Potensi Peluang Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Proyeksi Perubahan Iklim (Study Kasus : Dki Jakarta) (original) (raw)

Hubungan Iklim dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)

Jurnal Kesehatan, 2021

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a serious health problem, especially in tropical countries including east Indonesia. DHF cases in Bau-Bau City in the last three years have shown a significant increasing trend. In 2017 the IR DHF in Bau-Bau was 62,6 per 100.000 population, in 2018 the IR rate was 67,4 per 100,000 population, and the CFR rate was 1%, and in 2019 the IR DHF was 94,9 per 100,000 population with the CFR increasing to 1,3%. The purpose of this study was to determine the relationship between rainfall and humidity with the incidence of DHF. This study is an ecological study using secondary data on DHF and climate which were collected retrospectively. Data on dengue fever for 566 cases were taken from the Health Office of Bau-Bau City and data on climate were taken from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) Meteorological Station Class II Betoambari Bau-Bau City. The analysis was carried out univariate and bivariate with the Spearman correlation test at...

Studi Literatur: Faktor Perubahan Iklim Dan Kaitannya Dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) DI Indonesia

Jurnal Medika Malahayati

Factors Of Climate Change And Its Relation To Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) In Indonesia. Dengue hemorrhagic fever is still one of the health problems that occur in Indonesia. Climate change has a major influence on humidity and rainfall, this also has an impact on the development of dengue hemorrhagic fever (DHF) mosquitoes and this is happening in Indonesia. This study aims to determine the factors of climate change with the incidence of dengue hemorrhagic fever in Indonesia. This study uses a literature review study that uses articles from the Google Scholar, Garuda, Pubmed, and ScienceDirect databases. Articles were selected based on inclusion criteria which were considered eligible to be reviewed systematically so that the final results were 15 articles. The result of this study is that climate change has an impact on the state of dengue hemorrhagic fever (DHF) in Indonesia. Several provinces in Indonesia show the influence of climate characteristics such as humidity, rainfall, and temperature. The incidence of DHF in several Indonesian provinces is more influenced by rainfall and humidity. Rainfall as a variable that cannot be controlled is the main factor affecting temperature and humidity so that breeding factors such as breeding places and hatching of mosquito eggs become more optimal. Therefore, behavior in environmental management to prevent dengue needs to be carried out such as the 3M+ movement which consists of draining the water reservoir, closing the water reservoir, burying used goods, using insecticide-treated mosquito nets, sprinkling abate powder in the water reservoir, using mosquito repellent, hanging dirty clothes, and installation of wire screens on house ventilation.

Model Prediksi Demam Berdarah Dengue Dengan Kondisi Iklim DI Kota Yogyakarta

Jurnal Ekologi Kesehatan, 2016

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that is an issue anualy in Indonesia. Climate is the important role to increase cases of dengue virus transmission in the environment. One of the districts with the highest dengue cases is Kota Yogyakarta. The source data of this study is used secondary data of DBD incidents derived from Health Office in Yogyakarta City and climate data from Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG). The data were taken within eight years period starting from 2004 to 2011. The aim of study was to obtain the predictions model DBD that associated with the climatic conditions in the city of Yogyakarta. Descriptive and analytical study using Minitab 16 statistical and Excel to analyze the data. The analysis showed that the model predicted of dengue incidence in the city of Yogyakarta using three variations of climate predictor of rainfall, the rain and the temperature at the time lag 1 with correlation values 57%-70%, while at the time of lag 2 with a correlation value among 45%-59%. It can be concluded that the result equation can be used as a predictive model of dengue cases for the next one month. Further research is needed to generate the acurate predictive models.

Studi Ekologi Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Faktor Iklim di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Indonesia Tahun 1999-2018

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2021

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan vector-borne disease dengan tingkat prevalensi tertinggi di dunia. Jumlah kasus DBD telah meningkat di sejumlah negara dalam 10 tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor iklim dengan kejadian DBD di Kota Administrasi Jakarta Pusat dalam periode 20 tahun, dari Januari 1999-Desember 2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2PTVZ) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Penelitian ini menggunakan disain studi ekologi dan dianalisis bivariat dengan uji korelasi Spearman. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel curah hujan (Pv=0,0001; r=0,448) dengan lag 2 bulan, suhu udara (Pv=0,0001; r=-0,27) dengan lag 1 bulan, dan kelembaban relatif (Pv=0,0001; r=0,329) dengan lag 2 bulan, secara signifikan berhubungan positif dengan kasus DBD. Kasus DBD secara signifik...

Prevalensi Demam Berdarah Dengue (DBD) Primer

ABSTRAK Infeksi dengue merupakan salah satu infeksi antrhopoda-virus tersering yang disebabkan virus dengue. Infeksi primer oleh satu serotipe virus bisa berupa Dengue fever atau DHF. Namun, bila terinfeksi dengue dengan serotipe berbeda, manifestasinya akan lebih berat dan meningkatkan risiko DHF bahkan DSS. Luasnya spektrum klinis infeksi dengue menegaskan pentingnya pemeriksaan laboratorium terutama pemeriksaan serologis untuk membedakan infeksi dengue primer atau sekunder. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif cross sectional di RS Balimed Denpasar selama bulan Januari-Juni 2014. Diagnosis infeksi dengue dibuat berdasarkan kriteria WHO tahun 2009, dan pemeriksaan serologis Anti dengue IgM&IgG dengan teknik imunokromatografi. Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia. Berdasarkan hasil pemeriksaan serologis pada 454 pasien suspek DBD di Laboratorium Klinik RS Balimed didapatkan hasil seropositif sejumlah 366 (80,61%) berupa IgM (+) se...

Analisis Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Journal of Public Health Education

Introduction: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the endemic diseases in Indonesia and several countries. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is transmitted through mosquito bites from the Aedes genus, especially Aedes Aegypti. Objectives: DHF prevention efforts must be carried out now. What is held by the government is PSN (mosquito nest eradication) which is carried out by 3M plus (draining, closing, and utilizing and recycling used goods). Method: This study uses a descriptive research method that aims to analyze the prevention of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the working area of ​​UPTD Puskesmas Sukmajaya District. Result: The results of the problem identification obtained are the lack of 3M behavior, the habit of hanging clothes in the house, and the lack of behavior in cleaning puddles, such as in dispensers, and water reservoirs behind the refrigerator, bird drinking places, and others. Conclusion: The priority of problem-solving is to provide an active method of activit...

Studi Ekologi Hubungan Iklim Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bogor Tahun 2013-2022

Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia, 2024

Metode: Menggunakan studi ekologi time series dan jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Data iklim diperoleh dari website Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan data kasus DBD diperoleh dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan pada November-Desember 2023. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Korelasi Spearman. Hasil: Kejadian DBD tidak berhubungan dengan variabel suhu yaitu koefisien korelasi (r)-0,097 dan p value 0,297 pada lag 1 bulan. Kejadian DBD berhubungan dengan variabel kelembapan yaitu (r) 0,451 dan p value 0,0001 serta variabel curah hujan yaitu (r) 0,352 dan p value 0,0001 pada lag 1 bulan. Simpulan: Variabel suhu tidak berhubungan sementara kelembapan dan curah hujan berhubungan dengan kejadian DBD, terdapat suhu ekstrem yang menyebabkan produksi telur menurun sehingga potensi penularan DBD rendah serta semakin tinggi kelembapan dan curah hujan menyebabkan produksi nyamuk meningkat sehingga potensi penularan DBD tinggi. Oleh karena itu diperlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat agar kasus DBD dapat mengalami penurunan, di antaranya edukasi masyarakat terus menerus dan pemerintah menyusun kebijakan terkait pengendalian dan pencegahan DBD.

Faktor Iklim dan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Indonesia: Suatu Kajian Literatur

Penyakit Demam Berdarah Dengue masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. pada tahun 2013 di Indonesia, jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus dengan jumlah kematian 871 orang (Incidence Rate/Angka kesakitan= 45,85 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 0,77%). Terjadi peningkatan jumlah kasus pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 90.245 kasus dengan IR 37,27. Lingkungan merupakan salah satu faktor penentu terjadinya penyakit. Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi perubahan iklim secara bermakna. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap pola penyakit infeksi dan akan meningkatkan risiko penularan. Studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor iklim yang berhubungan terhadap kejadian DBD. Pencarian literatur tentang iklim dan DBD di Indonesia menggunakan database Google. Parameter yang menjadi kata kunci adalah "Curah Hujan", "Kecepatan Angin, "Kelembapan", "Suhu Udara", dan "Kejadian DBD". Artikel yang didapat dari kata kunci ini adalah 11 artikel dan yang relevan dengan penelitian tentang iklim dan DBD sebanyak 8 artikel. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan curah hujan, kecepatan angin, kelembaban, dan suhu udara dengan kejadian penyakit DBD. Diperlukan kerjasama antara Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan Dinas Kesehatan dengan tujuan untuk mencegah, memprediksi dan menangani secara tepat Kejadian Luar Biasa DBD di Indonesia.

Dampak Potensial Perubahan Iklim Terhadap Dinamika Penularan Penyakit DBD Di Kota Mataram

BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA, 2019

Mataram City is an endemic area of DHF because cases are always found in 3 consecutive years with the number of cases that fluctuated and tended to increase. DHF is related to climate factors because of vector life, pathogen, behavior and the physiology of the human body is influenced by climate. The impact of climate change on the dynamics of dengue transmission in the city of Mataram is very important to study because it can be used as a basis for knowing the pattern of the occurrence of dengue cases related to temperature, humidity, rainfall and wind speed. This study used a retrospective cohort design from BMKG secondary climate data and dengue cases at the Mataram City Health Office in the last 5 years (2013-2017). Data were analyzed based on monthly and annual patterns assuming normal data distribution to be carried out correlation and regression tests with α = 0.05. The results showed that climatic elements such as: humidity, rainfall, and temperature had a strong enough infl...