahan lainnya yaitu Ekologi, Kesehatan, Sosial, bahkan Ekonomi. Limbah batik yang dibuang terbukti merusak ekologi lingkungan, menimbulkan beberapa penyakit gatal pada masyarakat sekitar, serta menimbulkan gesekan pada masyarakat. Masalah limbah batik sampai sekarang belum terselesaikan dengan baik dikarenakan harga pengolah limbah yang mahal bagi masyarakat.Solusi utama yang diberikan untuk mitra adalah ...

Penyisihan Cod (Chemical Oxygen Demand) Dan Warna Pada Pengolahan Limbah Cair Ikm Batik Menggunakan Alat Elektrokoagulasi

Texere

Industri Kecil Menengah (IKM) batik merupakan salah satu industri yang terus berkembang di Indonesia. Sentra-sentra IKM batik di Pekalongan, Solo, Jogjakarta sentra IKM yang lebih kecil seperti Bandung, Purwakarta maupun Bekasi juga terus berproduksi terus berproduksi meskipun masa pandemik ini. Pada satu sisi, hal ini menguntungkan bagi perekonomian daerah namun limbah cair yang terbentuk pada saat produksi batik sangat berpotensi merusak lingkungan. Pada umumnya IKM Batik tidak memiliki sarana instalasi pengolahan limbah cair yang baik. Penelitian pengolahan limbah cair batik telah banyak dilakukan, seperti metoda adsorpsi, koagulasi, oksidasi dan biologi. Salah satu metode yang berhasil mengolah limbah cair batik dengan baik adalah metoda koagulasi menggunakan elektrokoagulan yang tidak memerlukan penambahan bahan kimia. Namun, pada umumnya penelitian tersebut belum sampai pada skala yang lebih besar dengan volume limbah di bawah 5 liter. Penelitian ini menggunakan limbah cair ya...

Pengolahan Air Limbah di IKM Batik Panineungan Kota Bogor dengan Metode Anoksik, Aerasi-Ozonisasi, dan Adsorpsi

Jurnal Pengabdian Masyarakat AKA

Berkembangnya batik menyebabkan tumbuhnya berbagai corak batik dengan kekhasan masing-masing daerah. Bogor sebagai kota penyangga DKI Jakarta juga telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam industri batik. Kampung Batik Cibuluh merupakan salah satu pioner dalam kelompok industri rumahan batik. Batik produksi kelompok ini disukai karena motif lokalnya yang unik. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik AKA Bogor, diidentifikasi permasalahan yang terjadi di industri kecil menengah (IKM) Batik Cibuluh Kota Bogor relatif hampir sama dengan IKM batik di daerah lainnya, yaitu tidak adanya pengolahan limbah yang representaif. Proses produksi batik seringkali mengalami masalah dengan air limbah karena penggunaan berlebihan bahan-bahan kimia dalam proses pewarnaannya. Berdasarkan alasan tersebut, terdapat kebutuhan untuk membuat suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang baik, representatif, dan praktis. Hasil dari kegiatan yaitu...

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal Air Limbah Batik dari Industri Kecil Menengah di Kota Pekalongan

2018

Limbah batik dikenal sebagai limbah yang tidak ramah lingkungan, karena tingginya kandungan beberapa parameter seperti Chemical Oxygen Demand (COD), fenol, dan logam berat. Apabila limbah batik dibuang ke lingkungan tanpa melalui pengelolaan terlebih dahulu, maka akan dapat merusak lingkungan. Seperti contoh yaitu menurunkan populasi biota dalam badan air yang digunakan sebagai titik pembuangan. Kota Pekalongan dikenal dengan nama “Kota Batik” karena mayoritas penduduknya memperoleh sumber mata pencaharian dengan mendirikan usaha batik (IKM). Namun terdapat cukup banyak sentra IKM (Industri Kecil Menengah) batik di Kota Pekalongan yang belum memiliki pengolahan untuk limbah batik yang dihasilkan. Di sisi lain, kepadatan kota Pekalongan menyebabkan sedikitnya lahan yang masih tersedia untuk mendirikan suatu bangunan, sedangkan limbah batik tersebut memerlukan pengolahan lebih lanjut. Maka dari itu, diperlukan sistem pengelolaan limbah batik secara komunal (yang dilengkapi dengan biay...